Professional Documents
Culture Documents
B. Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor hormonal,
pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan
biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesteron.
Dalam persalinan ada dua hormon yang mempengaruhi dan dominan yaitu:
Hormon estrogen : Meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangsangan dari luar seperti oxcytoksin, prostaglandin, dan rangsangan mekanisme.
Hormon progesteron : Menurunkan sensitifitas otot rahim, menghambat rangsangan dari luar
menyebabkan relaksasi otot dan otot polos.
Teori yang menimbulkan adanya persalinan
Teori keregangan : Keregangan otot rahim mempunyai batas tertentu oleh karena itu setelah
melewati batas tertentu akan terjadi kontraksi.
Teori penurunan progesteron : Proses penuaan plasenta, dimana terjadi penimbunan jaringan
ikat, penyempitan pembuluh darah, sehingga terjadi kebuntuan menyebabkan produksi
progesteron mengalami penurunan.
Teori oxcytoksin internal : Keseimbangan progesteron dan estrogen, meningkatkan pengeluaran
oxcytoksin dan mengakibatkan peningkatan aktivitas kontraksi rahim.
Teori prostaglandin : Peningkatan prostaglandin sejak hamil 15 minggu dikeluarkan decidua dan
prostaglandin sebagai pemicu terjadinya persalinan.
Tekanan kepala bayi pada ganglion cervikalis dan fleksus franken house dapat menimbulkan
kontraksi rahim dan reflek mengejan. (Manuaba, 1998; 158 159)
C. Fisiologi
Tahap-tahap persalinan
Selama proses persalinan terbagi menjadi 4 tahap (kala), yaitu
Kala I
Ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, karena servik mulai membuka dan mendatar.
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase :
1) Fase laten : dari pembukaan 0 3 cm ( 7- 8 jam)
2) Fase aktif : dibagi menjadi tiga :
A. Fase Akselerasi : 3 4 cm ( 2 jam )
B. Fase Delatasi Maksimal : 4 8 cm ( 1- 2 jam)
C. Fase Deselerasi : 9 - 10 cm (1 - 2 jam )
Kala II
Kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah turun masuk ruangan panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Ibu merasa seperti ingin buang air besar, karena tekanan pada rektum dengan tanda
anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perinium
meregang.Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala diikuti seluruh badan bayi.
Kala III
Setelah bayi lahir kontraksi rahim beristirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri
setinggi pusat, berisi plasenta yang menjadi tebal dua kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian
datang pelepasan dan pengeluaran plasenta. Dengan waktu 10-15 menit seluruh plasenta terlepas
didorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan diatas symphisis
atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-10 menit setelah bayi lahir,
pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100200 cc.
Kala IV
Masa dua jam setelah persalinan, masa ini untuk melakukan observasi karena sering terjadi
perdarahan 2 jam pertama setelah persalinan. Hal-hal yang perlu diobservasi adalah:
Keadaan umum ibu
Tanda-tanda vital
Kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
Jumlah perdarahan
Selama persalinan perdarahan yang normal tidak lebih dari 400 cc. (Mochtar Rustam,1990;103)
Mekanisme persalinan
Pada minggu terakhir kehamilan segmen bawah rahim meluas untuk menerima kepala janin
terutama pada primi dan juga pada multipara saat partus mulai.
Urutan turunnya kepala janin:
1) Pada permulaan persalinan kepala anak tepat diatas PAP dengan posisi ubun-ubun depan dan
belakang sama (SYNCLITISMUS)
2) Ubun ubun dengan tertahan symphisis sehingga ubun ubun belakang lebih rendah karena
bagian belakang ada lengkungan sakrum (ASYNTICLISMUS POSTERIOR)
3) Dengan adanya his kepala makin turun sehingga tekanan symphisis terlepas dan kepala berputar
lagi sampai ubun-ubun depan dan ubun-ubun belakang sama tinggi (ASYNTICLISMUS)
4) Akhirnya sampai pintu bawah panggul dengan posisi kepala ubun-ubun depan lebih rendah
(ASYINTICLISMUS ANTERIOR) sehingga posisi kepala dalam keadaan flexi
5) Karena ruangan pintu bawah panggul lebih longgar dan lunak kepala mengadakan PUTAR
PAKSI dalam sehingga ubun-ubun kecil berada dibawah symphisis, saat ini akan terjadi
moulase kepala janin
6) Dengan kekuatan his dan mengejan kepala makin maju dan mengadakan ekstensi dan defleksi
(membuka pintu) dengan ubun-ubun kecil sebagai hypomuclion (pusat putaran) dan lahirlah
ubun-ubun besar, dahi, muka, dan kepala seluruhnya
7) Kemudian kepala mengadakan putar paksi (RESTITUSI) sesuai dengan letak punggung
8) Selanjutnya melahirkan badan anak.
D. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan nyeri.
Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron, peningkatan
oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka
terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi,
fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir
kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan
mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta
terlepas secara bertahap.
Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan
lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi
infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami
penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
E. Klasifikasi
1) Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya dengan kekuatan ibu sendiri.
2) Persalinan buatan : bila persalinan dengan bantuan tenaga dari luar yaitu alat forceps, vacum,
dan sectio caesarea
3) Persalinan anjuran : bila kekuatan untuk persalinan diambilkan dari luar dengan jalan
rangsangan yaitu : dengan induksi, amniotomi, dan lain-lain. (Manuaba, 1998; 157)
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya gangguan pada ginjal
dilakukan pada trimester II dan III.
Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan gambaran dari janin,
plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut
fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan
tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang
sama
I. Penatalaksanaan
Memimpin persalinan dengan mengajarkan ibu untuk mengejan setiap ada his dengan cara tarik
nafas sedalam mungkin dipertahankan dengan demikian diafragma membantu otot dinding rahim
mendorong ke arah jalan rahim.
1) Bila kontraksi hilang ibu dianjurkan nafas dalam secara teratur
2) Demikian seterusnya sampai kepala anak akan lahir lalu ibu diminta untuk bernafas hal ini agar
perinium meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala tidak terlalu cepat
3) Menolong melahirkan kepala
Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
Menahan perinium dengan satu tangan lainnya yang dialasi duk steril agar tidak terjadi robekan.
