You are on page 1of 95

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN


GEREJA KRISTEN JAWI WETAN GRESIK
BERDASARKAN PSAK NO. 45

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN


PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA
AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DIAJUKAN OLEH
HIMAWAN PRAPTOMO
NIM: 041013156

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ii

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
iii

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Rekonstruksi

Laporan Keuangan Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik Berdasarkan PSAK

No.45. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Airlangga Surabaya.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan,

arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan kali

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE., M.Sc., Ak., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

2. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak., CMA., selaku Ketua Program Studi

AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

3. Dra. Yustrida Bernawati Remiasa, M.Si.,Ak.,CMA., selaku Dosen

Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, pikiran, kesabaran, dan

tenaga dalam memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan

skripsi.

4. Seluruh dosen dan staf Departemen Akuntansi Universitas Airlangga.

iv

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5. Pak Budi dan Bu Heny, orang tua terbaik yang masih tabah, sabar dan tak

henti-hentinya mendoakan anaknya agar tugas akhir ini segera

diselesaikan.

6. Temanteman dari Akuntansi Unair 2010, terima kasih telah diberikan

kesempatan menjadi bagian dari kalian.

7. Saudara-saudara kontrakan, Cak Kris, Sandy, Rizchi, Blek, Kiwo, Azka,

Cesar, Fajar, Pak RT, Romi, Bihin, Torino, Ainul, Mando, Angga, Indra

yang telah memberikan berbagai pengalaman yang layak dikenang.

8. Teman-teman Begundal yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima

kasih, terima kasih, dan terima kasih sudah menemani penulis selama

menempuh studi di Unair, dan juga Yono yang bersedia menyediakan

tempat bagi kami berkumpul.

9. Cak ri The master of coffee yang menyediakan kopi terbaik sehingga

penulis tahan begadang untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman SMAK Stella Maris Surabaya, Wihandy, Rio, dll yang

selalu memberi semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

11. Temanteman baik diluar Akuntansi Unair lainnya, yang tidak dapat

disebutkan satu persatu atas segala dukungan dan doa yang mereka

berikan.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan dan dukungannya. Semoga kebaikan kalian dibalas

oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan

dan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh karena itu kritik dan saran

sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai

tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.

vi

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN GEREJA


KRISTEN JAWI WETAN GRESIK
BERDASARKAN PSAK NO.45
Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk nyata dari
akuntabilitas. Akuntabilitas diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
atas sumber daya yang dipercayakan kepada pengelola dalam sebuah
organisasi. Gereja sebagai organisasi nirlaba juga perlu menyusun laporan
keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kebijakan akuntansi yang diterapkan, proses penyusunan dan
bentuk laporan keuangan GKJW Jemaat Gresik dan bagaimana bentuk
laporan yang tepat sesuai dengan PSAK No.45.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara dengan bagian
keuangan gereja, pendeta, dan mengumpulkan dokumen terkait dengan
laporan keuangan GKJW Gresik.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang
disusun GKJW Gresik berbentuk model AB yaitu hanya mencatat pendapatan
dan pengeluaran saja. Hal ini dikarenakan GKJW Gresik tidak mengadopsi
standar PSAK No. 45. Selain itu GKJW Gresik juga tidak mencatat aset dan
nilai aset tetap yang dimilikinya karena semua aset diatasnamakan Majelis
Agung.
Kata kunci: Akuntabilitas, laporan keuangan, PSAK No. 45, gereja,
organisasi nirlaba.

vii

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

THE JAWI WETAN CHRISTIAN CHURCHS FINANCIAL


STATEMENT RECONSTRUCTION BASE ON PSAK NO.45
Financial statement is one of the real form from accountability.
Accountability was needed for reponsibility of resourches what have been
believed to management of organization. Church is nonprofit organization also
to prepare financial statement as the kind of responsibility. This study aims to
understand accounting policy what have been used, process in the preparation
and form of financial statement to the Jawi Wetan Christian Church people of
Gresik, and what kind of finacial statement what appropiate with PSAK No.
45.
This study use descriptive quality method for methode approch. In the
collecting datas needed with process by interview to financial department in
the church and the document what supporting for financial statement in the
Jawi Wetan Christian Church people of Gresik.
The result for this study shows financial statement what preparation by
the Jawi Wetan Christian Church people of Gresik still unpretentious. Thus,
the Jawi Wetan Christian Church people of Gresik never get socialiszation so
far about PSAK No. 45. Beside, the Jawi Wetan Christian Church people of
Gresik too not record the fix asset what had.
Key words: Accountability, financial statement, PSAK No. 45, church,
nonprofit organization

viii

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .......................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............. Error! Bookmark not

defined.

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................... vii

ABSTRACT ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

1.5 Sistematika Skripsi ............................................................................ 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9

2.1. Landasan Teori .................................................................................. 9

2.1.1. Stakeholder Theory ........................................................................9

ix

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.2. Pengertian Gereja .........................................................................10

2.1.3. Gereja Kristen Jawi Wetan ..........................................................11

2.1.4. Laporan Keuangan sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Gereja ..

.................................................................................................. 16

2.1.5. Kebijakan Akuntansi ....................................................................16

2.1.6. Laporan Keuangan .......................................................................18

2.1.7. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menurut PSAK No. 45 ..18

2.1.7.1. Laporan Posisi Keuangan ..........................................................20

2.1.7.2. Laporan Aktivitas ......................................................................24

2.1.7.3. Laporan Arus Kas ......................................................................30

2.2. Penelitian Sebelumnya ..................................................................... 35

2.3. Kerangka Berpikir............................................................................ 36

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................ 39

3.1 Pendekatan Penelitian ...................................................................... 39

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 40

3.3 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 41

3.4 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 42

3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................... 45

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 47

4.1. Gambaran Umum Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik ..................... 47

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xi

4.1.1. Visi dan Misi Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik ........................49

4.1.2. Struktur Organisasi GKJW Gresik ...............................................50

4.1.2.1. Majelis Jemaat Gresik................................................................52

4.1.2.2. Pelayan Harian Majelis Jemaat ..................................................52

4.1.2.3. Badan Pembantu Majelis ...........................................................52

4.1.2.4. Komisi .......................................................................................54

4.1.2.5. Kelompok Kerja (POKJA) ........................................................54

4.1.2.6. Panitia ........................................................................................54

4.1.2.7. Wilayah ......................................................................................54

4.1.2.8. Kelompok Rukun Warga (KRW) ..............................................55

4.1.2.9. Pepanthan...................................................................................56

4.1.3. Penerimaan, Penyimpanan, Pengelolaan dan Pengeluaran

Keuangan di GKJW Gresik ......................................................... 56

4.2. Deskripsi dan Hasil Penelitian ......................................................... 62

4.2.1. Praktik Akuntansi di GKJW Gresik .............................................62

4.3. Pembahasan ..................................................................................64

4.3.1. Evaluasi Praktik Akuntansi di GKJW Gresik ..............................64

4.3.2. Rekonsktruksi Laporan Keuangan GKJW Gresik .......................66

BAB 5 KSEIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 77

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 77

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

5.2. Saran ............................................................................................... 78

xii

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh laporan posisi keuangan ................................................24

Gambar 2.2 Contoh laporan aktivitas bentuk A .............................................25

Gambar 2.3 Contoh laporan aktivitas bentuk B .............................................26

Gambar 2.4 Contoh laporan aktivitas bencuk C bagian 1 ..............................27

Gambar 2.5 Contoh laporan aktivitas bencuk C bagian 2 ..............................28

Gambar 2.6 Contoh laporan arus kas metode langsung .................................30

Gambar 2.7 Contoh laporan arus kas metode langsung .................................31

Gambar 2.8 Contoh laporan arus kas metode tidak langsung ........................32

Gambar 2.9 Contoh laporan arus kas metode tidaklangsung .........................33

Gambar 2.10 Kerangka berpikir .....................................................................37

xiii

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Usulan daftar tabel inventaris GKJW Gresik .................................78

Tabel 4.2 Usulan bentuk laporan posisi keuangan GKJW Gresik .................81

Tabel 4.3 Usulan bentuk laporan arus kas GKJW Gresik ..............................82

Tabel 4.4 Usulan bentuk laporan aktivitas GKJW Gresik .............................83

Tabel 4.5 Lanjutan usulan bentuk laporan aktivitas GKJW Gresik ...............84

Tabel 4.6 Lanjutan usulan bentuk laporan aktivitas GKJW Gresik ...............85

Tabel 4.7 Lanjutan usulan bentuk laporan aktivitas GKJW Gresik ...............86

Tabel 4.8 Usulan bentuk laporan perubahan aktivitas bersih tidak terikat

GKJW Gresik.................................................................................86

Tabel 4.9 Usulan bentuk catatan atas laporan keuangan ...............................87

xiv

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk nyata dari

akuntabilitas. Laporan keuangan berfungsi sebagai media yang menjembatani

pengelola organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder).

Laporan keuangan menjadi penting karena didalamnya memuat informasi

mengenai bagaimana organisasi mengelola sumber keuangan yang ada,

berapa besar sumber daya yang dimiliki, serta apa saja pencapaian yang telah

diraih dengan sumber daya tadi (Nainggolan, 2012:3).

Akuntabilitas diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas

sumber daya yang dipercayakan kepada pengelola dalam sebuah organisasi.

Akuntabilitas pada organisasi yang berorientasi laba diperlukan sebagai

bentuk tanggung jawab kepada pihak-pihak yang berkepentingan misalnya,

pemegang saham dan kreditur. Organisasi nirlaba mempertanggungjawabkan

dana yang diterima dari anggota maupun penyumbang lain.

Organisasi dalam masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu

organisasi komersial yang dibiayai oleh laba atau keuntungan dari

kegiatannya, organisasi pemerintah yang dibiayai oleh masyarakat melalui

pajak atau retribusi, dan organisasi nirlaba yang dibiayai masyarakat lewat

donasi atau sumbangan (Nainggolan, 2012:2).

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

Karakteristik organisasi yang berorientasi laba berbeda dengan

organisasi nirlaba. Perbedaan utama terletak pada cara organisasi nirlaba

memperoleh dana untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Organisasi

nirlaba memperoleh dana dari para anggota maupun dari penyumbang lain

yang tidak mengharapkan imbalan dari organisasi tersebut. Sebagai akibat

dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu

yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis,

misalnya penerimaan sumbangan. Namun demikian, dalam praktik organisasi

nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk, sehingga sering kali sulit

dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya.

Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada

kepemilikan, organisasi nirlaba tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari

utang, dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan

kepada publik. Akibatnya, pengukuran jumlah, saat, dan kepastian aliran kas

masuk menjadi ukuran kinerja penting bagi para pengguna laporan keuangan

organisasi nirlaba tersebut, seperti kreditor dan pemasok dana lainnya.

Organisasi semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda

dengan organisasi bisnis pada umumnya. (IAI, 2010:45.1).

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan PSAK No.45 sebagai

acuan dalam mengatur laporan keuangan organisasi nirlaba. Laporan

keuangan organisasi nirlaba diharapkan dapat lebih mudah dipahami,

memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi dengan adanya

standar yang berlaku umum.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Gresik merupakan salah

satu bentuk organisasi yang tidak berorientasi pada laba Gereja ini lebih

berfokus pada aktivitas pelayanan-pelayanan kepada masyarakat. Sebagai

sebuah organisasi GKJW dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan

dana yang diperoleh dari penyumbang atau di gereja biasa disebut jemaat.

Salah satu bentuk pertanggungjawaban gereja adalah berupa laporan

keuangan. Tujuan laporan keuangan ini adalah untuk menyediakan informasi

yang relevan untuk memenuhi keinginan para penyumbang, anggota

pengurus gereja, dan pihak lain yang menyediakan dana bagi gereja.

Penelitian sebelumnya mengenai PSAK No.45 yang diteliti oleh

Makatita (2011) juga membahas tentang kebijakan akuntansi dan laporan

keuangan yang bertempat di GPIB Eben-Haezer Surabaya. Makatita

mengungkapkan bahwa Gereja GPIB Eben-Haezer Surabaya dalam

pembuatan laporan keuangannya mempunyai standar laporan keuangan

sendiri. Laporan keuangan GPIB Eben-Haezer masih terlalu sederhana yakni

hanya terdapat laporan arus kas saja, sedangkan dalam PSAK No. 45 terdapat

laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, dan catatan atas laporan keuangan

yang seharusnya dibuat oleh organisasi nirlaba. Dalam laporan keuangan

GPIB Eben-Haezer juga tidak terdapat pencatatan mengenai harga perolehan

aset sehingga nilai aset-aset GIPB Eben-Haezer tidak diketahui jumlahnya.

Begitu pula dalam penelitian yang dilakukan oleh Chrisdianto (2005).

