You are on page 1of 40

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGGANTIAN ZINC ANODE PADA KAPAL KM. LABOBAR

Disusun Oleh :
Nama : Candra Permana Putra
NPM : 05.2014.1.01084

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2017
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia memiliki lebih dari 250 juta penduduk yang tersebar
dalam 34 propinsi. Jumlah penduduk sebanyak itu merupakan sumber potensial
untuk mencari SDM yang handal dan mempunyai kemampuan bersaing dalam
berbagai bidang. Negara Indonesia juga merupakan Negara Archipelago
(kepulauan) yang sebagian dari luas kawasannya adalah lautan. Selain eksplorasi
hasil laut kita bisa pula mengembangkan usaha dalam bidang kelautan lainnya
seperti bidang transportasi laut, pertahanan laut dan pariwisata laut. Pada
implementasinya masih ditemui banyak kekurangan yang membutuhkan
perhatian dari berbagai bidang, khususnya pemerintah dan swasta.
Dalam bidang transportasi laut keberadaan kapal sangatlah penting karena
kapal menjadi alat utama untuk distribusi logistik skala besar yang efektif dan
murah karena memiliki kapasitas angkut yang sangat besar. Sebagian besar
wilayah Indonesia kapal juga merupakan alat transportasi utama antar pulau atau
angkutan sungai. Selain itu sektor pariwisata juga mendapat bantuan besar dari
dunia perkapalan untuk wisatawan lokal hingga wisata kapal pesiar (Cruise Ship).
Industri perkapalan di Indonesia sangat vital dan prospektif karena
merupakan perlintasan pelayaran internasional. Kapasitas galangan di indonesia
masih kurang sebanding dibandingkan jumlah kapal yang membutuhkan reparasi
sehingga sering terjadi kapal sandar beberapa hari untuk mengantri atau
menunggu giliran untuk reparasi.
Untuk memproduksi dan mereparasi kapal yang memiliki kualitas yang baik
diperlukan tenaga ahli dan tenaga teknik yang profesional serta handal di
bidangnya. Partisipasi dari pemerintah dan dinas pendidikan dalam hal ini
perguruan tinggi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya
manusia yang berkompeten. Maka dari itu sebagai langkah awal untuk
mewujudkan harapan tersebut Jurusan Teknik Perkapalan Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya (ITATS) menyelenggarakan Kerja Praktek bagi mahasiswa

2
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

selama sekitar 1 bulan. Bertujuan untuk mengembangkan daya saingnya untuk


mendidik dan menghasilkan tenaga ahli dan tenaga teknik professional.
Dalam kesempatan yang berharga ini kami diberikan kesempatan untuk
melakukan kerja praktek di PT. PAL Indonesia (Persero) yang merupakan salah
satu perusahaan besar milik negara dan bergerak di bidang perkapalan.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dilakukannya Kerja Praktek di PT. PAL Indonesia (Persero) adalah


sebagai berikut :
1. Memenuhi salah satu syarat mata kuliah yang ada di jurusan Teknik Perkapalan
ITATS.
2. Menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi perkapalan yang diterapkan dalam
perusahaan.
3. Mengetahui fasilitas-fasilitas serta lokasi kerja di Departemen PPCHAR di
Divisi Harkan di PT. PAL Indonesia (Persero).
4. Untuk mengetahui proses reparasi dan perawatan kapal.
5. Memahami kondisi kerja di lapangan serta aplikasi teori yang didapat dari kuliah
di Jurusan Teknik Perkapalan ITATS Surabaya.
6. Mendapatkan pengalaman secara langsung terhadap kondisi nyata di lapangan
sesuai dengan bidang ilmu Teknik Perkapalan.

1.3 Waktu Praktek Kerja

Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2017 sampai dengan 02 Juni
2017 di Divisi Harkan PT. PAL Indonesia (Persero) Surabaya yang berlokasi di
Jl. Ujung Surabaya, Jawa Timur.

1.4 Rumusan Masalah

3
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Berdasarkan pengamatan saat kerja praktek dilakukan, permasalahan yang akan


dikaji dan dicari jawabannya adalah :
1. Bagaimana proses pelepasan dan pemasangan zinc anode?
2. Prosedur penggantian dan pemasangan zinc anode?

1.5 Ruang Lingkup


Kerja praktek ini mempelajari dan mengamati permasalahan yang ada dalam
ruang lingkup PT. PAL Indonesia (Persero) Divisi Harkan khusus nya Departemen
PPCHAR

1.6 Batasan Masalah

Laporan kerja praktek ini membahas tentang pelepasan dan pemasangan zinc
anode, yang di batasi pada :
1. Ketentuan pelepasan dan pemasangan zinc anode yang harus diganti.
2. Kelebihan dan kekurangan memasang zinc anode.
3. Pengaplikasian zinc anode pada kapal.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada
Laporan Kerja Praktek ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan
sistematika penyampaian sebagai berikut :

4
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Bab I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan kerja praktek, waktu kerja praktek,
rumusan masalah, ruang lingkup dan batasan masalah serta
sistematika penulisan laporan.
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang
berkaitan dengan penyusunan laporan kerja praktek.
Bab III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini Berisi tentang sejarah singkat PT. PAL Indonesia (Persero),
visi dan misi, struktur organisasi.
Bab IV : PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAAN
Berisi tentang Cara Pengumpulan data, jenis sumber data, teknik
analisis data.
Bab V : ANALISIS PERMASALAHAN
Berisi tentang analisis penggantian dan pemasangan zinc anode
Bab VI : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan Saran.
Daftar Pustaka
Lampiran lampiran

5
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar


Kapal-kapal modern yang mengutamakan kekuatan fisik, daya angkut
beban besar, dan kecepatan tinggi, menggunakan baja di sebagian besar konstruksi
fisik dan permesinannya.
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi. Proses korosi
dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika besi bersinggungan dengan oksigen atau
bersinggungan dengan logam lain dalam lingkungan air akan terjadi sel
elektrokimia di mana logam yang memiliki Ered lebih cepat sebagai anode dan
Ered yang lebih besar sebagai katode. Logam atau unsur yang berfungsi sebagai
anode, karena mengalami reaksi oksidasi, berarti yang mengalami korosi. Besi di
udara akan berkarat, besi yang dilapisi seng, maka sengnya yang berkorosi
sedangkan besi yang dilapisi timah putih, maka besinya yang mengalami korosi.
Besi berada di udara Potensial reduksi dari Fe dan O2:
Fe2+(s) + 2 e > Fe(s) Ered = 0,44 volt
O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e > 2 H2O(l) Ered = +1,23 volt
Karena Ered Fe < Ered O2, maka Fe sebagai anode dan mengalami korosi. Untuk
menurunkan laju korosi yang tinggi, maka baja harus mendapat perlindungan yang
baik. Perlindungan didapat melalui pelapisan permukaan baja menggunakan cat
anti korosi, dan perlindungan bagian-bagian yang penting menggunakan logam-
logam yang lebih reaktif sebagai anoda. Logam yang baik sebagai pelindung harus
mempunyai E lebih kecil dari E logam yang dilindungi. Sebab bila terjadi goresan
pada logam yang dilapisi, maka logam pelindung akan menjadi anode pada sel
volta mini yang terjadi, sehingga logam yang dilindungi tidak akan teroksidasi
selama logam pelindung masih ada.

