You are on page 1of 11

ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra.

Analisis Penerapan PSAK

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.45 TENTANG LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA


DALAM MENCAPAI TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KANTOR SINODE GMIM

ANALYSIS OF THE IMPLEMENTATION OF THE FINANCIAL STATEMENTS SFAS 45 NONPROFITS IN


ACHIEVING TRANSPARENCY AND ACCOUNTABILITY GMIMs SYNOD OFFICE

Oleh:
Ignasius Rian Gultom1
Agus T. Poputra2
12
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Sam Ratulangi
Email : ignasiusrian.gultom@gmail.com
atpoputra@yahoo.com

Abstrak: Transparansi dan akuntabilitas dalam laporan keuangan sangat diperlukan. Transparansi dan
akuntabilitas diperlukan agar pengguna laporan keuangan dapat mengerti kondisi dari perusahaan dan dapat
menilai kinerja dari suatu perusahaan. Layaknya perusahaan, organisasi nirlaba pun memerlukan transparansi
dan akuntabilitas dalam laporan keuangan. Untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan
organisasi nirlaba Ikatan Akuntan Indonesia telah membuat PSAK Nomor 45 tentang organisasi nirlaba.
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Sinode GMIM yang merupakan salah-satu entitas nirlaba. Penelitian ini
bertujuan untuk menetahui dan menganalisis penerapan PSAK No.45 dalam penyajian laporan keuangan
Kantor Sinode GMIM. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Kantor Sinode GMIM belum menyusun laporan keuangan sesuai PSAK No.45. Laporan
keuangan hanya berupa laporan realisasi anggaran belanja dan pendapatan yang disusun berdasarkan tata gereja
GMIM. Kantor sinode GMIM mempunyai masalah keterbatasan sumber daya manusia dalam menyusun laporan
keuangan. Pimpinan Kantor Sinode sebaiknya menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK
No.45,menyusun neraca, dan menerapkan internal kontrol untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
laporan keuangan

Kata kunci : psak no.45, nirlaba, laporan keuangan

Abstract: Transparency and accountability in the financial statements is needed. Transparency and
accountability is needed to enable the users of financial statements to understand the condition of the company
and be able to assess the performance of a company. Like business company, non-profit organizations also
require transparency and accountability in the financial statements. To promote transparency and
accountability of nonprofit organizations financial statements Indonesian Institute of Accountants has made
SFAS No. 45 on non-profit organizations. This research was conducted at the GMIMs Synod Office which is
one-one-for-profit entity. This study objective to identify and analyze the application of IAS 45 in preparing the
financial statements of the GMIMs Synod Office . The analytical method used is descriptive qualitative. This
study shows that GMIMs Office of Synod not prepare financial statements based on IAS 45. The financial
statements just reports of expenditure and revenue realization which is based GMIM church order. GMIM
synod offices have limited human resources issues in preparing the financial statements. Stakeholders of Synod
Office should prepare financial statements based on SFAS 45, prepare balance sheet, and implement internal
controls to develop the transparency and accountability of its financial statement.