Dari penelitian yang dilakukan di Gereja Katolik di Surabaya ditemukan

bahwa standar akuntansi yang digunakan Gereja Katolik masih jauh dari

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

tujuan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena dalam

penyelenggaraannya belum ada standar pasti yang digunakan sebagai dasar

pelaksaan. Saat itu PSAK No. 45 masih belum ada dan masih menggunakan

pendekatan APB No.4. Standar akuntansi yang sudah ada tidak dapat

digunakan dalam transaksi keuangan gereja karena ada beberapa perbadaan

karakteristik dalam transaksi keuangan Gereja Katolik. Perbedaan

karakteristik tersebut terjadi karena kegiatan operasional Gereja Katolik

berdasarkan pada Alkitab sebagai buku pedoman dan sumber ajaran umat

Katolik.

Praktik penyusunan laporan keuangan gereja memiliki perbedaan

sesuai dengan bentuk dan sinode gereja. Berdasarkan fakta yang ditemukan

maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana praktik akuntansi yang

dijalankan oleh Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Gresik, di tengah

keterbatasan standar akuntansi yang mengatur tentang laporan keuangan

organisasi nirlaba sekarang ini.

Melalui penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi bagaimana

praktik dan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan pada Gereja Kristen

Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Gresik dan membandingkan dengan PSAK No.

45 sebagai standar yang berlaku umum. Karena merupakan organisasi

nirlaba, Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Gresik diharapkan

memiliki laporan keuangan sesuai dengan standar yang berlaku umum yang

sesuai dengan PSAK No. 45 sehingga dapat membantu pihak-pihak yang

berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang keuangan gereja agar

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan pelaksanaan

program-program gereja selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini

adalah:

a. Apa kebijakan akuntansi yang diterapkan Gereja Kristen Jawi Wetan

(GKJW) Jemaat Gresik?

b. Bagaimana penyusunan dan bentuk laporan keuangan Gereja Kristen

Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Gresik?

c. Bagaimana bentuk laporan keuangan yang tepat ditinjau dari PSAK

No.45 tentang laporan keuangan organisasi nirlaba?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui kebijakan akuntansi yang diterapkan di GKJW

Jemaat Gresik.

b. Untuk mengetahui bagaimana proses penyusunan dan bentuk laporan

keuangan GKJW Jemaat Gresik.

c. Untuk mengetahui bagaimana bentuk laporan yang tepat sesuai dengan

PSAK No.45.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, untuk menambah keterampilan dalam mengaplikasikan

ilmu-ilmu yang diperoleh selama menempuh pendidikan di universitas

serta membandingkannya dengan praktik yang sesungguhnya terutama

mengenai penerapan PSAK No.45 tentang penyusunan laporan

keuangan pada organisasi nirlaba.

2 Bagi subyek penelitian, dalam hal ini Gereja Kristen Jawi Wetan

(GKJW) Jemaat Gresik dapat memperoleh pengetahuan mengenai

standar laporan keuangan yang berlaku umum yang sesuai dengan

PSAK No.45 serta cara penerapannya pada laporan keuangan Gereja

Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Gresik.

3 Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan permasalahan yang ada.

1.5 Sistematika Skripsi

Secara garis besar kerangka dari sistematika penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang muncul karena

dalam praktiknya ditemukan bahwa setiap gereja dalam

penyusunan laporan keuangannya memiliki perbedaan sesuai

dengan bentuk dan sinode gereja tersebut. Dari latar belakang

masalah tersebut maka disusunlah perumusan masalah, kemudian

tujuan penelitian dibuat untuk mengarahkan penelitian ini,

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh, serta

sistematika skripsi.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang meliputi teori

dan konsep mengenai sistematika laporan keuangan organisasi

nirlaba yang sesuai dengan PSAK No.45. teori ini berkaitan

dengan permasalahan yang ada yaitu kesesuaian laporan

keuangan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Gresik

dengan standar akuntansi yang berlaku umum, khususnya PSAK

No.45.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi pedoman pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan,

yang terdiri dari pendekatan kualitatif melalui kasus yang

dipergunakan, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber

penelitian, prosedur pengumpulan data, serta teknik analisis yang

dipergunakan.

BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian yang berupa gambaran umum

mengenai laporan keuangan di Gereja Kristen Jawi Wetan

(GKJW) Jemaat Gresik serta pembahasan hasil penelitian yang

dilakukan dengan melakukan evaluasi kebijakan akuntansi dan

laporan keuangan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

Gresik setelah dibandingkan dengan standar akuntansi yang

berlaku umum yaitu, PSAK No.45.

BAB 5 : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan bab 4

serta saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan simpulan

tersebut untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Stakeholder Theory

Tujuan organisasi yang akan dicapai bukan hanya untuk kepentingan

manajemen saja tetapi juga menyangkut kepentingan stakeholder. Tujuan ini

sesuai dengan Stakeholder Theory yang menyatakan bahwa organisasi

bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun

harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (jemaat, kreditur, donatur, dan

pihak lain). Dengan demikian keberadaan suatu organisasi sangat dipengaruhi

oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada organisasi tersebut.

Gray, Kouhy, dan Adams yang dikutip dari buku Ghozali menyatakan bahwa:

kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder


dan dukungan tersebut harus dicari sehinggaaktivitas perusahaan adalah
untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerfull stakeholder, semakin
besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial
dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan
stakeholdernya.

Untuk mendapatkan dukungan pemangku kepentingan, gereja harus

dapat memberikan laporan keuangan yang relevan, reliable, dan sesuai dengan

standar yang berlaku umum yaitu PSAK No. 45.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

2.1.2. Pengertian Gereja

Gereja berasal dari bahasa Portugis: igreja, yang berasal dari bahasa

Yunani: ekklesia yang berarti dipanggil keluar (ek = keluar; klesia dari

kata kaleo = memanggil); kumpulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia

memiliki beberapa arti:

1. Arti pertama ialah 'umat', atau lebih tepat, 'persekutuan' orang Kristen.

Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja

pertama-tama bukanlah sebuah gedung.

2. Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan

ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan,

ruangan di hotel, maupun tempat rekreasi.

3. Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen.

GerejaKatolik, Gereja Protestan, dan lain-lain.

4. Arti keempat ialah lembaga (administratif) daripada sebuah

mazhab Kristen.

5. Arti terakhir dan juga arti umum adalah sebuah rumah ibadah

umat Kristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang.

Gereja (untuk arti yang pertama) terbentuk 50 hari setelah kebangkitan

Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang

dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus.

Di Indonesia terdapat jenis-jenis gereja yang berbeda. Kebanyakan

merupakan gereja suku atau wilayah. Misalnya Gereja HKBP yang merupakan

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

gereja orang Batak ataupun Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) yang

merupakan gereja wilayah yang hanya ada di Jawa Timur.

2.1.3. Gereja Kristen Jawi Wetan

Pada tanggal 15 Oktober 1931, Pengurus Pusat Nederlandch Zendeling-

genootschap (NZG) yaitu Serikat Misionaris Negeri Belanda yang berada di

Rotterdam, Belanda, menerbitkan surat keputusan Konsul Jenderal Th.

Boetzelaer van Dubbeldam, yang menetapkan keberadaan jemaat-jemaat

Kristen Jawa yang berada di bawah pembinaan NZG dan Java Comite akan

dipersatukan dalam suatu wadah gereja di Jawa Timur.

Pada 11 Desember 1931, diresmikanlah pendirian GKJW sebagai wadah

yang dimaksud dalam keputusan Pengurus Pusat NZG. Pada saat berdiri nama

GKJW adalah Pasamuwan-Pasamuwan Kristen Djawi ing Tanah Djawi

Wetan. Pengakuan resmi pemerintah dinyatakan dalam Blesuit Gubernur

Jenderal Hindia Belanda No. 53 (Staatsblad No.372) pada tanggal 27 Juni

1932 dengan nama Oost-Javaansche Kerk yang kemudian menjadi Greja

Kristen Djawi Wetan (GKDW).

GKJW telah menetapkan bahwa keberadaannya hanya dibatasi di Jawa

Timur. Sehingga tidak akan dijumpai adanya GKJW di luar Jawa Timur. Hal

ini sesuai dengan isi Tata dan Pranata GKJW yang berbunyi Greja Kristen

Jawi Wetan adalah bagian dari Gereja yang Esa, yang dilahirkan, ditumbuhkan

dan dipelihara oleh Tuhan Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus di Jawa

Timur (Majelis Agung GKJW, 1996:2).

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

Dalam menjalankan kiprah bergerjanya, GKJW berpedoman pada

beberapa bidang, yaitu:

1. Bidang Teologi

Bidang ini menangani hal-hal dan kegiatan yang berhubungan dengan

pergumulan firman Tuhan dan pembinaan iman warga jemaat. Contoh

kegiatan pelayanannya, misalnya menyiapkan bahan untuk Pemahaman

Alkitab, pembinaan iman warga dengan berbagai model kegiatan

(ceramah, retret, sarasehan, katekisasi). Secara ideal sebenarnya bidang

teologi selalu melandasi setiap kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh

jemaat.

2. Bidang Persekutuan

Bidang ini bertugas menangani, melayani dan mengembangkan kegiatan

untuk mengentalkan semangat kebersamaan/ persekutuan, mulai dari anak

sampai dengan usia lanjut. Sesuai dengan kategori pelayanannya maka

bidang pelayanan ini bertujuan agar setiap warga bisa mengambil peranan

demi terwujudnya persekutuan dengan Tuhan dan sesamanya dengan

sebaik-baiknya. Disamping itu dengan adanya bidang pelayanan ini

diharapkan setiap jemaat- secara kategorial- terwadahi kebutuhannya

untuk bersekutu.

3. Bidang Kesaksian

Bidang ini bertugas mengadakan pembinaan bagi warga jemaat agar

mampu menyatakan jatidirinya sebagai orang percaya terutama ditengah

kehidupannya bersama dengan orang-orang lain. Diharapkan melalui cara

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

hidup yang baik dan benar kehadirannya di masyarakat dapat menjadi

saksi akan kasih Tuhan Yesus. Pada hakekatnya semua orang percaya

terpanggil untuk bisa menjadi saksi Kristus didalam hidupnya.

4. Bidang Pelayanan Cinta Kasih

Kegiatan di bidang ini secara khusus menangani pelayanan untuk

mewujudkan cinta kasih Tuhan Allah kepada dunia dan segala isinya

agar terwujud kesejahteraan lahir batin. Hal utama dalam pelayanan ini

adalah upaya gereja/ orang-orang percaya untuk turut serta bekerja

bersama dengan Tuhan agar bumi ini benar-benar disuasanai oleh kasih,

sukacita, keadilan, kebenaran dan damai sejahtera bagi seluruh dunia.

Dengan demikian kegiatan pada bidang ini bukan hanya memberi sembako

atau pengobatan gratis untuk yang kekurangan, namun juga termasuk

kedisiplinan untuk turut serta menjaga memelihara keutuhan ciptaan.

Misalnya: tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan

kekerasan kepada sesama, mau berhemat menggunakan sumber-sumber

alam, membela hak mereka yang tertindas.

5. Bidang Penatalayanan

Bidang ini menangani pembinaan dalam hal sumber daya manusia, harta

milik gereja, juga bagaimana meningkatkan daya, dana dan sarana bagi

perkembangan dan pertumbuhan gereja. Misalnya bagaimana talenta dan

potensi warga jemaat bisa benar-benar diberdayakan untuk memenuhi

panggilan Tuhan agar keberadaan gereja benar-benar dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat luas.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

Dalam hal struktur pelayanannya, GKJW menampakkan diri dalam

bentuk persekutuan-persekutuan. Ada tiga macam persekutuan yang terdapat di

GKJW, yaitu:

1. Persekutuan se-Tempat

Persekutuan ini juga disebut sebagai Jemaat (persekutuan yang dewasa

dari warga di suatu tempat yang mampu memenuhi panggilan dan

melaksanakan kegiatan pelayanan), misalnya: Jemaat Sitiarjo, Jemaat

Ngawi. Pada tingkat persekutuan ini penanggung jawab semua kegiatan

pelayanan adalah Majelis Jemaat. Majelis Jemaat biasanya memilih

beberapa orang untuk duduk dalam Pelayan Harian Majelis Jemaat

(PHMJ). PHMJ inilah yang menjadi pelaksana harian dari tugas

kemajelisan. Jabatan di PHMJ adalah sama dengan jabatan pada Majelis

Jemaat. Contohnya, Ketua Majelis Jemaat adalah juga ketua PHMJ,

demikian pula jabatan lainnya. Untuk mempertajam pelaksanaan program

dan memberdayakan warga jemaat, maka Majelis Jemaat dalam

melaksanakan lima bidang pelayanan dibantu oleh komisi-komisi

pembinaan atau kepanitiaan untuk suatu kegiatan tertentu.

2. Persekutuan se-Daerah

Persekutuan ini adalah persekutuan warga GKJW di dalam suatu daerah,

yang terdiri dari beberapa jemaat. Penataan pelayanan pada persekutuan

se-Daerah ini diatur oleh Majelis Daerah, contohnya: Majelis Daerah

Malang 1, Majelis Daerah Besuki Timur. Dalam pelaksanaan kegiatan

sehari-harinya Majelis Daerah melimpahkan kepada Pelayan Harian

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

Majelis Daerah. Mengapa demikian? Karena Majelis Daerah dalam

setahun hanya bersidang sebanyak 2 (dua) kali. Sedangkan Pelayan Harian

Majelis Daerah sedikitnya mengadakan rapat sekali dalam dua bulan.

