Professional Documents
Culture Documents
A. Tujuan
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Teori
Tingginya kadar C18:3 minyak itu dapat menyebabkan ketengikan
oksidatif, akibat ketengikan mengakibatkan warna miyak yang menjadi
keruh, rasa pada makanan yang digoreng menggunakan minyak itu tidak
enak, serta bau yang tengik. Komposisi asam lemak dipengaruhi oleh Suhu
udara selama pengembangan benih misalnya pada minyak lobak. banyak
tanaman menanggapi suhu yang lebih rendah dengan meningkatkan
tingkat ketidakjenuhan dalam asam lemak dari selaput dan glikolipid suhu
yang lebih tinggi dengan mengurangi tingkat ketidakjenuhan dari asam
lemak membran mereka (Deng dan Scarth, 1998).
Ada dua tipe kerusakan pada minyak yaitu ketengikan dan hidrolisa.
Ketengikan terjadi bila komponen cita rasa dan bau yang mudah menguap
terbentuk sebagai akibat kerusakan oksidatif dari lemak dan minyak yang
tak jenuh. Komponen-komponen ini menyebabkan ini menyebabkan bau
dan cita rasa yang tak diinginkan dalam lemak dan minyak dan produk-
produk yang mengandung lemak dan minyak itu. Hidrolisa minyak dan
lemak menghasilkan asam-asam lemak bebas yang dapat mempengaruhi
cita rasa dan bau daripada bahan itu. Hidrolisa dapat disebabkan oleh
adanya air dalam lemak atau minyak atau karena kegiatan enzim
(Buckle, 1985).
Ketengikan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan
rusaknya lemak dan minyak. Pada dasarnya ada dua tipe reaksi yang
berperan pada proses ketengikan, yaitu oksidasi dan hidrolisis. Oksidasi
terjadi sebagai hasil reaksi antara trigliserida tidak jenuh dan oksigen dari
udara. Yang kedua adalah hidrolisis. Enzim lipase menghidrolisis lemak,
memecahnya menjadi gliserol dan asam lemak. Lipase dapat terkandung
secara alami pada lemak dan minyak, tetapi enzim itu dapat diinaktivasi
dengan pemanasan. Enzim ini dapat pula dihasilkan oleh mikroorganisme
yang terdapat pada bahan makanan berlemak (Gaman, 1993).
Asam lemak esensial yaitu asam lemak yang dibutuhkan tubuh dan
mengandung ikatan rangkap yang tidak dapat disintesis oleh tubuh
manusia. Angka asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak
bebas yang terdapat dalam minyak. Angka asam yang besar menunjukkan
terbentuknya asam lemak bebas yang besar dari hidrolisis minyak. Makin
tinggi angka asam makin rendah kualitas minyaknya
(Almunady dkk, 2011).
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi
dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter,
benzena, alcohol, aseton, dan karbondisulfid. Lipid juga merupakan
kelompok senyawa beraneka ragam. Lemak dikenal merupakan salah satu
dari senyawa lipid. Adapun yang termasuk senyawa lipid antara lain
kolesterol, steroid, dan terpenoid. Secara bahasa lipid merupakan lemak,
sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid merupakan senyawa
trimester yang dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam
karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari dua jenis molekul yang
lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol
yang memiliki tiga karbon yang masing-masing mengandung sebuah
gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang,
umumnya 16 sampai 18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung asam
lemak itu adalah kepala yang terdiri atas suatu gugus karboksil dan gugus
fungsional yang menyebabkan molekul ini disebut asam lemak, yang
berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah hidrokarbon panjang yang
disebut ekor ( Widiarti, 2012 ).
Minyak merupakan bahan cair di antaranya disebabkan rendahnya
kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak yang
tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap di antara atom-
atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah. Lemak
banyak digunakan dalam pembuatan roti dengan tujuan membantu
mengempukan produk akhir. Lemak yang bersifat demikian dikenaal
dengan istilah shortening (Winarno, 2004 ).
Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang
sangat penting untuk kehidupan. Selain memiliki sisi positif, lemak juga
mempunyai sisi negatif terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh
antara lain sebagai sumber energi, bagian dari membran sel, mediator
aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga keseimbangan suhu
tubuh, pelindung organorgan tubuh serta pelarut vitamin A, D, E, dan K.
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh
dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya. Asam
lemak pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C
(karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta
letak ikatan rangkap (Sartika 2008).
2. Tinjauan Bahan
Lemak ada dua, yaitu lemak nabati dan lemak hewani. Jika
dibanding dengan lemak hewani, maka lemak kacang-kacangan
mempunyai beberapa kelebihan, anatar lain adalah jenis asam lemaknya
adalah kebenyakan asam lemak tak jenuh yang dapat menurunkan kadar
kholestrol dalam darah. Selain itu minyak nabati biasanya mengandung
anti oksidasi alam yang dapat mencegah proses ketengikan
(Handajani, 1994).