Keyword: ias 45, non-profit, financial statements

Jurnal EMBA 527


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di zaman modern ini transparansi dan akuntabilitas merupakan harapan setiap pengguna laporan
keuangan. Transparansi dan akuntabilitas diperlukan agar pengguna laporan keuangan dapat mengerti kondisi
dari perusahaan dan dapat menilai kinerja dari suatu perusahaan. Melalui penyajian informasi yang transparan
dan akuntabel pengguna laporan keuangan dapat ikut serta mengawasi kinerja perusahaan sehingga bisa
meminimalisir kemungkinan kecurangan yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen.
Layaknya perusahaan, transparansi dan akuntabilitas dalam organisasi nirlaba sangat diperlukan.
Pertanggungjawaban kinerja organisasi nirlaba diharapkan transparan dan akuntabel agar para pemberi sumber
daya dapat memastikan bahwa sumber daya yang diberikan digunakan sebagaimana mestinya. Pimpinan
organisasi nirlaba diharapkan mampu menjawab permasalahan yang berkaitan dengan akuntabilitas, skandal
yang terjadi dalam internal organisasi, pertanyaan dari masyarakat atau pendonor yang ingin tahu penggunaan
dana yang diberikan dan tuntutan pertanggung jawaban dari pemerintah (Ebrahim, 2010).
Untuk memenuhi kepentingan pengguna laporan keuangan yang mengharapkan sebuah pengelolaan dan
pelaporan keuangan yang transparan dan akuntabel. Pemerintah mengatur pengelolaan dan pelaporan keuangan
dalam PSAK No.45. Pernyataan ini dibuat unutuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba. Dengan adanya
pedoman pelaporan, diharapkan entitas nirlaba dapat membuat pelaporan yang memiliki relevansi dan daya
banding yang tinggi.
Gereja merupakan salah satu bentuk organisasi nirlaba dan dapat menggunakan PSAK Nomor 45 sebagai
bentuk pertanggungjawaban dalam pengelolaan keuangan. Gereja melaksanakan berbagai macam kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas spiritual serta moral manusia. Gereja berkontribusi besar dalam
membangun iman masyarakat dan meningkatkan ketakwaan manusia kepada Tuhan yang Maha Esa.
Keraguan dan krisis kepercayaan yang disebabkan oleh kurangnya tranparansi dan akuntabilitas laporan
keuangan dapat mempengaruhi tingkat pemberian donatur. Tingkat pemberian donatur yang menurun dapat
menyulitkan gereja untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.Permasalahan dalam transparansi dan
akuntabilitas organisasi nirlaba dapat disebabkan oleh kuranya informasi umum terkait organisasi nirlaba,
kuranya kesadaran diantara pemangku kepentingan, dan kurangnya rasa ingin tau akan aktivitas yang dijalankan
oleh organisasi nirlaba (Anheier dan Wehrsig, 2001).
Kurangnya kepercayaan publik terhadap laporan pengelolaan keuangan GMIM dapat bisa saja
disebabkan karena faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksudkan adalah, masih kurangnya
tingkat kesesuaian penyajian laporan keuangan yang dikeluarkan GMIM dibandingkan dengan standar laporan
keuangan organisasi nirlaba yang dikeluarkan oleh pemerintah yakni PSAK No. 45 tentang laporan keuangan
organisasi nirlaba. Sedangkan faktor eksternal yang dimaksdkan adalah masih kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap sistem penyajian laporan keuangan yang diterbitkan.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis bagaimana penerapan PSAK NO.45 dalam
pengelolaan dan penyajian laporan keuangan dalam mencapai transparansi dan akuntabilitas kantor sinode
GMIM.
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Laporan Keuangan


Pada dasarnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang bisa digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi antara aktivitas perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan aktivitas
tersebut (Nanu, 2011:119). Kieso (2011:5) mengungkapkan bahwa laporan keuangan merupakan sarana utama
bagi suatu perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak luar.Laporan ini
menyediakan informasi mengenai sejarah perusahaan yang diukur dalam bentuk uang.

Jurnal EMBA 528


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi (Pontoh, 2013 : 23).

Pengertian Entitas Nirlaba


Seperti organisasi pada umumnya, organisasi non-profit tidak berbeda jauh dalam hal misi, ukuran,modus
operasi dan dampaknya, khususnya dalam arti lintas-nasional. Beberapa lebih dekat dengan model lembaga
pemerintah; ada yang menyerupai perusahaan bisnis; dan yang lain mungkin sedikit lebih dari mirp dengan
sebuah jaringan informal (Anheier, 2000). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik,
rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi
jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institute, riset, museum, dan beberapa para petugas
pemerintah (Korompis, 2014).

Karakteristik Entitas Nirlaba


Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar
terletak pada cara organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas
operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang
lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Hendrawan, 2011).

Laporan Keuangan Entitas Nirlaba


Tujuan utama laporan keuangan entitas nirlaba adalah menyediakan informasi yang relevan untuk
memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur
dan pihaklain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba (Nurlaela dan Mutmainah, 2014).

