You are on page 1of 15

PENYELENGGARAAN PROGRAM P2 DBD

P No. Dokumen :
E
D
No. Revisi :
O
PEMERINTAH M UPTD PUSKESMAS MRICAN
KOTA KEDIRI A Tanggal Terbit
N

PEDOMAN

PENYELENGGARAAN PROGRAM TB

DINAS KESEHATAN KOTA KEDIRI

UPTD PUSKESMAS MRICAN


LEMBAR PENGESAHAN

PEDOMAN
PENYELENGGARAAN PROGRAM DBD
UPTD PUSKESMAS MRICAN

Mengetahui, Kediri,
Kepala UPTD Mrican Penanggungjawab TB

dr. Muhammad Fajri M Nanik Sumartini Amd.Kep


NIP. 19761113 200604 1 013 NIP.19680714 199703 2 004
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karuniaNya, Pedoman Penyelenggaraan P2 TB di UPTD Puskesmas Mrican telah dapat
diselesaikan
P2 TB sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk memberikan
pelayanan kesehatan promotif dan preventif di UPTD Puskesmas Mrican

Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya


kepada semua pihak yang telah memberikan konstribusinya dalam penyusunan pedoman
ini. Saran dan kritik membangun tentunya sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
dan perbaikan dimasa mendatang.
Akhir kata semoga pedoman ini dapat bermanfaat bagi petugas P2 TB dalam
memberikan Pelayanan kesehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Mrican
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di dunia,walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan di
banyak negara sejak tahun 1995. Penyakit Tuberkulosis ditularkan oleh
mycobacterium tuberkulosis,yang dapat menyerang paru dan organ lainnya.
Penanggulangan tuberkulosis yang selanjutnya disebut penanggulangan Tb
adalah segala upaya kesehatan yang mengutamakan aspek promotif dan
preventif,tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitative yang ditujukan untuk
melindungi kesehatan masyarakat,menurunkan angka kesakitan,kecacatan atau
kematian,memutuskan penularan,mencegah resistensi obat dan mengurangi
dampak negative yang di timbulkan akibat Tuberkulosis. Penanggulangan TB di
selenggarakan secara terpadu,komprehensif dan berkesinambungan dan
melibatkan pihak terkait baim pemerintah,swasta maupun masyarakat. Target
program penanggulangan TB nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan
Indonesia bebas TB tahun 2050. Penyelenggaraan Penanggulangan TB
dilaksanakan melalui Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan
Perseorangan, dan harus dilakukan secara terintegrasi dengan penanggulangan
program kesehatan yang berkaitan. Program kesehatan yang berkaitan meliputi
program HIV dan AIDS, diabetes mellitus serta program kesehatan lain
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta
kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dari kasus
TB tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positive dengan kematian 320.000
orang (140.000 orang adalah perempuan) dan 480.000 TB resisten obat (TB-RO)
dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB baru,diperkirakan 1 juta
kasus TB anak (dibawah 15 tahun) dan 140.000 kematian / tahun. Jumlah kasus
TB di Indonesia menurut laporan WHO tahun 2015 diperkirakan ada 1 juta kasus
TB baru per tahun (399 per 100.000 penduduk) dengan 100.000 kematian per
tahun (41 per 100.000 penduduk). Diperkirakan 63.000 kasus Tb dengan HIV
positif (25 per 100.000 penduduk). Angka notifikasi kasus (Case Notification
Rate/CNR) dari semua kasus dilaporkan sebanyak 129 per 100.000 penduduk.
Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus,diantaranya 314.965 adalah kasus baru.
Secara nasional perkiraan prevalensi HIV diantara pasien TB diperkirakan
sebesar 6,2%. Jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 6700 kasus berasal
dari 19% kasus TB-RO dari kasus TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB dengan
pengobatan ulang.
Menurut laporan WHO tahun 2015,Indonesia sudah berhasil menurunkan
angka kesakitan dan kematian akibat TB di tahun 2015 jika dibandingkan dengan
tahun 1990. Angka prevalensi TB yang pada tahun1990 sebesar > 900 per
100.000 penduduk,pada tahun 2015 menjadi 647 per 100.000 penduduk. Dari
semua indikator MDGs untuk TB di Indonesia saat ini baru target penurunan
angka insiden yang sudah tercapai. Untuk itu perlu upaya yang lebih besar dan
terintegrasi supaya Indonesia bisa mencapai target SDGs pada tahun 2030 yang
akan datang
B. TUJUAN

1.Tujuan Umum :
Memberikan arahan dalam penyelenggaraan upaya P2 TB untuk melakukan
kegiatan program
2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan gambaran tentang pencegahan dan pengobatan TB
b. Memberikan acuan dan persepsi yang sama dalam pengelolaan dan
penyelenggaraan upaya P2 TB.
c. Memberikan acuan dalam pembinaan, pengawasan, evaluasi terhadap
pelayanan upaya P2 TB. .
d. Memberikan acuan dalam sistem pencatatan dan pelaporan pada upaya p2
DBD.