6
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Untuk perlindungan agar barang-barang yang terbuat dari besi tidak cepat rusak,
maka besi (E = 0,44 volt) lebih baik dilapis dengan seng (E = 0,76 volt)
daripada dilapis dengan timah (E = 0,14 volt).
1. Besi yang dilapis seng
Apabila terjadi goresan atau lapisan mengelupas, kedua logam akan muncul di
permukaan. Adanya uap air, gas CO2 di udara dan partikel-partikel lain, terjadilah
sel volta mini dengan Zn sebagai anodenya dan Fe sebagai katodenya. Zn akan
teroksidasi terlebih dahulu karena harga E-nya lebih kecil daripada Fe, sehingga
korosi elektrolitik (reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam) tidak terjadi.
Reaksi yang terjadi:
Anode (): Zn(s) > Zn2+(aq) + 2 e
Katode (+): 2 H2O(l) + 2 e > H2(g) + 2 OH(l)
2. Besi yang dilapis timah
Apabila terjadi goresan atau lapisan mengelupas kedua logam akan muncul di
permukaan. Adanya uap air, gas CO2 di udara dan partikel-partikel lain terjadilah
sel volta mini. Di sini Fe akan bertindak sebagai anode karena E0 Fe lebih kecil
daripada E Sn, hingga Fe akan teroksidasi lebih dulu. Di sini akan terjadi proses
korosi elektrolitik. Oleh karena itu, pelat besi yang dilapisi timah akan cepat
berlubang-lubang daripada besi Galvani. Hanya dari segi keindahan, besi yang
dilapisi dengan NiCr dan Sn tampak lebih bagus daripada besi yang dilapisi
Zn.Reaksi yang terjadi:
Anode () : Fe(s) > Fe2+(aq) + 2 e
Katode (+) : 2 H2O(l) + 2 e > H2(g) + 2 OH(l)

2.1.1 Pengertian Zinc Anode


Anode adalah zinc (timah), aluminium, atau magnesium yang digunakan
untuk melindungi besi terhadap corrosion atau karat. Anode dapat bekerja karena
zinc, aluminium, dan magnesium sifatnya lebih aktif terhadap korosi dibanding besi
sehingga jika dipasang berdekatan dengan susunan berdasarkan perhitungan yang
benar, maka karat akan cendedrung menuju ke anode terlebih dahulu. Karena

7
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

sifatnya yang termakan, maka setelah periode waktu tertentu anode harus diganti
untuk memastikan perlindungan yang maksimal.
Daya kerja Zinc anode akan meningkat secara alami sampai pada tahapan
yang paling maksimal untuk melindungi lambung kapal dari korosi yang
disebabkan oleh tingginya kandungan salinitas air laut yang terdapat pada perairan
laut. Zinc anode memiliki kapasitas yang rendah maka, elektron-elektron yang
terdapat dalam Zinc anode tersebut dengan mudah terlepas dan menempel pada
bagian bottom atau sides shell kapal dalam jumlah yang cukup besar.

2.1.2 Bahan Bahan Anoda


Ada tiga logam utama yang sering digunakan sebagai anoda seperti
galvanik, magnesium, aluminium dan seng. Logam-logam ini Mereka semua
tersedia dalam bentuk batangan, piringan, atau lembaran. Masing-masing jenis
anoda memiliki kelebihan dan kekurangan.
Magnesium memiliki potensial elektroda standar yang paling negatif dari
tiga jenis anoda, dan lebih cocok untuk daerah di mana zat elektrolit (tanah atau air)
memiliki resistivitas yang lebih tinggi. Elektroda ini biasanya digunakan untuk pipa
dalam tanah dan struktur baja ditanam lainnya, meskipun juga digunakan pada
kapal di air tawar dan di pemanas air.
Seng dan aluminium umumnya digunakan dalam air garam, di mana
resistansi larutan umumnya memiliki nilai yang lebih rendah. Seng dan aluminium
digunakan untuk anoda lambung kapal dan perahu, pipa lepas pantai, sistem
pendingin mesin kelautan, pada baling-baling perahu kecil dan kemudi kapal, dan
untuk permukaan internal tangki penyimpanan. Zinc anoda berbentuk lempengan
lempengan logam yang non fero. Jenis-jenis Zinc anoda ada 3 macam:
- Zinc anoda berbentuk kaki dua
- Zinc anoda berbentuk kaki empat
- Zinc anoda berbentuk kaki enam
Zinc dianggap sebagai bahan yang dapat diandalkan, tetapi tidak cocok
untuk digunakan pada suhu yang lebih tinggi, karena cenderung untuk pasif

8
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

(tegangan elektroda standar menjadi kurang negatif); jika hal ini terjadi, arus listrik
mungkin berhenti mengalir dan anoda berhenti bekerja.
Aluminium memiliki beberapa keunggulan, seperti bobot yang lebih ringan,
dan kapasitas elektron yang jauh lebih tinggi dari seng. Namun, perilaku
elektrokimia aluminium yang cenderung sangat mudah teroksidasi (tak seperti
halnya seng), dan akan pasif pada konsentrasi ion klorida di bawah 1.446 ppm (1
ppm = 1 part per million / 1 per 1 juta). Oleh karena itu, penggunaan aluminium
sebagai anoda korban hanya dilakukan pada bagian-bagian tertentu dari struktur
suatu kapal.
Secara volume, zinc lebih banyak digunakan sebagai anoda dibanding
aluminium. Ini disebabkan moderatnya sifat-sifat zinc, dan laju oksidasi yang lebih
rendah dibanding logam aluminium.

2.1.3 Alasan Digunakannya Zinc Anode


Kapal-kapal yang terbuat dari baja, tak terhindarkan, haruslah menggunakan
zinc anode), jika pemiliknya menginginkan umur lapisan baja yang panjang, dan
biaya perawatan yang rendah. Kapal-kapal barang, kapal tanker, kapal penumpang,
kapal-kapal untuk kegunaan khusus, dan kapal-kapal perang, haruslah
menggunakan anoda zinc (zinc anode) sebagai anoda pelindung baja dari bagian-
bagian penting dari kapal.
Dari segi nilai ekonomi, biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan zinc
anode sebagai anoda korban pada ribuan kapal nasional bukanlah suatu nilai yang
kecil. Dari beberapa sumber data, dapat diperkirakan pengeluaran untuk zinc anode
bisa mencapai trilyunan per tahunnya.
Penggunaan Zinc Anode Pada Kapal Perang
Seperti halnya kapal niaga yang terbuat dari baja, kapal-kapal perang juga
dilindungi oleh zinc anode. Ada ratusan kapal perang Indonesia yang menggunakan
zinc anode dalam struktur mereka. Sebagai bagian dari alutsista, penggunaan zinc
anode yang hingga saat ini masih berasal dari impor tentu memiliki kerawanan,
ditinjau dari segi kemandirian pertahanan nasional. Dengan embargo zinc anode