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Nirlaba


Di Indonesia, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) mengeluarkan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 sebagai standar khusus pelaporan keuangan entitas nirlaba.
PSAK No. 45 yang digunakan saat ini, adalah PSAK No. 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas
Nirlaba yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 8 April 2011 menggantikan
PSAK No. 45 tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang telah dikeluarkan pada tanggal 23
Desember 1997. PSAK No. 45 (Revisi 2011) ini efektif diterapkan oleh entitas untuk laporan keuangan periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012.Penerapan dini diperkenankan. Tujuan
dibuatnya PSAK No. 45 ini adalah untuk mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba, sehingga dengan adanya
pedoman pelaporan diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi (IAI, 2011: 45.2).

Unsur-Unsur Laporan Keuangan Entitas Nirlaba


Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) No. 45 (revisi 2011), laporan keuangan entitas nirlaba meliputi
komponen-komponen berikut ini.
1. Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai asset, liabilitas, dan asset
neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa
lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto; hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; dan bagaimana
penggunaan sumber daya dan pelaksanaan berbagai program atau jasa.
3. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas
dalam suatu periode.
Penyajian laporan arus kas harus digolongkan ke dalam 3 kategori yaitu sebagai berikut:
a. aktivitas Operasi;
b. aktivitas Investasi; dan
c. aktivitas Pendanaan.

Jurnal EMBA 529


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisah dari laporan-laporan di atas.Tujuan
pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan yang dianggap perlu untuk diketahui pembacanya
sudah diungkapkan.

Penelitian Terdahulu
Repi (2015) dengan judul Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas
Nirlaba pada STIKES Muhammadiyah Kota Manado. STIKES Muhammadiyah Manado belum menyusun
laporan keuangan sesuai PSAK No.45. Laporan keuangan hanya berupa neraca saldo, sehingga untuk itu
dilakukan pembuatan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan. Tinungki (2014), Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK NO.45 Pada
Panti Sosial Tresna Werdahana. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Laporan keuangan yang ada di Panti
Sosial belum sesuai dengan penyusunan laporan keuangan berdasarkan format laporan keuangan nirlaba yang
ada pada PSAK No. 45. Laporan keuangan yang ada berupa laporan pengeluaran, laporan realisasi dan laporan
posisi kas menurut pemahaman mereka. Delfiani (2012) dengan judul Analisis Sisah Lebih Dana Hibah Pada
Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Yayasan Beasiswa Jakarta). Penelitian ini menunjukan bahwa Yayasan
Beasiswa Jakarta sebagai yayasan pemerintah telah melakukan sistem akuntansi sesuai dengan aturan.
Pencatatan dan pengikhtiaran telah sesuai dengan PSAK No.45 tentang organisasi nirlaba.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Berdasarkan penjelasan mengenai jenis penelitian tersebut, maka penelitian tentang analisis penerapan
PSAK No. 45 dalam mencapai transparansi dan akuntabilitas kantor sinode GMIM ini merupakan penelitian
dengan jenis deskriptif kualitatif.

Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dilakukan di Kator Sinode GMIM Jl. Raya Manado-Tomohon, Kelurahan Talete 2,
Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon, dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2015.

Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Mengajukan permohonan untuk mengadakan penelitian pada kantor Sinode GMIM.
2. Melakukan proses pengambilan data dengan metode wawancara dengan bendahara dan pegawai bagian
keuangan kantor sinode GMIM, serta mengambil data-data berupa dokumen yang dibutuhkan dari kantor
sinode GMIM.
3. Melakukan analisis dan pengolahan data.
4. Membuat laporan penelitian.

Metode Pengumpulan Data


Jenis Data.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data subyek berupa hasil wawancara dan data
dokumenter berupa laporan keuangan. Ditinjau dari sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data kualitatif berupa hasil wawancara dan kuantitatif berupa laporan keuangan.

Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana data yang dikumpulkan
adalah berupa gambaran umum, sejarah, visi, misi, tata gereja, uraian tugas dan wewenang, serta Laporan
Keuangan kantor Sinode GMIM.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Wawancara
2. Studi Pustaka

Jurnal EMBA 530


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK
Metode Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memberikan
gambaran yang mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakteristik yang khas dari subjek penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Kantor sinode GMIM menerbitkan laporan keuangan berupa laporan realisasi anggaran belanja dan
pendapatan 2 kali dalam satu tahun dan dipertanggungjawabkan pada sidang majelis sinode GMIM. Laporan
realiasi anggaran belanja dan pendapatan terebut di susun mengacu pada tata gereja sinode GMIM dan
digunakan pada aras Jemaat hingga Sinode. Kantor sinode GMIM masih menysun laporan keuangan
berdasarkan Metode Kas dan belum menggunakan metode penangguhan. Dari hasil wawancara di temukan
bahwa kantor sinode GMIM belum melakukan rekonsiliasi kas dan belum menyusutkan assetnya. Kantor sinode
GMIM hanya membuat daftar inventaris tanpa mencatat nilai perolehan dan tanggal pembelian dari asset asset
tersebut.
Tata gereja mengatur bahwa asset yang dimiliki oleh jemaat dan wilayah merupakan asset kantor sinode
GMIM. Berdasarkan aturan tersebut Kantor Sinode GMIM seharusnya melakukan konsolidasi. Namun, pada
laporan realisasi anggaran belanja dan pendapat kantor sinode GMIM belum melakukan rekonsiliasi.
Kantor sinode GMIM juga memiliki beberapa unit usaha, sekolah, dan rumah sakit yang dijalankan
dibawah naungan kantor sinode GMIM. Seluruh asset unit usaha, sekolah dan rumah sakit seharusnya di catatat
oleh kantor sinode GMIM. Pada Tabel 4.2 Kantor Sinode GMIM belum mencatata asset tersebut. Kantor Sinode
GMIM hanya mencatata kontribusi yang diberikan oleh unit usaha, sekolah dan rumah sakit. Sesuai dengan tata
gereja GMIM memiliki Badan Pengawas Perbendaharan Sinode yang bertugas untuk mengawasi
perbendaharaan jemaat. Tapi kantor sinode GMIM belum menerapkan sistem informasi akuntansi dan internal
kontrol. Ditemukan juga bahwa sebagian besar staf bagian keuangan kantor sinode GMIM belum memiliki
pendidikan yang memadai akan pelaporan keuangan.
Pada saat wawancara, Bendahara kantor sinode GMIM menjelaksakan bahwa saat ini GMIM sedang
berusaha untuk menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar pelaporan keuangan yang ada. Berdasarkan
observasi kantor sinode GMIM saat ini telah memperkerjakan tenaga akuntan untuk menysun laporan keuangan
sesuai standar akuntansi yang berlaku, namun hingga penelitian ini selesai di lakukan laporan tersebut belum
selesai di susun.
Penerapan Laporan Keuangan berdasarkan PSAK No. 45 pada Kantor Sinode GMIM
Tabel 1. Laporan Aktivitas sesuai dengan PSAK No.45 tentang organisasi nirlaba
Gereja Masehi Injili di Minahasa
Laporan Aktivitas
Tanggal 31 Agustus 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)
Perubahan Aset Neto Tidak Terikat
Pendapatan
Persembahan 65,112.696
Komisi Pelayanan Kategorial 94.004
Program Departemen/ Lembaga 1,227.905
Kontribusi Unit - Unit Usaha 60
Persembahan Oikumene 55.111
Dana - Dana Khusus 23.195
Pendapatan Lain Lain 2,928.860
Jumlah 69,501.773
Aset Neto yang Berakhir Masa Pembatasannya -
Jumlah Pendapatan 69,501.773

