You are on page 1of 8

ACARA I

A. JUDUL

Pengenalan Instrumen Ilmu Ukur Tanah

B. LATAR BELAKANG

Dalam pembuatan peta atau yang disebut dengan yang


dikenal dengan istilah pemetaan dapat dicapai dengan
melakukan pengukuran-pengukuran di permukaan bumi yang
bentuknya tidak beraturan. Pengukuran-pengukuran dibagi
dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapatkan
hubungan titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi
(pengukuran kerangka horizontal) dan pengukuran-pengukuran
tegak untuk mendapatkan hubungan tegak antara titik-titik
yang diukur (pengukuran kerangka dasar vertikal) dan
pengukuran titik-titik detail.

Dalam melakukan pengukuran terhadap suatu wilayah ada


beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu metode pengukuran
dan alat yang digunakan untuk pengukuran alat-alat yang
biasanya digunakan dalam pengukuran yaitu theodolite,
waterpass, kompas, dan lain-lain. Berdasarkan pemaparan di
atas, maka perlu dilakukan praktikum pengenalan alat yang
digunakan dalam mengambil data untuk mengetahui
penggunaan alat-alat tersebut. Kemudian, sebelum
menggunakan alat-alat tersebut perlu untuk memahami bagian-
bagian dan fungsi alat-alat survey serta metode penggunaannya.

C. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengenali dan menyebutkan bagian-bagian
instrumen dalam ilmu ukur tanah.

D. ALAT DAN BAHAN

1. Pita ukur (meteran)

2. Abney level

3. Yallon

4. Kompas geologi

5. Statif (kaki tiga)

6. Waterpass (penyipatdatar)

7. Baak ukur / Rambu ukur

8. Total Station

9. GPS2

E. DASAR TEORI

Ilmu ukur tanah atau juga disebut dengan ilmu ukur wilayah
merupakan ilmu seni dan teknologi untuk menyajikan bentuk
permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia
pada bidang yang dianggap datar dan merupakan bagian dari
ilmu geodesi, ilmu ukur yang berusaha memindahkan keadaan
permukaan bumi yang tidak beraturan dan yang melengkung ke
peta yang bidangnya datar (Putron 2015)

Untuk memindahkan permukaan bumi ke dalam bidang datar


perlu adanya pengukuran-pengukuran permukaan bumi dalam
arah mendatar dan tegak guna mendapatkan hubungan
mendatar dan tegak dari titik-titik yang diukur.

Pengukuran wilayah terdiri dari 2 pengukuran, yaitu :

1. Pengukuran geodesi (geodetic survey), yaitu pengukuran


dengan mempertimbangkan bentuk bumi yang mendekati
ellipsoida sehingga mempertimbangkan bentuk lengkung
bumi.

2. Pengukuran tanah dasar (planr survey), yaitu pengukuran


tanpa mempertimbangkan bentuk bumi, dianggap datar
(horizontal) biasanya pada tanah yang tidak terlalu luas
(<55km).

Berdasarkan modelnya, alat ukur tanah bisa dikelompokkan


menjadi tiga macam yaitu alat ukur sederhana, alat ukur optik,
dan alat ukur elektronik

1. Alat Ukur Sederhana

Disebut alat ukur sederhana karena bentuk alat ini


didesain secara sederhana. Penggunaannya pun sangat
simple dan hanya bisa dipakai untuk mengukur satu macam
ukuran saja. Beberapa alat yang termasuk di dalam kategori
ini adalah pita ukur dan klinometer.

2. Alat Ukur Optik

Sesuai namanya, alat ukur ini dilengkapi dengan suatu


perlengkapan optik sehingga memungkinkan hasil
pengukurannya lebih detail daripada alat ukur sederhana.
Alat ini juga biasanya merupakan suatu kesatuan peralatan
jadi bisa dipakai untuk menentukan lebih dari satu ukuran.
Alat ukur ini juga disebut Tacheometer. Contoh-contoh alat
ukur optik adalah Theodolith dan Waterpass

3. Alat Ukur Elektronik

Alat ukur elektronik berkerja dengan memanfaatkan


produk elektronik berupa gelombang infra merah.
Pengukuran gelombang ini diukur mulai dari jarak pulang
pergi yang hampir sama dengan kecepatan cahaya. Sebagian
dari gelombang yang diterima prisma reflektor akan
dikembalikan ke ke objek pesawat penerima, kemudian
difokuskan lagi atas suatu foto dioda. Contohnya Total
Station.

Petunjuk perlakuan umum dalam penggunaan alat sebelum


melakukan kegiatan pengukuran di lapangan harus betul-betul
dipahami. Hal ini perlu dicermati untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kerusakan pada alat atau kurang
akuratnya hasil pengukuran. Hal-hal yang belum tercantum dalam
petunjuk ini harap ditanyakan kepada asisten/instruktur/laboran.
Sebaiknya praktikan tidak mengambil keputusan sendiri terhadap
sesuatu hal yang tidak ada petunjuknya. Bab I ini akan selalu
terkait dengan bab-bab berikutnya untuk itu mohon selalu
diperhatikan untuk bab-bab berikutnya. Beberapa hal umum yang
harus diperhatikan adalah:

- Sebelum peralatan di bawa ke lapangan sebaiknya alat


diteliti terlebih dahulu apakah dalam keadaan baik, jika ada
kelainan atau kerusakan segera melapor ke asisten / laboran.