9
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

saja, dapat dipastikan kapal-kapal perang nasional menjadi tak layak untuk berlayar
dan menjaga kedaulatan perairan nasional.
Potensi Industri Pembuatan Zinc Anode Dalam Negeri
Sebagai negara maritim dengan luasan laut yang mencapai 2/3 dari luas
negara, maka kebutuhan akan anoda zinc (zinc anode) dalam industri pelayaran
nasional sangatlah tinggi. Tak hanya untuk kebutuhan komersial, industri
pertahanan juga sangat membutuhkan logam ini. Banyaknya ketersediaan batuan
mineral zinc di hampir setiap wilayah Indonesia mestinya menjadi peluang
tumbuhnya industri yang memproduksi logam zinc, dimana salah satunya berguna
sebagai zinc anode. Dan juga, dalam rangka kemandirian alutsista, perlu dipikir
bagaimana kebutuhan akan zinc anoda dalam kapal-kapal perang TNI diproduksi
di dalam negeri.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Karakteristik Zinc Anode
Zinc Anode dapat juga berfungsi untuk mengurangi termakanya plat pada
lambung kapal, dikarenakan adanya proses elektrolisasi. Elektrolisasi adalah Kulit
badan kapal berfungsi sebagai katoda, zinc anoda, sedang kan air laut adalah
elektrolit. Dengan ada nya proses tersebut maka akan terjadi aliran listrik sehingga
ion ion ini juga berfungsi sebagai penghambat timbulnya pengkaratan pada
lambung kapal apabila dalam proses perjalanan dalam sistem proteksi ionisasi.
Metode anoda korban adalah metode dengan menghubungkan benda kerja dengan
logam lain yang memiliki potensial reduksi yang lebih kecil (anoda). Hal ini akan
menyebabkan terjadinya suatu sel galvanik dan menjadikan benda kerja sebagai
suatu katoda. Keuntungan- keuntungan dilakukannya anoda korban ini adalah:
- tidak diperlukan adanya sumber energi
- mudah untuk dilakukan (ongkos pemasangan murah)
- kemungkinan terjadinya interferensi katodik pada struktur lain kecil
- self-regulating
- kemungkinan terjadinya overprotecting kecil
- distribusi potensial merata.

10
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Tetapi cara ini juga memiliki keterbatasan, yaitu:


- arus terbatas
- anoda yang habis harus diganti
- anoda akan menambah berat dari struktur
Jenis yang kedua adalah dengan metode impressed current. Metode ini
menggunakan masukan arus listrik dan anoda inert yang tidak akan habis sehingga
sistem ini dapat digunakan pada waktu yang lama.Metode impressed current ini
biasanya digunakan pada lingkungan yang memiliki resistivitas yang tinggi.
Keuntungan digunakannya metode ini adalah:
- level dari proteksi dapat diatur
- arus yang digunakan tinggi
- area proteksi yang luas
- dapat memproteksi struktur yang tidak di coating dengan baik.
Sementara itu terdapat beberapa kerugian apabila menggunakan metode ini:
- kemungkinan terjadinya interferensi sangat besar
- perlu perawatan yang baik
- kemungkinan terjadinya overprotection sangat besar
- adanya biaya untuk menjalankan energi eksternal.

2.2.2 Metode Pengaplikasian Zinc Anode


Disamping itu juga Zinc Anode dapat juga berfungsi untuk mengurangi
termakanya plat pada lambung kapal, dikarenakan adanya proses elektrolisasi.
Elektrolisasi adalah Kulit badan kapal berfungsi sebagai katoda, zinc anoda, sedang
kan air laut adalah elektrolit. Dengan ada nya proses tersebut maka akan terjadi
aliran listrik sehingga ion ion ini juga berfungsi sebagai penghambat timbulnya
pengkaratan pada lambung kapal apabila dalam proses perjalanan dalam sistem
proteksi ionisasi.
Sebelum Zinc anoda terpasang pada lambung kapal maka perlu diperhatikan
terlebih dahulu teknik nya antara lain:
- Plat dibersih kan terlebih dahulu
- Membuat suatu titik pada lambung kapal

11
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

- Bagian yang sudah dilas ditutup dengan semen


Didalam teknik pengelasan ini juga untuk memperoleh hasil yang baik harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kedudukan dan kemiringan sudut elektroda
- Arah jalan nya pengelasan
- Jarak elektroda dengan benda kerja
- Pengayunan elektroda
- Tembusan dari pengelasan
Dimana didalampengelasan Zinc Anodaini arah yang digunakan adalah pengelasan
dengan arah maju pengelasan dengan arah maju mempunyai keuntungan dan
kerugian antara lain :
Keuntungan
- Arah pengelasan dapat dilihat dengan jelas
- Sangat baik pada posisi Horizontal
Kerugian
- Cairan las didahalui terak
- Penembusan dangka
Di dalam pengelasan ini juga sebelum terjadinya pengelasan disuatu benda perlu
diperhatikan antara lain :
- Kawat elektodaharustersimpan rapi dalamdapur penghangat elektroda
untuk menghindari agar elektroda tidak lembab karena dapat
mengakibatkan keroposnya sambungan las .
- Periksa daerah benda kerja apakah benar benar sudah aman dari
kemungkianan terjadinya bahaya kebakaran akibat pengelasan ,setelah
semua hal tersebut diatas siap maka laksanakan pengelasn Zinc Anoda.

12
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat PT. PAL Indonesia ( Persero )

Bermula dari sebuah ide untuk membangun industri perkapalan di Indonesia


dimulai oleh Gubernur Jendaral V.D. Capellen pada tahun 1822 dengan tujuan
menunjang armada laut kerajaan Belanda di wilayah Asia. Pada tahun itu juga
dibentuk suatu komisi guna mengadakan penyelidikan mengenai tempat dan sarana
untuk keperluan pendirian industri perkapalan tersebut dan akhirnya menetapkan
Ujung (Surabaya) sebagai daerah yang memenuhi syarat untuk tempat mendirikan
sebuah industri perkapalan.
Pada tahun 1849 sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal mulai terwujud
di daerah Ujung yang dikembangkan dengan tambahan berbagai sarana baru sesuai
dengan kemajuan teknologi pada masa itu. Sarana tersebut diresmikan menjadi
milik pemerintah Belanda dengan nama Marine Establishment (ME) pada tahun
1939. Pada waktu Jepang berkuasa di Indonesia, peranan ME tidaklah berubah
yakni sebagai sarana perbaikan dan pemeliharaan kapal Angkatan Laut Jepang di
bawah pengawasan Kaigunse 21-24 Butai.
Di jaman perang kemerdekaan ME kembali dikuasai oleh tentara
pendudukan Belanda, dan baru pada tanggal 27 Desember 1949 diserahkan kepada
Pemerintah Indonesia dan diberi nama Penataran Angkatan Laut (PAL). Tugas dan
peranan PAL tetap, yaitu mendukung perbaikan dan pemeliharaan serta menjadi
Pangkalan Angkatan Laut RI. PAL terus berperan dan berkembang menurut irama
perkembangan teknologi dan mengalami perubahan pengelolaan seirama dengan
perubahan politik pemerintah pada saat itu.
Terhitung mulai April 1960, ditetapkan Peraturan tentang keorganisasian
PAL berdasarkan SK Menteri Keamanan Nasional No.MP/A/00380/60. Dengan
keputusan Presiden RI No.370/1961 tanggal 1 Juli 1961, PAL dilebur ke dalam
Departemen Angkatan Laut dan selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan
Angkatan Laut Republik Indonesia.