Setelah muka bayi lahir diusap dengan kasa steril untuk membersihkan dari kotoran
Melahirkan bayi
4) Periksa tali pusat
Bila ada lilitan tali pusat dilonggarkan dulu dan bila lilitan terlalu erat maka diklem pada dua
tempat dan dipotong sambil melindungi leher anak.
5) Melahirkan anak dan anggota seluruhnya
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi (biparietal)
Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarikan ke atas untuk
melahirkan bahu belakang
Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan
selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh seluruhnya.
Merawat bayi
1) Pegang erat bayi agar jangan jatuh, letakkan di perut ibu.
2) Bebaskan jalan nafas bayi dengan menghisap lendir dari mulut dan hidung bayi
3) Potong tali pusat yang sebelumnya diklem 15 cm dari perut bayi dan klem kedua 2 cm dari klem
pertama lalu dipotong diantaranya, kemudian dijepit atau ditali, dibungkus kasa betadin atau kasa
alkohol 70%
Setelah bayi lahir jangan lupa perhatikan perdarahan, kontraksi uterus dan robekan perinium.
Jika ada dilakukan penjahitan.
KONSEP KEPERAWATAN
KALA I
1. Pengkajian
Secara Khusus :
1. Memeriksa tanda-tanda vital.
2. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristijk yang
mengambarkan kontraksi uterus :
- Frekwensi
- Internal
- Intensitas
- Durasi
- Tonus istirat
3. Penipisan cerviks,evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama dan seriong
diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
4. Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa kekuatan
kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
5. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,letrak janin,penurunan
janin.
6. Pemeriksaan Vagina: membran,cerviks,foetus,station.
7. Tes diagnostik dan laboratorium
Specimen urin.
Tes darah.
Ruptur membran.
Cairan amnion : Warna ,karakter dan jumlah
2. Diagnosa Keperawatan
Fase Laten
Nyeri b/d kontraksi uterus
Ketakutan b/d persalinan dan menjelang kelahiran
Fase Aktif
Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan
3. Intervensi Keperawatan
Fase laten .
Nyeri b/d kontraksi uterus.
Tujuan : Klien mampu menyesuaikan diri dengan nyeri yang dirasakan akibat peningkatan
kontraksi uterus
Intervensi dan Rasional :
1. Observasi DJJ,his,pembukaan jalan lahir
R: Suatu gambaran mengenai kemajuan proses persalinan.
2. Ajarkan teknik relaksasi
R : Untuk mengurangi nyeri
3. Ajarkan ibu teknik mengedan yang baik
R: agar ibu tau cara mengedan yang baik
4. Lakukan masase pada tulang belakang saat adanya his
R: mengurangi nyeri pada ibu
5. Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak adanya his
R: memenuhi cairan dan nutrisi pada ibu untuk persiapan persalinan.
Ketakutan b/d persalinan dan menjelang kelahiran
Tujuan : Klien tidak takut dalam menjalani persalinan
Intervensi :
1. Perkenalkan diri pada klien dan berikan suport
R: Memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan suport yang
diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam menanti kelahiran
2. Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat secara verbal dan non
verbal
R: Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran perawat sehingga akan
mengurangi rasa takut dan klien akan tenang
3. Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
R: Orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan dapat beradaptasi dengan
lingkungan tempat persalinan sehiungga akan mengurangi rasa takut
Fase aktif
Defisit volume cairan b/d intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : volume cairan adekuat
Intervensi :
1. Pertahankan kalori dan elekrolit
R: Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinanuntuk mencegah dehidrasi
2. Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan muntah
R: Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit
3. Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan makanan padat dan untuk
mencegah dehidrasi
Cemas b/d ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat persalinan
Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi :
1. Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan
R: Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan mentalnya, hal ini akan
mengurangi kecemasan yang dialami
2. Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
R: Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih memahami dan mengerti
tentang proses persalinan sehingga akan mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang
KALA II
1. Pengkajian
Tanda yang menyertai kala II
Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan
ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum,
merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah
mengatakan saya ingin BAB< usaha keras tanpa disadari, pada waktu his kepala janin tampak di
vulva
Melakukan monitoring terhadap :
His ( frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas ), keadaan janin ( penurunan janin melalui vagina),
kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
Durasi kala II kemajuan pada kala II :
Primigravida berlangsung 45 60 menit , multipara berlangsung 15 30 menit
2. Diagnosa Keperawatan
Nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum
Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh untuk BAB
Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin b/d penggunaan secara tetap manuver palpasi, posisi
kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri b/d mengedan dan meregangnya perineum
Tujuan : ibu dapat menyesuaikan diri dengan nyeri yang dia rasakan
Intervensi:
1. Ajarkan teknik relaksasi
R: untuk mengurangi nyeri
2. Atur posisi ibu dengan posisi dorsal recumbent
R: Mempermudah kelancaran proses persalinan.