Jurnal EMBA 531


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK
Beban :
Beban Pekerja dan Pendeta 51,700.177
Struktural Pekerja Kantor Sinode 3,235.396
Beban Tunjangan 3,525.750
Komisi Kategorial 469.642
Program Departemen/ Lembaga 2,293.773
Beban Kendaraan (Angs, Service, & Surat - Surat) 1,086.676
Perawatan Gedung/ Inventaris 888.051
Beban Listrik 61.015
Beban Telepon 77.256
Beban Perjalanan Dalam/ Luar Negeri 847.436
Beban Tamu Gereja 105.153
Biaya Hidup/ Tunjangan TUG 439.198
Persembahan Hari Alkitab Dunia 1.893
Iuran - iuran untuk Lembaga dan Gereja Mitra 84
Dana Diakonia 2,913.387
Dana Lain Lain 552.181
Jumlah 68,299.068
Kenaikan Aset Neto Tidak Terikat 1,202.705
Perubahan Aset Neto Terikat Temporer
Pendapatan :
Dana Pensiun Pekerja GMIM 1,801.296
Dana Sehat Pekerja GMIM 1,909.455
Kenaikan Aset Neto Terikat Temporer 3,710.752
Perubahan Aset Neto Terikat Permanen
Sumbangan -
Aset Neto Terbebas dari Pembatasan -
Kenaikan Aset Neto Terikat Permanen -
Kenaikan Aset Neto 4,913.457
Aset Neto Awal Tahun 22,371.585
Aset Neto Per 31 Agustus 2015 27,285.043
Sumber : Data Olahan 2015

Kenaikan Aset Neto tidak terikat pada Tabel 1 adalah jumlah seluruh pendapatan dikurangi dengan jumlah
seluruh beban. Peningkatan pada asset netto terikat temporer merupakan penjumlahan antara saldo Dana
pensiun pekerja GMIM dan Dana sehat pekerja GMIM. Aset neto per 31 Agustus 2015 merupakan penjumlahan
antara kenaikan atas neto yang ditambahkan dengan asset neto awal tahun.

Jurnal EMBA 532


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK

Tabel 2. Laporan Posisi Keuangan Aktivitas sesuai dengan PSAK No.45


Tentang organisasi nirlaba
Gereja Masehi Injili di Minahasa
Laporan Posisi Keuangan
Tanggal 31 Agustus 2015
(Dalam Jutaan Rupiah)

ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas 26,017.149
Peralatan dan Perlengkapan 667.894
Jumlah Aset Lancar 26,685.043

Aset Tetap
Tanah Untuk Lahan Parkir 600
Rupa - Rupa Aktiva 1,756.409
Jumlah Aset tetap 2,356.409
Aktiva Tidak Teridentifikasi 965.289
Total Aset 30,006.742
Liabilitas dan Aset Neto
Rupa - Rupa Pasiva 2,721.698

Asset Netto
Aset Neto Tidak Terikat 8,418.595
Aset Neto Terikat Temporer 18,866.448
Aset Neto Terikat Permanen -
Jumlah Aset Neto 27,285.043
Jumlah Liabilitas dan Aset Neto 30,006.742
Sumber : Data Olahan 2015.

Total asset pada Tabel 2 merupakan penjumlahan antara saldo asset lancar dan saldo asset tetap. Kantor
Sinode GMIM tidak memiliki Liabilitas dan Aset Neto Terikat Permanen.

Tabel 3 Laporan Arus Kas Aktivitas sesuai dengan PSAK No.45 tentang organisasi nirlaba
Laporan Arus Kas
31 Agustus 2015
Gereja Masehi Injili di Minahasa
Aliran Kas Dari Aktivitas Operasional
Kas Di terima dari Pendapatan 69,501.773
Kas Di Bayarkan Untuk Beban Operasi (68,299.068)
Pembelian Peralatan (667.894)
Kas Neto yang Diterima (Digunakan) untuk aktivitas Operasi 534.811

Aliran Kas Dari Aktivitas Investasi


Pembelian Tanah Untuk Lahan Parkir (600)

Jurnal EMBA 533


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK
Kas Neto Diterima (Digunakan) untuk aktivitas Investasi (600)
Aliran Kas Dari Akitivitas Pendanaan
Dana Pensiun Pekerja GMIM 1,801.296
Dana Sehat Pekerja GMIM 1,909.455
Kas Neto Diterima (Digunakan) Untuk Aktivitas Investasi 3,710.752
Kenaikan (Penurunan) Neto dalam Kas Setara Kas 3,645.563
Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun 22,371.585
Kas dan Setara Kas Pada Tanggal 31 Agustus 2015 26,017.149
Sumber : Data Olahan 2015.

