You are on page 1of 8

TUGAS

KEPEMIMPINAN KRISTEN (PH 5)

YOVITA A. F. F. NABUT

502017031

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

JAKARTA

2017
Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok lahir di Manggar, Belitung Timur 29
Juni 1966. Basuki Tjahaja Purnama adalah mantan Gubernur DKI Jakarta ke-17, memiliki
seorang istri Veronica Tan dan memiliki 3 orang anak yaitu: Nathania Purnama, Nicholas
Purnama dan Daud Albeenner Purnama. Pendidikan yang ditempuh Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) adalah : SD Negeri 111 Gantung Belitung Timur (1977), SMP Negeri 1 Gantung
Belitung Timur (1981), SMAK III PSKD Jakarta (1984), kuliah di jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti (1989), Magister Manajemen Sekolah
Tinggi Manajemen Prasetya Mulya Jakarta (1994). Setelah menyelesaikan pendidikannya dan
mendapat gelar Sarjana Teknik Geologi (Insinyur Geologi) pada tahun 1989, Ahok menetap
di Belitung dan mendirikan perusahaan CV Panda yang bergerak dibidang kontraktor
pertambangan (PT Timah) dan menjalankan pekerjaan itu selama 2 tahun, setelah itu Ahok
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S2 dan mengambil bidang
manajemen keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta. Setelah lulus
S2 dan mendapat gelar Master in Bussiness Administrasi membawa Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) diterima kerja di PT Simaxindo Primadaya di Jakarta, yaitu perusahaan yang bergerak
dibidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik sebagai staf direksi bidang analisa
biaya dan keuangan proyek. Tekad Ahok untuk menjadi seorang yang sukses dibuktikan
dengan mendirikan PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel
Pack Sand (GPS). Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa pabrik yang berlokasi di desa
Mengkubang, Kecamatan Manggar Belitung Timur ini diharapkan dapat menjadi proyek
yang baik untuk kedepannya dan mensejahterakan masyarakat. Juga diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang efektif bagi Pendapatan Asli Daerah Belitung Timur dengan
memberdayakan sumber daya mineral yang terbatas. Pada tahun 1995 Ahok mendapatkan
masalah dimana ia harus menerima bahwa Pabriknya yang selama ini ia bangun susah payah
harus ditutup karena ia melawan kewenangan pejabat. Tetapi hal itu tidak membuat Ahok
berhenti sampai disini saja. Ia terus berjuang dan sampai akhirnya Ahok memilih untuk
bergabung dibawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu
dipimpin oleh Dr. Sjahrir. Pada Pemilu 2004 Ahok mencalonkan diri sebagai anggota
Legislatif. Dengan sifat yang jujur dan apa adanya model kampanye dari Ahok lain dari
yang lain, yaitu menolak memberikan uang kepada rakyat. Dengan model kepemimpina
seperti itu membawa Ahok terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur
periode 2004-2009. Selama menjabat sebagai Politisi (DPRD) Ahok menunjukan integritas
kerja yang baik, jujur dan apa adanya. Hal ini membuat Ahok semakin dikenal masyarakat
karena ahok adalah satu-satunya politisi (DPRD) yang secara langsung dan sering bertemu
dengan masyarakat untuk mendengar setiap keluhan mereka. Setelah 7 bulan menjadi DPRD
Ahok membuktikan dengan prestasi kerja yang baik dalam kepemimpinannya sehingga
banyak masyarakat yang mendorong Ahok untuk menjadi Calon Bupati Belitung Timur di
tahun 2005. Karena kegigihan Ahok untuk mensejahterakan masyarakat, akhirnya Ahok maju
dan mencalonkan diri untuk menjadi Bupati Belitung Timur di tahun 2005. Ahok masih
mempertahankan cara kampanyenya yaitu dengan mengajar dan melayani masyarakat secara
langsung. Dengan cara seperti ini ia mampu mengerti dan merasakan langsung situasi dan
kebutuhan rakyat. Dengan sikap jujur dan apa adanya ini, Ahok berhasil menjadi Bupati
Belitung Timur periode 2005-2010. Setelah menjadi Bupati Belitung Timur Ahok mampu
mendirikan pelayanan kesehatan gratis, sekolah gratis sampai tingkat SMA, pengaspalan
jalan sampai kepelosok-pelosok daerah, dan perbaikan pelayanan publik. Ahok menunjukan
bahwa ia betul-betul ingin mensejahterakan masyarakat. Prinsip yang dipakai Ahok sangat
sederhana jika kepala lurus, maka bawahan tidak berani tidak lurus maksud dari pernyataan
Ahok adalah jika pemimpin melakukan sesuatu dengan jujur dan bertanggung jawab maka
segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan rencana yang disusun. Selama menjadi Bupati
Ahok dikenal sebagai pemimpin yang tegas. Prinsip yang di pakai Ahok adalah tidak
menerima sogokan dikalangan politik, pengusaha dam rakyat kecil. Kesuksesan yang telah
dicapai Ahok selama menjabat sebagai Bupati yaitu dengan membuktikan kepada masyarakat
mengenai bagaimana ia memimpin dan melakukan segala sesuatu dengan jujur dan