3. Ajarkan ibu cara mengedan yang baik
R: Memudahkan penurunan bagian terendah janin
4. Amati dan pantau kemajuan kala 2
R: Membantu mendapatkan gambaran jelas tentang kemajuan kala II
2. Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh untuk BAB
Tujuan :
persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif
ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang normal
Intervensi :
1. Beritahukan pada ibu, bahwa merupakan suatu hal yang biasa bagi ibu untuk memiliki
pergerakan bowel selama melahirkan
R: Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang ekspulsif diiringi
penurunan bagian terendah janin menyebabkan pengeluaran tinja
2. Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya dan menyumbat bila mungkin, sementara ibu
memberikan timbal balik yang positif dalam usaha mengedan
3. Resiko tinggi cedera pada ibu dabn janian b/d penggunaan secara tetap manuver palpasi, posisi
kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera padsa ibu maupun janin
Intervensi:
1. Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi setengah duduk dengan bahu dan pungung
yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
2. Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
3. Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
4. Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang menyenangkan dan rileks
5. Bila perinium menonjol, anus membuka kepal anak mterlihat didepoan vulva sat kontraksi dan
tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin persalinan
6. Penolong cuci tangan dan menggunakanm sarung tangan steril
7. Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
a. Melahirkan kepala
b. Periksa lilitan tali pusat pada leher
c. Melahirkan bahu depan dan belakang
d. Melahirkan badan bayi
e. Men jepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem tersebut
f. Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut ibu
g. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya janin yang lain
h. Injeksi oksitoksin
KALA III
1. Pengkajian
Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
a. Adanya kontraksi vunds yang kuat
b. Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga plasenta
bergerak kebagian bawah
c. Keluarnya darah hitam dari introuterus
d. Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
e. Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal , atau membran
poetus terlihat pada introitus)
Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai , curah jantung meningkat dengan
cepat pada saat sirkulasi maternal ke plasenta berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan:
a. Suhu, nadi, dan pernafasan
b. Pemeriksaan terhadap perdarahan : warna darah dan jumlah darah
Tanda-tanda masalah potensial
Saat praktisi keperawatan primer mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda
dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
2. DIAGNOSA PERAWATAN
1. Koping individu tidak efektif b./d. selesainya proses persalinan yang berbahaya bagi neonatus
dan kurang pengalaman merasakan tahap ketigha persalinan
2. Resiko perdarahan b/d plasenta belum lahir.
3. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang salam proses persalinan
3. Intervensi Keperawatan
1. Koping individu tidak efektif b./d. selesainya proses persalinan yang berbahaya bagi neonatus
dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga persalinan
Tujuan :
Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
Intervensi:
1. Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang dioharapkan dalam tahap ke 3 dari persalinan
R: Untuk mendapatkan kerja sama
3. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang salam proses persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan diperetahankan dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi
INTERVENSI:
1. Monitor kehilangan cairan(darah urtine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital, inspeksi turgor kulit
dan membran mukosa terhadap kekeringan
R: Untuk menilai status hidrasi.
2. Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
R: Untuk mempertahankan hidrasi
3. Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
R: Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah kehilangan darah lebih lanjut
4. Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter
R Untuk membantu kontraksi uterus
KALA IV
1. Pengkajian
Pemeriksaan pada kala IV
1. Tanda tanada vital
Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan
dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan
seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan
setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
2. Pemeriksaan fundus dan tingginya,selama waktu itu pengosongan kandung kemih
mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
3. Kandung kemih
Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung kemih menengang akan mencapai
ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah
peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
4. Lochia
Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain dibawah bokong ibu.
Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.
5. Perineum
Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring dan melenturkan kembali
otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
6. Temperatur
Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan.
Temperatur biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada
periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
7. Kenyamanan
Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama persalinan akan
berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya
8. Tanda-tanda potensial masalah
Karena pendarahan dapat menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada
adanya potensial komplikasi
2. DIAGNOSA . KEPERAWATAN
1. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uteri setelah melahirkan
2. Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalinan
3. Kelelahan b/d proses persalinan
3. Intervensi Keperawatan
1. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah melahirkan
Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang
INTERVENSI :
1. Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
R: Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan tonus uterus segara untuk
menghentikan perdarahan post
2. Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
R: Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus, ini menunjukan distansia
blas, Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus untuk berkontraksi
3. Kaji distansia kandung kemih
Distansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan menambah atonia uterus
2. Nyeri b/d terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalinan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang sampai hilang
INTERVENSI :
1. Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk beberapa waktu
R: Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan bertambahnya nyeri
2. Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
R: Untuk meningkatkan kenyamanan
3. Pemberian analgetik sesuai program dokter
R: Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa nyeri
4. Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan halus
R: Penggunaan bantuan topokal meningkatkan kenyamanan di daerah perianal
3. Kelelahan b/d proses persalinan
Tujuan : Kelelahan dapat berkurang dan hilang
INTERVENSI:
1. Observasi TTV
R: Mengidentifikasi perkembangan kesehatan ibu
2. Beri makan dan minum
R: Memulihkan energi yang hilang saat persalinan
3. Anjurkan untuk istirahat
R: Mengurangi dan menghilangkan rasa lelah ibu.
4. Pindahkan ibu dikamar dan rawat gabung dengan bayinya
R: dapat tercipta hubungan yang harmonis antara ibu dan anak.
PENYIMPANGAN KDM
KALA I
Kehamilan
Kontraksi uterus
Menekan ganglia dalam serviks dan segmen bawah rahim oleh serabut otot
Di transmisikan
NYERI
Inta
ke cairan tidak adekuat gangguan psikologis
DEFISIT VOLUME
CAIRAN
menekan
saraf yang
mengelilin
gi uterus &
vagina
NYERI
di transnsmisikan posisi kaki tidak tepat, tindakan salah penolong
mengedan
KALA III
hypothalamus
NYERI
Intake cairan hilamg selama proses persalinan kurang pengalaman ibu dalam proses
persalinan kala III
Pelepasan plasenta
RESIKO
DEFISIT
VOLUME
CAIRAN
(PERDARAHAN)
NYERI
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Poskan Komentar
JAM
Ada kesalahan di dalam gadget ini
My profil
dedi muliadi
Lihat profil lengkapku
Pengikut
Arsip Blog
2015 (14)
o Mei (14)
SAP DIARE
LEAFLET THYPOID
LEAFLET DIARE
HEMODIALISA
ASKEP POST NATAL CARE (PNC)
ASKEP ANTENATAL CARE (ANC)
ASKEP INTRANATAL CARE (INC)
ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
ASKEP APENDISITIS
ASKEP GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)
ASKEP TB PARU
ASKEP GEA (GASTROENTERITIS AKUT)
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
ASKEP GASTRITIS
Popular Posts
ASKEP POST NATAL CARE (PNC)
POST NATAL CARE KONSEP DASAR MEDIS A. Definisi Post partum adalah
masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (pue...