Kas Neto yang diterima untuk aktivitas operasi merupakan jumlah saldo kas diterima dari pendapatan
dikurangi dengan kas yang dikeluarkan untuk beban operasi dan pembelian perlatan. Aliran Kas dari aktivitas
pendanaan merupakan jumlah antara Dana pensiun pekerja GMIM dan Dana sehat pekerja GMIM.

Tabel 4 Catatan Atas Laporan Keuangan Aktivitas sesuai dengan PSAK No.45 tentang organisasi nirlaba
Gereja Mashi Injili di Minahasa
Catatan Atas Laporan Keuangan
1. Umum
Laporan keuangan kantor Sinode GMIM di susun berdasarkan informasi yang tersedia
dalam laporan realisasi anggaran belanja dan pendapatan sinode GMIM.

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi


a. Dasar Laporan Penyusunan Akuntansi
Laporan dibuat sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.45
tentang pelaporan keuangan untuk entitas nirlaba.
Laporan keuangan menurut PSAK 45 akan menyajikan jumlah masing-masing kelompok
aset bersih berdasarkan ada tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu (1) terikat
permanen, (2) terikat temporer dan (3) tidak terikat.
Pembatasan yang bersifat permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang
ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen.
Pembatasan yang bersifat temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh
penyumbang yang menetapkan sumber daya tersebut dipertahankan untuk periode tertentu
atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
Metode Arus Kas disusun dengan metode langsung dan mengelompokan arus kas kedalam
kelompok aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b. Periode Akuntansi
Periode Akuntansi mengacu pada tata Gereja Masehi Injili di Minahasa yaitu laporan
keungan di terbitkan 2 kali dalam satu tahun.

3. Aset Neto Tidak Terikat


2015

Saldo Awal 8,215,890,008.52

Penambahan 1,231,710,291.98
Saldo Akhir 9,447,600,300

4. Aset Neto Terikat Temporer


2015
Saldo Awal 15,155,695,908

Jurnal EMBA 534


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK
Penambahan 3,710,752,237
Saldo Akhir 18,866,448,145

Tabel 4 merupakan catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan atas
kebijakan akuntansi yang diambil oleh organisasi nirlaba.

Pembahasan

Laporan Aktivitas sesuai dengan PSAK No.45 tentang organisasi nirlaba


1. Pendapatan dan Aset Neto Tidak Terikat
Laporan aktivitas disusun berdasarkan informasi yang didapatkan dari laporan realisasi anggaran belanja dan
pendapatan sinode GMIM. Dalam Tata Gereja dijelaskan bahwa seluruh Lembaga, Yayasan dan Unit usaha
yang bernaung dibawah GMIM merupkan milik GMIM, namun dalam pelaporan keungan kantor Sinode
GMIM belum melakukan konsolidasi laporan keuangan. Kantor sinode GMIM hanya mencatat pendapatan
berdasarkan kontribusi yang disetorkan ke kantor Sinode GMIM, sehingga laporan aktivitas belum
merefleksikan pendapatan secara keseluruhan dari kantor sinode GMIM.
2. Aset yang Dibebaskan dari Pembatasannya
Kantor sinode GMIM pada tanggal 31 Agustus 2015 tidak memiliki aset neto yang berakhir pembatasannya.
Yaitu tidak adanya aset yang dikeluarkan untuk memenuhi program yang memiliki pembatasan.
3. Beban
Yang diakui sebagai beban adalah seluruh penggunaan dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatan
operasional sinode GMIM sesuai dengan rancangan anggaran belanja dan pendapatan yang di susun. Kantor
sinode GMIM belum memiliki saldo penysutan karena kantor sinode GMIM masih menggunakan pencatatan
dengan metode Cash Basis dan belum melakukan revaluasi terhadap semua Asetnya sehingga informasi
saldo penyusutan belum bisa di dapatkan.
4. Kenaikan Aset Neto Tidak Terikat
Merupakan jumlah dari pendapatan tidak terikat dan aset neto yang berakhir pembatasannya dikurangi beban
tidak terikat yang ada
5. Pendapatan Terikat Temporer
Merupakan pendapatan yang dipereleh yang nantinya akan di gunakan untuk membiayai suatu program.
Dalam hal ini Pendapatan Terikat Temporer kantor sinode GMIM terdiri dari dana Pensiun Pekerja GMIM
dan Dana sehat Pekerja GMIM. Dana ini akan di gunakan untuk membiayai pensiun dan kesehatan pekerja
GMIM.