Dalam prakteknya bisa sekali sebulan, bahkan lebih mengingat tingkat

kegiatan yang semakin padat. Sidang Majelis Daerah merupakan forum

tertinggi pengambilan keputusan tertinggi untuk lingkup daerah.

Sebagaimana di lingkup Jemaat, maka di lingkup Majelis Daerah ini pun

Pelayan Harian Majelis Daerah dibantu oleh Komisi-komisi Pembinaan

Daerah untuk merealisasikan ke-lima bidang pelayanannya. Saat ini di

GKJW terdapat 12 Majelis Daerah, yaitu meliputi: Surabaya Timur I,

Surabaya Timur II, Surabaya Barat, Malang I, Malang II, Malang III,

Malang IV, Kediri Utara, Kediri Selatan, Besuki Barat, Besuki Timur,

Madiun.

3. Persekutuan se-Jawa Timur

Persekutuan ini adalah persekutuan warga GKJW di seluruh Jawa Timur.

Inilah yang disebut dengan GKJW, yang meliputi jemaat-jemaat se Jawa

Timur. Penanggung jawab penataan dan pelayanan GKJW adalah Majelis

Agung GKJW. Dalam kegiatan sehari-harinya dijalankan oleh Pelayan

Harian Majelis Agung. Sedangkan pelaksanaan program untuk kelima

bidang pelayanannya dilakukan oleh Dewan-dewan Pembinaan. Sama

dengan di jemaat, jabatan di Majelis Agung adalah sama dengan jabatan di

Pelayan Harian Majelis Agung.Pada lingkup persekutuan inilah GKJW

juga menjalin kerjasama secara oikumenis dengan berbagai gereja baik di

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

Indonesia maupun di luar negeri. Bahkan sudah sejak lama GKJW

mengembangkan pergaulannya secara lebih programatis dengan lembaga

keagamaan lain.Struktur di atas tidak bersifat hirakhis (Majelis Agung

tidak lebih tinggi daripada Majelis Daerah atau Majelis Jemaat, dan

sebaliknya), melainkan satu sama lain berhubungan sebagai persekutuan

yang menyatu dalam semangat Patunggilan kang Nyawiji yaitu Greja

Kristen Jawi Wetan.

2.1.4. Laporan Keuangan sebagai Bentuk Pertanggungjawaban Gereja

Setiap organisasi tidak terkecuali gereja tentu memiliki kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan kegiatan operasionalnya kepada pihak internal

maupun eksternal. Pertanggungjawaban ini diperlukan untuk mengetahui

sejauh mana tujuan gereja telah tercapai.. Hal ini sesuai dengan SFAC No.1

yang menyatakan bahwa akuntansi keuangan bukan sekedar penghubung

antara manajemen (dalam hal ini pengelola gereja) dan pihak luar (dalam hal

ini jemaat, kreditur, donatur, dan pihak lain) secara akuntabilitas, melainkan

lebih bermakna dari itu, yaitu sebagai alat pertanggungjawaban manajemen.

Pertanggungjawaban manajemen terlihat pada, apakah semua sumber daya

ekonomi yang dipercayakan kepada manajemen telah benar-benar digunakan

secara menguntungkan dan terlindungi dari hal-hal yang merugikan.

2.1.5. Kebijakan Akuntansi

Untuk membuat suatu laporan keuangan dibutuhkan dasar maupun

peraturan dalam proses penyusunannya. Dasar maupun peraturan ini dalam

organisasi biasa disebut dengan kebijakan akuntansi. Dalam sebuah organisasi

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

harus mempunyai kebijakan akuntansi yang konsisten pada setiap periode

karena pengguna laporan keuangan harus dapat membandingkan laporan

keuangan selama beberapa periode untuk mengidentifikasi kecenderungan

posisi keuangan, kinerja, dan arus kas.

Dalam PSAK No. 25 kebijakan akuntansi didefinisikan sebagai prinsip,

dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang dterapkan entitas dalam

penyusunan dan penyajian laporan keuangan. (IAI, 2009:25.2)

Dalam suatu kebijakan akuntansi, suatu entitas harus dapat menjelaskan

tiga hal berikut:

a. Pengakuan

Pengakuan akuntansi mengacu pada pencatatan unsur-unsur dasar

laporan keuangan. konsep pengakuan akuntansi mendefinisikan prinsip-

prinsip dasar yang menentukan penentuan waktu, biaya, dan pengakuan

untung rugi di dalam laporan keuangan.

b. Pengukuran

Pengukuran akuntansi mengacu pada berapa besar nilai yang harus

diakui dan disajikan pada laporan keuangan.pengukuran akuntansi

digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan suatu data

akuntansi.

c. Penyajian

Penyajian merupakan cara bagaimana laporan keuangan disajikan agar

pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah memahami isi laporan

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

keuangan tersebut. Laporan keuangan tersebut juga harus disajikan

secara wajar. (Makatita, 2011:8-9)

2.1.6. Laporan Keuangan

Akuntabilitas adalah salah satu prinsip yang dipegang teguh dalm

menjalankan roda organisasi nirlaba. Untuk mencapainya, laporan keuangan

dapat berfungsi sebagai media yang menjembatani pengelolaan lembaga

dengan pihak yang berkepentingan (stakeholders). Laporan keuangan menjadi

penting karena didalamnya memuat informasi mengenai bagaimana organisasi

mengelola sumber daya yang ada, berapa besar sumber daya yang dimiliki,

serta pencapaian apa saja yang telah diperoleh dengan sumber daya tadi.

(Nainggolan, 2012:43)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan salah satu

regulasi yang dibuat untuk menyajikan laporan keuangan. PSAK No. 45 adalah

salah satu regulasi yang akan dibahas yang mengatur tentang pelaporan

keuangan organisasi nirlaba yang memiliki keunikan yang tidak ditemukan di

laporan keuangan organisasi yang berorientasi laba misalnya adanya akun

sumbangan.

2.1.7. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menurut PSAK No. 45

Laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui bagaimana keadaan

suatu organisasi dan kemampuan organisasi tersebut untuk bertahan.

Kebenaran dalam pembuatan laporan keuangan sangat diperlukan. Agar

laporan keuangan dapat ditelusuri kebenarannya maka laporang keuangan

tersebut harus diperiksa oleh pihak independen.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

Menurut PSAK No. 45 tujuan utama dari laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para

penyumbang, anggota entitaws nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang

menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. (IAI, 2010:45.4)

Pihak pengguna laporan keuangan entitas nirlaba memiliki kepentingan

bersama dalam rangka menilai:

a. jasa yang diberikan oleh entitas nirlaba dan kemampuannya untuk terus

memberikan jasa tersebut;

b. cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek lain dari

kinerja mereka. (IAI, 2010:45.4)

Laporan keuangan untuk entitas nirlaba terdiri atas laporan posisi

keuangan (neraca), laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan. Laporan keuangan tersebut berbeda dengan laporan keuangan untuk

entitas bisnis pada umumnya.

Dalam paragraf 8 PSAK No. 45 dijelaskan secara rinci, tujuan laporan

keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah untuk menyajikan

informasi mengenai:

a. jumlah dan sifat aset, liabilitas, dan aset neto entitas nirlaba;

b. pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai

dan sifat aset neto;

c. jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu

periode dan hubungan antara keduanya;

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

d. cara entitas nirlaba mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh

pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh

pada likuiditasnya;

e. usaha jasa entitas nirlaba.

Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan

informasi dalam laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam

laporan keuangan yang lain. (IAI, 2010:45.5)

2.1.7.1. Laporan Posisi Keuangan

Dalam lembaga komersial laporan posisi keuangan disebut juga dengan

Neraca. Laporan ini memberikan informasi tentang besarnya aset atau harta

lembaga dan sumber perolehan dari aset tadi (bisa dari hutang atau aktiva

bersih) pada satu titik waktu tertentu. (Nainggolan, 2012: 44)

Dalam PSAK No.45 dijelaskan bahwa laporan posisi keuangan bertujuan

untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan

informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu

tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama

pengungkapan, dan informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat

membantu para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak-pihak

lain untuk menilai:

a. kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara

berkelanjutan; dan

b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi

kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal. (IAI, 2010:45.5)

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok

aset neto berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu:

terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.

Yang dimaksud pembatasan permanen adalah pembatasan terhadap:

a. aset, seperti tanah atau karya seni, yang disumbangkan untuk tujuan

tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau

b. aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan

pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah

dalam kelompok aset neto yang penggunaanya dibatasi secara

permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau

wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi (endowment).

Pembatasan temporer meliputi:

a. sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu,

b. investasi untuk jangka waktu tertentu,

c. penggunaan selama periode tertentu dimasa depan, atau

d. pemerolehan aset tetap, dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam

kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau

disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat berbentuk pembatasan

waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.

Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan

barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak

terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan-

batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

(IAI, 2010:45.7)

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

Gambar 2. 1
Contoh Laporan Posisi Keuangan
Entitas Nirlaba
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 20X2 dan 20X1
(dalam jutaan Rupiah)

20X2 20X1
Aset:
Kas dan setara kas 188 1.150
Piutang bunga 5.325 4.175
Persediaan dan biaya dibayar di muka 1.525 2.500
Piutang lain-lain 7.562 6.750
Investasi Lancar 3.500 2.500
Properti investasi 13.025 11.400
Aset Tetap 154.250 158.975
Investasi jangka panjang 545.175 508.750
Jumlah Aset 730.550 696.200

Liabilitas dan Aset Neto:


Utang dagang 6.425 2.625
Pendapatan diterima di muka yang
dapat dikembalikan 1.625
Utang Lain-Lain 2.187 3.250
Utang wesel 2.850
Kewajiban tahunan 4.213 4.250
Utang jangka panjang 13.750 16.250
Jumlah Liabilitas 26.575 30.850

Aset Neto:
Tidak Terikat 288.070 259.175
Terikat temporer (Catatan B) 60.855 63.675
Terikat permanen (Catatan C) 355.055 342.500
Jumlah Aset Neto 703.975 665.350
Jumlah Liabilitas dan Aset Neto 730.550 696.200

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan


: PSAK No.45. Jakarta: Salemba Empat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

2.1.7.2. Laporan Aktivitas

Tujuan utama penyusunan laporan aktivitas adalah untuk menyediakan

informasi mengenai:

a. pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat

aset neto,

b. hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan

c. bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai

program atau jasa.

Dalam laporan aktivitas pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto

tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang,

dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.

b. Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat

permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya

pembatasan. Dalam hal sumbangan terikat yang pembatasannya tidak

berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai

sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan

diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.

c. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui

dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau

pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam

kelompok aset neto tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan

dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam suatu kelompok atau beberapa

kelompok perubahan dalam aset neto, entitas nirlaba dapat

mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau

nonoperasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi

atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.

(IAI, 2009:45.8-45.9)

Contoh laporan aktivitas akan ditampilkan dalam gambar dibawah ini.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

Gambar 2. 2
Contoh Laporan Aktivitas Bentuk A

Bentuk A
Organisasi Nirlaba
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X1
(dalam jutaan Rupiah)

Perubahan Aset Neto Tidak Terikat


Pendapatan dan Penghasilan:
Sumbangan 21.600
Jasa Layanan 13.500
Penghasilan dari investasi jangka panjang (Catatan E) 14.000
Penghasilan dari investasi lain-lain (Catatan E) 2.125
Penghasilan bersih dari investasi jangka panjang yang belum terealisasi 20.570
Lain-lain 375
Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat 72.170

Aset Neto yang Berakhir Pembatasannya (Catatan D)


Pemenuhan program pembatasan 29.975
Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan 3.750
Berakhirnya pembatasan waktu 3.125
Jumlah aset yang telah berakhir pembatasannya 36.850
Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan lain 109.020

Beban dan Kerugian:


Program A 32.750
Program B 21.350
Program C 14.400
Manajemen dan umum 6.050
Pencarian dana 5.375
Jumlah Beban (Catatan F) 79.925
Kerugian akibat kebakaran 200
Jumlah Beban dan Kerugian 80.125
Kenaikan Jumlah Aset Neto Tidak Terikat 28.895

Perubahan Aset Neto Terikat Temporer:


Sumbangan 20.275
Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan E) 6.450
Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan
dari investasi jangka panjang (Catatan E) 7.380
Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan (75)
Aset neto terbebaskan dari pembatasan (Catatan D) (36.850)
Penurunan Aset Neto Terikat Temporer (2.820)

Perubahan Dalam Aset Neto Terikat Permanen:


Sumbangan 700
Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan E) 300
Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan
dari investasi jangka panjang (Catatan E) 11.550
Kenaikan Aset Neto Terikat Permanen 12.550
Kenaikan Aset Neto 38.625
Aset Neto Pada Awal Tahun 665.350
Aset Neto Pada Akhir Tahun 703.975

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan


PSAK No.45. Jakarta: Salemba Empat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