HEMODIALISA
LEAFLET DIARE
LEAFLET THYPOID
ASKEP TB PARU
ASUHAN KEPERAWATAN HI
SPONTAN
Pengkajian
Jam : 12.80
Umur : 22 th Umur : 26 th
Alamat : Jl. Desa Bintaro Rt. 5 Kec Air Soleh Kab. Banyuasin
Anamnesa (Data Subyektif)
3. Riwayat menstruasi :
- Siklus : 28 hari
- Banyaknya : banyak
- Dismenorche : tidak
- Lamanya : 7 hari
Trimester II :
Trimester III :
(-) oedema
- Diet / makan
- Aktivitas sehari-hari
5. Riwayat persalinan
(-) lain-lain
Catatan waktu :
- Plasenta : () spontan
Kelainan :
Kelainan :
() Robekan tingkat :1
(-) Episiotomi :
(-) Anestesi :
Selama operasi : ml
8. Riwayat sosial :
Perkawinan : 1 kali
Kawin II
2. Tanda vital
Suhu : 360C
BB : 44 kg
4. Dada : Simetris
Striae : (-)
Areola : hiperpigmentasi
6. Extremitas
7. Abdomen
b. Pemeriksaan kebidanan
Palpasi uterus
Letak : memanjang
Presentasi : Letkep
Punggung : Kanan
TBTJ : 3400 gr
Kekuatan : 30 detik
auskultasi
8. Genetalia
Inspeksi
Bila ada
Uji Diagnostik
Keton :-
Haemotokrit :-
Golongan darah :A
ANALISA DATA
- PD : Partio
(6cm)
- Ketuban (+)
- EFF : 100%
- Penurunan : HI II
- TD : 110 / 70 mmHg
- S : 36,90C
- N : 102x/mnt
- P : 20x/mnt
- S : 36,80C
- N : 102x/mnt
- P : 20x/mnt
belum disusui
Data objektif
dan kencang
- ASI (+)
- TD : 110/70 mmHg
- S : 36,80C
- N : 102x/mnt
- P : 20x/mnt
DIAGNOSA MASALAH
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal
No Diagnosa Keperawatan Tanggal teratasi
Ditemukan
persalinan
episotomi
3 8 12 2008 9 12 2008
berhubungan dengan
payudara membengkak.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny I DENGAN PARTUS
SPONTAN
Nama : Ny I
Umur : 22 th
Diagnosa Perencanaan
No Tanggal Imp
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1 7 12 Nyeri akut yang Jangka - Ukur vital sign - Mengetahui- Me
08 berhubungan dengan panjang keadaan umum sign
kontraksi uterus selama- Rasa nyaman klien
Jam persalinan terpenuhi
07.00 Data Subjektif - Monitor his - Mengetahui- Mem
wib - Klien mengatakan nyeri Jangka kekuatan dan klien
pada perut bagian bawah pendek lemahnya jam
Data Objektif - Nyeri kontraksi laten
- klien terlihat meringis berkurang jam
- klien terlihat memegang aktif
perut
- His tiap 3x/10 mnt,
lamanya 20 detik, - Beri posisi - Dengan- Mem
- kualitas sedang yang nyaman memberikan posis
- ketuban (-) pada klien posisi yang seny
- TD : 110 / 70 mmHg nyaman dapat mun
- S : 36,80C mengurangi klien
- N : 102x/mnt rasa nyeri klien ibu in
- P : 20x/mnt ditem
sebai
dianj
mirin
- beri
penjelasan - Memberikan
No Tujuan Atau
Tanggal Intervensi Rasionalisasi
DP Kirteria Hasil
7-12-08 I Tupan : - Ukur vital sign - Mengetahui
Rasa nyaman keadaan umum
terpenuhi klien
Tupen : - Monitor his - Mengetahui
Nyeri berkurang kekuatan dan
lamanya
kontraksi
- Beri posisi yang- Dengan memberi
nyaman pada klien kan posisi yang
nyaman dapat
mengurangi rasa
nyeri klien
- Ajarkan teknik- Dengan mengajar
relaksasi yang baik kan teknik relak
pada klien sasi yang baik
dapat mengatasi
nyeri kontraksi
uterus selama
proses persalinan
- Dengan mengajar
kan teknik
mengedan yang
baik sehingga
dapat
memperlancar
proses persalinan.
- Dengan mengajur
terpenuhi mempercepat
Tupen : proses
berkurang - Dengan
- Dengan menje-
laskan cara vulva
- Jelaskan cara vulva hygiene yang
hygiene yang benar benar dapat
mempercepat
proses penyembu
han dan
mencegah infeksi
- Dengan melaku
kan kolaborasi
- Berikan penjela
san pada klien
tentang manfaat
7-12-08 III
- Bei penjelasan pada ASI diharapkan
klien tentang klien dapat
manfaat asi mengerti dan
Tupan :
motivasi untuk
Menyusui teratur
Tupen : menyusui
Pembengkakan pada
payudara hilang - Mengajarkan
pada klien
tentang breas care
- ajarkan pada klien dapat mengurangi
tentang perawatan pembengkakan
payudara payudara
- Mengajarkan
klien cara
memompa
payudara dapat
- Ajarkan pada klien mengurani
cara memompa pembengkakan
payudara payudara
CATATAN PERKEMBANGAN
kontraksi berlangsung
- Lamanya 25 detik
- Kualitas sedang
- Ketuban (+)
- Ketuban dipecahkan
Pembukaan 2 cm
- Eff : 100%
- Penurunan H 1 II
- Lahir spontan
- Panjang badan 45 cm
Tanda-tanda vital :
- TD : 110/70 mmHg
- N : 102x/mnt
- S : 36,80C
- P : 20x/mnt
A : masalah teratasi
P:-
secara jelujur
TD : 110/70 mmHg
N : 102x/mnt
S : 36,80C
P : 20x/mnt
P : Lanjutkan intervensi
bengkak
- Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 102x/mnt
S : 370C
P : 20x/mnt
P ; - Lanjutkan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medica.
Saifuddin. (2002). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi.
Saifudin. (2001). Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Wiknjosastro, (1999). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Pengikut
Arsip Blog
2011 (1)
o November (1)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny I DENGAN PARTUS...
Mengenai Saya
muniati
Lihat profil lengkapku
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.
LAPORAN PENDAHULUAN
ANTENATAL CARE
( ANC )
1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
ANC adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007).