13
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Segala sesuatu yang berkaitan dengan peleburan PAL dan penyerahannya


diatur lebih lanjut oleh Mentri Keamanan Nasional pada waktu itu. Realisasi
tersebut berdasarkan SK Menteri Kooridator Kompartemen Pertahanan &
Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata No. M/242/64, tanggal 1 Januari 1964
yang menentukan antara lain : Bahwa Penguasaan atas PAL beserta segala
kekayaannya diserahkan dari Menteri Nasional Menko Hankam/KSAB kepada
Menteri Angkatan Laut/Panglima AL. Serta bahwa sejak tanggal 1 Januari 1964
status PAL tidak lagi perusahaan negara.
Seiring dengan perkembangannya perusahaan tersebut kemudian diubah
menjadi bentuk Komando dengan nama Komando Penataran Angkatan Laut
(KONATAL) pada tahun 1970, lalu diperkuat dengan SK. MENHANKAM No.
SKEP/A/39/VII/1971 tentang pokok-pokok Organisasi dan Prosedur Angkatan
Laut. Setelah itu dengan PP No. 14 th. 1978, KONATAL dijadikan badan hukum
yang berbentuk Perusahaan Umum dengan nama Perum Dok dan Galangan
Kapal. Kemudian dengan PP. No.4 th.1980 dan Akte Pendirian No.12 tanggal 15
April 1980 status Perum diubah menjadi PT dengan nama PT. PAL Indonesia
(Persero).

3.2 Gambaran Umum PT. PAL Indonesia ( Persero )


PT. PAL Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan manufaktur
terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang industri berat dengan spesialisasi
pembuatan kapal sebagai produk utama. Sebagai salah satu galangan terbesar di
Asia Tenggara, PT. PAL Indonesia (Persero) berusaha untuk memperoleh andil
yang besar dalam pengembangan usaha di sektor kelautan.
Pendirian PT. PAL Indonesia (Persero) sebagai perseroan terbatas secara resmi
dituangkan dalam akte pendirian dimana akte ini secara tegas menyatakan bahwa
tujuan pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan pembangunan ekonomi
dan ketahanan nasional serta melaksanakan wawasan nusantara dengan
mengemban tugas sebagai berikut :

14
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Mengusahakan dan mengembangkan Industri Perkapalan untuk pertahanan dan


keperluan lainnya.
Menjamin pemeliharaan dan perbaikan kapal-kapal Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia.
Salah satu pusat pengembangan Industri Perkapalan.

Visi :
- Menjadi Perusahaan Galangan Kapal dan Rekayasa Berkelas Dunia, Terpercaya,
dan Bernilai Tambah bagi Para Pemangku Kepentingan.

Misi :
- Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mutu produk berstandar
Internasional dan penyerahan produk tepat waktu, serta meningkatkan
pengelolaan perusahaan yang akuntabel dan transparan.
- Meningkatkan peran dalam mendukung program pertahanan dan keamanan
nasional melalui penguasaan teknologi dan rancang bangun.
- Memberikan kemampu-labaan dan kesejahteraan secara berkesinambungan bagi
para pemegang saham, karyawan, pelanggan, mitra usaha, dan pengembangan
usaha kecil.

3.3 Tugas Pokok PT. PAL Indonesia (Persero)


1. Melaksanakan rancang bangun kapal maupun non kapal.
2. Memproduksi kapal-kapal (jenis Niaga maupun perang).
3. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan kapal maupun non kapal.
4. Melaksanakan penelitian dan pengembangan produk-produk yang
merupakan peluang usaha.

15
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

3.4 Struktur Organisasi PT. PAL Indonesia (Persero)


Untuk mengelola tugas dan tanggung jawab yang ada, maka dibentuklah
Struktur Organisasi Fungsional PT. PAL Indonesia (Persero) dengan susunan
elemen organisasi sebagai berikut :

Direktorat SDM & Umum


Bertugas untuk menjabarkan kebijakan direktur utama di bidang
perencanaan dan pembinaan SDM, pembinaan kesehatan, keselamatan kerja
dan lingkungan hidup maupun pembinaan organisasi dan metode serta
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan umum yang meliputi pengamanan
perusahaan, kontrak, asuransi, dan hukum.

Commercial atau Direktorat Komersial


Bertugas pokok untuk menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pengembangan di bidang komersial maupun bidang-
bidang lainnnya sesuai dengan pengamatan dan ketentuan-ketentuan
Direktur Umum.

Finance atau Direktorat Keuangan


Bertugas pokok menyusun perencanaan, pengelolaan, pengendalian,
administrasi, dan akuntansi keuangan perusahaan.

Teknologi atau Direktorat Teknologi


Bertugas pokok menyelenggarkn perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
dan pengembangan pada bidang teknologi maupun bidang-bidang lainnya
sesuai dengan pengarahan dan ketentuan Direktur Utama.

General Engineering and Maintenance


Bertugas pokok untuk melaksanakan program pengembangan proyek-
proyek non kapal sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh

16
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

direksi secara berdaya guna dan berhasil guna mendapatkan nilai tambah
dan keuntungan yang optimal serta mempersiapkan dan mengendalikan
kebijakan bidang jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal serta perbaikan dan
pemeliharaan kapal.

Shipbuilding atau Direktorat Kapal Baru

Bertugas pokok untuk menjabarkan kebijakaan direksi dalam


menyelenggarakan pelaksanaan program pembangunan kapal perang dan
kapal cepat yang lainnya yang telah ditetapkan direksi.

Quality Assurance atau Jaminan Kualitas


Bertugas pokok untuk menjabarkan kebijakan Direktur Utama di bidang
pengendalian dan jaminan mutu perusahaan, yang meliputi : perencanaan,
penetapan, pengendalian, pengembangan sistem manajemen mutu yang
mengacu pada Standar Nasional Indonesia seri SNI 19-9000/ISO 9001.

Internal Audit atau Satuan Pengawas Internal


Bertugas pokok membantu Direktur Utama dalam melakukan pengawasan
dan pemeriksaan intern yang berhubungan dengan masalah keuangan,
pembukuan, proyek-proyek, produksi dan umum serta pengawasan
pelaksanaan yang mencangkup perencanaan dan koordinasi agar tercapai
efisien, efektif, ekonomis dalam perusahaan yang menyeluruh.

Struktur Organisasi PT. PAL Indonesia (Persero) terdiri dari 5 Direktorat, 12


Divisi dan 2 Organisasi setingkat Divisi. Adapun penjelasan dari tugas masing-
masing Divisi beserta bagan struktur Organisasi PT. PAL Indonesia (Persero)
sebagai berikut :

17
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

1. Divisi Pemasaran dan Penjualan


a) Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka panjang dan jangka pendek
produk kapal dan non kapal.
b) Melaksanakan riset kapal, segmentasi pasar dan studi kelayakan terhadap
produk kapal dan non kapal.
c) Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal dan non kapal
d) Melaksanankan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk
mendukung produk baru
e) Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan proyek dalam aspek biaya
dan kepuasan pelanggan.

2. Divisi Teknologi
a) Melaksanakan perencanaan desain dan engineering untuk proyek-proyek
yang sedang diproduksi.
b) Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang rancang bangun dan
proses produksi.
c) Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi untuk penunjang
kegiatan yang berhubungan dengan rancang bangun dan penelitian.
d) Melaksanakan strategi di bidang teknologi, penelitian, dan pengembangan
maupun bidang lainnya sesuai dengan pengarahan dan ketentuan Direksi.
e) Melaksanakan kegiatan Integrated Logistic Support untuk kapal-kapal yang
diproduksi.