Gambar 2. 3
Contoh Laporan Aktivitas Bentuk B

Entitas Nirlaba
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 20x2
(dalam jutaan rupiah)
Tidak Terikat Terikat
Terikat Temporer Permanen Jumlah
Pendapatan,penghasilan, dan sumbangan lain
Sumbangan 21.600 20.275 700 42.575
Jasa Layanan 13.500 13.500
Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan E) 14.000 6.450 300 20.750
Penghasilan investasi lain (Catatan E) 2.125 2.125
Penghasilan neto terealisasikan dan belum
terealisasikan dari investasi jangka panjang (Catatan E) 20.570 7.380 11.550 39.500
Lain-lain 375

Aset Neto yang Berakhir Pembatasannya (Catatan D):


Pemenuhan program pembatasan 29.975 (29.975)
Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan 3.750 (3.750)
Berakhirnya pembatasan waktu 3.125 (3.125)
Jumlah pendapatan, penghasilan dan sumbangan 109.020 (2.745) 12.550 118.450

Tidak Terikat Terikat


Terikat Temporer Permanen Jumlah
Beban dan Kerugian:
Program A 32.75 32.75
Program B 21.35 21.35
Program C 14.4 14.4
Manajemen dan umum 6.05 6.05
Pencarian dana 5.375 5.375
Jumlah Beban (Catatan F) 79.925 79.925
Kerugian akibat kebakaran 200 200
Kerugian aktuarial dan kewajiban tahunan 75 75
Jumlah Beban dan Kerugian 80.125 75 80.200

Perubahan Aset Neto 28.895 (2.820) 12.550 38.625


Aset Neto Awal Tahun 259.175 63.675 342.500 665.350
Aset Neto Akhir Tahun 288.070 60.855 355.050 703.975

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan


PSAK No.45. Jakarta: Salemba Empat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

Gambar 2. 4
Contoh Laporan Aktivitas Bentuk C Bagian 1

Entitas Nirlaba
Laporan Pendapatan, Beban, dan Perubahan Aset Neto Tidak Terikat
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat:


Sumbangan 21.600
Jasa Layanan 13.500
Penghasilan dari investasi jangka panjang (Catatan E) 14.000
Penghasilan dari investasi lain-lain (Catatan E) 2.125
Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang
telah terealisasikan dan belum terealisasikan
(Catatan E) 20.570
Lain-lain 375
Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat 72.170

Aset Neto yang Dibebaskan dari Pembatasan (Catatan D)


Penyelesaian program pembatasan 29.975
Penyelesaian pembatasan pemerolehan peralatan 3.750
Berakhirnya waktu pembatasan 3.125
Jumlah aset neto yang dibebaskan dari pembatasan 36.850
Jumlah pendapatan, penghasilan, dan sumbangan lain
yang tidak terikat 109.020

Beban dan Kerugian:


Program A 32.750
Program B 21.350
Program C 14.400
Manajemen dan umum 6.050
Pencarian dana 5.375
Jumlah Beban (Catatan F) 79.925
Kerugian akibat kebakaran 200
Jumlah Beban dan Kerugian 80.125

Kenaikan aset neto tidak terikat 28.895

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan


PSAK No.45. Jakarta: Salemba Empat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

Gambar 2. 5
Contoh Laporan Aktivitas Bentuk C Bagian 2

Entitas Nirlaba
Laporan Perubahan Aset Neto
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X2
(dalam ribuan rupiah)

Aset Neto Tidak Terikat:


Jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat 72.170
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan
(Catatan D) 36.850
Jumlah beban dan kerugian tidak terikat (80.125)
Kenaikan aset neto tidak terikat 28.895

Aset Neto Terikat Temporer:


Sumbangan 20.275
Penghasilan dari investasi jangka panjang (Catatan E) 6.450
Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang
telah terealisasikan dan belum terealisasikan
(Catatan E) 7.380
Kerugian aktuarial dari kewajiban tahunan (75)
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan (Catatan D) (36.850)
Penurunan aset neto terikat temporer 2.820

Aset Neto Terikat Permanen:


Sumbangan 700
Penghasilan dari investasi jangka panjang (Catatan E) 300
Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang
telah terealisasikan dan belum terealisasikan
(Catatan E) 11.550
Kenaikan aset neto terikat permanen 12.550

Kenaikan Aset Neto 38.625


Aset Neto Pada Awal Tahun 665.350
Aset Neto Pada Akhir Tahun 703.975

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan


PSAK No.45. Jakarta: Salemba Empat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

2.1.7.3. Laporan Arus Kas

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Dengan melihat

laporan arus kas ini dapat diketahui asal sumber pendaan suatu organisasi dan

untuk apa saja sumber dana tersebut digunakan dalam kegiatan operasinya.

Laporan arus kas digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi

kegiatan operasional yang telah berlangsung, dan merencanakan aktivitas

investasi dan pembiayaan di masa yang akan datang. Laporan arus kas juga

digunakan oleh kreditur dan investor dalam menilai tingkat likuiditas dan

potensi organisasi dalam menghasilkan laba. (Hery, 2009:203)

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK No.2 (revisi 2009)

dengan penambahan sebagai berikut:

a. Aktivitas pendanaan

1. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi

untuk jangka panjang.

2. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang

penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan

pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi.

3. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka

panjang.

b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan

nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aset investasi. (IAI,

2010:45.11)

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

Gambar 2. 6
Contoh Laporan Arus Kas Metode Langsung
Entitas Nirlaba
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah)

Aliran Kas dari Aktivitas Operasi:


Kas dari pendapatan jasa 13.050
Kas dari penyumbang 20.075
Kas dari piutang lain-lain 6.538
Bunga dan dividen yang diterima 21.425
Penerimaan lain-lain 375
Bunga yang dibayarkan (955)
Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan suplier (59.520)
Hutang lain-lain yang dilunasi (1.064)
Kas neto yang diterima (digunakan) untuk
aktivitas operasi (75)

Aliran Kas dari Aktivitas Investasi:


Ganti rugi dari asuransi kebakaran 625
Pembelian peralatan 3.750
Penerimaan dari penjualan investasi 190.250
Pembelian investasi 187.250
Kas neto yang diterima (digunakan) untuk
aktivitas investasi (125)

Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan:


Penerimaan dari kontribusi berbatas dari:
Investasi dalam endowment 500
Investasi dalam endowment berjangka 175
Investasi bangunan 3.025
Investasi perjanjian tahunan 500
4.200

Aktivitas pendanaan lain:


Bunga dan dividen berbatas untuk reinvestasi 750
Pembayaran kewajiban tahunan (363)
Pembayaran utang wesel (2.850)
Pembayaran liabilitas jangka panjang (2.500)
(4.963)
Kas neto yang diterima (digunakan) untuk
aktivitas pendanaan (763)
Kenaikan (Penurunan) neto dalam kas dan setara kas (963)
Kas dan setara kas pada awal tahun 1.150
Kas dan setara kas pada akhir tahun 188

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan


PSAK No.45. Jakarta: Salemba Empat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

Gambar 2. 7
Contoh Laporan Arus Kas Metode Langsung

Rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas neto


yang digunakan untuk aktivitas operasi:
Perubahan dalam aset neto 38.625
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan
dalam aset neto menjadi kas neto yang digunakan
untuk aktivitas operasi:
Depresiasi 8.000
Kerugian akibat kebakaran 200
Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan 75
Kenaikan piutang bunga (1.150)
Penurunan dalam persediaan dan biaya
dibayar dimuka 975
Kenaikan dalam piutang lain-lain (812,5)
Kenaikan dalam hutang dagang 3.800
Penurunan dalam penerimaan
dimuka yang dapat dikembalikan (1.625)
Penurunan dalam hutang lain-lain (1.063)
Sumbangan terikat untuk investasi jangka panjang (6.850)
Bunga dan dividen terikat untuk investasi
jangka panjang (750)
Penghasilan neto terealisasikan dan belum
terealisasikan dari investasi jangka panjang (39.500)
Kas neto diterima (digunakan)
untuk aktivitas operasi (75)

Data tambahan untuk aktivitas investasi dan


pendanaan nonkas:
Peralatan yang diterima sebagai hibah 350
Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang
diserahkan 200

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan


PSAK No.45. Jakarta: Salemba Empat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

Gambar 2. 8
Contoh Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung

Entitas Nirlaba
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20X2
(dalam ribuan rupiah)

Aliran Kas dari Aktivitas Operasi


Rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas
neto yang digunakan untuk aktivitas operasi: 38.625
Perubahan dalam aset neto
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam
aset neto menjadi kas neto yang digunakan untuk
aktivitas operasi:
Depresiasi 8.000
Kerugian akibat kebakaran 200
Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan 75
Kenaikan piutang bunga (1.150)
Penurunan dalam persediaan dan biaya
dibayar dimuka 975
Kenaikan dalam piutang lain-lain (813)
Kenaikan dalam utang dagang 3.800
Penurunan dalam penerimaan
dimuka yang dapat dikembalikan (1.625)
Penurunan dalam utang lain-lain (1.063)
Sumbangan terikat untuk investasi (6.850)
Bunga dan dividen terikat untuk investasi
jangka panjang (750)
Penghasilan neto terealisasikan dan belum
terealisasikan dari investasi jangka panjang (39.500)
Kas Neto diterima (digunakan) untuk
aktivitas operasi (75)

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan


PSAK No.45. Jakarta: Salemba Empat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

Gambar 2. 9
Contoh Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung

Aliran Kas dari Aktivitas Investasi:


Ganti rugi dari asuransi kebakaran 825
Pembelian peralatan (3.750)
Penerimaan dari penjualan investasi 190.250
Pembelian investasi (187.250)
Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan:
Penerimaan dari sumbangan terikat dari:
Investasi dalam endowment 500
Investasi dalam endowment berjangka 175
Investasi dalam bangunan 3.025
Investasi perjanjian tahunan 500
Aktivitas pendanaan lain:
Bunga dan dividen terikat untuk reinvestasi 750
Pembayaran kewajiban tahunan (363)
Pembayaran utang wesel (2.850)
Pembayaran liabilitas jangka panjang (2.500)
(4.963)
Kas neto yang diterima (digunakan)
untuk aktivitas pendanaan (763)
Penurunan neto dalam kas dan setara kas (963)
Kas dan setara kas pada awal tahun 1.050
Kas dan setara kas pada akhir tahun 185
Data Tambahan:
Aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:
Peralatan yang diterima sebagai hibah 350
Pembebasan premi asuransi kematian,
nilai kas yang diserahkan 200
Bunga yang dibayarkan 955

Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan


PSAK No.45. Jakarta: Salemba Empat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

2.2. Penelitian Sebelumnya

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Makatita membahas

tentang kebijakan akuntansi yang digereja dan apakah pelaporan keuangan

yang disusun oleh pihak gereja sudah sesuai dengan PSAK No.45. Persamaan

dengan penelitian yang akan penulis teliti adalah mengenai penerapan PSAK

No.45 yang diterapkan pada organisasi nirlaba dengan kategori tempat

peribadatan. Perbedaannya terletak pada subyek penelitiannya. Penelitian

Makatita berfokus pada gereja GPIB Eben-Haezer Surabaya sedangkan

penulis berfokus pada Gereja GKJW Gresik.

Penelitian organisasi nirlaba juga dilakukan oleh Chrisdianto yang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana kerangka konseptual Gereja Katolik

dalam menyusun laporan keuangannya. Persamaan penelitian Bernadinus

dengan penelitian yang akan penulis teliti terletak pada subyek penelitiannya,

yaitu menggunakan tempat peribadatan sebagai subyeknya yaitu gereja.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah Bernadinus

menggunakan APB No.4 untuk mengevaluasi kerangka konseptual Gereja

Katolik sedangkan penulis menggunakan PSAK No.45.

Penelitian Mamesah juga memiliki persamaan dengan penelitian

penulis adalah sama-sama menggunakan PSAK No.45 untuk mengevaluasi

laporan keuangan yang disusun organisasi nirlaba. Perbedaannya terletak

pada sinode gereja yang diteliti. Melisa melakukan penelitian di sinode

Minahasa sedangkan penulis meneliti di sinode Gresik.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

2.3. Kerangka Berpikir

Organisasi nirlaba merupakan bentuk organisasi yang tujuan utamanya

bukan untuk mencari keuntungan. Tujuan utama organisasi nirlaba lebih

kepada pelayanan masyarakat maupun kegiatan yang bersifat sosial. Salah

satu bentuk organisasi nirlaba adalah Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW)

Gresik. Sebagai organisasi nirlaba, GKJW Gresik juga perlu menyusun

laporan keuangan sebagai alat pertanggungjawaban operasi keuangan.

GKJW mempunyai kebijakan akuntansi sendiri dalam menyusun

laporan keuangannya. Penyebab akuntansi GKJW berbeda dengan akuntansi

pada umumnya disebabkan karena disesuaikan dengan kebutuhan akuntansi

gereja yang tidak diatur dalam akuntansi yang berlaku umum.

Namun setelah IAI mengeluarkan PSAK No.45 tentang pelaporan

keuangan organisasi nirlaba, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana jika PSAK No.45 diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan

GKJW.