- Dalam mengambil/mengeluarkan alat dari wadahnya harus


diperhatikan betul posisi bagian alat sehingga dalam pengembalian
alat pada wadahnya akan lebih mudah dan sesuai aturan sehingga
tidak merusak alat.

- Cara membawa alat harus benar, alat optis seperti waterpas atau
teodolit dibawa dengan cara menopang bagian bawah dan semua
kunci alat yang ada (termasuk kunci kompas) harus dalam keadaan
terkunci. Jika bagian atas yang dipegang/dijinjing maka akan
terjadi kerusakan pada sumbu vertikal. Membawa alat dari
laboratorium ke lapangan dengan jarak yang cukup jauh, dibawa
dengan terlebih dahulu memasukkan alat tersebut ke dalam
wadah/tempatnya. Untuk jarak yang dekat diperkenankan untuk
dibawa dengan cara menopang bagian bawahnya.

- Pemasangan alat optis pada statif/kaki tiga harus benar, untuk


memasang alat agar stabil, maka alat harus cukup kuat, tetapi
jangan terlalu kuat, karena dapat menyebabkan rusaknya penahan
baut pada statif dan sulit untuk membukanya kembali. Alat baru
diletakan pada statif jika statif sudah benar-benar stabil dan
permukaannya horizontal.

- Dalam pengerjaan ukur tanah faktor waktu memegang peranan


penting. Sebaiknya pekerjaan dilakukan sepagi mungkin, hal ini
berarti bahwa udara belum panas. Panas udara dapat
menyebabkan bidang pemandangan bergoyang-goyang karena
undulasi udara sehingga sukar membidik dengan 5tepat. Jika
terjadi undulasi hendaknya pengamatan dihentikan dan dilanjutkan
bila matahari telah bergeser ke arah barat (sore hari).

a. Pita ukur
Ada berbagai jenis pita ukur, ada yang terbuat dari baja,
tembaga, kain dan lain-lain. Termasuk ukurannya juga bervariasi
dari yang 30 meter, 50 meter, dan lebih panjang lagi.

b. Yalon

Memasang yalon harus ditancapkan dengan kuat dan hati-


hati. Tidak boleh menjadi bengkok dan patah. Karena itu
penancapan yalon haru dipegang bawah dekat bagian runcing.
Yalon tidak boleh tumbang, terbanting atau digunakan untuk
keperluan yang tidak semestinya.

c. Abney level

Abney level untuk menentukkan sudut arah vertikal, yang


pada akhirnya dapat difungsikan untuk menentukan kemiringan
lereng suatu lokasi dan juga beda tinggi antara dua titik lokasi.
Alat ini terdiri dari 3 komponen utama yaitu teropong pembidik,
nivo tabung dan skala vernier (skala geser) yang berfungsi
mengetahui besarnya sudut vertical.

d. Unting-unting

Unting-unting (bandul) harus dipasang dengan tali yang


diikat dengan simpul hidup agar tinggi rendahnya mudah diubah
sesuai dengan tinggi instrumen (alat).

e. Statif

Memasang statif harus benar-benar kuat tertancap pada


tanah. Hindari memasang statif di aspal atau beton, jika
terpasang ketiga kakinya hendaknya diikat satu sama lain untuk
menghindari agar tidak bergeser, dimana pergeseran kaki statif
menyebabkan alat terjatuh dari statif. Pastikan bahwa statif
terpasang relatif datar.

f. Baak ukur/rambu ukur/staf7

Mendirikan rambu dilakukan dengan mendirikan secara


vertikal dan dibaca dengan teropong. Tanpa dibantu corat-coret
tambahan untuk memperjelas pembacaan. Tidak dibenarkan
menggunakan rambu untuk memikul, tempat duduk, melompat
atau tindakan lain yang tidak sesuai dengan fungsi rambu.
Jangan sekali-kali meninggalkan rambu tanpa dipegangi oleh
seseorang. Hal itu dapat menyebabkan baak ukur terjatuh dan
patah.

g. Waterpas

Waterpas merupakan alat penyipat datar, alat ini digunakan


untuk menentukan beda tinggi. Waterpas pada prinsipnya
menggunakan prinsip kedataran horizontal. Waterpas selain
dapat mengukur beda tinggi juga dapat digunakan untuk
mengukur jarak dan sudut arah horizontal, perlu diingat bahwa
waterpas tidak dapat digunakan untuk mengukur sudut vertikal.

h. Teodolit

Teodolit merupakan alat ukur tanah yang bersifat optis. Ada


berbagai macam tipe dari teodolit tetapi pada dasarnya alat ini
mempunyai tiga bagian utama yaitu bagian bawah yang tidak
dapat bergerak dengan pelat dasar berkaki tiga, bagian atas
yang bisa bergerak dan teropong.

F. CARA KERJA
1. Memperhatikan materi yang disampaikan mengenai bagian-
bagian instrumen alat ukur tanah yang diperkenalkan satu-
persatu.

2. Memperhatikan instrumen alat ukur tanah satu-persatu untuk


mengenal lebih dalam.

3. Menggambar instrumen dalam ilmu ukur tanah beserta


deskripsi fungsi bagian-bagiannya.

G. HASIL PRAKTIKUM

Gambar instrumen ilmu ukur tanah beserta fungsi atau


keterangan bagian-bagiannya8

You might also like