Dewasa ini ANC adalah pokok yang sangat di perhatikan mengingat pentingnya
pengetahuan masyarakat terutama minoritas mengenai kesehatan
kandungannya,banyaknya angka kehamilan disetiap tahunnya dan banyaknya abortus
dan kurang sehat angka kandungan yang menjadi momok bagi dunia kesehatan maka
begitu perlunya berkonstribusi dalam penyelamatan sejak dini melalui program
pengecekan kesehatan ibu hamil mulai dari sejak berhentinya haid sampai melahirkan,
pemerintahpun berkonstribusi dalam hal pelayanan kesehatan ibu hamil tapi keberhasilan
suatu program bukan hanya ditentukan menejemen tiap instansi atau pelayanannya tapi
bagaimana masyarakan berpartisipasi ikut dalam pensuksesan program yang di berikan.
Adapun standar pelayanan yang di canangkan oleh pemerintah dalam hal ini :
Berdasarkan sistem legistasi ada 6 standar pelayanan antenatal, yaitu:
1. Identifikasi ibu
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal dan memeriksakan minimal
pada ibu hamil
Satu kali pada trimester I : Sebelum UK 14 minggu
Satu kali pada trimester II : sebelum UK 28 minggu
Dua kali pada trimester III : sebelum UK 28 36 minggu
3. Palpasi abdomen
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
5. Pengelolaan dini hipetensi dalam kehamilan
6. Persiapan persalinan
3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin, dan
masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul untuk mencari kelainan, serta
melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan Anemia pada kehamilan
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defisiensi zat besi pada
ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi
rata-rata 60 mg/hari (Tablet mengandung FeSO4 320 mg = zat besi 60 mg dan asam folat
500 g), kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II karena absorpsi usus
yang tinggi. Fe diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin stelah rasa mual hilang,
diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan.
Tablet zat sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu
penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu
untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar
Hb yang dilakukan2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan
pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia.
Selain anemia, seorang bidan juga dapat memberi obat-obatan bagi ibu hamil seperti
medikasi berbagai jenis obat secara rutin (zat besi, calcium, multivitamin dan mineral) dan
obat khusus (anti parasit cacing dan malaria)
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan, mengenali
tanda dan gejala preeklampsia lainnya, mengambil tindakan yang tepat, dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Memberi saran pada ibu hamil, suami dan keluarga untuk memastikan persiapan
persalinan bersih dan aman, persiapan transportasi, biaya. Bidan sebaiknya melakukan
kunjungan rumah untuk hal ini. Dalam memberikan asuhan/pelayanan standar minimal 7 T
(timbang BB), ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, TT, tablet besimin 90 tablet
selama hamil, tes PMS, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Namun standar ini
sudah berkembang menjadi 10 T hingga 14 T.
Program yang tertera adalah bentuk aktualisasi untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan
bagi setiap individu yang membutuhkan pelayaan baik di indonesia secara umum dan di
kecamatan desa secara kusus.
B. PEMBAHASAN
1. Konsep medis ANC
2. Fisiologi Kehamilan
3. Pemeriksaan penunjang
4. Konsep Keperawatan ANC
5. Asuhan keperawatan dalam format ANC
2. PEMBAHASAN
6) Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28.
bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe
dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
7) Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen darah
vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan..
8) Pemeriksaan Protein urine ( T8 )
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk
mendeteksi gejala Preeklampsi.
9) Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 )
Untuk Bumil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula
darah untuk memastikan adanya DMG.
10) Perawatan Payudara ( T10 )
Senam payudara atau perawatan payudara untuk Bumil, dilakukan 2 kali sehari sebelum
mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil ( T11 )
12) Pemberian Obat Malaria ( T12 )
Diberikan kepada Bumil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan gejala
malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang
dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang Manusia.
14) Temu wicara / Konseling ( T14 )
D. Pemeriksaan kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
1) TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2) Terabanya ballotement di simpisis 12 mgg
3) DJJ (+) dg Dopller 10-12 mgg
4) DJJ (+) dg fetoscop 20 mgg
5) Quickening 20 mgg
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein glukosanya, diperiksa
darah untuk mengetahui faktor rhesus, golongan darah, Hb dan penyakit rubella
Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah
Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa Warna hijau Kuning, Diabetes
dalam urin orange,
coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor Rh + Rh- Rh sensitization
rhesus
Golongan A B O AB - Ketidakcocokan
Darah ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing
cacing dan
parasit
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV rangka
janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi kondisi
Diperlukan tanda pasti hamil
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi
Mencari sebab dari hidraamnion
Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan
Penentuan umur gestasi dan penafsiran ukuran fetal
Mengetahui posisi plasenta
Mengetahui adanya IUFD
Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin.
(Marjati dkk, 2010;95-97)
4. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian ANC
1) Anamnesa
- Anamnesa identitas istri dan suami
- Anamnesa umum :
keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati), nafsu makan, tidur, miksi,
defekasi, perkawinan
- Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya
2) Pemeriksaan Fisik Diagnostik
(1) Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya
kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal,
misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis),
kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).
(2) Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu
bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki panggul
sempit.
(3) Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan
dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap
trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan
adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
(4) Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang/buruk.
Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
(5) Tanda-tanda vital
- Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.
Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15
mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
- Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
- Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada infeksi
dalam kehamilan.
- Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami
peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai
mempunyai penyakit jantung.
