Professional Documents
Culture Documents
4.1. Pendahuluan
Adanya zat organikdalam air menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh
kotoran manusia, hewan atau oleh sumber-sumber lain. Zat organic merupakan bahan makanan
bakteri atau mikroorganisme-mikroorganisme lainnya, makin tinggi kandungan zat organic di
dalam air, maka semakin jelas bahwa air tersebut telah tercemar.
Dengan proses oksidasi cara tersebut mungkin hanya sebagian zat organic yang
teroksidasi, tergantung pada sifat-sifat organic tersebut.
Karbohidrat, fenol dan sulfie water (dari selulosa) sebagian besar teroksidasi oleh
KMnO4 , protein hanya sebagian,sedangkan detergent dan substansi organic sinttetik (phtalic
acid, benzoic acid low fatty acid, alcohols, ketone) tidak dapat teroksidasi.
Proses oksidasi untuk penentuan nilai kalium permanganate dapat dilakukan dalam
kondisi asam atau kondisi basa, akan tetapi oksidasi dalam kondisi dalam kondisi asam lebih
kuat dan ion-ion klorida yang terdapat dalam contoh air ikut teroksidasi. Karena itu oksidasi
kalium permanganate dalam kondisi basa dianjurkan untuk pemeriksaan contoh air yang
mengandung kadar klorida lebih dari 300mg/L.
Zat-zat organic lain yang dapat mengganggu penetapan nilai Kalium Permanganat
adalah ion-ion reduktor seperti Ferro,Sulfida dan Nitrit.
Gangguan ion ferro bila terdapat dalam air dapat dicegah dengan penambahan beberapa
tets KMnO4 sebelum dianalisa.
Sulfida-sulfida dapat dihilangkan dengan mendididh contoh air ditambah bebrapa tets
H2SO4 , sehingga tidak terdapat bau H2S
Zat di dalam air dioksidasi oleh KMnO4 berlebihan dalam keadaan asam dan panas sisa
KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan
KMnO4.
4.3.Reaksi
3. O = C C = + On 2 CO2 + H2O
OH OH
Asam Oksalat
4.4.Alat-alat
4.5.Pembuatan Reaksi
Catatan : apabila memerlukan baku KMnO4 0,01 N lebih dari 7,0 mL, mka penentuan diulangi
dengan menggunakan contoh air yang lebih sedikit atau diencerkan
Catatan : Apabila memerlukan baku KMnO4 0,01N lebih dari 7,0 ml, maka penentuan
diulangi dengan menggunakan contoh air yang lebih sedikit atau diencerkan.
4.6 Perhitungan
Keterangan :
A. Data pengamatan
Larutan titran
Kebutuhan titran untuk standarisasi KMnO4 :
Titrasi Volume titran
ke
1 10,85 mL
2 10,65 mL
B. Perhitungan
1. Standarisasi KMnO4
= 9,638 mgL
III. PEMBAHASAN
Analisis ini bertujuan untuk mentukan kadar zat organik (nilai permanganat) dalam
sampel secara permanganometri. Sampel yang digunakan adalah air sumur.
Analisis ini bertujuan untuk menentukan kadar zat organik (angka permanganat) dalam sampel
secara permanganometri. Sampel yang digunakan adalah air sumur.
Hal pertama yang dilakukan adalah standardisasi KMnO4 0,01 N. Sebelum dilakukan
standardisasi, terlebih dahulu membuat larutan KMnO4 0,01 N, yaitu dengan cara memipet 4
mL KMnO4 0,25 N kemudian diencerkan kedalam labu ukur dengan aquadest sampai tanda
batas. Proses standardisasi diperoleh dari rata-rata titran sebanyak 11,00 mL dan KMnO4 0,01
N sebesar 0,0093 N.
Setelah dilakukan standardisasi, selanjutnya menentukan kadar zat organik (angka
permanganat) yaitu dengan memipet 100 mL sampel dan memasukan ke dalam erlenmeyer 250
mL lalu ditambah 3 butir batu didih. Penambahan batu didih ini berfungsi untuk mempercepat
proses pemanasan (mendidih). Beberapa tetes KMnO4 0,01 N juga ditambah kedalam
erlenmeyer hingga terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Setelah itu, asam sulfat 8 N
dicampur juga kedalam larutan, lalu dihomogenkan. Larutan dipanaskan diatas pemanas listrik
pada suhu 70o C. Lalu dipipet 10 mL larutan baku KMnO4 0,01 N selanjutnya larutan
dipanaskan hingga mendidih. Setelah mendidih, tambah 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01
N ke dalam larutan, penambahan KMnO4 0,01 N ini berfungsi untuk mengoksidasi zat organik
yang terdapat dalam air sedangkan fungsi dari penambahan asam oksalat adalah untuk
mereduksi sisa KMnO4 0,01 N yang sebelumnya telah digunakan untuk mereduksi zat organik.
Kemudian dititrasi dengan KMnO4 0,01 N hingga warna merah muda. KMnO4 0,01 N ini
menitrasi kelebihan asam oksalat. Sebelum dilakukan titrasi, titrat tidak perlu ditambahkan
dengan indikator (auto indikator). Dari hasil titrasi diperoleh volume titran sebanyak 2,78 mL
dan kadar sebesar 10,8381 ppm.
Dengan kadar sebesar 9.638 ppm ini artinya air sumur yang dianalisis masih layak untuk
dikonsumsi karena masih di bawah ketetapan angka uji permanganate yang ditetapkan oleh
SNI yaitu tidak boleh melebihi 7000 ppm.
IV. KESIMPULAN