3. Divisi Pengadaan dan Pergudangan


a) Merencanakan kebutuhan material baik untuk mendukung proyek maupun
operasional.
b) Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan material sesuai kebutuhan material.
c) Mengkoordinir pengelolaan material pada lokasi penyimpanan.
d) Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk menunjang kebutuhan material.
e) Mengelola system informasi material untuk menunjang unit kerja lain.

18
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

4. Divisi Kapal Niaga


a) Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal niaga sesuai kebijakan
Direktur Pembangunan Kapal.
b) Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas
idle capacity.
c) Merinci IPP (instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembanguan Kapal menjadi pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang
terperinci.
d) Melaksanakan pembangunan proyrk-proyek kapal secara efektif dan efisien
sesuai aspek QCDHSE.
e) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu
seefektif mungkin.

5. Divisi Kapal Perang


a) Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal perang maupun selain
kapal perang sesuai kebijakan Direktur Pembangunan Kapal.
b) Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas
idle capacity.
c) Merinci IPP (instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembanguan Kapal menjadi pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang
terperinci.
d) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien
sesuai aspek QCDHSE.
e) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu
seefektif mungkin.

6. Divisi Rekayasa Umum

19
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

a) Melaksanankan perencanaan pembangunan produk-produk rekayasa umum


sesuai kebijakan Direktur Rekayasa Umum.
b) Melaksanankan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas
idle capacity.
c) Merinci IPP (instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembanguan Kapal menjadi pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang
terperinci.
d) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien
sesuai aspek QCDHSE.
e) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan waktu
seefektif mungkin.

7. Divisi Harkan (Pemeliharaan dan Perbaikan)


a) Melaksanakan perencanaan pemeliharaan dan perbaikan kapal maupun non
kapal sesuai kebijakan Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan.
b) Melaksanankan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi
fasilitas idle capacity.
c) Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh
Direktorat Pembanguan Kapal menjadi pelaksanaan proyek dan biaya
proyek yang terperinci.
d) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien
sesuai aspek QCDHSE.
e) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek
agar mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja dan
waktu seefektif mungkin.

8. Divisi Akuntansi

20
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

a) Melaksanakan dan mempersiapkan kebijakan akuntansi perusahaan sesuai


dengan prinsip akuntansi dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
b) Melaksanakan perencanaan dan pengendalian serta pengawasan atas biaya-
biaya perusahaan dan investasi perusahaan.
c) Menyusun rencana kerja jangka pendek, menengah, dan panjang dalam
bidang akuntansi dan keuangan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
kegiatan perusahaaan.
d) Melaksanakan evaluasi dan analisa terhadap pengelolaan asset liabilities
serta kinerja dari anak perusahaan dan kerja sama usaha lainnya.
e) Melaksanakan implementasi dan pengembangan software aplikasi bisnis
perusahaan.

9. Divisi Perbendaharaan
a) Melaksanakan kebijakan pendanan perusahaan sesuai dengan dengan prinsip
pengelolaan pendanaan dan perbankan yang berlaku.
b) Melaksanakan strategi optimalisasi return kinerja keuangan dan likuiditas
perusahaan.
c) Melaksanakan analisa pasar keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan
dalam dalam rangka mengurangi resiko pasar keuangan.
d) Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangan proyek atau bidang usaha
mandiri.
e) Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya untuk menunjang
optimaslisasi Cash Flow perusahaan.

21
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

10. Divisi Jaminan Kualitas dan Standarisasi


a) Melaksanakan perencanaan pemeriksaan dan pengujian proyek-proyek
yang sedang diproduksi.
b) Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian guna pengendalian dan jaminan
mutu seluruh hasil produksi perusahaan.
c) Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil produksi perusahaan selama masa
garansi.
d) Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu produksi perusahaan.
e) Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak merusak untuk
material dan hasil proses produksi.

11. Divisi Kawasan Perusahaan


a) Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan
bangunan infrastrukturnya beserta anggarannya.
b) Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan
utilitas dan lingkungan hidup.
c) Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan keselamatan kerja.
d) Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan keamanan dan
ketertiban.
e) Membina pengelolaan asset perusahaan.

12. Divisi Pembinaan Organisasi dan SDM


a) Merencanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai dengan perkembangan
bisnis perusahaan.
b) Merencanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai dengan perkembangan
bisnis perusahaan.
c) Melaksanakan proses administrasi mutasi promosi dan rotasi dalam rangka
peningkatan kompetensi diri sendiri dan penyegaran penugasan.
d) Merencanakan, mengelola, dan mengembangkan sistem pelatihan baik dari
dalam maupun dari luar perusahaan.

22
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

e) Merencanakan dan mengembangkan system informasi untuk menunjang


kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan SDM.

Organisasi Setingkat Divisi


- Pengawasan Satuan Internal
a) Menyelenggarakan pengawasan, pengamatan, analisa, dan evakuasi terhadap
penyelenggaraan operasional dan pengelolaan keuangan perusahaan.
b) Mencegah kemungkinan penyimpangan operasional perusahaan melalui
pembinaan sumber daya dan sumber dana.
c) Meningkatan efisiensi pemakaian sumber daya dan sumber dana dalam
rangka mendukung program pofitisasi perusahaan.
d) Menyusun dan menentukan standar ekonomi, teknis, hokum, dan manajemen
sebagai tolak ukur dalam penilaian atas pelaksanaan tugas pokok disetiap lini
perusahaan.

- Sekretaris Perusahaan
a) Mengadakan pembinaan, pengelolaan, dan penyempurnaan system
administrasi yang ada dengan mengacu kepada prinsip manajemen
keadministrasian.
b) Melaksanaan pembinaan hubungan baik dengan Stake Holder (Public
Relation) guna menumbuhkan citra positif terhadap perusahaan (komunikasi,
publikasi, dan penjabaran informasi mengenai kebijakan maupun aktifitas
perusahaan).

23
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT PAL Indonesia (Persero)

24
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

3.5 Struktur Organisasi Divisi harkan


Produk Jasa harkan kapal maupun non kapal meliputi jasa pemeliharaan dan
perbaikan kapal sampai tingkat depo dengan kapasitas docking 894.000 DWT per
tahun. Selain itu jasa yang disediakan adalah annual/ special survey dan overhaul
bagi kapal niaga dan kapal perang, pemeliharaan dan perbaikan elektronika dan
senjata, serta overhaul kapal selam. Peluang pasar jasa perbaikan dan pemeliharaan
antara lain berasal dari TNI - AL, swasta, pemerintah, serta kapal-kapal lainnya
yang singgah dan berlabuh di Surabaya, dengan jumlah yang mencapai 6.800 kapal
per tahun.
Di dalam Divisi Harkan ini memiliki tiga departemen yaitu :
Departemen Rendalhar.
Departemen Fasilitas Harkan.
Departemen Produksi dan Konstruksi.
Dimana masing-masing departemen dibawahi manajer yang dibantu oleh beberapa
asisten untuk bidang-bidang tugas yang ditentukan. Divisi Harkan dipimpin oleh
seorang General Manager yang bertugas mengawasi, mengendalikan dan
bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang dilakukan pada divisi ni. General
Manager dibantu oleh beberapa Manager yang memimpin departemen yang
merupakan tulang punggung pembangunan dari suau kapal. Adapun departemen
tersebut antara lain : Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi, dan
Departemen Support.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Divisi Harkan

25
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

BAB IV
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN

4.1 Cara Pengumpulan Data


Untuk mendapatkan suatu data yang akurat maka dalam penyusunan laporan ini
penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data diantaranya adalah :
a. Metode Wawancara
Yaitu penulis melakukan diskusi atau tanya jawab dengan pembimbing di
lapangan serta teknisi/operator apabila ada yang belum dipahami.
b. Metode Observasi
Yaitu penulis melakukan pengambilan data dengan cara mengamati dan
mencatat secara langsung pada objek penelitian/pengamatan pada saat kerja
praktek.
c. Metode Kepustakaan.
Yaitu pengambilan data dengan cara membaca literature dan buku-buku yang
behubungan dengan masalah yang dibahas.