C. SASARAN
1.Pengelola program TB
2.pelaksana program TB

D. RUANG LINGKUP
1. Penemuan kasus TB
2. Penanggulangan TB
3. Pengendalian faktor resiko TB
4. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia serta kerjasama antar
wilayah
5. Peningkatan KIE
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Kualifikasi tenaga :
Latar belakang pendidikan minimal D3 keperawatan
Sudah pelatihan pengelolaan TB

Tenaga penanggung jawab P2 TB yang terdapat di Puskesmas Mrican


sebagai berikut :
NO Jenis Ketenagaan Kompetensi
1 perawat Lulusan D3 keperawatan
Belum pelatihan pengelolaan TB

Distribusi ketenagaan
Kegiatan program P2 TB dilaksanakan oleh penanggung
jawab,pelaksana dan jaringan yang ada dipuskesmas wilayah kerja
puskesmas Mrican

B. JADWAL KEGIATAN

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyuluhan Tb
2 Penemuan suspek

3. Pembinaan kader

4 Kunjungan rumah pasien TB

5 Pelacakan TB mangkir Setiap kali ada pasien TB yang


mangkir

6 Pencatatan dan Pelaporan


BAB III
STANDAR FASILITAS

A. PETA WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS MRICAN

B. STANDAR FASILITAS

Standar fasilitas program P2 TB yang digunakan adalah :


1. Tersedianya obat dan perbekalan kesehatan dalam penyelenggaraan
Penanggulangan TB yang meliputi :
Obat Anti Tuberkulosis lini 1 dan lini 2
Vaksin untuk kekebalan
Alat kesehatan
Reagensia
2. Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium yang berfungsi untuk :
Penegakan diagnosa
Pemantauan keberhasilan pengobatan
Pengujian sensitifitas dan resistensi
Pemantapan mutu laboratorium diagnosa
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1.PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH
A.Pengertian
pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) adalah kegiatan
memberantasan telur ,jentik dan kepompong nyamuk penular DBD (aedes aegepty)di
tempat tempat perkembangan
Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat tempat perkembangbiakan
nyamuk aedes aegepty yang dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau
Kader atau petugas pemantau jentik (jumantik)
B.Tujuan
mengendalikan populasi nyamuk aedes aegepty sehingga penularan DBD dapat dicegah
atau dikurangi
C.sasaran
a.tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari hari
b.tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari hari
c.tempat penampungan air alamiah
cara PSN DBD
D.PSN DBD dilakukan dengan cara 3M plus yaitu
1.menguras tempat tempat penampungan air
2.menutup rapat rapat tempat penampungan air
3.mengubur barang barang bekas yang dapat menampung air hujan
Plus :
1.mengganti air vas bunga
2.memperbaiki saluaran air dan talang air
3.menutup lubang lubang pada pohon/bamboo
4.memelihara ikan pemakan jentik
5.memasang kawat kasa
6.menggunakan kelambu
7.memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamu
E.Pelaksana
1.dirumah
Dilaksanakan oleh anggota keluarga
2.tempat tempat umum
Dilaksakan oleh petugas
2.PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
A..Pengertian
Penyelidikan epidemiologi (PE) adalah kegiatan pencarian penderita DBD atau
tersangka DBD lainya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD ditempat tinggal
penderita dan rumah/bangunan sekitarnya termasuk tempat tempat umum dalam
radius sekurang kuarang 100 meter
B.tujuan
Mengetahui potensi penularan dan penyebaran DBD lebih lanjut serta tindakan
penggulangan yang perlu dilakukan disekitar tempat tinggal penderita
C.langkah langkah dalam kegiatan
1.Setelah menemukan /menerima laporan adanya penederita DBD petugas puskesmas
/PJ DBD segera mencatat dibuku regester DBd
2.menyiapkan peralatan survey
3.memberitahu kepada kades /luarah dan ketua RW/RT setempat bahwa wilayah ada
penderita DBD dan akan dilakukan PE
4.Masyarakat di lokasi tempat tinggal penderita membantu kelancaran PE
5.Pelaksanaan PE :
a.petugas memperkenalan diri dan selnjutnya melakukan wawancara dengan keluarga
b.bila ditemukan penderita demam tanpa sebab yang jelas pada saat itu dilakukan
pemeriksaan uji tourniquet
c.melakukan pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air atau tempat tempat lain
yang jadi tempat sarang nyamuk aedes aegypty
d.kegiatan ini dilakukan pada radius 100 meter dari lokasi penderita
e.hasil pemeriksaan di catat d form PE
f.Berdasarkan hasil PE dilakukan penggulangan fokus
3.PENANGGULANGAN FOKUS
A.pengertian
Penanggulangan focus adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang
dilaksanakan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah
dengue (PSN DBD) ,larvasida ,penyuluhan dan penyemprotan (pengasapan)
menggunakan insektisida sesuai dengan kriteria
B.Tujuan
Penanggulangan focus dilakukan untuk membatasi penularan DBD dan mencegahan
terjadinya KLB di lokasi tempat tinggal penderita DBD dan rumah / bangunan sekitarnya
serta tempat tempat umum yang beerpontensi menjadi sumber penularan DBD lebih
lanjut
C.kegiatan
Tindak lanjut penyelidikan epidemiologi :
1.Bila ditemukan penderita DBD lainya (1 atau lebih) atau ditemukan 3 atau lebih
tersangka DBD dan ditemukan jentik >5% dari rumah / bangunan yang diperiksa maka
dilakukan penggerakan masyarakat dalam PSN DBD ,larvasiada,penyuluhan dan
pengasapan dengan insektisida di rumah penderita DBD dan rumah /bangunan
sekitarnya dalam 200 radius 200meter ,2 siklus dengan interval 1 minggu
2.Bila tidak ditemukan penderita lainya seperti tersebut diata tetapi ditemukan jentik
maka dilakukan penggerakan masyarakat dalam PSN DBD ,larvasida dan penyuluhan
3.Bila tidak ditemukan penderita lainya seperti tersebut diatas dan tidak ditemukan jentik
maka dilakukan penyuluhan kepada masyarakat
BAB V
LOGISTIK