Minyak kelapa sawit mengandung asam miristat 1% - 2%, asam
palmitat 7,5% - 10,5%, asam stearat 1% - 3%, asam oleat 5% - 8%, asam
linoleat 4%-5%, dan asam linolenat 1%, sedangkan minyak kelapa
mengandung asam miristat 13% - 19%, asam palmitat 32% - 47%, asam
stearat 4% - 10%, asam oleat 38% - 50%, dan asam linoleat 1,5% - 2,5%.
Minyak kelapa dan kelapa sawit sebagai sumber kebutuhan minyak goreng
harus dijaga kualitasnya. Penurunan kualitas minyak sangat dipengaruhi
oleh keberadaan asam lemak yang dikandungnya. Faktor yang menjadi
penyebab utama menurunnya kualitas minyak adalah ketengikan, yaitu
proses oksidasi oleh oksigen dari udara terhadap lemak yang
mengakibatkan minyak menjadi tidak layak dikonsumsi
(Desnelli dan Zainal, 2009).
Minyak zaitun adalah minyak yang diperoleh dari zaitun, pohon
tradisional tanaman dari cekungan Mediterania. Minyak zaitun merupakan
salah satu minyak baik karena memiliki tertinggi (75%) isi MUFA antara
semua minyak lainnya. Selain itu, mengandung berbagai antioksidan yang
berharga ( hydroxytyrol adalah senyawa antioxidant utama dalam minyak
zaitun), minyak zaitun diyakini memainkan peran penting dalam banyak
manfaat kesehatan. Penggunaan MUFA (asam terutama oleat) memimpin
menurunkan kolesterol LDL dan kolesterol HDL elevasi yang dapat
menyebabkan penurunan risiko CAD. Selanjutnya, MUFA memberikan
antiinflamasi, antitrombotik, antihipertensi serta efek vasodilatasi. Perlu
dicatat bahwa olahan minyak zaitun, extra virgin atau minyak zaitun
setidaknya memiliki lebih banyak MUFA dibandingkan minyak zaitun
lainnya. Selain itu, minyak tersebut juga mengandung lebih banyak
polyphenol, yang dapat bertanggung jawab sebagai efek yang
menguntungkan dari minyak itu ke hati (Mishra dan Manchanda, 2012).
Lemak adalah komponen pakan yang dapat berfungsi sebagai
sumber energi asam lemak esensial. Kebutuhan lemak dan jenis asam
lemak esensial pada ikan berbeda menurut jenis ikan. Sumber lemak yang
digunakan dalam pakan sangat mempengaruhi pertumbuhan karena
memiliki komposisi asam lemak yang berbeda. Minyak ikan banyak
mengandung asam lemak dari kelompok n-3 HUFA dan minyak kedelai
mengandung asam lemak dari keluarga lenoleat (n-6)
(Suwirya dkk, 2005).
Minyak ikan memiliki asam lemak bebas yang beragam, mulai dari
12-26 atom karbon dan 0-6 ikatan rangkap. Asam lemak yang terkandung
dalam ikan terdiri atas asam lemak jenuh (15-25%), asam lemak tak jenuh
tunggal (35-60%) dan asam lemak tak jenuh majemuk (25-40%). Ikan laut
merupakan salah satu sumber makanan yang kaya akan asam lemak
tak jenuh. Senyawa ini telah banyak dibuktikan memberikan efek positif
bagi kesehatan, seperti menurunkan resiko penyakit jantung, kanker,
arhitis dan lain-lain (Berge & Barnathan, 2005). Berbeda dengan lemak
dan minyak lainnya, minyak ikan mengandung EPA dab DHA yang tinggi
masing-masing berjumlah 14-19% dan 5-8%. Komposisi asam lemak tak
jenuh majemuk tergantung pada berbagai faktor. Asam lemak jenuh
termasuk komponen C12 sampai C24 dan beberapa dengan rantai cabang
(iso C16, iso C17) juga telah ditemukan. Diantara asam lemak tak jenuh
tunggal 16:1 (7), 20:1 ( - 9) dan 22:1 ( - 11) juga ada dalam jumlah
yang bervariasi. Lebih dari 50 asam lemak bebas yang berbeda telah
ditemukan dalam minyak ikan namun delapan jenis seringkali mewakili
lebih dari 80% dari jumlah keseluruhan (Pratama dkk, 2011).