4.2 Jenis Sumber Data


Jenis sumber data yang digunakan penulis adalah:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara mengunjungi tempat yang
ingin diamati untuk memperoleh data-data yang aktual dan sesuai fakta. Penulis
memperoleh data ini dengan melaksanakan Kerja Praktek Lapangan di PT. PAL
Indonesia (Persero).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung dari data primer. Penulis memperoleh data
ini dari buku-buku referensi dan internet.

26
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

BAB V
ANALISIS PERMASALAHAN

Berdasarkan pengamatan saat kerja praktek di lakukan, maka permasalahan yang


ada pada saat penggantian zinc anode berlangsung adalah :
- Analisa kebutuhan zinc anode pada kapal KM. LABOBAR
- Proses penggantian dan pemasangan zinc anode pada kapal KM.
LABOBAR
5.1 Analisa Kebutuhan Zinc Anode Pada Kapal KM. LABOBAR
Kapal yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah KM. LABOBAR
Data kapal :
Length Over All (Loa) : 146.50 m
Length Between Perpendicular (Lbp) : 130.00 m
Breadth Mouldded (BM) : 23.40 m
Draft Mouldded (DM) : 5.90 m
Dead Weight Tonnage (DWT) : 3340 ton
Gross Registered Tonnage (GRT) : 15200 ton
Netto Registered Tonnage (NRT) : 4933 ton

KM. LABOBAR yang ada di DOK pada bulan Mei 2017 tersebut mengalami
penggantian anode korban, dimana anode korban yang sudah ada telah habis akibat
korosi, anode korban baru yang digunakan adalah zinc anode.
Sebelum melakukan penggantian anode korban KM LABOBAR, ada beberapa
tahap yang perlu di perhatikan seperti :
Ukuran luas pelat lambung kapal yang akan di proteksi
Coating kapal
Jenis anoda
Resistivitas air laut
Nilai resistivitas air laut diperoleh dengan menggunakan acuan pada DNV
RPB 401 tentang resistivitas dimana temperature air antara 7C sampai

27
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

dengan 12C, maka nilai resistivitas antara 0,3 dan 1,5 (ohm.m). Dalam hal
ini diambil 1,5 ohm.m.
Umur proteksi
Umur proteksi yang diperlukan sesuai peraturan BKI yaitu 3 tahun karena
selama 3 tahun minimal kapal harus docking atau naik dok satu kali. Dimana
apabila kapal naik dok maka dapat diganti anoda korban yang lama dengan
anoda korban yang baru.
Keperluan arus proteksi.
Nilai keperluan arus proteksi diperoleh dengan mengacu pada DNV RPB
401, dimana desain arus menurut iklim sedang dan kedalaman 0 meter 30
meter dengan temperatur 7C 12C, maka nilai keperluan arus proteksinya
adalah 0,100 A/m2.
Urutan perhitungan kebutuhan anode korban adalah :
Menghitung luas pelat lambung kapal yang akan diproteksi. Dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus :
Ac = (2T + B) x Lbp x p
Dimana nilai p untuk kapal cargo adalah 0.75
Menghitung keperluan arus proteksi rata-rata. Keperluan arus proteksi rata-
rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Ic = Ac x fc x ic
Dimana :
ic = 0,100 A/m2 (Diperoleh dengan mengacu pada DNV RPB 401)

dengan :
tf = 3 tahun
k1 = 0,02 (Mengacu pada DNV RPB 401)
k2 = 0,015(Mengacu pada DNV RPB 401)
Menentukan berat anoda korban total Berat anode korban total dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Dimana :

28
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

untuk aluminium adalah 2000 Ah/kg.


Sedangkan untuk zinc adalah 700 Ah/kg
tf = 3 tahun (Standar BKI)
u = 0,85
Menentukan ukuran anode korban.
Anode korban yang dipasang pada KM. LABOBAR adalah anode
alumunium dengan bentuk elongated flush mounted tanpa backfill dengan
dimensi anode 395 mm x 150 mm x 30 mm (P x L x T) dengan berat netto
4.5 Kg. Selain menghitung kebutuhan anode korban alumunium dilakukan
juga perhitungan kebutuhan anode zinc sebagai perbandingan. Anode zinc
dengan bentuk elongated flush mounted tanpa backfill dengan dimensi
anode 300 mm x 150 mm x 20 mm (P x L x T) dengan berat netto 5.75 Kg.
Menentukan jumlah anoda korban.
Penambahan anoda korban 20 % untuk tempat tempat kritis dan sebagai
faktor keamanan

Menentukan jarak antar anoda korban. Jarak antar anode korban dapat dihitung
dengan rumus :

Menghitung Berat Cathodic Protection Dengan Metode Pendekatan


Luas Permukaan Basah ( terendam ) yang perlu di proteksi / Luas Under Water
S1 = 1,7 x Lpp x T x [/(1,025 . T)]
S2 = [2xT+1,37( Cb 0,274 ) x B x Lpp ]

5.2 Tahap Penggantian Proteksi Katodik

29
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

5.2.1 Proses Persiapan Pemasangan Zinc Anoda


Sebelum melakukan pemasangan zinc anoda baru maka harus dilakukan
pekerjaan pendahuluan. Pekerjaan ini biasanya dilakukan untuk pembersihan
fouling, karat, maupun cat-cat bekas.
a. Pembersihan Badan Kapal
Pekerjaan di atas dok di mulai dengan pembersihan badan kapal di bawah
garis air dari kotoran binatang dan tumbuhan laut (fouling organisme), cat lama dan
hasil pengkaratan. Beberapa metode telah diketahui untuk pembersihan badan
kapal, diantaranya sebagai berikut:
Pembersihan terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan laut. Pembersihan
ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Dengan cara mekanis : dengan memakai scrub (scrubbing), pembersihan
ini menggunakan tenaga manusia sehingga hasilnya kurang cepat.

Gambar Pembersihan Badan Kapal dengan Cara Mekanis


(Sumber : Data Perusahaan PT. PAL Indonesia)

Dengan Water Jet : dengan cara ini hasilnya lebih bersih dan cepat.
Pembersihan ini menggunakan air bertekanan tinggi (6000-10000 psi)
yang disemprotkan melalui nozel. Media yang digunakan biasanya air
laut maupun air tawar. Mengingat air laut mempunyai daya korosi
tinggi sebaiknya menggunakan air tawar selain itu jika menggunakan

30
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

air tawar binatang dan tumbuhan laut mudah terlepas. Pompa water jet
di taruh di atas kereta sehingga mudah untuk di pindah-pindah.

