Professional Documents
Culture Documents
OKSIDI-REDUKTOMETRI
A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara III Oksidi-Reduktometri adalah:
1. Dapat melakukan titrasi iodometri secara langsung pada sampel
2. Dapat menentukan kadar vitamin C secara langsung pada sampel
B. Tinjauan Pustaka
Tomat memiliki komponen gizi yang cukup lengkap dan kandungan
vitamin A dan C-nya cukup tinggi. Tomat sering digunakan untuk mengatasi
penyakit sariawan, gusi berdarah dan meningkatkan pertahanan tubuh. Tomat
banyak mengandung likopen yang dapat mencegah kanker prostat. Walaupun
memiliki berbagai kelebihan, tomat mudah rusak karena pengaruh mekanis.
Selain itu kandungan air yang tinggi pada tomat dapat memacu aktivitas enzim
dan mikroba. Oleh karena itu diperlukan pengolahan lebih lanjut untuk
meningkatkan daya simpannya. Salah satu alternatifnya adalah mengolahnya
dalam bentuk bubuk (Kamsiati, 2006).
Cabai merah merupakan jenis tanaman hortikultura yang cukup banyak
ditanam di Indonesia yang memiliki nilai ekonomi dan permintaan yang cukup
tinggi. Cabai merah mengandung vitamin C (asam askorbat) dan beta karoten
yang tinggi mengungguli buah-buahan yang sering dikonsumsi masyarakat
seperti pepaya, mangga, nanas dan semangka. Vitamin C pada cabai merah
berfungsi sebagai pemeliharaan membran sel, meningkatkan daya tahan
terhadap infeksi, mempercepat penyembuhan. Vitamin C merupakan vitamin
yang larut dalam air dan esensial untuk biosintesis kolagen. Buah cabai tidak
dapat lama disimpan dalam keadaan segar karena buah cabai merupakan
struktur hidup yang setelah dipanen mudah mengalami perubahan fisik
maupun perubahan kimia misalnya perubahan struktur, perubahan warna, dan
perubahan vitamin C. untuk mengatasi perubahan-perubahan tersebut perlu
dilakukan pengawetan (Oktaviana et al, 2012).
Jeruk mengandung senyawa fitokimia yang disebut hesperidin yang
berfungsi sebagai antioksidan. Jeruk juga sumber pectin yang berfungsi
menurunkan tekanan darah dan termasuk buah rendah serat. Jeruk juga sumber
vitamin C dan folat yang baik (Nurchasanah, 2008). Jeruk sebagai bahan
utama pembuatan sari buah merupakan buah paling popular setelah anggur.
Jeruk dengan kualitas baik umumnya tumbuh di daerah beriklim sub-tropis.
Semua jenis jeruk memiliki kandungan asam askorbat cukup tinggi. Selain itu,
buah ini juga mengandung asam sitrat (Khomsan, 2004)
Buah jambu biji memiliki kandungan vitamin C yang tinggi diantara
berbagai jenis buah dan kandungan vitamin C buah jambu biji merah lebih
tinggi dibandingkan dengan jambu biji putih. Kandungan vitamin C jambu biji
adalah 183.5 mg/100 g buah jambu biji. Kandungan vitamin C jambu biji
meningkat menjelang matangnya buah dan kandungannya 3 kali lipat jeruk
manis yang hanya 50 mg/100 g, sedangkan kandungan vitamin C papaya
hanya 78 mg/100 g dan belimbing 35 mg/100 g. Vitamin C yang tinggi ini
bermanfaat dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat proses
penyembuhan luka. Vitamin C sangat bermanfaat sebagai antioksidan yang
berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Vitamin C berperan dalam
pembentukan kolagen intraseluler tubuh. Kolagen merupakan senyawa protein
yang banyak terdapat pada tulang rawan, kulit dalam, tulang, dentin, dan
endotelium vaskular. Berbagai macam peranan vitamin C diantaranya dalam
pembentukan hormon steroid dan kolesterol, berperan pada sintesis
neurotransmitter menjadi norefinefrin yang penting bagi fungsi otak, untuk
sintesis karnitin yang berfungsi dalam transport lemak ke mitokondria untuk
dikonversi menjadi energi, dan sebagai antioksidan (Agustinus, 2009).