Laporan posisi keuangan sesuai dengan PSAK No.45 tentang organisasi nirlaba
1. Aset
Kantor sinode GMIM belum melakukan menyajikan informasi asset sesuai dengan PSAK No.45 karena
informasi yang tersedia hanya dalam saldo rupa rupa aktiva. Kantor sinode GMIM juga belum
menyusutkan asetnya, serta belum menyajikan valuasi yang jelas terhadap seluruh asetnya. Kantor sinode
GMIM belum melakukan pencatatan terpisah antara perlatan dan perlengkapan.
2. Liabilitas dan Aset Neto
Laporan realisasi anggaran belanja dan pendapatan sinode GMIM hanya menyajikan saldo Rupa rupa
passiva. Sehingga masih sulit untuk di indetifikasi jumlah liabilitas dan asset neto secara terpisah

Laporan arus kas sesuai dengan PSAK No.45 tentang organisasi nirlaba
1. Arus kas dari Aktivitas Operasi
Kantor Sinode GMIM belum melakukan rekonsiliasi, jadi terdapat kemungkinan nominal kas yang disajikan
dalam laporan keuangan sama dengan jumlah kas yang ada
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Yang termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran yang terkait dengan investasi
Kantor Sinode GMIM. Untuk tanggal 1 Januari hinggal 31 Agustus 2015 hanya terjadi pengeluaran untuk
investasi berupa perolehan Tanah untuk lahan parkir (Aset tetap)
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Jurnal EMBA 535


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK
Merupakan penerimaan kas dari sumber dana yang pengunaannya dibatasi untuk program tertentu dalam hal
ini untuk dana Pensiun dan dana sehat pekerja Kantor Sinode GMIM.

Repi (2014) dengan judul Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas
Nirlaba pada STIKES Muhammadiyah Kota Manado menunjukan bahwa STIKES Muhammadiyah Manado
belum menyusun laporan keuangan sesuai PSAK No.45. Laporan keuangan STIKES hanya berupa neraca saldo,
sehingga untuk itu dilakukan pembuatan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada kantor sinode GMIM yang
menunjukan bahwa kantor sinode GMIM belum menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK No.45
tentang laporan keuangan organisasi nirlaba.

PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari peneltian ini.
1. Kantor Sinode GMIM belum menerapkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format laporan
keuangan nirlaba yang terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.45, karena kantor sinode
GMIM selama ini hanya menyusun Laporan Realisasi Anggaran Belanja dan Pendapatan sesuai arahan yang
terdapat dalam tata Gereja Masehi Injili di Minahasa.
2. Kantor Sinode GMIM belum taat admisitrasi karena belum menyajikan secara spesifik akunakun yang
terdapat dalam ruparupa asset dan ekuitas serta belum memisahkan jumlah dana yang di gunakan untuk
angsuran kendaraan dan beban perawatan kendaraan. Kantor sinode GMIM juga belum melakukan
konsolidasi terhadap unit unit usaha yang dimilikinya.
3. Meski belum menyajikan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45 tapi kantor sinode GMIM telah
menerbitkan laporan realisasi anggaran belanja dan pendapatan serta mempunyai Badan Pengawas
Perbendaharaan yang merupakan bukti pertanggungjawaban dan transparansi atas pengelolaan laporan
keuangan.