Gambar
4.3 Pembersihan Badan Kapal Menggunakan Water Jet
(Sumber : Data Perusahaan PT. PAL Indonesia)

Pembersihan terhadap karat dan cat.


Dengan cara-cara sebagai berikut :
Palu ketok/chipping : dengan cara ini hasilnya kurang cepat 1-2
m/jam serta kurang cepat karena mengunakan tenaga manusia.
Sikat Baja (wire brush) : cara ini digunakan setelah dilakukan dengan
palu ketok sehingga sisa-sisa yang masih menempel dapat di
bersihkan.
Gerinda listrik : dengan cara ini tanpa pengetokan serta hasil
pembersihanya lebih cepat serta lebih baik tetapi base metal (plat) ikut
terkikis.

31
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Sand blasting : Cara ini mengunakan pasir dan udara bertekanan dari
kompresor. Pasir-pasir ditembakkan dengan udara bertekanan melalui
nozel. Biasanya tekanan kompresor (6 kg/mm) serta diameter pasir
0,5-2 mm. Cara ini mengandung debu debu halus sehingga dapat
mengganggu kesehatan bila terhirup, sehingga operator harus
menggunakan masker.
Shot Blasting : cara ini hampir sama dengan sand blasting tetapi media
yang digunakan berbeda, biasanya menggunakan butiran butiran baja
0,5-0,8 mm dan biasanya dilakukan di tempat tertutup.

b. Pelepasan zinc anoda yang sudah tidak layak digunakan.(jelasin proses


pelepasannya - g nemu di internet)

c. Pemeriksaan dan Penggantian Plat Badan Kapal

Pemeriksaan kerusakan dan cacat pada plat sangat penting karena dengan
proses ini kita dapat menentukan perbaikan-perbaikan bagian mana yang
akan kita kerjakan serta memanejerial waktu sehingga perbaikan bisa tepat
sesuai dengan jadwal.

d. Sebelum dipasang anode korban yang baru, KM. LABOBAR mengalami


proses Coating terlebih dahulu, dimana memakai satu lapis / layer dengan
ditambah 2 lapis intermadiate / top coats, minimum 300 m nominal DFT
(Dry Film Thickness) kategori III dengan umur pelapisan adalah selama 5
tahun

5.2.2 Pemasangan Zinc Anode


a. Pemasangan Zinc anode
Pemasangan zinc anode pada bagian badan kapal yang tercelup didalam air laut
dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya korosi yang terjadi di sekitar daerah
yang dipasangi zinc anode. Hal ini disebabkan zinc anode mampu mengelektrolisis
air laut. Sehingga proses pengkaratan badan kapal dapat diperlambat. Jarak
pemasangan zinc anode pada arah memanjang kapal disekitar lambung 6,5 meter

32
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

dan arah vertikal 4 meter. Sebelum Zinc anode terpasang pada lambung kapal maka
perlu diperhatikan terlebih dahulu teknik nya antara lain:
- Plat dibersihkan terlebih dahulu
- Membuat suatu titik pada lambung kapal
- Bagian yang sudah dilas ditutup dengan semen
Zinc anoda dipasang pada daerah yang mempunyai pengkaratan tinggi misalnya :
Pada daun kemudi.
Propeller bracket.
Daerah bawah lunas bilda.
Daerah pengkaratan aktif dan nyata.
Buritan atau linggi buritan.
Sea chest.
Daerah haluan.
Sebelum proses pemasangan anoda korban pada kapal dilakukan kita perlu
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Luas permukaan yang dilindungi (protected surface area) S/A. Adalah
luas permukaan badan kapal yang tercelup air dan yang akan dilindungi.
Bagian-bagian tersebut antara lain luas permukaan basah (wetted surface
area), luas permukaan kemudi, luas permukaan sea chest (kotak laut) dan
bagian sekitar propeller. Dan untuk menghitung luas permukaan basah
digunakan rumus sebagai berikut :
WSA = (1,8 x LBP x D) + (LBP x BC x B)
Dimana : WSA = Luas permukaan basah (m2)
LBP = Panjang antara garis tegak (m)
D = Draft
BC = Blok koefisien (m)
B = Lebar (m)
2. Kerapatan arus (current density). Yaitu jumlah arus yang terdapat pada
suatu bagian kapal tiap luasannya dengan satuan ampere per m2 (A/m2).
Hal ini untuk menentukan besarnya arus yang dibutuhkan untuk

33
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

melindungi badan kapal dan ini menentukan laju korosi. Menurut MES
(Mitsui Engineering Standard) kerapatan arus yang terdapat pada bagian
kapal adalah :
- Sea chest : 0,100 A/m2
- Hull part : 0,005-0,020 A/m2
- Propeller : 0,500 A/m2
- Ballast tank : 0,070-0,100 A/m2
Untuk menghitung besar arus yang dibutuhkan untuk mlindungi bagian
kapal tersebut adalah :
I = S/A . Cd
Dimana : I = Besar arus yang dibutuhkan (ampere)
S/A = Luas permukaan yang dilindungi (m2)
Cd = Kerapatan arus pada bagian tersebut (A/m2)
3. Masa operasi (life time). Untuk menentukan waktu pemakaian anoda
korban didasarkan pada jadwal pengedokan rutin kapal (anode repair) dan
kebanyakan masa operasi (life time) dan ini ditentukan oleh pihak owner
(pemilik kapal). Perhitungan masa operasi dari anoda dapat menggunakan
rumus :
Y =Z
R
Dimana : Y = masa operasi atau lama perlindungan (tahun)
Z = Kapasitas arus (ampere)
R = Arus rata-rata dari anoda (ampere)
4. Kebutuhan anoda. Berat anoda yang dibutuhkan untuk melindungi suatu
struktur. Rumus perhitungannya adalah :
W = Y . 8760 . I (dalam 1 tahun = 8760 jam/annual survey)
Z.U
Dimana : W = berat anoda yang dibutuhkan (kg)
Y = masa operasi atau lama perlindungan (tahun)
I = Arus yang dibutuhkan (ampere)
Z = Kapasitas arus anoda yang dipilih (Ah/kg)
U = Faktor Utilitas (0,9/0,8)

34
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

5. Pemilihan jenis anoda. Jenis anoda yang ada di pasaran antara lain seng
(Zn), aluminium (Al), dan magnesium (Mg). Adapun penjelasan lebih
lanjut mengenai jenis anoda yang digunakan sebagai proteksi katodik
adalah sebagai berikut :

a. Seng (Zn)
Anoda seng digunakan untuk proteksi katodik pada lingkungan yang
memiliki resistifitas rendah, beberapa kondisi air seperti air laut, air
payau, dan air tawar.
Tabel 1.1 Komposisi Kimia Anoda Korban Paduan Seng
Unsur Komposisi (% berat)
Kadmium 0,150
Tembaga 0,005
Besi 0,005
Silikon 0,125
Aluminium 0,500
Timbal 0,006
Seng Balanced
(Sumber : www.pt.acn.com)
Tabel 1.2 Spesifikasi Anoda Logam
Logam Potensial teoritis Kapasitas arus
elektroda
Aluminium ,90 2981