bertanggung jawab. Dalam Pemilu Legislatif 2009, Ahok maju sebagai Caleg dari Partai
Golkar dan berkat kerja keras serta kegigihannya dalam bekerja Ahok kembali dipercaya
untuk menjadi anggota DPR. Model kepemimpinan serta style dari Ahok dikenal sebagai
kepribadiaan yang apa adanya sehingga ia mudah dikenal oleh masyarakat. Setelah Ahok
menjadi anggota DPR, ia mampu menciptakan program kerja baru dan memiliki prinsip anti
korupsi, transparansi dan profesional dalam bekerja. Selama Ahok menjadi anggota DPR ia
memiliki keyakinan bahwa perubahan Indonesia bergantung pada apakah masing-masing
orang mampu dan berani mengambil keputusan untuk keluar dari zona aman mereka. Bagi
Ahok didalam suatu demokrasi baik buruknya orang, masih memiliki peluang yang sama
untuk menjadi seorang pemimpin yang cerdas. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa apa
yang sudah ia jalankan ini menjadi contoh yang baik untuk rekan-rekan lain yang ingin
menjadi politisi untuk masuk dan berjuang dalam politik. Ahok juga menyampaikan kepada
masyarakat bahwa menjadi seorang pemimpin harus bersih, transparan dan profesional. Pada
tahun 2006 berkat kerja keras dan prinsip kerja Ahok ia berhasil di Nobatkan sebagai salah
satu dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia. Majalah TEMPO pada tahun 2007, menobatkan
Ahok sebagai Tokoh Anti Korupsi dari penyelenggara Negara oleh Gerakan Tiga Pilar
Kemitraan yang terdiri dari KADIN, Kementeriaan Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Masyarakat Transparansi Indonesia. Dilihat dari prinsip kerja dan kepemimpinan dari Ahok
ia bisa dikatakan sebagai pemimpin yang memiliki nilai pelayanan yang sangat tinggi,
ketulusan, kejujuran. Setelah menjadi anggota DPR partai Golkar (2009-2012), Ahok
kembali dipercayai masyarakat Indonesia untuk kembali memimpin menjadi calon wakil
Gubernur DKI Jakarta bersama Jokowidodo. Sejak dilantik 19 November 2014, Ahok telah
menertibkan sejumlah PNS DKI Jakarta dengan ketentuan apabila Pegawai Daerah ada yang
tidak mengikuti tata tertib seperti telat masuk kantor atau bolos ia tidak segan-segan untuk
memotong Tunjangan Kerja Daerah (TKD), akibat ketegasan yang dilakukan Ahok ia
dianggap galak. Dimasa kepemimpinan Ahok ia memberikan tiga nomor pengaduan yang
digunakan warga Jakarta untuk melaporkan berbagai masalah. Masalah yang dilaporkan
harus berkaitan dengan urusan masyarakat Jakarta bukan kepentingan pribadi, misalnya
jalanan rusak, lampu merah yang mati. Setiap keluhan masyarakat akan direspon oleh
Pemerintah hal tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat Jakarta. Selain itu Ahok
juga memperhatikan Bus Transjakarta. Menurut Ahok sebagin besar bus yang rusak dan tidak
layak untuk beroperasi langsung diamankan atas instruksi Ahok. Selain itu, Ahok juga
menambahkan beberapa unit bus Transjakarta agar mempermudah transportasi masyarakat.
Hal lainnya yang dilakukan Ahok adalah Membasmi Pungutan Liar yang merugikan
masyarakat Jakarta yang terpaksa dikeluarkan oleh warga Jakarta saat mengurus KTP atau
dokumen-dokumen kependudukan lainnya. Kebijakan yang dilakukan Ahok ini benar-benar
membuat Pegawai Pemda tidak berani lagi melakukan pungutan liar dalam bentuk apapun.
Hal ini ditegaskan Ahok, bahwa jika ia mengetahui masih ada pungutan liar yang dilakukan
oleh Pemda DKI Jakarta maka ia tidak segan-segan memecat Pegawai tersebut. Membuat
Jakarta lebih rapi adalah salah satu bentuk kinerja yang dilakukan Ahok untuk menghindari
kemacetan yang luar biasa di Jakarta dan menghindari kebanjiran yang kerap terjadi di
Jakarta. Cara yang dilakukan Ahok adalah dengan penggusuran dan warganya dipindahkan
ke lokasi lain hal ini menuai kontra dari masyarakat. Para warga pun enggan pindah ke lokasi
lain untuk itu Ahok mempercepat pembangunan rumah susun (Rusun) agar warga yang
rumahnya di gusur dapat segera pindah kerumah yang baru. Selain penggusuran terhadap
pemukiman warga di pinggir sungai, Ahok juga menertibkan pedagang kaki lima di sekitar
Tanah Abang karena tidak tertib dan membuat jalanan semakin macet. Tindakan yang
dilakukan Ahok menurut saya adalah untuk mensejahterakan masyarakat Jakarta dan
membuat mereka nyaman dengan segala kondisi yang ada di Jakarta. Ternyata bukan hanya
pemukiman warga di pinggir sungai saja yang menyebabkan banjir tetapi sungai yang
dipenuhi sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Jakarta. Demi mewujudkan
Jakarta yang bersih dan bebas dari banjir, Ahok membentuk tim untuk membersihkan sungai-
sungai di Jakarta. Usaha Ahok dan Tim tidak sia-sia akan tetapi membuat Jakarta sudah
tampak lebih bersih. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa selama menjadi
Gubernur DKI Ahok telah melakukan 12 penggusuran diantaranya :