Penelitian ini dimulai dengan studi literatur dan teori-teori serta

penelitian sebelumnya. Kemudian dilakukan penilitian pendahuluan untuk

mengetahui masalah yang ada di GKJW Gresik. Penyususnan wawancara

dilakukan untuk mengetahui kondisi dan faktor-faktor yang menjadi masalah

di GKJW Gresik. Berdasarkan literatur yang ada, penulis menyusun

pertanyaan wawancara yang dilanjutkan dengan melakukan wawancara

dengan bagian keuangan dari GKJW Gresik. Kemudian penulis mencoba

untuk menerapkan laporan keuangan berdasarkan PSAK No.45 pada laporan

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37

keuangan GKJW Gresik. Setelah hasil wawancara dan hasil penerapan

laporan keuangan berdasarkan PSAK No.45 dikumpulkan, maka dilakukan

analisis dan pembahasan antara landasan teori dan data responden yang

didapatkan, sehingga didapatkan kesimpulan dan saran dari penelitian.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Penelitian Pendahuluan

Wawancara

Menganalis akuntansi yang diterapkan Gereja

Menganalisis hasil wawancara dan Laporan Keuangan Gereja

Menyusun Laporan Keuangan Gereja berdasarkan


PSAK No.45

Kesimpulan dan saran

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah suatu rancangan penelitian yang menjelaskan

antara rumusan masalah dengan metodologi yang akan diterapkan dan

digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian. Yin (2013:10)

berpendapat bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selain itu

metodologi juga digunakan untuk menggali atau memproduksi ilmu

pengetahuan.

Sesuai dengan tujuan yang telah dibuat pada awal bab ini, mengarah

pada pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor seperti

yang dikutip oleh Moleong (2007:3) mengatakan bahwa penelitian kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pada

penelitian kualitatif, data dan informasi yang telah didapatkan dari instansi

harus dipahami secara kontekstual, tidak memisahkan dari

kompleksitasnyadan tidak memilah-milah dari beberapa sudut pandang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif

karena lebih fleksibel dalam mengumpulkan data. Pada penelitian kualitatif

tidak diharuskan untuk membuat suatu hipotesa ataupun menggunakan

metode statistik untuk mendapatkan data yang valid. Data dapat diperoleh

39

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40

dengan menggunakan wawancara dan beberapa dokumen yang berisikan data

obyek penelitian, gambaran tentang obyek penelitian tersebut telah dapat

diperoleh. Nazir (2011:54) menjelaskan bahwa yang dimaksud metode

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok, suatu obyek,

suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada

masa sekarang. Penelitian ini berusaha menggambarkan tentang kebijakan

akuntansi Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik dalam menyusun laporan

keuangannya.

Metode deskriptif ini dipilih karena tujuan penelitian ini merujuk ke

arah bagaimana keadaan obyek penelitian yang sebenarnyadan peristiwa-

peristiwa apa yang terjadi pada obyek penelitian yang berpengaruh pada

keadaan obyek penelitian. Hal ini sesuai dengan Yin (2013:11) yang

menyatakan bahwa studi kasus merupakan strategi yang lebih tepat

digunakan apabila pokok pertanyaan suatu penulisan berkenaan dengan

bagaimana dan mengapa karena studi kasus lebih dikehendaki untuk

melacak peristiwa-peristiwa kontemporer, bila peristiwa-peristiwa yang

bersangkutan tidak dapat dimanipulasi dan penulis hanya memilki sedikit

peluang untuk melakukan kontrol terhadap peristiwa-peristiwa yang akan

diselidiki.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah batasan studi yang menjelaskan fokus

studi agar masalah yang dibahas tidak melebar ke masalah lain. Ruang

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41

lingkup penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu subyek dan obyek

penelitian.

Yang menjadi subyek penelitian ini adalah Gereja Kristen Jawi Wetan

Gresik dan bendahara I GKJW Gresik yaitu Ibu Bernadin. Ibu Bernadin

adalah pensiunan karyawan PT. Pertokimia Gresik yang sekarang menjabat

sebagai bendahara I di GKJW Gresik. Di PT. Petrokimia Gresik Ibu bernadin

bekerja di bagian penggajian. Beliau telah menjabat sebagai bendahara I

selama dua periode. Dan yang menjadi obyek penelitiannya adalah kebijakan

akuntansi dan laporan keuangan Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tetapi data yang

digunakan tidak hanya data yang bersifat kualitatif tetapi juga data yang

bersifat kuantitatif. Bungin (2007:103) menyatakan bahwa data kualitatif

diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat berupa

cerita pendek. Berdasarkan sumbernya, data kualitatif dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

1. Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan secara

langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga data asli atau

data baru yang bersifat up to date. Teknik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data primer antara lain dengan melakukan pengamatan

dan melakukan wawancara dengan perwakilan organisasi yang ditunjuk

oleh pemimpin organisasi.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42

2. Data sekunder merupakan data yang didapat atau dikumpulkan dari

berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari

data internal organisasi, buku-buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

Dalam penelitian ini data sekunder yang bersifat kualitatif yang

dibutuhkan antara lain:

a. Sejarah singkat dan perkembangan organisasi, struktur organisasi, job

description masing-masing jabatan dalam organisasi.

b. Dasar kebijakan dan penyusunan yang digunakan dalam penyusunan

laporan keuangan gereja.

Dalam penelitian ini juga membutuhkan data yang bersifat kuantitatif

yaitu berupa:

a. Laporan keuangan tahunan Gereja Kristen Jawi Wetan

b. Catatan yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan Gereja

Kristen Jawi Wetan.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Pada penulisan penelitian ini menggunakan metode langsung, yaitu

dengan cara mendatangi subjek penelitian secara langsung untuk meneliti,

mengadakan wawancara, mengumpulkan data, dan menyimpulkan informasi

yang telah diperoleh.

Yin (2013:118) berpendapat bahwa pengumpulan data dapat

mendukung penyusunan validitas konstruk dan reabilitas studi kasus.

Validitas konstruk adalah uji yang dilakukan untuk menetapkan ukuran

operasional yang benar untuk konsep yang akan diteliti. Reabilitas studi kasus

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43

mengacu pada kesamaan hasil penelitian yang dicapai bila prosedur penelitian

yang sama dipakai. Dalam penelitian ini menggunakan tiga prosedur

penelitian, yaitu:

1. Studi Kepustakaan

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan, mempelajari,

dan memahami buku-buku literatur juga sumber-sumber lainnya yang

berisi konsep serta teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang

akan dibahas sebagai bahan analisis, yaitu pelaporan keuangan pada

Gereja Kristen Jawi Wetan.

2. Survey Pendahuluan

Prosedur penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan kunjungan

langsung ke Gereja Kristen Jawi Wetan guna mengajukan izin

penelitian serta menjelaskan latar belakang penelitian, tujuan penelitian,

serta langkah-langkah penelitian. Melalui prosedur ini peneliti juga

berusaha untuk mengumpulkan data awal untuk memperoleh gambaran

tentang bagaimana keadaan Gereja Kristen Jawi Wetan yang terdiri dari

sejarah singkat serta jenis kegiatan organisasi tersebut.

3. Studi Lapangan

Metode penelitian ini dilakukan secara langsung pada narasumber

obyek penelitian yang diteliti yaitu pada bagian keuangan Gereja

Kristen Jawi Wetan Gresik. Adapun metode yang dilakukan dalam

studi lapangan ini antara lain:

a. Wawancara

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44

Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dalam

mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab rumusan

masalah yang telah dibuat. Wawancara mendalam menurut Gobo dkk

(2007:15) adalah wawancara yang dilakukan dimana dua orang,

biasanya tidak saling mengenal, duduk serta berbicara mengenai suatu

topik yang spesifik. Dimana pewawancara menjelaskan suatu topik dan

memberikan pertanyaan terkait topik tersebut dan kemudian pihak

informan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

Wawancara ini dilaksanakan dengan mengambil narasumber dari

Gereja Kristen Jawi Wetan yaitu bendahara gereja. Adapun pertanyaan

yang akan diajukan adalah sebagai berikut:

1. Apa kebijakan akuntansi yang diterapkan di GKJW Gresik?

2. Siapakah yang berwenang untuk membuat kebijakan akuntansi di

GKJW Gresik?

3. Apakah terdapat standar pelaporan keuangan yang diterapkan oleh

GKJW Gresik?

4. Bagaimana prosedur pencatatan, penerimaan, dan pengeluaran kas

di GKJW Gresik?

5. Dalam struktur organisasi GKJW Gresik, bagian apa yang

bertanggungjawab dalam penerimaan kas, pencatatan kas, maupun

pengeluaran kas?

6. Menurut Anda bagaimana kebijakan akuntansi di GKJW Gresik

dijalankan?

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45

7. Apakah di gereja ini pernah diadakan sosialisasi mengenai PSAK

No.45 tentang laporan keuangan organisasi nirlaba?

b. Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan melihat,

membaca, mempelajari, dan mencatat data-data dari dokumen, laporan,

jurnal, dan buku-buku yang terdapat di Gereja Kristen Jawi Wetan

untuk kemudian dikumpulkan, diolah, dan dianalisis guna penelitian

lebih lanjut untuk masalah yang diteliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan diperoleh selanjutnya data tersebut diolah

dan dianalisis secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif sehingga

diperoleh kebenaran yang dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah

dari penelitian ini.

Dalam penelitian ini, data yang telah dikumpulkan sebelumnya dari

hasil pengamatan dan wawancara dihubungkan dengan literatur-literatur,

teori-teori, maupun aturan-aturan yang berhubungan dengan permasalahan,

kemudian dilakukan analisis dari informasi yang telah terkumpul dan menarik

kesimpulan dari hasil analisis untuk memperoleh hasilnya.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Menyusun data sesuai dengan kerangka analisis yang telah dibuat.

2. Menganalisis perlakuan akuntansi yang diterapkan di GKJW Gresik,

yaitu pengakuan, pencatatan, dan penyajian terhadap setiap transaksi

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46

yang terjadi sesuai dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh

GKJW Gresik.

3. Mempelajari dan menganalisis laporan keuangan dan dokumen-

dokumen keuangan lainnya milik Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik.

4. Dari hasil analisis laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang

diterapkan GKJW Gresik, dilanjutkan dengan melakukan rekonstruksi

dengan menyusun laporan keuangan gereja dengan berpedoman pada

PSAK No. 45.

5. Membandingkan data yang diperoleh dengan landasan teori yang ada

pada bab dua. Apakah terdapat perbedaan landasan teori dengan data

yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah

dilakukan.

6. Menarik kesimpulan penelitian yang merupakan hasil keseluruhan dari

analisis data yang telah dilakukan. Kesimpulan penelitian ini akan

menghasilkan jawaban atas rumusan masalah yang ada pada bab satu

dan juga untuk memperoleh solusi bagi permasalahan yang ada

sehingga dapat memberikan saran bagi GKJW Gresik agar dapat

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pada GKJW Gresik.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik

Berawal dari sebuah kebaktian dalam kompleks Semen Gresik pada

tahun 1959 timbul sebuah gagasan dari seorang anggota GKJW untuk

menggelar kebaktian keluarga dengan liturgi GKJW. Dalam

perkembangannya di masa berikutnya lahirlah kelompok/himpunan orang-

orang GKJW. Dengan adanya kebaktian-kebaktian yang sering terjadi

kemudian berkembang menjadi suatu ibadah hari Minggu.

Pada awal Juni 1960 dibentuklah pengurus persekutuan orang-orang

Kristen. Pengurus ini diketuai oleh bapak R. Harsono. Upaya pembentukan

pengurus ini dilandasi oleh perlunya menampung aspirasi anggota terhadap

pengembangan warganya. Salah satu kerinduan warganya adalah dapat

menyelenggarakan kebaktian Minggu secara reguler. Untuk memenuhi

aspirasi ini pengurus yang baru terbentuk melakukan pendekatan dengan

jemaat di GKJW Gubeng.

Pada tanggal 15 Juni 1960 pengurus, melalui Majelis Jemaat di Gubeng

mengajukan permintaan penyelenggaraan Ibadah Hari Minggu kepada Kantor

Jawatan Agama Provinsi Jawa Timur. Seiring dengan persetujuan ijin

tersebut maka kebaktian pertama secara rutin berlaku pada tanggal 19 Juni

47

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48

1960. Pada tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya

kelompok GKJW di Gresik.

Kebaktian pertama dilangsungkan di kediaman Bapak Sidharta di jalan

Olah Raga (sekarang Jl. Jaksa Agung Suprapto). Dalam ibadah tersebut yang

mengikuti ibadah berjumlah 39 orang. Karena situasi lingkungan yang tidak

menguntungkan pelayanan, maka pada kebaktian yang ketiga tidak lagi

diselenggarakan di kediaman Bapak Sidharta tetapi dipindahkan ke kediaman

Bapak Tjiang di jalan Bandaran (sekaranag Jl. Harun Tohir). Alamat ini

selanjutnya ditetapkan sebagai sekretariat GKJW pepanthan Gresik.

Karena regularitasnya dan semakin meningkatnya jumlah jemaat, maka

timbul gagasan untuk memiliki sebuah tempat ibadah yang permanen.