Seng 1,00 820

Magnesium 2,61 2205

Tabel 1.3 Kriteria Dasar Pemilihan Material Anoda Korban


Anoda untuk resivisitas air
Bahan Resivisitas air (ohm cm)
Aluminium (Al) Sampai dengan 150

35
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Seng (Zn) Sampai dengan 500


Magnesium (Mg) (-1,5 v) Lebih dari 500

Gambar 5.1. Anoda Korban Yang Sudah Terkorosi


(Sumber : Data Perusahaan PT. PAL Indoensia)
Hal terpenting dari anoda yang dipilih adalah :
a) Kapasitas arus.
Adalah besarnya ampere/jam listrik yang dapat disediakan oleh anoda tiap
beratnya. Satuannya Ah/kg.
b) Radius efetif anoda
Adalah daerah yang dapat dipengaruhi oleh anoda korban. Dalam
pemasangannya diusahakan jaraknya mendekati nilai radius efektif anoda.
c) Faktor utilities
Adalah besar dari efektivitas penyediaan kapasitas arus anoda. Nilai
kapasitas yang ada dimungkinkan tidak tepat karena faktor paduan dan
faktor lain yang terjadi selama anoda melindungi struktur seperti
terbentuknya lapisan yang memungkinkan aliran arus dari anoda tidak lagi
sesuai dengan kapasitasnya.
6. Jumlah anoda yang dibutuhkan. Untuk menentukan jumlah anoda yang
dibutuhkan kita tinggal membagi berat keseluruhan anoda yang telah
diperoleh dengan berat anoda persatuannya. Pada perhitungan kebutuhan

36
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

anoda jumlah anoda haruslah genap. Hal ini dikarenakan pada waktu
pemasangan nanti andoa akan dibagi dua sisi (P/S) yang tentu saja sama
jumlahnya. Sehingga apabila perhitungan anoda menghasilkan angka tidak
bulat maka dilakukan pembulatan ke atas. Hal ini dimaksudkan untuk faktor
keamanan. Rumus perhitungannya adalah :

N = @

Dimana : N = Jumlah anoda (buah)


W = berat anoda yang dibutuhkan (kg)
W@ = berat anoda per biji (kg)

5.3 Cara Kerja Sistem Anoda Korban


Proteksi Katodik
Proteksi katodik adalah suatu cara perlindungan pelat dari korosi secara
elektrokimia di mana reaksi oksidasi pada sel galvanik dikonsentrasikan pada anoda
dan menghilangkan korosi pada katoda. Struktur yang akan dilindungi secara listrik
dibuat negatip sehingga bertindak sebagai katoda. Elektroda yang lain secara listrik
dibuat positip dan bertindak sebagai anoda hingga tercipta suatu sistem rangkaian
arus listrik searah tertutup sebagaimana halnya bila sepotong logam terkorosi.
Sistem ini membutuhkan anoda, katoda, aliran listrik di antara keduanya dan adanya
elektrolit. Dengan kata lain, penerapannya hanya mungkin bila struktur yang
diproteksi dan anoda berada pada hubungan secara langsung baik secara elektronik
maupun elektrolit
Proteksi Katodik Anoda Korban
Beberapa kriteria dalam proteksi katodik baja korban dengan cara anoda korban
adalah:
1. Potensial negatif (katoda) sekurangkurangnya 0,800 volt diukur antara
permukaan struktur dengan elektroda Ag/AgCl yang dihubungkan di dalam
air laut.
2. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,3 volt yang
dihasilkan dari arus proteksi.

37
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

3. Minimum negatif penyimpangan potensial (katoda) 0,1 volt yang diukur


dengan adanya gangguan arus dan pengukuran perubahan potensial.
Penilaian kinerja anoda korban dalam memproteksi baja karbon meliputi :
Kapasitas anoda, yaitu jumlah arus yang didapat untuk satu satuan waktu
yang dihasilkan dari berat anoda tertentu. Perhitungan kapasitas nyata anoda
korban menggunakan persamaan :
Kapasitas = ,
dimana :
i = arus galvanik (ampere).
t = waktu pencelupan (jam).
w = kehilangan berat anoda (kg).
Laju konsumsi anoda, menunjukkan rata-rata berkurangnya berat anoda
karena memproteksi katoda. Perhitungan laju konsumsi anoda korban
menggunakan persamaan :
Laju konsumsi =
Efisiensi anoda, menunjukkan persentase kapasitas anoda teoritis yang
dicapai dalam prakteknya. Perhitungan efisiensi anoda karbon
menggunakan persamaan kapasitas teoritis kapasitas nyata.
Efisiensi = kapasitas nyata/kapasitas teoritis
Waktu induksi anoda, yaitu waktu yang dibutuhkan anoda untuk
menghasilkan potensial katoda yang stabil pada nilai potensial proteksi.
Merupakan waktu untuk mempolarisasi-negatifkan logam yang dilindungi
menjadi katodik.
Potensial proteksi, yaitu potensial yang disuguhkan sewaktu memberikan
informasi mengenai perilaku perlindungan anoda terhadap katoda dalam
suatu kurun waktu.
Pola korosi anoda, anoda harus mempunyai kecenderungan terkorosi sendiri
(parasitic corrosion) yang kecil, yang berarti anoda harus mempunyai pola
korosi yang merata (uniform corrosion).
Perhitungan laju korosi anoda dan katoda menggunakan persamaan :

38
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

Laju korosi =
dimana :
K = konstanta laju korosi = 8,76 x 104 untuk satuan laju korosi (cm/jam).
W = kehilangan berat (gram).
A = luas spesimen yang tercelup (cm2).
T = waktu pencelupan (jam).
D = densitas (gram/cm3), untuk baja karbon D = 7,86 gr/cm3; paduan
Zn, D = 7,13 gr/cm3 dan paduan Al, D = 2,7 gr/cm3

39
Laporan Kerja Praktek
PT. PAL Indonesia (Persero)
Divisi Harkan

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari kegiatan kerja praktek yang telah dilakukan selama satu bulan di PT. PAL
Indonesia (Persero), maka dapat diambil kesimpulan :
Penggantian Zinc anode sesuai ketentuan dan waktu yang di tetapkan lebih
baik dan menjaga permukaan lambung agar terjaga dalam keadaan baik.
Sistem anoda korban lazim digunakan untuk perlindungan kathodik pada
lambung kapal karena tidak memerlukan perawatan lanjutan. Anode untuk
lambung dirancang untuk melindungai setiap jengkal area dan dipasang
merata untuk memastikan distribusi arus ke seluruh bagian.

6.2 Saran
Untuk pemasangna zinc anode harus menggunakan metode yang ditentukan
agar pengaplikasian zinc anode tepat dan dapat meminimalisir terjadinya
korosi pada lambung kapal.
Zinc anode harus benar-benar di perhatikan mulai dari jangka waktu
penggantian dan proses pemasangan agar pada saat kapal melakukan
pengedokan tidak menyebabkan biaya operasional yang tinggi akibat zinc
anode yang sudah tidak mumpuni dalam meminimalisir teradinya korosi.

40

You might also like