Professional Documents
Culture Documents
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kapada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Ets Perabaikan
Dan Perawatan Kapal II : Aplikasi Reability Centered Maintenance (RCM) Pada
Industri Perkapalan ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu pengetahuaan
yang penulis miliki.
.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bemanfaat khususnya
bagi penulis, umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, jika ada kekurangan mohon saran dan kritik sehingga
saya bisa memperbaiki kekurangan tersebut.
Atas perhatiannya terima kasih .
(Penulis)
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
2
DAFTAR ISI
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem manajemen perawatan merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan di sektor
industri manufaktur karena proses perawatan sendiri merupakan aspek pokok untuk menjamin
keselamatan kerja, lingkungan, kualitas produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta
biaya. Hal ini memicu para pelaku industri terutama bagian maintenance untuk terus menerus
merancang sistem pemeliharaan yang sesuai dengan kondisi.
Pemilihan teknik yang tepat, bagaimana cara menangani modus-modus kegagalan dan
bagaimana dapat memenuhi ekspektasi pengguna aset dan masyarakat. Kesemuanya itu
dikerjakan dengan tuntutan cara yang paling efisien untuk jangka panjang, dan dengan
dukungan serta kerjasama oleh semua orang yang terlibat.
Reliability Centered Maintenance (RCM) merupakan landasan dasar untuk perawatan fisik dan
suatu teknik yang dipakai untuk mengembangkan perawatan pencegahan (preventive
maintenance) yang terjadwal (Ben-Daya,2000). Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa
keandalan dari peralatan dan struktur dari kinerja yang akan dicapai adalah fungsi dari
perancangan dan kualitas pembentukan perawatan pencegahan yang efektif akan menjamin
terlaksananya desain keandalan dari peralatan (Moubray, 1997).
Joel Levitt (2008) menjelaskan bahwa pemborosan dalam aspek pemeliharaan yang sering
terjadi adalah buruknya Preventive Maintenance dikarenakan tidak diatur dengan baik,
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
4
rendahnya kemampuan personel, dan tidak diketahuinya prioritas pekerjaan sehingga pekerja
melakukan pekerjaannya tidak terjadwal dengan baik. Hal tersebut menyebabkan banyaknya
terjadi kerusakan mesin yang tidak terjadwal yang menyebabkan menurunnya kehandalan
mesin. Rendahnya kehandalan mesin menyebabkan tingginya biaya untuk pemeliharaan dan
biaya kehilangan peluang (opportunity cost) untuk memproduksi produk.
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
RCM memiliki empat (4) komponen utama, yaitu reactive maintenance, preventive
maintenance, predictive testing and inspection, dan proactive maintenance.
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
6
Gambar 2.1 Komponen-Komponen RCM
7
dijadwalkan secara rutin dengan sejumlah pemeriksaan dan pemeliharaan dengan
interval tertentu dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya kegagalan pada peralatan
yang rentan terjadi kegagalan. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengurangi
jumlah dan bahaya atau akibat kegagalan kegagalan yang tidak terencana.
Untuk menentukan interval waktu pelaksanaan PM biasanya digunakan data Mean
Time Between Failure (MTBF) sebagai parameternya. Selanjutnya harus diadakan
pemantauan terhadap kondisi mesin atau peralatan untuk menentukan kondisi mesin
dan untuk menetapkan tren peramalan kondisi mesin yang akan datang. Beberapa
pendekatan yang dapat digunakan untuk meramalkan kecenderungan pada waktu
tertentu antara lain:
a) Antisipasi kegagalan dari pengalaman masa lalu. Dibutuhkan data historis
kegagalan mesin dan pengalaman juga intuisi dalam menentukan kemungkinan
terjadinya kegagalan.
b) Distribusi statistik dari data kegagalan. Distribusi kegagalan dan probabilitas
kegagalan dapat diketahui dengan menggunakan analisis statistik.
c) Pendekatan konservatif. Dilakukan dengan melakukan monitoring mesin atai
peralatan setiap bulan atau setiap minggu untuk memastikan mesin atau
peralatan dalam kondisi yang baik.
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
8
menggunakan analisis akar masalah kegagalan dan danalisis prediktif untuk
meningkatkan efektivitas pemeliharaan serta mengadakan evaluasi secara periodik
terhadap terhadap interval pemeliharaan dan pelaksanaannya, serta mengintegrasikan
fungsi dan dukungan pemeliharaan ke dalam program perencanaan pemeliharaan.
Dalam tulisannya J. T. Selvik (2011) menjelaskan ketiga fase tersebut dalam bagan Reliability
and Risk Centered Maintenance (RRCM).
Kotak 1 sampai dengan 4 memenuhi fase pertama (a) dan kedua (b) dalam metodologi RCM
dengan mengaplikasikan PM task assessment dan PM interval assesment. Langkah selanjutnya
mencakup fase terakhir (c) dengan mengevaluasi ketidakpastian yang terjadi dan
dikomunikasikan ke pihak manajemen untuk ditindak lanjuti untuk membuat program PM.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurlaily (2016) dengan judul Studi Implementasi
RCM untuk Peningkatan Produktivitas Dok Apung (Studi Kasus: PT.Dok dan Perkapalan
Surabaya) di peroleh hasil dan pembahasan sebagai berikut :
9
Berdasarkan analisa FMEA didapat mode-mode kegagalan pada masing-masing
komponen MSI. Mode kegagalan yang sering terjadi pada pompa yaitu kesalah
adjusting, kerusakan pada impeller, dan kerusakan pada katup-katup pembagi.