Sebagai langkah awal pelaksanaan programnya pengurus mengusulkan salah

satu alternatif lokasi pembangunan rumah ibadah kepada pemerintah

Kabupaten Gresik. Oleh pemerintah Kabupaten Gresik diberikan sebidang

tanah di jalan Surabaya (sekarang Jl. Panglima Sudirman). Pada tanggal 6

Februari 1966, bertepatan dengan kebaktian hari Minggu yang ke 289,

pemakaian rumah ibadah GKJW Gresik diresmikan dengan sebuah kebaktian

khusus.

Dalam sejarahnya, GKJW dipimpin oleh beberapa pendeta, diantaranya

adalah:

1. Bapak M.S. Andi Karada (1972).

2. Bapak Pendeta Soeprapto (1977).

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

3. Bapak-bapak pendeta konsulen seperti Bapak Pdt. Witono Adi

Soesilo, Bapak Pdt. Loemadyo Marmer, Bapak Pdt. Proewito,

Bapak Pdt. Pasetyo Adi, Bapak Pdt. Drisuto.

4. Bapak Pendeta Moeljono Hadikoesoemo.

5. Ibu Pendeta Edi Prasetyaningsih.

6. Ibu Pendeta Ari Mustyorini.

4.1.1. Visi dan Misi Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik

Berdasarkan Tata dan Pranata GKJW disebutkan bahwa visi dan misi

gereja adalah:

Visi: Karena kasih-Nya kepada dunia dengan segala isinya. Tuhan

Allah yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi, telah datang ke

dunia ini dalam diri Yesus yang adalah Kristus, Tuhan Juru Selamat

dunia. Dengan kedatangannya itu, Tuhan Allah melaksanakan karya-

Nya terhadap dunia supaya kasih, sukacita, keadilan, kebenaran, damai

sejahtera, berlaku dalam seluruh kehidupan dan tidak ada lagi maut,

ratap tangis, perkabungan, dan duka cita.

Misi:

1. Gereja Kristen Jawi Wetan dipanggil oleh Tuhan Allah untuk ikut

serta melaksanakan rencana karya-Nya di dunia ini.

2. Gereja Kristen Jawi Wetan dipanggil oleh Tuhan Allah untuk ikut

serta atas pemberlakuan kasih, kebenaran, keadilan, damai sejahtera

bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

Misi tersebut dijalankan secara programatis melalui kegiatan-kegiatan

pelayanan dibidang Teologi, Persekutuan, Kesaksian Cinta Kasih, dan

Penatalayanan.

4.1.2. Struktur Organisasi GKJW Gresik

Ketika sebuah organisasi telah berdiri maka dibutuhkan struktur

organisasi yang jelas. Struktur organisasi sangat penting karena mengatur

tentang wewenang pekerjaannya, pekerjaan apa yang harus dikerjakan, siapa

yang mengerjakan, dan kepada siapa pekerjaan tersebut

dipertanggungjawabkan. GKJW Gresik sebagai sebuah organisasi tentu juga

memiliki struktur organisasi. Struktur organisasi yang dimiliki GKJW Gresik

adalah kombinasi dari lini, staf, dan panitia.

Struktur organisasi GKJW Gresik akan dijelaskan pada gambar di

halaman selanjutnya:

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gambar 4. 1
Struktur Organisasi GKJW Gresik

Sumber: GKJW Gresik. 2013. Organisasi dan Tatalaksana (ORTALA) GKJW Gresik. Gresik: GKJW Gresik

51

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

4.1.2.1. Majelis Jemaat Gresik

Yang dimaksud Majelis Jemaat Gresik adalah wahana bagi warga

jemaat Gresik yang berada di kota Gresik, Balung Tunjung, dan Cerme serta

tempat lain yang merupakan wilayah pelayanan Majelis Jemaat Gresik untuk

bertemu, bermusyawarah, dan bermufakat dalam rangka melaksanakan

panggilan serta kegiatan-kegiatan pelayanan.Majelis Jemaat Gresik

merupakan perwujudan dari kesatuan warga GKJW yang berada di wilayah

kabupaten Gresik yang berfungsi sebagai wakil dan warga GKJW. Pelayan

Harian Majelis Jemaat

Yang dimaksud Pelayan Harian Majelis Jemaat (PHMJ) adalah badan

yang dibentuk oleh Majelis Jemaat dari anggotanya untuk melaksanakan

tugas sehari-hari Majelis Jemaat GKJW Gresik.

Anggota PMHJ terdiri atas:

a. Ketua, yakni seorang Pendeta

b. Wakil Ketua Bidang I, II, III, IV, dan V

c. Sekretaris I, II, dan III

d. Bendahara I dan II

e. Pembantu Umum

4.1.2.2. Badan Pembantu Majelis

Yang dimaksud Badan Pembantu Majelis adalah badan yang

dibentuk oleh Majelis Jemaat untuk melaksanakan tugas-tugas pelayanan dan

terdiri atas komisi-komisi. Badan Pembantu Majelis terdiri atas komisi-

komisi yang dalam pelayanannya dikelompokkan sebagai berikut:

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

1. Bidang Teologi (Bidang I)

Bidang Teologi terdiri dari beberapa komisi, yaitu:

1) Komisi Pembinaan Teologi (KPT)

2) Komisi Pembinaan Musik Gerejawi (KPMG)

3) Komisi Pembinaan Katekisasi (KPKT)

4) Komisi Pendidikan Teologi Warga Gereja (KPTWG)

2. Bidang Persekutuan (Bidang II)

Bidang persekutuan terdiri dari beberapa komisi, yaitu:

1) Komisi Pembinaan Anak dan Remaja (KPAR)

2) Komisi Pembinaan Pemuda dan Mahasiswa (KPPM)

3) Komisi Pembinaan Peranan Wanita (KPPW)

4) Komisi Pembinaan dan PelayananWarga Adi Usia (KPPWAU)

3. Bidang Kesaksian (Bidang III)

Bidang Kesaksian terdiri dari komisi sebagai berikut:

1) Komisi Pembinaan Kesaksian (KPK)

4. Bidang Pembinaan dan Pelayanan Cinta Kasih (Bidang IV)

Bidang Pembinaan dan Pelayanan Cinta Kasih terdiri dari komisi

sebagai berikut:

1) Komisi Pembinaan Pelayanan (KPP)

5. Bidang Penatalayanan (Bidang V)

Bidang Penatalayanan terdiri atas komisi sebagai berikut:

1) Komisi Pembinaan Penatalayanan (KPPL)

2) Komisi Pembinaan Urusan Rumah Tangga Gereja (KPURTG)

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

6. Bidang Pembantu Lintas Bidang

Bidang pembantu Lintas Bidang terdiri atas beberapa komisi, yaitu:

1) Komisi Perbendaharaan Perbendaharaan (KP2-J)

2) Komisi Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan

(Komperlitbang)

4.1.2.3. Komisi

Yang dimaksud Komisi adalah Badan Pembantu Majelis yang

merupakan satuan unit kerja yang tugasnya mengusulkan perencanaan

program sesuai kebutuhan warga jemaat dan melaksanakan program yang

telah diputuskan oleh Majelis Jemaat Gresik di lingkup kerjanya.

4.1.2.4. Kelompok Kerja (POKJA)

Yang dimaksud Kelompok Kerja (POKJA) adalah bagian kegiatan

pelayanan dari Badan Pembantu Majelis Jemaat yang dibentuk dengan tujuan

agar pelaksanaan tugas dan penyebarluasan pembinaan warga lebih efektif

dan efisien.

4.1.2.5. Panitia

Tujuan dibentuknya panitia adalah untuk membantu Majelis Jemaat

dalam melaksanakan kegiatan tertentu dan bersifat temporer.

4.1.2.6. Wilayah

Wilayah adalah wadah pembinaan di lingkup jemaat, merupakan

gabungan dari beberapa KRW agar terbentuk persekutuan yang indah.

Adapun pembagian wilayah di lingkup GKJW Gresik adalah sebagi berikut:

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

1. Wilayah I terdiri atas:

a. KRW Kedanyang

b. KRW Sumber Gunting

2. Wilayah II terdiri atas:

a. KRW BP Wetan

b. KRW BP Kulon

3. Wilayah III terdiri atas:

a. KRW Ngipik-Sukorame

b. KRW Petrokimia

4. Wilayah IV terdiri atas:

a. KRW Yosowilangun I

b. KRW Pongangan

5. Wilayah V terdiri atas:

a. KRW Yosowilangun II

b. KRW Randuagung

4.1.2.7. Kelompok Rukun Warga (KRW)

KRW adalah wadah pembinaan warga di lingkup jemaat untuk

peningkatan dan pemerataan peran serta warga dalam mewujudkan GKJW

sebagai Gereja gerakan warga melalui kegiatan pelayanan di bidang Teologi,

Persekutuan, Kesaksian, dan Pelayanan Cinta Kasih dan Penatalayanan.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

4.1.2.8. Pepanthan

Pepanthan adalah persekutuan warga GKJW yang berjumlah 50

jiwa/10-24 kepala keluarga. Pada lingkup GKJW Jemaat Gresik memiliki dua

pepanthan, yaitu:

1. Pepanthan Cerme

2. Pepanthan Balong Tunjung

4.1.3. Penerimaan, Penyimpanan, Pengelolaan dan Pengeluaran

Keuangan di GKJW Gresik

GKJW Gresik memperoleh pendapatan dari persembahan yang

dikumpulkan dalam setiap Ibadah Minggu maupun Ibadah Keluarga. Setiap

persembahan yang diterima akan langsung dikumpulkan kemudian dihitung

oleh Majelis Jemaat. Menghitung persembahan ini tidak boleh hanya

dilakukan oleh satu orang Majelis Jemaat tetapi harus ada saksi yang

menyaksikan penghitungan persembahan. Majelis Jemaat akan membuat

laporan dan meminta tanda tangan pendeta sebagai tanda pendeta sudah

mengetahui. Jika pendeta tidak ada saat itu maka Majelis Jemaat yang

menghitung persembahan yang menandatangani laporan tersebut setelah itu

laporan diserahkan kepada bendahara II.

GKJW gresik mempunyai sumber pendapatan sebagai berikut:

1. Persembahan ibadah Minggu induk

2. Persembahan ibadah Minggu pepanthan

3. Persembahan anak dan remaja

4. Persembahan pemuda dan mahasiswa

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

5. Persembahan ibadah adi usia

6. Persembahan ibadah KRW

7. Persembahan ibadah wilayah

8. Persembahan ibadah khusus

9. Persembahan syukur

10. Persembahan bulanan

11. Persembahan perpuluhan

12. Persembahan perjamuan kudus

13. Persembahan SIDI

14. Persembahan permandian kudus

15. Persembahan pernikahan gereja

16. Persembahan unduh-unduh

17. Dana pembangunan

18. Donatur dan Sponsor

19. Pinjaman

Beban atau pengeluaran GKJW terdiri dari:

1. Pengeluaran rutin

a. Jaminan pendeta

b. Jaminan vikar

c. Gaji tata usaha gereja

d. Gaji tenaga lainnya

e. Pengobatan

f. Rapat-rapat

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58

g. Pajak / rekening

h. Administrasi

i. Tamu

j. Ongkos jalan

k. Perawatan gedung

l. Penambahan inventaris

m. Perawatan inventaris

n. Perjamuan kudus

o. Unduh-unduh

2. Biaya kerja rutin

a. Pepanthan/blok / KRW / dan lain-lain

b. Komisi pembinaan Teologia

c. Komisi pembinaan Musik Gerejawi

d. Komisi pembinaan Katekisasi

e. PTWG

f. Komisi pembinaan anak dan remaja

g. Komisi pembinaan pemuda dan mahasiswa

h. Komisi pembinaan peranan wanita

i. Komisi pembinaan dan pelayanan warga adi usia

j. Komisi pembinaan kesaksian

k. Komisi pembinaan pelayanan cinta kasih

l. Komisi pendampingan masyarakat

m. Komisi pembinaan penatalayanan

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

n. Komisi urusan rumah tangga gereja

o. Komperlitbang

p. Komisi pengawasan perbendaharaan jemaat

3. Pengeluaran pembangunan

a. Komisi pembinaan Teologia

b. Komisi pembinaan Musik Gerejawi

c. Komisi pembinaan Katekisasi

d. PTWG

e. Komisi pembinaan anak dan remaja

f. Komisi pembinaan pemuda dan mahasiswa

g. Komisi pembinaan peranan wanita

h. Komisi pembinaan dan pelayanan warga adi usia

i. Komisi pembinaan kesaksian

j. Komisi pembinaan pelayanan cinta kasih

k. Komisi pendampingan masyarakat

l. Komisi pembinaan penatalayanan

m. Komisi urusan rumah tangga gereja

n. Komperlitbang

o. Komisi pengawasan perbendaharaan jemaat

4. Dana persekutuan ke Majelis Daerah

5. Dana persekutuan ke Majelis Agung

6. Premi dana pensiun

7. Lain-lain

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

a. Cinta kasih pendeta dan lektur

b. Cinta kasih vikar

c. Cinta kasih TU gereja

d. Natal pendeta, TU da merbot

e. Paskah dan Jumat Agung

f. Arisan pembangunan

g. Dauran penatua dan diaken

h. Iuran BKSAG, Natal, dan Paskah

i. HUT GKJW Gresik

j. Tenaga PRT Pastori

k. Dana tak terduga

l. Pengembalian pinjaman

m. Pengeluaran parkir

n. Diakonia / cinta kasih ke luar

GKJW Gresik membagi tempat penyimpanan kasnya menjadi tiga.