(6) Kepala dan Leher
- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
- Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
- Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
- Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,
pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
(7) Payudara
- Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak simetris,
dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
- Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
- Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
- Retraksi akibat adanya lesi
- Masa atau pembesaran pembuluh limfe
(8) Abdomen
- Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12 minggu,
atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
- Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan kepala
janin kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
- Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi uterus
Leopold II :
- Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan letak punggung janin
- Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
- Menentukan bagian terbawah janin
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
- Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP
(9) Tangan dan kaki
- Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
- Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
- Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
(10) Pemeriksaan panggul
a. Panggul : genital luar
- Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina untuk melihat
adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
- Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya pembengkakan
masa atau cairan kista
b. Panggul : menggunakan spekulum
- Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah
membuka atau belum
- Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
c. Panggul : pemeriksaan bimanual
- Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa
nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
- Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk
palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
4) Pemeriksaan Dalam
(1) Vaginal Toucher (VT)
(2) Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
- Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan
napsu makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
(2) Mengikuti diet yg dianjurkan
(3) Mengkonsumsi Zat besi/ vitamin
(4) Menunjukkan BB ( min 1,5 kg pd TM I )
Intervensi :
(1) Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
R/ Memenuhi nutrisi ibu
(2) Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang diperlukan ibu
(3) Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah dan sebagai petunjuk
(4) Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa menentang budaya yang dianut oleh
ibu
(5) Timbang BB & kaji BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau BB dibawah normal
meningkatkan risiko IUGR
(6) Berikan BB selama TM I yang optimal
R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB yang terlalu tinggi atau rendah
(7) Tinjau tentang mual & muntah
R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu
(8) Ukur pembesaran uterus
R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur kehamilan
(9) Kolaborasi : program diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi
2 Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan
muntah
1) Tujuan :
Cairan terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Mengidentifikasi & melakukan kegiatan untuk menurunkan frekwensi & keparahan
mual/muntah
(2) Mengkonsumsi cairan sesuai kebutuhan
(3) Mengidentifikasi tanda & gejala dehidrasi
Intervensi :
(1) Auskultasi DJJ
R/ Mengidentifikasi keadaan janin
(2) Tentukan beratnya mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
(3) Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet
(4) Anjurkan mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
(5) Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang BB
R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit, membran mukosa yang kering, penurunan
BB salah satu tanda dan gejala dehidrasi
3. EVALUASI
1) Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Cairan terpenuhi secara adekuat
3) Pola napas efektif
4) Rasa nyaman terpenuhi
5) Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
6) BAB lancar
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.
Jakarta : Salemba Medika.
Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:
Jakarta.
Carpenito, L.J. 2001. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/
Poskan Komentar
KETULUSAN
kasih kaulah kemilau fajar yang menyingsin hatiku penerang dari gelap yang membelengu jiwaku
kasih andai langit dapatku pahat ingin aku tuliskan namamu dan namaku agar dunia tau kaulah
kasihku andai luas samudra adalah kertas yang membentang ingin kulikis dirimu dan diriku agar
selalu berderu sebagai saksi cintaku dan cintamu. kasih tulusku adalah dirimu sayangku adalah
dirimu karna sempurna itu adalah kau dan aku tetap terus bersama''. ''hendy''
Mengenai Arsip Blog
Saya 2016 (9)
2015 (43)
2014 (14)
o Desember (14)
Hendi Bintoko LP TB PARU
Mangku Bumi LP HIPERTENSI
Lihat profil LAPORAN PENDAHULUAN ABSES PADA KUKU
lengkapku (PARONIKIA)
LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL GINJAL
KRONIK
LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL CARE
( ANC )
LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA
LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR MAMAE
(CA PAYUDARA)
INC ASKEP BLOG
LP TBC / KP PARU
ASKEP , LP. BPH // BENIGNA
PROSTATHIPERTROPI
ANATOMI
Gambaran Struktur Organisasi Perusahaan
PUISI KHALIL GIBRAN
ASKEP ISK
2013 (14)
2012 (13)
Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien INC Vacum
1. Definisi
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim
melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem reproduksi wanita dalam hitungan hari
dan minggu sebelum persalinan dimulai.
Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan
keluarganya. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadinya kontraksi uterus pertama
dan dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam dilatasi dan melahirkan,perawatan ditujukan
untuk mendukung wanita dan keluarganya dalam melalui proses persalinan
Intranatal Care vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
ekstraksi vakum pada kepalanya. Alat ini dinamakan ekstrator vakum atau ventouse (Depkes
RI,2002). Menurut Mansjoer Arif (1999) tindakan ini dilakukan dengan memasang sebuah
mangkuk (cup) vakum di kepala janin dan tekanan negatif. Ekstraksi vakum adalah tindakan
obstetri yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu
dan ekstraksi pada bayi (Cuningham F 2002).
2. Etiologi
Penyebab dilakukaannya Intranatal Care Vacum yaitu:
Kelelahan pada ibu : terkurasnya tenaga ibu pada saat melahirkan karena kelelahan fisik pada ibu
(Prawirohardjo, 2005).
Partus tak maju : His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan bahwa
rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persaiinan, tidak dapat diatasi sehingga
persalinan mengalami hambatan atau kematian (Prawirohardjo, 2005).
Gawat janin : Denyut Jantung Janin Abnormal ditandai dengan:
Denyut Jantung Janin irreguler dalam persalinan sangat bereaksi dan dapat kembali beberapa waktu.
Bila Denyut Jantung Janin tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini mengakibatkan adanya
hipoksia.
Bradikardia yang terjadi di luar saat kontraksi atau tidak menghilang setelah kontraksi.
Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya demam pada ibu (Prawirohardjo, 2005).
3. Indikasi
Adanya beberapa faktor baik faktor ibu maupun janin menyebabkan tindakan ekstraksi
porcef/ekstraksi vakum dilakukan. Ketidakmampuan mengejan, keletihan, penyakit jantung
(eklampsia), section secarea pada persalinan sebelumnya, kala II yang lama, fetal distress dan posisi
janin oksiput posterior atau oksiput transverse menyebabkan persalinan tidak dapat dilakukan
secara normal. Untuk melahirkan secara pervaginam, maka perlu tindakan ekstraksi
vakum/tindakan ekstraksi vakum menyebabkan terjadinya toleransi pada servik uteri dan vagina ibu.
Di samping itu terjadi laserasi pada kepala janin yang dapat mengakibatkan perdarahan intracranial
(Mansjoer Arif, 1999).
b. Kala II
disebut juga kala pengeluaran, dimana pada tahap ini janin dikeluarkan, tahapI ini dimulai dari
dilatasi serviks lengkap(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi
Tanda obyektif yang pasti tahap kedua persalinan dimulai adalah melalui pemeriksaan dalam.Ada
tanda-tanda lain yang menunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai berikut :
1.Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir
2.Adanya muntah
3.Aliran darah ( show ) meningkat
4.Ekstremitas bergetar
5.Semakin gelisah
6.Usaha ingin mengedan
Pada umumnya kala II yang lama merupakan indikasi untuk melakukan ekstraksi dengan
cunam berhubung dengan meningkatnya bahaya ibu dan janin (Mansjoer Arif, 1999).