Kolong Tol Prof Sedyatmo, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan Jakarta


Utara. Penertiban dilakukan pada 29 Februari 2016. Dalam penertiban ini tidak ada
warga yang direlokasi ke rusun, karena warga bukan penduduk Jakarta dan
menempati lahan Negara.
Kampung Pulo, Jakarta Timur ada ratusan rumah yang digusur Pemprov DKI Jakarta.
Hal ini dilakukan untuk memuluskan program normalisasi sungai Ciliwung.
Bidaracina, Jakarta Timur menjadi kawasan yang terkena imbas dari normalisasi
Sungai Ciliwung.
Bukit Duri, Jakarta Selatan. Tahap pertama Penggusuran dilakukan pada 4-12 Januari
2016 dengan alasan normalisasi Kali Ciliwung.
Pinangsia, Jakarta Barat kelurahan Pinangsia RW 06 memiliki tiga kampung yaitu
Kunir RT 04, Balokan RT 05 dan RT 06 di Kecamatan Tamansari Jakarta Barat ini
berada di pinggiran sungai yang mengakibatkan banjir.
Kemayoran, Jakarta Pusat penggusuran di lahan seluas 1.000 M2 di Ketapang Kebon
Kosong, Kemayoran Jakarta Pusat pun dieksekusi Keamanan dan Ketertiban
gabungan Kota Jakarta Pusat.
Waduk Pluit, Jakarta Utara proyek normalisasi Waduk Pluit yang telah berjalan sejak
tahun 2012 ini telah berhasil membongkar 7.000 unit rumah dari 10.000 unit rumah
yang ada.
Menteng Dalam, Jakarta Selatan sebanyak 185 bangunan liar di atas saluran air
sepanjang 500 meter di Jalan Menteng Pulo, RT 05 RW 14, Menteng Dalam Jakarta
Selatan, ditertibkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Kali Krukut, Jakarta Pusat ratusan bangunan liar yang berdiri di bantaran kali Krukut,
Petojo Utara, Gambir Jakarta Pusat dibongkar paksa petugas Satpol PP .
Bukit Duri, Tebet Jakarta Selatan pada hari Rabu (28/9), Pemprov kembali
menggusur ratusan bangunan lain milik warga Kelurahan Bukit Duri, karena dianggap
Ilegal.
Pasar Ikan, Jakarta Utara penertiban kawasan pasar ikan dilakukan karena kawasan ini
direncanakan akan dibangun menjadi kawasan Wisata Maritim.
Kalijodo, Jakarta Utara. Penggusuran dilakukan pada 18-19 Januari 2016 dengan
alasan kawasan ini peruntukannya adalah jalur hijau. Juga akan dibangun ruang
terbuka hijau.