Yang pertama dalam bentuk deposito di bank. Yang kedua disimpan oleh

Bendahara I dan yang terakhir disimpan oleh Bendahara II. Setiap dana yang

dicairkan dari bank harus melalui rapat Majelis Jemaat terlebih dahulu dan

bukti pencairannya diserahkan kepada Bendahara I.

Setiap tahun komisi gereja membuat perencanaan anggaran yang akan

digunakan untuk Program Kerja Tahunan (PKT) kemudian dirapatkan dalam

sidang Majelis Jemaat. Setelah rencana anggaran disetujui kemudian

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

bendahara I memberikan dana sesuai dengan rencana anggaran yang telah

ditetapkan.

Untuk kebutuhan dana yang bersifat tidak terduga seperti kebutuhan

dana yang lebih besar dari yang dianggarkan atau kebutuhan operasional

gereja yang tidak masuk dalam rencana anggaran, maka akan dilakukan rapat

Majelis Jemaat. Dana yang kurang tersebut biasanya diambilkan dari ibadah

Minggu atau simpanan dana abadi. Bendahara I setiap bulan memberikan kas

kecil kepada bagian tata usaha gereja untuk keperluan inventaris dan

operasional gereja. Bukti pengeluaran untuk inventaris dan operasional gereja

ini kemudian diserahkan kepada Bendahara I.

Komisi Pengawasan Perbendaharaan Jemaat (KP2-J) bertugas untuk

memeriksa setiap penerimaan dan pengeluaran yang disusun oleh Bendahara I

dan Bendahara II. Pemeriksaan ini dilakukan setiap minggu dengan

memeriksa buku kas dan laporan mingguan beserta bukti-bukti penerimaan

maupun pengeluaran yang disimpan oleh Bendahara I. Jika terdapat transaksi

yang tidak ada buktinya maka transaksi tersebut harus diganti oleh Bendahara

I atau Bendahara II. Karena itu bukti transaksi tidak boleh hilang.

Proses pencatatan yang dilakukan oleh GKJW Gresik menggunakan

accrual basis. Yaitu transaksi keuangan yang diakui saat transaksi terjadi

walaupun ketika transaksi terjadi tidak ada kas yang masuk ataupun keluar.

GKJW Gresik menggunakan buku kas sebagai pencatatan laporan keuangan

hariannya. GKJW Gresik hanya mencatat transaksi di buku kas pada salah

satu sisi saja yaitu pada sisi debit atau sisi kredit.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

Dalam penyusunan laporan keuangan GKJW Gresik dikerjakan oleh

bendahara I dibantu bendahara II. Bendahara I bertugas mencatat pengeluaran

harian, mingguan, dan bulanan dan bendahara II bertugas mencatat bagian

penerimaan harian, mingguan, dan bulanan. Kemudian bendahara II

menyerahkan laporan penerimaan kepada bendahara I untuk kemudian

dimasukkan ke laporan keuangan mingguan dan bulanan yang disusun oleh

bendahara I. Setelah laporan harian direkap menjadi laporan mingguan

bendahara I menyerahkan laporan mingguan tersebut kepada Komisi

Pengawasan Perbendaharaan Jemaat (KP2-J) yang bertugas untuk memeriksa

laporan keuangan. Laporan keuangan mingguan yang telah diperiksa KP2-J

akan dilampirkan dalam warta jemaat sebagai informasi keuangan bagi

jemaat yang diterbitkan setiap hari minggu. Begitu pula dengan laporan

keuangan bulanan, bendahara II menyerahkan catatan penerimaan sebulan

kepada bendahara I yang kemudian direkap dengan catatan pengeluaran yang

dicatat bendahara I, kemudian disusun menjadi laporan keuangan bulanan.

Laporan keuangan bulanan ini juga diserahkan kepada KP2-J untuk diperiksa.

Setiap tiga bulan sekali laporan bulanan ini akan dievaluasi dalam rapat

Pengurus Harian Majelis Jemaat (PHMJ).

4.2. Deskripsi dan Hasil Penelitian

4.2.1. Praktik Akuntansi di GKJW Gresik

Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan

praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian

laporan keuangan. Setiap tahun GKJW Gresik mengadakan rapat untuk

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

membuat kebijakan akuntansi. Kebijakan akuntansi di GKJW Gresik disusun

melalui Sidang Pengurus Harian Majelis Jemaat (PHMJ) dengan berpedoman

pada kebijakan yang telah disusun oleh Majelis Agung. Kebijakan akuntansi

yang diterapkan GKJW Gresik saat ini adalah kebijakan akuntansi yang

disusun pada tahun 2014. Kebijakan akuntansi yang disusun Majelis Agung

harus diterapkan semua GKJW agar laporan keuangan yang disusun oleh

gereja-gereja yang ada dibawah naungan Majelis Agung dan Majelis Daerah

memiliki bentuk yang sama. Majelis Agung menentukan bahwa laporan

keuangan yang harus diserahkan GKJW adalah laporan keuangan dengan

format AB. Laporan keuangan format AB ini berisi A untuk pendapatan dan

B untuk pengeluaran.

GKJW Gresik menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebijakan

akuntuntansi yang diterapkan oleh Majelis Agung yaitu berformat AB.

Laporan keuangan yang disusun oleh GKJW Gresik dimulai dari laporan

harian yang dicatat dalam buku kas. Dari laporan harian ini kemudian direkap

dan disusun laporan mingguan. Laporan mingguan memberikan informasi

tentang pendapatan dan pengeluaran gereja selama satu minggu, kas rutin, kas

diakonia, kas inventaris / pembangunan, kas jemaat di bank, kas jemaat di

bendahara I, kas jemaat di bendahara II, dan jumlah persembahan mingguan.

Laporan bulanan yang disusun GKJW Gresik merupakan hasil rekap dari

laporan mingguan. Laporan bulanan GKJW Gresik berisi laporan pendapatan

dan pengeluaran selama satu bulan. Laporan bulanan akan diperiksa oleh

Komisi Pengawasan Perbendaharaan Jemaat (KP2-J) dan dilaporkan dalam

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

sidang PHMJ setiap tiga bulan sekali. Laporan keuangan tahunan GKJW

Gresik disusun dari laporan bulanan yang direkap selama satu tahun. Sama

seperti laporan bulanan, laporan tahunan ini berisi pendapatan dan

pengeluaran GKJW Gresik selama satu tahun. Laporan keuangan tahunan

akan dilaporkan kepada Majelis Daerah dan Majelis Agung pada akhir

periode.

GKJW Gresik melaporkan laporan keuangan tahunan kepada Majelis

Daerah dan Majelis Agung untuk menentukan besaran dana persekutuan yang

harus diberikan kepada Majelis Daerah dan Majelis Agung. Dana persekutuan

ini digunakan untuk mendukung pelayanan di Majelis Daerah maupun di

Majelis Agung. Dana persekutuan diberikan kepada Majelis Agung setiap

dua tahun sekali dan besaran dana persekutuan ditentukan sebesar 30% dari

total pendapatan gereja. Untuk Majelis Daerah mempunyai perhitungan

sendiri.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Evaluasi Praktik Akuntansi di GKJW Gresik

Dari hasil penelitian di GKJW Gresik ditemukan bahwa GKJW Gresik

menyusun laporan keuangan pendapatan dan pengeluaran saja. Hal ini karena

GKJW Gresik berpedoman pada kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh

Majelis Daerah dan Majelis Agung. GKJW Gresik menggunakan format AB

dalam menyusun laporan keuangannya. Format AB ini berisi laporan

pendapatan dan pengeluaran saja. Padahal menurut PSAK No. 45 tentang

entitas nirlaba menyebutkan bahwa laporan keuangan terdiri atas laporan

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65

posisi keuangan (neraca), laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas

laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun GKJW Gresik jika

dibandingkan dengan PSAK No. 45 memiliki banyak kekurangan. Padahal

tujuan utama laporan keuangan menurut PSAK No. 45 adalah menyediakan

informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang,

anggota entitas nirlaba, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber

daya bagi entitas nirlaba.

Dalam laporan keuangan yang disusun GKJW Gresik tidak membuat

akun aset tetap. Hal ini dikarenakan tanah dan bangungan yang dimiliki

GKJW Gresik merupakan tanah hibah yang diberikan oleh Pemerintah

Kabupaten Gresik. Dan juga semua aset tetap seperti sertifikat tanah dan

bangunan dipegang oleh Majelis Agung dan dianggap sebagai aset Majelis

Agung. Selain itu GKJW Gresik juga tidak mencatat harga perolehan pada

daftar inventaris yang dimiliki sebab sebagian inventaris yang dimiliki

merupakan donasi dari jemaat maupun donatur lain yang tidak ingin

menyebutkan harga pembelian inventaris tersebut. Menurut PSAK No. 45

salah tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai

jumlah dan sifat aset, lialibilitas, dan aset neto entitas nirlaba.

Dari evaluasi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kebijakan

akuntansi yang diterapkan GKJW Gresik dalam menyusun laporan

keuangannya menggunakan format AB yang hanya menampilkan informasi

mengenai pendapatan dan pengeluaran. Padahal menurut PSAK No.45

laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan (neraca),

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66

laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. selain

itu, GKJW Gresik tidak mencatat akun aset tetap dan nilai perolehannya

dalam laporan keuangannya. Kebijakan ini kurang sesuai dengan tujuan

PSAK No. 45 yaitu menyajikan informasi yang relevan untuk memenuhi

kepentingan stakeholder.

4.3.2. Rekonsktruksi Laporan Keuangan GKJW Gresik

Berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya ditemukan bahwa GKJW

Gresik tidak mencantumkan akun aset tetap dan harga perolehannya dalam

laporan keuangannya. Kebijakan yang diterapkan oleh Majelis Agung

menyebutkan bahwa semua aset tetap diatasnamakan Majelis Agung sehingga

gereja dianggap tidak memiliki aset. Agar tujuan laporan keuangan untuk

memberikan informasi yang relevan tercapai maka disarankan untuk merubah

kebijakan yang selama ini diterapkan oleh Majelis Agung dengan

mengadopsi PSAK No. 45.

Nilai aset tetap dan inventaris gereja ini penting untuk diketahui sebab

nilai perolehan aset memiliki pengaruh dalam penyususunan laporan

keuangan gereja terutama untuk mengetahui posisi keuangan GKJW Gresik

yang sebenarnya. Usulan tabel daftar inventaris gereja akan ditampilkan pada

halaman berikutnya:

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67

Tabel 4. 1
Usulan Daftar Tabel Inventaris GKJW Gresik

No Daftar Tanggal Pembelian Penjualan Keterangan


Aset Jumlah Harga Jumlah Harga
1 Tanah xx/xx/xx xxx xxx xxx xxx Hibah dari
Permerintah
Gresik
2 LCD xx/xx/xx xxx xxx xxx xxx Donasi
Jemaat
3 dst.

Menilik informasi yang telah dikumpulkan sebelumnya, laporan

keuangan GKJW Gresik belum memenuhi kriteria laporan keuangan seperti

yang dimuat dalam PSAK No.45. Dalam PSAK No. 45 disebutkan bahwa

laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan (neraca)

pada akhir periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk

suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan.

Berdasarkan PSAK No. 45 tersebut GKJW Gresik perlu melakukan

pembenahan dalam menyusun laporan keuangannya. GKJW Gresik selama

ini hanya menyusun laporan keuangan pendapatan dan pengeluaran saja

sehingga perlu menyusun laporan keuangan yang lain seperti laporan posisi

keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangannya guna melengkapi laporan keuangan yang sesuai dengan standar

akuntansi keuangan tentang entitas nirlaba yaitu PSAK No. 45.

GKJW Gresik perlu membuat laporan posisi keuangan karena laporan

posisi keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset,

liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68

unsur tersebut pada waktu tertentu (IAI, 2010: 45.5). Oleh sebab itu laporan

posisi keuangan penting untuk disusun oleh GKJW Gresik.

Selain laporan posisi keuangan GKJW Gresik juga perlu menyusun

laporan arus kas. Laporan ini bertujuan untuk memudahkan pengguna laporan

keuangan yang ingin mengetahui berasal dari mana saja penerimaan dan

untuk apa saja dana yang dikeluarkan oleh GKJW Gresik.

Laporan Aktivitas juga perlu disusun oleh GKJW Gresik karena

laporan ini memperlihatkan berapa besar kenaikan atau penurunan aktiva

bebas tidak terikat yang dimiliki oleh GKJW Gresik. Oleh sebab itu penting

bagi GKJW Gresik untuk membuat laporan aktivitas ini.

