Professional Documents
Culture Documents
Determinan
Lingkungan Penyakit Kematian
Perilaku Angka Kesakitan Angka Kematian
Pelayanan Kesehatan
Keturunan
Batasan ini mengacu pada teori Blume yang menyatakan bahwa kesehatan
itu ditentukan oleh Iingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan disamping
keturunan
Berdasarkan pengertian di atas, maka indikator yang digunakan untuk
menentukan indeks potensi keluarga sehat pada proyek KKG adalah:
1. Tersedianya sarana air bersih
2. Tersedianya jamban keluarga
3. Lantai rumah bukan dan tanah
4. Peserta KB (bagi keluarga dengan PUS)
5. Memantau tumbuh-kembang anak (bagi yang punya balita)
6. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
7. Menjadi peserta Dana Amal Sehat (DAS)/ Dana Sehat/Askes/JPKM
Tiga indikator pertama (nomer 1, 2 dan 3) merupakan indikator
lingkungan, yang semuanya berada di sekitar tempat tinggal. Rumah
dipandang merupakan lingkungan yang paling dekat dan paling lama dihuni
keluarga. Lingkungan diluar rumah sementara tidak disinggung, akan tetapi
bisa dimasukkan kepada indeks desa sehat atau kecamatan sehat, dst.
Untuk perilaku dipilih 3 indikator (nomer 4, 5 dan 6) dengan alasan:
a. Peserta KB, karena banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa
menjadi peserta KB akan membuat tingkat kesehatan ibu, anak dan
keluarganya meningkat.
b. Memantau tumbuh-kembang anak, karena bisa menggambarkan keadaan
kesehatan, gizi dan perkembangan anak. Disamping itu bila anak dipantau
tumbuh-kembangnya, biasanya diantar ibu atau bapaknya. Artinya terjadi
interkasi antara keluarga dengan petugas kesehatan.
c. Tidak ada anggota keluarga yang merokok, karena terbukti bahwa ada
satu saja anggota keluarga yang merokok, berarti satu keluarga merokok
(yang Iainnya sebagai perokok pasif, yang mempunyai risiko serupa
dengan perokoknya). Disamping itu rokok sering menjadi entry point
terhadap gangguan napza (narkotik, psikotropika dan zat adiktif lainnya).
Indikator terakhir mewakili pelayanan kesehatan, karena bila keluarga
tersebut telah menjadi peserta Dana Amal Sehat/Dana Sehat/Askes/JPKM,
praktis akses terhadap pelayanan kesehatan telah terjamin.
Suatu studi komparatif antara peserta Dana Sehat Semesta di Kabupaten
wonogiri dibandingkan dengan tetangganya Kabupaten Karanganyar,
menunjukkan bahwa peserta Dana Sehat dengan premi Rp.750,-/orang/tahun
telah secara bermakna meningkatkan frekuensi pemeriksaan kehamilan dan
proporsi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, seperti tampak pada
tabel berikut.
Jenis Pelayanan Maternal Wonogiri Karanganyar
Frekuensi ANC Trisemester I 2,05 1,63
Frekuensi ANC Trisemester II 2,91 2,47
Frekuensi ANC Trisemester III 4,14 3,41
Rerata Frekunsi ANC 9,14 7,48
Persalinan oleh tenaga kesehatan 96,7% 78,3%
Tampak bahwa di Kabupaten wonogiri penduduk mendapatikan
pelayanan matemnal yang lebih baik (walaupun iuran Dana Sehat hanya
Rp.750' /orang/tahun) dibandingkan penduduk Kabupaten Karanganyar.
Meskipun data IPKS itu sedikit, namun mengumpulkan data IPKS untuk
seluruh keluarga di wilayah kerja Puskesmas tentu cukup berat. Oleh karena tiu
berikut ini disampaikan beberapa cara yang murah, antara lain:
1. Lakukan pendataan ini secara bertahap, misalnya tahun pertama 2 desa dulu,
tahun ke dua 4 desa lagi dan seterusnya, sampel akhimya terkumpul data IPKS
seluruh keluarga. Pendataan ini bisa dilakukan melalui bidan di desa dan
dibantu para kader posyandu.
2. Gunakan murid SD sebagai pengumpul data. Dibuat formulir IPKS untuk tiap
keluarga, lalu tiap murid diminta unituk mengisi dengan data keluarganya
sendiri. Sang murid tentu akan membicarakan dulu dengan orang tuanya agar
dapat mengisi Format IPKS Keluarga tersebut dengan benar. Kegiatan ini
akan menggugah kesadaran anak akan faktor penting bagi kesehatan
keluarganya, sekaligus berinteraksi positif dengan orang tuanya. Dengan
demikian puskesmas telah memiliki data IPKS seluruh keluarga yang anaknya
bersekolah, tinggal melengkapi data dan sisa keluarga lainnya.
Atas dasar data IPKS ini bisa diketahui
1. Desa mana yang menjadi prioritas utama, yaitu desa dengan IPKS paling
rendah.
2. Program apa yang menjadi priortas utama di desa tersebut, yaitu indikator
yang paling kecil proporsinya.
3. Keluarga mana yang menjadi prioritas utama, yaltu keluarga dengan IPKS
paling rendah.
Dengan demikian, meski sumberdaya Puskesmas terbatas, intervensi
program bisa terarah, balk untuk lokasi desa, jenis program maupun sasaran
keluarganya.