Berkat kerja kerasnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) Pemerintah DKI Jakarta meraih empat
penghargaan dari Pemerintah Pusat dalam penutupan Musyawarah Rencana Pembangunan
Nasional di Istana Negara. Keempat penghargaan itu yakni Provinsi dengan perencanaan
terbaik, Provinsi dengan Perencanaan Inovatif, Provinsi dengan Perencanaan Progresif, serta
Provinsi Terbaik I kategori tingkat pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)
tertinggi tahun 2015. Secara simbolis, empat penghargaan itu diserahkan kepada Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Menurut Ahok ini merupakan hasil terbaik dari segala
kinerja yang sudah dilakukan pemprov DKI. Ahok akan mempertahankan empat
penghargaan itu dan dia akan giat bekerja lagi untuk menjadikan Jakarta menjadi Kota yang
unggul dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Jakarta.
Tidak sampai disini saja seperti yang kita ketahui bersama bahwa Ahok merupakan sosok
seorang pemimpin yang sangat bertanggung jawab dan apa adanya, seperti yang kita ketahui
bersama bahwa Ahok terlibat dalam kasus Penistaan Agama. Banyak pihak yang
mengatakan bahwa apa yang di tuduhkan oleh Ahok tidak benar mereka hanya ingin
menjatuhkan popularitas dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki Ahok. Berawal dari Basuki
Tjahaja Purnama melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu pada Selasa, 27
September 2016. Saat berpidato di hadapan warga, Ahok menyatakan tidak memaksa warga
untuk memilih dirinya pada Pilkada 2017. Pernyataan itu disertai kutipan surat Al Maidah
ayat 51 yang menuai reaksi publik.

Dari perkataannya itu berujung pada masalah besar hingga viral dimedia sosial
Pada 7 Oktober 2016, Ahok dilaporkan oleh Habib Novel Chaidir Hasan yang berprofesi
sebagai Alim Ulama. Ahok dilaporkan karena diduga melakukan tindak pidana penghinaan
agama. Setelah menjadi sorotan, pada Senin, 10 Oktober 2016, Ahok meminta maaf atas
pernyataannya tersebut. Ahok menyatakan tidak bermaksud menyinggung umat Islam.
Nyatanya pernyataan Ahok terkait dugaan penistaan agama masih memantik reaksi,
demonstrasi pun pecah di depan balai kota DKI Jakarta pada Jumat, 14 Oktober 2016. Ahok
pun mendatangi Bareskrim Mabes Polri pada Senin, 24 Oktober 2016 untuk memberi
klarifikasi terkait pernyataannya di Kepulauan Seribu. Namun, kekecewaan publik atas
dugaan penistaan agama tersebut nyatanya tak terbendung lagi. Sikap bertanggung jawab
dan pemberani yang dimiliki Ahok mengajarkan kepada kita bahwa menjadi seorang
pemimpin tidak mudah akan tetapi menjadi seorang pemimpin harus sabar, tenang dan
bijaksana dalam menghadapi suatu masalah atau dalam kondisi apapun. Prinsip kerendahan
hati yang dimiliki Pak Ahok yang dapat kita lihat bahwa walaupun banyak yang membenci
dan meragukan kinerja Ahok selama ia menjabat sebagai Gubernur, ia tetap santai dalam
menghadapi hal itu. Pemimpin seperti inilah yang harus kita tiru dan perlu kita apresiasi.
Sikap tegas, disiplin, enerjik dan penuh semangat, ia tetap memberikan respon yang baik
ketika ada yang tidak suka dengan keputusannya. Ahok termasuk pemimpin yang berani dan
kuat mental dalam menghadapi tantangan dari orang-orang yang kontra dengan dirinya dan
selalu memberikan yang terbaik bagi kesejahteraan masyarakat. Nilai-nilai yang dapat kita
ambil dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah ia adalah seorang pekerja keras yang
tangguh karena tidak mudah baginya untuk menjadi seperti saat ini dan merintis segalanya
dari nol. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan kita inspirasi untuk bekerja sebaik
mungkin di bidang yang kita tekuni. Penghargaan bukanlah hal yang ingin kita capai, tapi
penghargaan itu akan datang dengan sendirinya saat kita menunjukan hasil kerja kita.

You might also like