Professional Documents
Culture Documents
Masalah yang timbul pada masa pekembangan remaja dibagi kedalam tiga
periode yaitu remaja awal, remaja tengah dan remaja akhir. Pada masa remaja
merupakan masa yang penuh dengan gejolak. (IDAI,2013). Pada periode
perkembangan remaja awal yaitu kisaran usia 10 hingga 13 tahun. pada keadaan
prapubertas, kadar steroid dalam situasi tertekan oleh umpan balik negatif di
hipotalamus. Selanjutnya hipotalamus merangsang pelepasan selama tidak
bekerjanya gonadotropin dan hormon pertumbuhan dari pituitari anterior.
Rangkaian akibat perubahan somatik dan fisiologis meningkatkan kecepatan
maturitas seksual atau disebut dengan stadium tanner. Perkembangan psikososial
anak usia remaja terlihat dari perubahan konsep diri yang diamana kesadaran diri
anak menjadi meningkat secara eksponen terhadap tranformasi yang terjadi.
Kesadaran diri pada anak usia ini cenderung untuk memusatkan pada karakteristik
luar yang berbeda dengan introspeksi diri pada remaja akhir. Mereka seusia ini
akan mulai memperhatikan dengan teliti saat berpenampilan dan merasakan
bahwa oarang lain sedang memperhatikannya. Selanjutnya hubungan dengan
keluarga, teman sebaya dan masyarakat yang mempengaruhi pada awal remaja
yaitu kecenderungan anak akan memisahkan diri dari lingkungn keluarga dan
mulai melibatkan diri pada aktivitas sekolah dan teman sebayanya. Anak dengan
tahapan remaja awal ini biasanya akan mulai mementingkan urusan organisasi,
dan membina hubungan erat terhadap guru-guru tertentu dan orang tua temennya,
serta memberikan rasa memiliki terhadap organisasi yang diambil diluar keluarga.
Remaja muda sering bersosialisasi dengan kelompok jenis kelamin yang sesebaya
dan sering bergurau tentang siapa suka, dan membuktikan awal perkembangan
ketertarikan seksual. Rasa memiliki adalah suatu hal yang penting. Remaja laki-
laki berbeda dengan remaja perempuan, diamana remaja perempuan menganggap
persahabatan adalah berpusat pada saling mempercayai sedangkan remaja laki-
laki persahabatan berpusat pada kegiatan-kegiatan dan kompetisi. (Nelson, Et All.
2000). Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami
perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka
sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa
orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka
mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. (IDAI, 2013)
Remaja pertengahan, konsep diri pada tahapan ini adalah kelompok sebaya
yang tidak begitu terpengaruh atas pakaian, tingkah laku, dan aktivitas. Remaja
pertengahan sering bereksperimen dengan berbagai orang, berganti gaya pakaian,
kelompok teman dan minat. Banyak remaja yang berfilosofi tentang siapkah saya
dan mengapa saya ada disini. Perasaan sedih dan kekalutan merupakan perasaan
yang wajar dan mungkin sedikit sulit dibedakan dengan masalah kejiwaan.
Hubungan remaja tengah dengan keluarga, teman, dan lingkungan mengakibatkan
hubungan yang tegang antara remaja dan orang tua nya. Pada masa ini merupakan
bagian dari perpisahannya antara dirinya dan keluarganya, hal ini dikarenakan
berubahanya arah emosional. Pada masa ini ketertarikan fisik dan popularitas
merupakan faktor yang sangat rawan, baik pada hubungan antar sebaya maupun
untuk harga dirinya. Anak yang memiliki perbedaan yang terlihat secara fisik
seperti bibir sumbing adalah berisiko untuk mengembangkan keterampilan dan
keercayaan sosial serta lebih mudah mengalami kesulitan dalam membina
hubungan yang memuaskan. (Nelson, Et All. 2000).
3. Rasional
Rasional adalah kondisi dimana seorang anak berupaya agar hal yang
tidak dapat diterima menjadi dapat diterima (pembenaran). Contoh : ketika
seorang anak ditanya kenapa memukul temannya, dia akan menjelaskan
bahwa temannya merebut mainannya.
4. Fantasi
Fantasi merupakan kondisi yang datang dari daya pikir sang anak
untuk membantunya berdamai (deal) dengan kondisinya pada saat ini.
Contoh : seorang anak yang tidak berdaya dan terbaring lemah di rumah
sakit berkhayal bahwa dirinya adalah seorang Superman.
2. Bunuh Diri
Faktor risiko yang menyebabkan bunuh diri pada remaja diantaranya
adalah depresi, adanya riwayat upaya bunuh diri sebelumnya maupun
riwayat dari keluarga, performa sekolah yang buruk, disorganisasi keluarga,
penyalahgunaan zat serta tidak memiliki teman dekat. (Kyle, T & Carman,
S, 2014)
3. Penggunaan Zat Terlarang dan Alkohol
Seringkali penggunaan zat terlarang dan alkohol ini merupakan
pengaruh yang datang dari teman sebaya. Kurangnya kontrol dari orangtua
baik karena dilandasi pendidikan orangtua yang rendah, broken home
ataupun faktor lainnya cenderung menjadi faktor risiko seorang remaja
menggunakan zat ini. Tentunya hal ini tidak dapat berdiri sendiri seringkali
pemicunya multifaktor dan bisa dari individu remaja itu sendiri. Misalnya
adanya peningkatan stresor kehidupan seperti gagal di sekolah ataupun
kematian orang dekat. (Kyle, T & Carman, S, 2014)
4. Merokok
Remaja mulai merokok karena berbagai faktor, diantaranya meniru
perilaku orang dewasa, tekanan dari teman sebaya, dan meniru sifat orang
terkenal yang biasanya merokok. Remaja yang kemungkinan merokonya
rendah adalah remaja yang keluarga dan teman-temannya tidak merokok
serta yang tertarik pada kegiatan akademik ataupun olahraga yang
memerlukan performa dan stamina yang tinggi. (Wong, 2008).
Pada usia remaja biasanya lebih senang untuk diperiksa sendiri tanpa
ditemani orang tua seperti pada saat pemeriksaan genetalia (Wong, 2009).
Pendekatan spesifik sesuai usia untuk pemeriksaan fisik remaja agar anak merasa
nyaman dan aman saat dilakukan pemeriksaan fisik yaitu: remaja di tawarkan
pilihan untuk kehadiran orang tua. Ijinkan remaja untuk membuka pakaian dalam
privasi, berikan gaun pemerikaan, buka hanya daerah yang akan diperiksa,
hormati kebutuhan untuk privasi, jelaskan temuan selama privasi, pemeriksaan
genetalia bisa dilakukan terakhir setelah pemeriksaan yang lain selesai.
Analisa data