Pohon sirsak dapat berbuah sepanjang tahun. Ciri buah sirsak yang
sudah masak, yaitu jika ditekan empuk dan lunak. Jika dikupas dari kulitnya
yang berwarna hijau, daging buahnya berwarna putih dan bijinya banyak serta
berwarna hitam. Buah ini memiliki cita rasa asam, manis, dan segar. Rasanya
yang segar juga dilengkapi dengan kandungan gizinya yang unggul
(Nurchasanah, 2008).
Pada titrasi iodimetri digunakan larutan iodin sebagai larutan titer.
Larutan iodin sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam kalium iodida
pekat (Masitoh, 2014). Dalam proses-proses analitis, iodin dipergunakan
sebagai sebuah agen pengoksidasi (iodimetri), dan ion iodide dipergunakan
sebagai sebuah agen pereduksi (iodometri). Dapat dikatan bahwa hanya
sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi
langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan
iodimetrik adalah sedikit. Namun demikian, banyak agen pengoksidasi yang
cukup kuat untuk bereaksi secara lengkap dengan ion iodide, dan aplikasi dari
proses iodometrik cukup banyak (Day dan Underwood, 2002).
Amilum merupakan indikator redoks khusus yang digunakan sebagai
petunjuk telah terjadi titik ekuivalen pada titrasi iodometri. Hal ini disebabkan
warna biru gelap dari kompleks iodin-amilum merupakan warna yang spesifik
untuk titrasi iodometri (Pursitasari, 2014) dan bertindak sebagai suatu tes yang
amat sensitif untuk iodine (Day dan Underwood, 2002).
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam
dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan
Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam
pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu
memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis normal
Vitamin C 60 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan
sayuran segar (Pratama et al, 2007). Kekurangan vitamin C dapat
menyebabkan melemahnya dinding kapiler darah sehingga mempermudah
pedarahan, mengakibatkan perubahan susunan tulang dan tulang muda
(kartilase), gusi berdarah, dan gigi (Sinaga, 2011).
Beberapa sifat vitamin C antara lain, vitamin C merupakan vitamin
yang paling mudah rusak; vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut
dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator, serta oleh katalis
tembaga dan besi; serta vitamin C mudah larut dalam air dan akan mudah
rusak dengan pemanasan yang terlalu lama. Berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi kadar vitamin C dalam makanan antara lain, bahan makanan
yang disimpan terlalu lama; bahan makanan yang dijemur dengan cahaya
matahari; dan pemanasan yang terlalu lama (Sinaga, 2011).
Reduksioksidasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu
oksidator ke reduktor. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau
reaksi terjadinya penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi
adalah pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi.
Jadi, reaksi redoks adalah reaksi penerimaan elektron dan pelepasan elektron
atau reaksi penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi (Sinaga, 2011).
Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodin
sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih
rendah dari sistem iodin-iodida di mana yang digunakan sebagai indikator
adalah larutan kanji. Iodimetri digunakan untuk analisis kuantitatif senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih kecil daripada sistem
iodium-iodida atau dengan kata lain digunakan untuk senyawa-senyawa yang
bersifat reduktor yang cukup kuat seperti vitamin C. Titrasi dilakukan dalam
suasana netral sedikit asam (pH 5-8) (Masitoh, 2014).