Logistik yang tersedia di Pukesmas direncanakan untuk menunjang pelaksanaan


kegiatan program pokok Puskesmas. Setiap program membutuhkan dukungan logistik
yang jumlah dan jenisnya berbeda-beda. Pada program DBD di puskesmas Mrican,
logistic peralatan mendapat dropinng dari dinas kesehatan.
Jenis dan jumlah logistik ditentukan berdasarkan kebutuhan Puskesmas, disusun
dalam suatu perencanaan. Standar minimal jumlah peralatan Puskesmas ditentukan
berdasarkan kebutuhan sesuai dengan buku Standar Puskesmas Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur.
Pencatatan penerimaan dan pengeluaran barang harus dibuat oleh petugas yang
bertanggungjawab dalam sarana dan prasarana puskesmas dalam bentuk inventaris
Puskesmas.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Keselamatan sasaran kegiatan adalah unsur yang paling penting dalam pelayanan
kesehatan,maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah mendorong peningkatan
spesifikdalam keselamatan pasien dalam kegiatan/program P2 DBDdi wilayah Kerja
Puskemas Mrican

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja dipuskesmas ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup


sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor formal dan
informal dan berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat
kerja. Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar
puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya termasuk upaya kesehatan kerja.
Program kesehatan kerja merupakan suatu upaya pemberian perlindungan
kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja yang bertujuan untuk
memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, mencegah
timbulnya gangguan kesehatan, melindungi pekerja dari bahaya kesehatan serta
menempatkan pekerja dilingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan
psikis pekerja. Upaya kesehatan kerja mencakup kegiatan pelayanan, pendidikan dan
pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan melalui upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit termasuk pengendalian faktor resiko, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan termasuk pemulihan kapasitas kerja (Depkes RI, 2005).
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsional pelayanan
kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten
yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus
penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi.
Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orang-orang sehat
(petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas
merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat
kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi
karena sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan
tubuhmaupun tertusuk jarum suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai
transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai
media penularan penyakit yang lain.
Sasaran Keselamatan Kerja dalam pelaksanaan Program p2 DBD adalah sebagai
berikut :
1. Kepatuhan melaksanakan setiap prosedur tahapan kewaspadaan universal
2. Puskesmas membuat pedoman kerja dan prosedur dengan mengutamakan upaya
peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
3. Melakukan monitoring dan evaluasi.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator pemantauan program P2 DBDdapat menggambarkan keadaan kegiatan dalam


program P2 DBD adalah pemeriksaan jentik berkala
BAB IX
PENUTUP

Pedoman program perkesmas di puskesmas merupakan sarana penunjang yang


sangat di butuhkan oleh petugas pengelola program P2 DBD dan juga petugas pelaksana
pelayanan P2 DBD sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas Mrican.
Diharapkan para petugas mampu merencanakan, melaksanakan danmengevaluasi
semua kegiatan yang ada dalam program perkesmas secara terpadu bersama dengan
lintas program dan lintas sectorterkait.

NIP.

You might also like