Saran
Saran dari penelitian ini.
1. Kantor sinode GMIM sebaiknya menyajikan laporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45 guna
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Kantor Sinode GMIM yang nanti dapat meningkatkan
kepercayaan publik.
2. Kantor Sinode GMIM sebaiknya melakukan revaluasi Aset dan menerbitkan laporan konsolidasi atas unit
unit usaha, yayasan, serta lembaga yang dimiliki oleh kantor Sinode GMIM.
3. Kantor Sinode GMIM sebaiknya memperkerjakan tenaga yang berkompeten sebagai staf keuangan dan
memberi edukasi terkait pengelolaan keuangan kepada seluruh staff bagian keuangan.
4. Kantor sinode GMIM sebaiknya membuat Sistem Informasi Akuntansi dan menerapkan internal kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

Anheier, H 2000.Managing non-profit organisations:Towards a new approach Civil Society Working Paper.
http://bigpushforward.net/-wpcontent/-uploads/2011/10/lawoofnonprofitcomplexity1.pdf. Tanggal
Akses 11 Januari 2016.

Delfiani, Nurul 2012. Analisis Sisah Lebih Dana Hibah Pada Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Yayasan
Beasiswa Jakarta). Universitas Indonesia.. http://lontar.ui.ac.id/opac/ui/detail.jsp?-id-=20320440&-
lokasi=lokal. Tanggal Akses : 12 Januari 2016.

Jurnal EMBA 536


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537
ISSN 2303-1174 I.R. Gultom., A.T. Poputra. Analisis Penerapan PSAK

Ebrahim, A 2010. The many Faces of Non Profit Accountability, Harvard Bussiness School.
http://www.hbs.edu-/faculty/Publication%20Files/10-069.pdf. Tanggal Akses : 09 Januari 2016.

Hendrawan, Rony 2011. Analisis Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Pada Rumah Sakit Berstatus Badan Layanan Umum (Studi kasus di RSUD Kota Semarang).
Universitas Diponegoro. http://core.ac.-uk/-download/pdf/11728978.pdf. Tanggal akses 28 Oktober
2015.

Ikatan Akuntan Indonesia 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 (Revisi 2011)-Pelaporan
Keuangan Entitas Nirlaba. Jakarta

Kieso, Weygandt and Paul D. Kimmel 2011. Financial Accounting. IFRS Edition. Wiley, United States of
America

Korompis, Claudia 2014.Penerapan PSAK NO. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada
Sanggar Seni Budaya Logos MaKantar. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern. Hal. 16-30.

Nurlaela dan Mutmainah 2014. Implementasi PSAK NO. 45 Dalam Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
Berstatus Badan Layanan Umum. Jurnal Paradigma.12(01). http://journal.uniba-.ac.id/index.-
php/PD/article/view/115. Tanggal Akses 11 Januari 2016.

Nanu, Hasanuh 2011. Akuntansi Dasar Teori dan Praktik. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Pontoh, Winston 2013. Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Halaman Moeka Publishing, Jakarta

Repi, Wahyu 2015. Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba pada
STIKES Muhammadiyah Kota Manado, Skripsi. Universitas Sam Ratulangi. Manado. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/index/sea-rch/authors-/view?firstName=
Wahyu&middleName=&lastName=Repi&affiliation=&country=ID. Hal 168181.

Wehrsig dan Anheier 2001, Accountability & Transparency: A Comparative Study of German Nonprofit
Organizations, Public Agencies and Forprofit Corporations. A collaborative project of the Hertie School
of Governance (HSoG) and the Centre for Social Investment (CSI) of Heidelberg
University.https://www.csi.uni-heidelberg.de/Berlin/AccountabilityTransparency-Executive
Summary.pdf. Tanggal Akses, 11 Januari 2016.

Jurnal EMBA 537


Vol.3 No.4 Desember 2015, Hal. 527-537

You might also like