Berdasarkan pada analisa LTA (Logic Tree Analysis) didapatkan kategori
kekritisan pada masing-masing dok apung. Dimana kategori kekritisan pada dok
I,II, dan IV mempunyai kategori kekritisan B, yang menyatakan mode
kegagalannya berpengaruh pada lama waktu docking un-docking. Sedangkan, pada
dok V kategori kekritisannya yaitu D, dimana kategori ini mode kegagalannya tidak
diketahui oleh operator (hidden failure).
B. Pembahasan Analisa Kuantitatif
Pada tahap analisa kuantitatif ini akan dihitung nilai keandalan masing-masing
komponen untuk mengetahui penjadwalan yang sesuai dengan nilai keandalannya.
Ketika terjadi kerusakan:
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
10
Dimana, Rm(t) : Nilai keandalan setelah tindakan maintenance berdasarkan RCM,
Berdasarkan pada Gambar 2.2 diatas, dapat dilihat bahwa nilai keandalan sistem
dok II terjadi peningkatan. Peningkatan nilai keandalan sebelum (R(t)) maupun
keandalan setelah (Rm(t)) tindakan maintenance berdasarkan RCM salah satu
contoh pada hari ke-126 terjadi peningkatan dari 0.7714 menjadi 0.8697.
Peningkatan keandalan juga terjadi pada sistem dok I,IV dan V. Oleh karena itu,
tindakan maintenance berdasarkan pada RCM (Reliability Centered Maintenance)
di DPS dapat di implementasikan. Dengan harapan akan meningkatkan kinerja dari
sistem dok apung dan dapat meningkatkan produktivitas dok apung PT.Dok dan
Perkapalan Surabaya.
C. Tindakan Dan Rencana Perawatan
Tindakan dan rencana perawatan berdasarkan metode RCM (Reliability
Centered Maintenance) adalah sebagai berikut:
a. Tindakan perawatan yang harus dilakukan pada ponton yaitu pengecekan
ketebalan pelat, pemeriksaan terhadap indikasi korosi pada pelat dengan
penyelaman dibawah dok apung. Tindakan perawatan pada pompa berupa
mengecek kondisi as pompa terutama penyetelannya, pengencangan pada
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
11
baut- baut pompa yang longgar, membersihkan kotoran- kotoran yang
menempel pada pompa seperti debu maupun bekas minyak, melakukan
pembersihan impeller, serta pengecekan gasket pada sambungan flange yang
bocor. Tindakan perawatan pada capstan berupa memeriksa pelumasan pada
roda gigi capstan, memeriksa katup-katup pembuangan dan pemasukan uap,
dan membersihkan capstan dari debu maupun bekas minyak. Serta perawatan
pada crane berupa menata kabel crane dengan rapi, pengencangan pada baut-
baut crane yang longgar, memeriksa pelumasan pada semua bagian yang
bergerak dari crane, memeriksa dan membersihkan bagian crane yang
mudah retak/aus seperti poros, roda gigi, dsb.
b. Penjadwalan perawatan untuk ponton dan crane setiap 1 bulan sekali,
sedangkan untuk pompa dan capstan setiap 2 bulan sekali
12
Melakukan inspeksi terhadap penerimaan barang, penyimpanan dan penyerahan
barang ke site produksi ketika ada permintaan.
Mengatur dan mengorganisasi sistem yang ada, sehingga material, permesinan dan
perlengkapan didistribusikan ke site produksi tepat waktu sesuai dengan permintaan.
13
Tidak tersedianya peralatan dan suku cadang yang dibutuhkan dalam perawatan
mesin.
Human error
Ketrampilan dan pengetahuan awak kapal yang terbatas serta sulitnya mendapatkan
awak kapal yang berpengalaman.
Rute operasi kapal yang acak (Tramper) dan merupakan pelayaran jarak pendek
serta seringnya terjadi perubahan pelabuhan tujuan kapal (Deviasi) yang
menyulitkan pelaksanaan dari jadwal perwatan kapal yang telah disusun.
Kurangnya koordinasi antara pihak kapal dengan pihak perusahaan.
Waktu untuk menyelenggarakan perawatan dan perbaikan kapal yang sangat sempit
sehubungan dengan jadwal operasi kapal yang sangat padat meski perawatan dan
perbaikan tersebut sangat diperlukan.
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Internet
Adjie. 2016. Manajemen Perawatan Kapal. [terhubung berkala].
http://adjiedaji.blogspot.co.id/2016/04/manajemen-perawatan-kapal.html [06
November 2017]
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
15
Widyaningsih, S.A. 2011, Perancangan Penjadwalan Pemeliharaan Pada
Mesin Produksi Bahan Bangunan Untuk Meningkatkan Kehandalan Mesin
Dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM), Skripsi, Fakultas
Teknik, Program Studi Teknik Industri, Universitas Indonesia
Mas Nabilah Wardatul Khamrokh / 05.2014.1.01082 APLIKASI REABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA
INDUSTRI PERKAPALAN
16