Analisis titimetri yang melibatkan iodin dibedakan menjadi dua yaitu
titrasi iodometri langsung dan titrasi iodometri tidak langsung. Titrasi
iodometri langsung merupakan titrasi terhadap larutan analit dengan larutan
iodine sebagai larutan standar (titran) menggunakan indicator amilum. Oleh
karena itu titrasi iodometri langsung disebut titrasi iodimetri. Sedangkan
Iodometri tidak langsung merupakan titrasi terhadap larutan analit dengan
larutan natrium tiosulfat sebagai larutan standar (titran) menggunakan
indicator amilum titrasi iodometri tidak langsung disebut juga titrasi iodometri
(Pursitasari, 2014).
Titrasi iodimetri harus dilakukan dengan lambat agar I2 sempurna
bereaksi dengan analit, jika titrasi cepat maka I2 tidak bereaksi sempurna
dengan analit sehingga titik akhir lebih cepat tercapai dan hasilnya tidak
akurat. Titik ekuivalen dalam titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan
menjadi ungu kehitaman, yang menandakan bahwa vitamin C telah habis
bereaksi dengan iodin, dan kemudian iodin bereaksi dengan larutan kanji
sehingga menghasilkan warna ungu kehitaman atau biru gelap
(Masitoh, 2014).
Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi
yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian
ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji.
Kadar vitamin C dalam larutan dapat diukur menggunakan titrasi redoks
iodimetri, dengan menggunakan larutan indikator kanji (starch) yaitu dengan
menambahkan sedikit demi sedikit larutan iodin (I2) yang diketahui
molaritasnya sampai mencapai titik keseimbangan yang ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi biru pekat. Pengukuran kadar Vitamin C
dengan reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodin (I2) sebagai titran dan
larutan kanji sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelah semua Vitamin C
bereaksi dengan Iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh kanji yang
menjadikan larutan berwarna biru gelap. Reaksi Vitamin C dengan iodin
adalah sebagai berikut :
C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2I- + 2H+ (Pratama et al, 2007).
C. Metodologi
1. Alat
a. Beker glass
b. Buret
c. Erlenmeyer
d. Labu takar
e. Mortar
f. Neraca analitik
g. Pipet tetes
h. Pipet volumetri
i. Statif
2. Bahan
a. Aquades
b. Buah-buahan (tomat, cabai, dan jeruk)
c. Indikator amilum 1%
d. Iodium 0,01 N
e. Minuman kemasan (Buavita jambu, Buavita kelapa muda, dan ABC
jambu)
f. Vitamin tablet (Xonce dan Vitacimin)
3. Cara Kerja
a. Penetapan kadar vitamin C dengan sampel buah.
Sampel buah
Penimbangan20 gram
1 ml amilum Penambahan
Tablet
Penimbangan0,2 gram
1 ml amilum Penambahan
Minuman
kemasan
E. Kesimpulan
Dari hasil percobaan Acara III Oksidi-Reduktometri, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Titrasi iodometri merupakan titrasi untuk menentukan kadar vitamin C
pada satu sampel dengan mereaksikan sampel dan larutan standar. Metode
titrasi iodometri merupakan titrasi suatu sampel dengan larutan titran
berupa iodin.
2. Dari hasil percobaan, rata-rata kadar vitamin C pada sampel tomat, cabai,
dan jeruk adalah 0,0506 %, 0,1463 %, dan 0,055 %. Kadar vitamin C
tertinggi adalah cabai sementara kadar vitamin C terendah adalah tomat.
3. Rata-rata kadar vitamin C pada sampel tablet Xonce yaitu 59,62% dan
Vitacimin 60,5%. Kadar vitamin C Vitacimin lebih besar dari Xonce.
4. Rata-rata kadar vitamin C pada sampel minuman kemasan Buavita rasa
sirsak, Buavita rasa kelapa muda, dan ABC Jambu adalah 0,044%;
0,0128%; dan 0,1935%. Kadar vitamin C tertinggi adalah ABC Jambu
sementara kadar vitamin C terendah adalah Buavita rasa kelapa muda.
DAFTAR PUSTAKA