Pada presentasi belakang-kepala dengan kepala belum sampai di dasar panggul, dan
persentase muka setelah kala II lamanya 3 jam pada seorang primigravida dan 2 jam pada multipara
dilakukan pemeriksaan dengan seksama (jika perlu dengan memasukkan 4 jari atau seluruh tangan
ke dalam vagina) apakah sungguh-sungguh kepala sudah masuk dalam rongga panggul dengan
ukuran terbesar, dan apakah tidak ada rintangan apapun pada panggul untuk melahirkan kepala.
Dalam hal kepala janin sudah melewati pintu atas panggul dengan ukuran terbesar, putaran paksi
dalam kepala sudah atau hampir selesai, dan dalam hal tidak adanya kesempitan pada bidang bawah
panggul, persalinan diselesaikan dengan ekstraksi cunam (Mansjoer Arif, 1999).
Dengan adanya tenaga negatif ini, maka pada mangkuk akan terbentuk kaput
suksedaneum arrifisial (chignon). Sebelum mulai melakukan traksi, dilakukan periksa dalam ulang,
apakah ada bagian-bagian jalan lahir yang ikut terjepit. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu
disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik searah dengan arah sumbu panggul (Rustam Mochtar,
1999). Pada waktu melakukan tarikan ini harus ada koordinasi yang baik antara tangan kiri dan
tangan kanan penolong. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk, sedang tangan
kanan melakukan tarikan dengan memegang pada pemegang. Maksud tangan kiri menahan
mangkuk ialah agar mangkuk selalu dalam posisi yang benar dan bila sewaktu-waktu mangkuk
lepas, maka mangkuk tidak akan meloncat kearah muka penolong. Traksi dilakukan terus selama
ada HIS dan harus mengikuti putaran paksi dalam, sampai akhirnya suboksiput berada di bawah
simfisis (Rustam Mochtar, 1999). Bila his berhenti, maka traksi juga dihentikan. Berarti traksi
dikerjakan secara intermitten, bersama-sama dengan his. Kepala janin dilahirkan dengan menarik
mangkuk ke arah atas, sehingga kepala janin melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput
sebagai hipomoklion dan berturut-turut lahir bagian-bagian kepala sebagaimana lazimnya.
c. Kala III
Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir,tujuan penanganan kala
III adalah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman
Plasenta melekat pada lapisan desidua,setelah janin dilahirkan dengan adanya kontraksi uterus yang
kuat,sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan vili akan pecah dan plasenta akan lepas
dari perlekatannya.
Perasat crede dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya
plasenta lepas dari dinding uterus cara ini hanya dapat digunakan spabila terjadi perdarahan,setelah
plasenta lahir harus diteliti apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau masih tertinggal dalam kavum
uteri,apabila telah selesai maka selanjutnya dilakukan penjahitan luka perineum.
d. Kala IV
Kala IV atau kala observasi dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam,dengan cara ini diharapkan
kejadian perdarahan post partum bisa dhindari.
5. Komplikasi
Pada ibu, ekstraksi vakum dapat menyebabkan perdarahan, trauma jalan lahir dan infeksi.
Pada janin ekstrasi vakum dapat menyebabkan ekskoriasi kulit kepala, cepal hematoma, subgaleal
hematoma. Hematoma ini cepat direabsorbsi tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fungsi hepar
belum matur dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang agak berat, nekrosis kulit kepala
(scapnecrosis), dapat menimbulkan alopesia (Mansjoer Arif, 1999).
2. Adaptasi ibu
Tekanan darah: Tekanan darah meningkat selama terjadi kontraksi (sistol rata-rata naik 15 (10-20)
mmhg. Diastolik 5-10 mmhg) antara kontraksi, tekanan darah kembali normal pada level sebelum
persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
Metabolisme: Metabolisme karbohitrat aerob dan an aerob akan meningkatkan secara berangsur
disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot scleta. Peningkatan ini ditandai dengan adanya
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.
Suhu Tubuh: Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit meningkat selama
persalinan, terutama selama dan segera setelah persalinan. Peiningkatan ini jangan melebihi 0.5C
sampai dengan 1C.
Denyut jantung.: Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis
naik selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit meningkat dibandingkan sebelum
persalinan.
Pernafasan: Karena terjadi peningkatan metabolisme maka terjadi sedikit peningkatan laju
pernafasan yang dianggap normal. Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa
menyebabkan alkolisis.
Perubahan pada ginjal.: Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin disebabkan oleh
peningkatan kardiak output, peningkatan filtrasi glomerullus dan peningkatan aliran plasma ginjal,
proteinuria yang sedikit dianggap biasa dalam persalinan
Perubahan gastrointestinal: Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansi
berkurang banyak sekali selama persalinan. Selain itu, pengeluaran getah lambung berkurang,
memyebabkan aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat
lamban. Cairan tidak berpengaruhi dan meningkatan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau
muntah biasa terjadi sampai ibu mencapai akhir kala .
Perubahan hematologi: Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100 ml selama persalinan dan
akan kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca salinan kecuali ada
perdarahan postpartum.
