You are on page 1of 3

Ana Nurun Niswah Said

A31114031

Awal Mula Kasus Enron beserta Dampaknya dalam Dunia Bisnis

Pada tugas kali ini penulis akan menggambarkan secara singkat mengenai kasus Enron,
bagaimana kasusnya bermula dan apa dampaknya terhadap dunia bisnis global. Tentunya, kita telah
sering mendengar mengenai kasus Enron yang disebut sebagai kasus kebangkrutan terbesar dalam
sejarah AS. Kasus tersebut hingga sekarang masih sering diperbincangkan dalam dunia bisnis. Namun
sebelum kita membahas lebih jauh mengenai kebangkrutan Enron, ada baiknya kita mengetahui sepak
terjang Enron dalam dunia bisnis global.

Pada salah satu sumber dikatakan, Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara
InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Adapun kedua perusahaan
ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti perusahaan Enron yaitu bergerak dalam industri energi,
namun kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang
tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future
transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Hal tersebut dibuktikan
dengan gencarnya perusahaan Enron dalam memperluas usahanya dengan membeli dan
mengembangkan beberapa perusahaan baru.

Seperti yang kita ketahui, pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik
Portland General Electric Corp senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir, manajemen
mengubah perusahaan tersebut menjadi Enron Capital and Trade Resources yang menjadi perusahaan
Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta listrik. Pendapatan meningkat drastis dari $
2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan karyawan yang juga tumbuh dari 200 orang menjadi 2.000 orang.

Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula Enron Online (EOL) pada
bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi
secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335
milyar pada tahun 2000. Dan masih banyak lagi prestasi-prestasi Enron sehingga Enron dinyatakan oleh
majalah Fortune maupun media lain sebagai one of the most admired and innovative companies in the
world (Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif) selama enam tahun berturut-turut.

Namun, bukan hidup namanya jika terus menerus berada di puncak. Hal tersebut juga dialami
oleh Enron. Kemunduran Enron mulai terungkap pada akhir tahun 2001 dan mulai menjadi sorotan
masyarakat global. Hal itu bukan tanpa alasan, karena pada saat itu terungkap bahwa kondisi keuangan
yang dilaporkannya didukung oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan
secara kreatif. Sejak terungkapnya ke masyarakat pada bulan Desember, kasus tersebut terus
menggelinding pada tahun 2002 yang berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di
tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis dalam berbagai bursa efek di belahan dunia,
mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Dan akhirnya Enron, suatu perusahaan yang menduduki
ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan
energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.

Skandal Enron, tak bisa dimungkiri, merupakan kejahatan ekonomi multidisiplin. Segelintir
penguasa informasi telah menipu banyak pihak yang sangat awam tentang seluk-beluk transaksi
keuangan perusahaan. Meskipun bangkrutnya sebuah usaha menjadi tanggung jawab banyak pihak,
dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen dalam kasus Enron sangatlah
besar. Dalam hal ini, Arthur Andersen telah melakukan pelanggaran etika dalam pelaksanaan
pengauditan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hal hal berikut :

Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, terlihat dari tindakan dan


perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan besar pada kebangkrutan perusahaan,
terjadinya pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan corporate responsibility
oleh manajemen perusahaan, dan perilaku manajemen perusahaan merupakan pelanggaran
besar-besaran terhadap kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.
Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen Enron maupun
Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi
demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa
laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan.
Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik dimana ia tidak hanya melakukan
manipulasi laporan keuangan, namun Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis.
Dalam kasus Enron, Arthur Andersen dengan sengaja menghancurkan dokumen-dokumen
penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Ia juga memusnahkan dokumen pada periode sejak
kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan.
Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini
dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini
Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan
melakukan tindakan menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.

Setelah membahas pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan Enron, tentunya sebagai


salah satu perusahaan terbesar di AS, kebangkrutan yang dialaminya menimbulkan dampak yang
besar. Kasus Enron ini melatarbelakangi munculnya Sarbanes Oxley. Sarbanes Oxley adalah nama
lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor (The Company Accounting Reform and
Investor Protection Act of 2002) yang ditandatangani George Bush bulan Juli tahun 2002 lalu.
Banyak yang menyebutkan bahwa undang-undang ini adalah reaksi keras regulator AS terhadap
kasus Enron pada akhir tahun 2001. Inti utama dari undang-undang ini adalah upaya untuk lebih
meningkatkan pertanggungjawaban keuangan perusahaan publik (good corporate governance).
Undang-undang ini berpengaruh signifikan terhadap manajemen perusahaan publik, akuntan publik
(auditor), dan pengacara yang berparaktek di pasar modal. Mengingat sifatnya yang sangat ketat
dan berdampak luas, undang-undang ini terbilang kontroversial dan menjadi polemik hingga
sekarang.

Nah, hikmah yang dapat dipetik dari kasus Enron ini yaitu betapa pentingnya peran kode etik dalam
setiap profesi dalam hal ini kode etik sebagai seorang auditor. Kode etik profesi ini dapat menopang
praktik yang sehat dan bebas dari kecurangan. Kode etik ada untuk mengatur anggotanya dan
menjelaskan hal apa yang baik dan tidak baik serta mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan
sebagai anggota profesi.

You might also like