C. Metodologi
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Buret
c. Waterbath
d. Gelas beaker
e. Gelas ukur
f. Timbangan
g. Pendingin balik
h. Neraca analitik
i. Elenmeyer 100 ml
j. Elenmeyer 250 ml
k. Pipet volume
l. Pipet tetes
m. Penjepit
n. Pro pipet
2. Bahan
a. Minyak baru
b. Minyak bekas
c. Minyak wijen
d. Minyak sawit
e. Minyak zaitun
f. Minyak ikan
g. Lemak ayam
h. Kacang tanah
i. Air dingin
j. Susu
k. Larutan NaCl 0,1 M
l. Larutan HCl
m. Larutan phloroglucinol 1%
n. Larutan alkohol netral
o. Indikator fenol-fthalein
p. Larutan NaOH 0,1 N
q. Larutan NaOH 0,01 N
3. Cara Kerja
A. Pengaruh suhu dingin terhadap kenampakan beberapa jenis minyak
Gambar 2.2 Diagram Alir Pengujian Ketengikan Minyak dengan Metode Kreiss
Test
C. pengujian angka asam minyak
DibiarkanAlir
Gambar 2.4.1 Diagram selama 30 menit
Penyiapan Enzim Lipase
Ditambah 40 ml alkohol
Almunady T dkk. 2011. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak
Jenuh Omega-3 dari Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan
Metoda Kromatografi Gas. Jurnal Penelitian Sains. Vol. 14, No. 4.
Universitas Sriwijaya.
Buckle, K. A. dkk. 1985. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Crabbe, Edward et al. 2001. Biodiesel Production From Crude Palm Oil and
Evaluation of Butanol Extraction and Fuel Properties. Process
Biochemistry. Vol. 37, Hal. 65 71. Japan.
Deng, X dan Scarth, R. 1998. Temperature Effects on Fatty Acid Composition
During Development of Low-Linolenic Oilseed Rape (Brassica Napus L.).
Jaocs. Vol. 75, No. 7.
Desnelli dan Zainal Fanani. 2009. Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat,
Stearat, dan Oleat dalam Medium Minya k Kelapa Sawit, serta tanpa
Medium. Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 1. Universitas
Sriwijaya.
Dulf, Francisc V et al. 2013. Fatty Acid Composition Of Lipids In Pot Marigold
(Calendula Officinalis L.) Seed Genotypes. Chemistry Central Journal. Vol.
7, No. 8. Romania.
Fadlana, Mochamad Hadi. 2006. Pengaruh Suhu Penyimpanan dan Cara
Ekstraksi Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Mutu Minyak Yang
Dihasilkan Selama Penyimpanan. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Gaman, P. M. 1993. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan,Nutrisi, Dan
Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.
Handajani, Sri. 1994. Pangan dan Gizi. Sebelas Maret University Press. Surakarta
Ketaren, S. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta.
Macrae, A. 1983. Lipase-Catalyzed Interesterification Of Oils And Fats. Jaocs.
Vol. 60, No. 2. England.
Mishra, Sundeep dan Manchanda, S.C. 2012. Cooking Oils for Heart Health.
Jurnal Preventive Cardiology. Vol. 1, No. 3. India.
Pratama, Rusky I dkk. 2011. Analisis Komposisi Asam Lemak yang Terkandung
dalam Ikan Tongkol, Layur, dan Tenggiri dari Pameungpeuk, Garut.
Published aat Jurnal Akuatika Vol. II No. 2. Universitas Padjajaran.
Riwayati,Indah, Indah Hartati dan Laeli Kurniasari. 2012. Teknologi Imobilasi
Sel Mikroorganisme Pada Pproduksi Enzim Lipase. Jurnal Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik UNWAHAS Jl.Menoreh Tengah X/22 Sampangan,
Semarang.
Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan
Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. KESMAS, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional Vol. 2, No. 4. Universitas Indonesia.
Suwirya, Ketut dkk. 2005. Pengaruh Substitusi Minyak Ikan Dengan Minyak
Kedelei dalam Lemak Pakan Terhadap Pertumbuhan Benih Kerapu
Lumpur, Epinephelus coioides. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
Volume 11 Nomor 5. Gondol.
Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka utama.
Jakarta.
PERHITUNGAN
A. Angka Asam Setiap Kelompok dalam 1 shift
=
Kelompok 8; 9; 12; 13; 14
Sampel minyak baru =
0.2 0.1 40 0.8
= = = 0.16
5 5
Kelompok 8; 9; 12
Sampel minyak lama =
8.1 0.1 40 32.4
= = = 6.48
5 5
Kelompok 10; 11
Sampel minyak lama =
9.7 0.1 40 38.8
= = = 7,76
5 5
B. Aktivitas Enzim Lipase Setiap Kelompok dalam 1 shift
=
Kelompok 8; 10; 12
Sampel susu =
25.2 0.01
= = 0.00252 = 25.2 103
10 10
Kelompok 8; 10; 12
Sampel blanko =
4.4 0.01
= = 0.00044 = 0.44 103
10 10
Kelompok 9; 11; 13
Sampel susu =
24 0.01
= = 0.0024 = 24 103
10 10
Kelompok 9; 11; 13
Sampel blanko =
5.1 0.01
= = 0.00051 = 0.51 103
10 10
Kelompok 14
Sampel blanko =
4.6 0.01
= = 0.00046 = 0.46 103
10 10
LAMPIRAN