A. Kala I Persalinan
1. Pengkajian
a. Riwayat masuk perawatan
b. Riwayat Prenatal
c. Riwayat Pembedahan Dan Penyakit kronis
d. Sakit selam hamil / terakhir sakit / infeksi yang dialami
e. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diperiksa selam kehamilan
f. Persiapan Kelahiran anak
g. Pengkajian Perubahan fisiologi selama kala satu persalinan
Perubahan kardiovaskula
Perubahan gastrointestinal
Perubahan sistem urinary
Perubahan system pernapasan
h. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital: TD, suhu, nadi, RR, DJJ, dan pergerakan janin
Status kontraksi uterus
Pemeriksaan vagina kecuali jika ada perdarahan vaginal yang abnormal
Pengeluaran pevaginam
Pemeriksaan abdominal
i. Pemeriksaan psikososial
j. Pemeriksaan diagnostic
2. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi urin berhibungan dengan proses persalinan
2. Ancietas berhubungan dengan persalinan dan kelahiran
3. Resiko tinggi kekurangan volumecairan berhubungan kurang intake atau kehilangan cairan yang
berlebihan
3. Resiko tinggi kekurangan volumecairan berhubungan kurang intake atau kehilangan cairan yang
berlebihan
Intervensi Rasionalisasi
1. Pantau TD dan nadi setiap 15 menit 1. Peningkatan TD dan nadi dapat
menandakan retensi cairan;penurunan TD
dan peningkatan nadi mungkin merupakan
tanda yamg lambat dari kehilangan volume
cairan atau dehidrasi
2. Ansietas mengubah TD dan nadi,
2. Kaji tingkat ansietas klien mempengaruhi temaun pengkajian
3. Dehidrasi dapat berakibat pada
3. Ukur suhu setiap 4 jam sesuai indikasi peningkatan suhu tubuh, kulti kering dan
(setiap 2 jam setelah membran ruptur). penurunan produksi saliva
Kaji kekringan kulit dan mulut. 4. Tirah baring mengakibatkan penurunan
4. Catat masukan dan haluran. Perhatian aktivitas korteks adrenal, peningkatan laju
konsentrasi urin. Ukur berat jenis urin, filtrasi glomerulus, dan peningkatan
sesuai indikasi haluran urin. Bila volume cairan menurun,
aldosteron bertindak untuk mereabsorpsi
air dan dan natrium dari tubulus ginjal,
menurnkan haluran urin
5. Meningkatkan aliran balik vena dengan
memindahkan tekanan dari uterus gravid
5. Posisikan klien pada miring kiri bila terhadap vena kava inferior dan aorta
tepat desenden
6. Mempertahankan hidrasi dengan
menggambarkan kehilangan cairan.
6. Kolaborasi berikan dan pantau infus Kecepatan daapt diselaraskan untuk
cairan I.V memenuhi kebutuhan individual, tetaqpi
pemberian terlalu cepat dapat
menimbulkan kelebihan beban cairan
khususnya pada klien lemah
B. Kala II Persalinan
1.Pengkajian
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan vagina
Kontraksi
Diaphoresis
Laserasi setelah dilakukan Vacum
Pemeriksaan fisik bayi secara umum setelah dilakukan vacum
b.Psikososial
c. Prosedur diagnostic: Persalinan Yang dibantu melalui vacum
2. Diagnosa Keperawatan
1.Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan tekanan oleh bagian presentasi janin
2.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan usahan pengeluaran janin
Intervensi Rasionalisasi
Anjurkan klien untuk mengosongkan
Jika kandung kemih penuh dpat menekan
kandung kemih bayi
Kandung kemih terlalu distensi dapat
Lakukan kateterisasi jika kandung menyebabkan atoni, menghalangi turnnya
kemih penuh dan klien tidak mampu janin, atau menimbulkan trauma karena
berkemih bagian persentasi janin
Intervensi Rasionalisasi
Anjurkan klien untuk berbaring
dengan posisi dorsal recumben
Monitor secara ketat Tanda-tanda
vital setelah pemberian analgesic atau
anastesi
Hindari valsava manuver yang lama
pada saat mengeran
Berikan oksigen jika ada indikasi
Pertahankan intake cairan yang
adekuat
a. Pemerikaan Fisik
1. Tanda-tanda lepasnya plasenta
Terjadi perdarahan
Tali pusat memanjang saat vagina membuka
Fundus uteri naik ke abdomen
Bentuk uterus berubah dari lunak menjadi keras dan bundar pada saat plasenta turun ke segmen
bawah uterus
iagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan merawat bayi baru lahir
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah
Intervensi Rasionalisasi
Lakukan kontak dini antara bayi dan ibu
Memberikan stimulus awal pada bayi
sesegera mungkin: letakkan bayi diatas setelah dilahirkan
perut ibu setelah kelahiran jika tidak ada Memberikan rasa hangat pada bayi
kontraindikasi
Anjurkan untuk mernyentuh dan memeluk
bayi
Jelaskan beberapa prosedur untuk
menstimulasi atau meresusitasi bayi untuk
mengurangi kecemasan
Yakinkan ibu tentang status kesehatan
bayinya
2 . Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah
Intervensi Rasionalisasi
Pastikan bahwa plasenta dilahirkan dalam
waktu 30 menit setelah kala dua
Monitor perdarahan pervaginam saat
mengeluarkan plasenta
Monitor kontraksi uterus
Berikan oksitosin sesuai indikasi
D. Kala IV persalinan
1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan vagina: setiap 15 menit
Inspeksi pengeluaran lochia: setiap 15 menit
Inspeksi perineal
b.Psikososial
Gembira: perasaan damai dan senang
Banyak bicara, mata terbuka, lapar dan haus
Proses kasih sayang dimulai:
2. Diagniosa Keperawatan
1.Risiko tinggi perubahan proses keluarga berhubungan dengan penerimaan bayi baru lahir
2.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan pada awal
periode post partum
3.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan persalinan
2.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan pada awal
periode post partum
Intervensi Rasionalisasi
Monitor Tanda-tanda vital Peningkatan TD dan nadi dapat
menandakan retensi cairan
Berikan cairan intravena dan peroral Memenuhi kebutuhan cairan dlam tubuh
sesuai dengan indikasi ibu
Monitor pengeluaran pervaginam untuk Pendarahan yang berlebihan dapat
mengetahui perdarahan yang berlebihan mengakibatka ibu kekuranagn volume
Monitor tinggi fundus uteri dan cairan,dengan memonitor dapat
konsistensi uterus mengetahiu tindakan yang sesuia
1 komentar:
1.
Balas
Pengikut
Arsip Blog
Oktober (6)
Juni (26)
Mei (2)
April (1)
Mengenai Saya
Google+ Followers