Professional Documents
Culture Documents
1. Orang china dating pada abad ke-5 dan sudah mengadakan hubungan dagang ke pulau
jawa
2. Pada masa kerajaan kerajaan, banyak pedagang china yang tinggal di Indonesia di
daerah pesisir dan bahkan banyak juga yang menikah dengan penduduk jawa.
3. Pada masa VOC banyak juga orang china yang dating ke jawa
4. VOC sengaja mendatangkan orang china Karena untuk mendukung ekonomi
5. Tidak semua orang china yang dating adalah orang kaya, diantara mereka ada golongan
orang miskin
Orang-orang Cina sudah mengadakan hubungan dagang ke Jawa dan jumlahnya pun semakin
banyak. Pada masa perkembangan kerajaankerajaan Hindu-Buddha dan Islam banyak pedagang
Cina yang tinggal di daerah pesisir, bahkan tidak sedikit yang menikah dengan penduduk Jawa.
Begitu juga pada masa pemerintahan VOC di Batavia, banyak orang Cina yang datang ke Jawa.
VOC memang sengaja mendatangkan orang-orang Cina dari Tiongkok dalam rangka mendukung
kemajuan perekonomian di Jawa. Orang-orang Cina yang datang ke Jawa tidak semua yang
memiliki modal. Banyak di antara mereka termasuk golongan miskin. Mereka kemudian menjadi
pengemis bahkan ada yang menjadi pencuri. Sudah barang tentu hal ini sangat mengganggu
kenyamanan dan keamanan Kota Batavia.
Apabila tidak memiliki surat izin, maka akan ditangkap dan dibuang ke Sailon (Sri Langka)
untuk dipekerjakan di kebun-kebun pala milik VOC atau akan dikembalikan ke Cina. Mereka
diberi waktu enam bulan untuk mendapatkan surat izin tersebut. Biaya untuk mendapatkan surat
izin itu yang resmi dua ringgit (Rds.2,-) per orang.
Tetapi dalam pelaksanaannya untuk mendapatkan surat izin terjadi penyelewengan dengan
membayar lebih mahal, tidak hanya dua ringgit. Akibatnya banyak yang tidak mampu memiliki
surat izin tersebut. VOC bertindak tegas, orang-orang Cina yang tidak memiliki surat izin
bermukim ditangkapi. Tetapi mereka banyak yang dapat melarikan diri keluar kota. Mereka
kemudian membentuk gerombolan yang mengacaukan keberadaan VOC di Batavia.
Pada suatu ketika tahun 1740 terjadi kebakaran di Batavia. VOC menafsirkan peristiwa ini
sebagai gerakan orang-orang Cina yang akan melakukan pemberontakan. Oleh karena itu, para
serdadu VOC mulai beraksi dengan melakukan sweeping memasuki rumah-rumah orang Cina
dan kemudian melakukan pembunuhan terhadap orang-orang Cina yang ditemukan di setiap
rumah.
Sementara yang berhasil meloloskan diri dan melakukan pembrontakan di berbagai daerah,
misalnya di Jawa Tengah. Salah satu tokohnya yang terkenal adalah Oey Panko atau kemudian
dikenal dengan sebutan Khe Panjang, kemudian di Jawa menjadi Ki Sapanjang. Nama ini
dikaitkan dengan perannya dalam memimpin perlawanan di sepanjang pesisir Jawa.
Perlawanan dan kekacauan yang dilakukan orang-orang Cina itu kemudian meluas di berbagai
tempat terutama di daerah pesisir Jawa. Perlawanan orang-orang Cina ini mendapat bantuan dan
dukungan dari para bupati di pesisir. Bahkan yang menarik atas desakan para pangeran, Raja
Pakubuwana II juga ikut mendukung pemberontakan orang-orang Cina tersebut.
Pada tahun 1741 benteng VOC di Kartasura dapat diserang sehingga jatuh banyak korban. VOC
segera meningkatkan kekuatan tentara maupun persenjataan sehingga pemberontakan orang-
orang Cina satu demi satu dapat dipadamkan. Pada kondisi yang demikian ini Pakubuwana II
mulai bimbang dan akhirnya melakukan perundingan damai dengan VOC
http://siuntul.blogspot.co.id/2017/09/orang-orang-cina-berontak-awal-mula.html