Yang terakhir laporan keuangan yang perlu disusun oleh GKJW

Gresik adalah Catatan Atas Laporan Keuangan. dalam laporan ini akan

dijabarkan mengenai rincian Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Arus

Kas. Dari Catatan Atas Laporan Keuangan inilah GKJW Gresik akan

mengetahui darimana angka-angka di Laporan Posisi Keuangan dan Laporan

Arus Kas berasal.

Berikut ini bentuk usulan laporan keuangan yang dapat digunakan

GKJW Gresik sebagai pedoman:

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69

Tabel 4. 2
Usulan Bentuk Laporan Posisi Keuangan GKJW Gresik

GEREJA KRISTEN JAWI WETAN GRESIK


LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20XX
(DALAM RUPIAH)

AKTIVA
Kas dan Setara Kas 281.789.184
Piutang -
Hutang -
Aktiva Tetap -

Total Aktiva 281.789.184

KEWAJIBAN DAN AKTIVA BERSIH


Aktiva Bersih Tidak Terikat 281.789.184
Aktiva Bersih Terikat Permanen (Catatan B) -
Aktiva Bersih Terikat Temporer (Catatan C) -

Total Kewajiban dan Aktiva Bersih 281.789.184

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70

Tabel 4. 3
Usulan Bentuk Laporan Arus Kas GKJW Gresik

GEREJA KRISTEN JAWI WETAN GRESIK


LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20XX
(DALAM RUPIAH)

PENERIMAAN
Persembahan Ibadah Minggu 153.192.500
Persembahan Kegiatan Gereja Lain 497.159.800
Penerimaan Lain-Lain 85.591.906

Jumlah Penerimaan 735.944.206

PENGELUARAN
Pengeluaran Rutin 175.708.148
Biaya Kerja Rutin 14.662.142
Pengeluaran Pembangunan 117.590.581
Dana Persekutuan ke MD 24.024.000
Dana Persekutuan ke MA 53.062.247
Pengeluaran Lain-Lain 140.428.302

Jumlah Pengeluaran 525.475.420

PENERIMAAN (PENGELUARAN) LAIN-LAIN


Piutang -
Hutang -

Jumlah Penerimaan (Pengeluaran) Lain-Lain -

SURPLUS (DEFISIT) 210.468.786

KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 71.320.398


KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 281.789.184

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71

Tabel 4. 4
Usulan Bentuk Laporan Aktivitas GKJW Gresik

GEREJA KRISTEN JAWI WETAN GRESIK


LAPORAN AKTIVITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20XX
(DALAM RUPIAH)

PENERIMAAN
Persembahan Ibadah Minggu
Induk 129.650.000
Pepanthan -
Anak dan Remaja 17.972.500
Persembahan Kegiatan Pemuda 1.286.000
Persembahan Kegiatan Wanita 4.284.000

Persembahan Kegiatan Gereja Lain


Ibadah Adi Usia 403.000
Ibadah Keluarga 48.353.500
Ibadah Syukur 32.673.500
Ibadah Khusus 35.527.000
Persembahan Bulanan 99.071.000
Persembahan Musiman/Khusus 129.347.800
Persembahan Perjamuan Kudus 25.721.500
Persembahan Permandian Kudus 2.511.000
Persembahan Sidi 206.000
Persembahan Pernikahan Gerejawi 8.579.500
Persembahan Unduh-Unduh 95.537.000
Dana Pembangunan 19.229.000

Lain-Lain
Usaha-Usaha 48.004.404
Diakonia 7.400.000
Inventaris 17.570.100
Pinjaman 12.617.402

Jumlah Penerimaan 735.944.206

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72

Tabel 4. 5
Lanjutan Bentuk Usulan Laporan Aktivitas GKJW Gresik

PENGELUARAN
Pengeluaran Rutin
Jaminan Pendeta 26.203.800
Jaminan Vikar -
Gaji Tata Usaha Gereja 14.543.750
Honor Tenaga Lainnya 26.900.000
Pengobatan 1.951.568
Rapat-Rapat 13.590.300
Pajak/Rekening 22.841.185
Administrasi 13.144.847
Tamu 4.392.000
Ongkos Jalan 38.957.598
Perawatan Gedung 29.000
Penambahan Inventaris 55.000
Perawatan Inventaris 11.338.600
Perjamuan Kudus 1.760.500
Unduh-Unduh -

Biaya Kerja Rutin


Komisi Pembinaan Teologia 762.000
Komisi Pembinaan Musik Gerejawi 493.000
Komisi Pembinaan Katekisasi 200.000
PTWG 550.000
Komisi Pembinaan Anak & Remaja 4.517.000
Komisi Pembinaan Pemuda dan Mahasiswa 200.000
Komisi Pembinaan & Pelayanan Warga Adi Usia 560.000
Komisi Pembinaan Kesaksian 150.000
Komisi Pembinaan Pelayanan Cinta Kasih 625.000
Komisi Pembinaan Peranan Wanita 150.000
Komisi Pembinaan Penatalayanan 114.500
Komisi Urusan Rumah Tangga Gereja 6.190.642
Komisi Pengawasan dan Perbendaharaan Jemaat 150.000
Komperlitbang -

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73

Tabel 4. 6
Lanjutan Bentuk Usulan Laporan Aktivitas GKJW Gresik

Pengeluaran Pembangunan
Komisi Pembinaan Teologia 1.704.000
Komisi Pembinaan Musik Gerejawi 5.455.000
Komisi Pembinaan Katekisasi 5.504.000
PTWG 2.510.000
Komisi Pembinaan Anak & Remaja 18.039.776
Komisi Pembinaan Pemuda dan Mahasiswa 13.987.000
Komisi Pembinaan Peranan Wanita 10.856.400
Komisi Pembinaan & Pelayanan Warga Adi Usia 3.690.100
Komisi Pembinaan Kesaksian 26.215.500
Komisi Pembinaan Pelayanan Cinta Kasih 8.913.605
Komisi Pembinaan Penatalayanan 17.468.200
Komisi Urusan Rumah Tangga Gereja 1.057.300
Komperlitbang 530.000
Komisi Pengawasan dan Perbendaharaan Jemaat 1.659.700

Dana Persekutuan ke MD
Dana Majelis Daerah 24.024.000
Dana Persekutuan ke MA
Dana Majelis Agung/Umum 33.372.125
Dana Kesejahteraan 11.878.751
Restitusi Pendeta Emiritus 7.811.371

Premi Dana Pensiun 2.310.700

Lain-Lain
Cinta Kasih Pendeta dan Lektur 28.711.000
Cinta Kasih Vikar 2.316.500
Cinta Kasih TU Gereja 14.100.000
Natal Pendeta, TU, dan Merbot 8.677.600
Paskah dan Jumat Agung 7.000.000
Arisan Pembangunan 7.027.500
Dauran Penatua dan Diaken -
Iuran BKSAG, Natal, dan Paskah 3.000.000
HUT GKJW Gresik 6.500.000
Tenaga PRT Pastori 250.000
Dana Tak Terduga 13.440.600
Pengembalian Pinjaman 12.617.402
Pengeluaran Parkir 7.250.000
Diakonia/Cintakasih ke Luar 27.227.000

Jumlah Pengeluaran 525.475.420

KENAIKAN (PENURUNAN) AKTIVA BERSIH 210.468.786


TIDAK TERIKAT

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74

Tabel 4. 7
Usulan Bentuk Laporan Perubahan Aktivitas Bersih Tidak Terikat
GKJW Gresik

GEREJA KRISTEN JAWI WETAN GRESIK


LAPORAN PERUBAHAN AKTIVITAS BERSIH TIDAK TERIKAT
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20XX
(DALAM RUPIAH)

Aktiva Bersih Tidak Terikat Awal Tahun 71.320.398


Kenaikan (Penurunan) Aktiva Bersih Tidak Terikat 210.468.786
Aktiva Bersih Tidak Terikat Akhir Tahun 281.789.184

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75

Tabel 4. 8
Usulan Bentuk Catatan Atas Laporan Keuangan GKJW Gresik

GEREJA KRISTEN JAWI WETAN GRESIK


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 20XX

CATATAN A

Entitas menyajikan persembahan atau aset lain sebagai sumbangan

terikat jika persembahan yang diterima dengan persyaratan membatasi

penggunaan aset tersebut. Jika pembatasan dari penyumbang telah

kadaluwarsa, yaitu pada saat masa pembatasan telah berakhir atau

pembatasan tujuan telah terpenuhi, aset neto terikat temporer digolongkan

kembali menjadi aset neto tidak terikat dan disajikan dalam laporan aktivitas

sebagai aset neto yang dibebaskan dari pembatasan.

Entitas menyajikan persembahan berupa tanah, bangunan, dan peralatan

sebagai sumbangan tidak terikat kecuali jika ada pembatasan yang secara

eksplisit menyatakan tujuan pemanfaatan aset tersebut dari penyumbang.

Persembahan untuk aset tetap dengan pembatasan eksplisit yang menyatakan

tujuan pemanfaatan aset tersebut dan sumbangan berupa kas atau aset

lainyang harus digunakan untuk memperoleh aset tetap disajikan sebagai

sumbangan terikat. Jika tidak ada pembatasan eksplisit dari pemberi

sumbangan mengenai pembatasan jangka waktu penggunaan aset tetap

tersebut, pembebasan pembatasan dilaporkan pada saat aset tetap tersebut

dimanfaatkan.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76

CATATAN B

Aset neto temporer untuk periode keuangan adalah sebagai berikut:

1. Sumbangan 2 buah LCD Rp 0*

2. Sumbangan 2 buah Proyektor Rp 0*

Total Aset Bersih Terikat Temporer Rp 0

*harga perolehan dianggap nol karenadonatur tidak berkenan

memberitahukan harga perolehan LCD dan Proyektor

CATATAN C

Aset neto terikat permanen dibatasi untuk:

1. Tanah Rp 0**

2. Gedung Gereja Rp 0**

Total Aset Bersih Terikat Permanen Rp 0

** harga perolehan tanah dan gedung dianggap nol karena gereja tidak

mencatat tanah dan gedung sebagai aset gereja dan gereja tidak mengetahui

harga perolehannya

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka

dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut ,yaitu:

1. Setiap tahun GKJW Gresik membuat kebijakan akuntansi. Kebijakan

akuntansi yang diterapkan oleh GKJW Gresik ditentukan dengan

Rapat PHMJ yang berpedoman pada kebijakan akuntansi yang dibuat

oleh Majelis Agung. Setiap akhir periode GKJW Gresik memberikan

laporan keuangannya kepada Majelis Agung dan Majelis Daerah.

Pelaporan ini bertujuan untuk menentukan besar dana persekutuan

yang harus diberikan kepada Majelis Agung dan Majelis Daerah.

Dalam mencatat transaksi keuangannya GKJW Gresik menggunakan

pencatatan accrual basis.

2. GKJW Gresik menyusun beberapa bentuk laporan keuangan, yaitu

laporan keuangan harian, laporan keuangan mingguan, laporan

keuangan bulanan, dan laporan keuangan tahunan. Dari laporan

keuangan harian kemudian direkap menjadi laporan keuangan

bulanan, kemudian tiap tiga bulan sekali diadakan evaluasi terhadap

laporan keuangan. dari laporan keuangan bulanan disusunlah laporan

keuangan tahunan yang kemudian pada akhir periode dilaporkan ke

Majelis Agung dan Majelis Daerah.

77

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
78

3. Penyelenggaraan akuntansi yang dilakukan oleh GKJW Gresik hanya

menyusun laporan penerimaan dan pengeluaran nya saja. Sedangkan

dalam PSAK No. 45 yang mengatur tentang laporan keuangan entitas

nirlaba disebutkan bahwa sebuah entitas nirlaba harus menyusun 4

laporan keuangan, yaitu laporan posisi keuangan, laporan arus kas,

laporan aktivitas, dan catatan atas laporan keuangan. GKJW Gresik

masih belum menggunakan PSAK No. 45 karena tidak pernah

diadakan sosialisasi mengenai PSAK No. 45 baik ditingkat gereja,

Majelis Daerah, maupun Majelis Agung. Dalam kebijakan

akuntansinya GKJW Gresik tidak mencatat nilai aset yang dimiliki

karena aset yang dimiliki GKJW Gresik diatasnamakan Majelis

Agung selain itu juga ada beberapa aset hasil sumbangan donatur yang

tidak berkenan jika nilai asetnya disebutkan.

5.2. Saran

Dari kesimpulan yang telah dijabarkan sebelumnya, terdapat beberapa

saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun

laporan keuangan GKJW Gresik, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk dapat memberikan informasi yang lebih maksimal bagi

pengguna laporan keuangan GKJW Gresik, maka disarankan untuk

membuat laporan keuangan yang berpedoman pada PSAK No.45

yaitu dengan menyusun laporan posisi keuangan, laporan arus kas,

laporan aktivitas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan

keuangan yang lengkap selain memudahkan penyampaian informasi

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79

bagi pengguna laporan keuangan juga dapat membuat pihak eksternal

seperti jemaat dan donatur untuk memberikan kepercayaannya

terhadap pengelolaan keuangan GKJW Gresik.

2. GKJW Gresik perlu mengadakan sosialisasi mengenai PSAK No. 45.

Misalnya dengan mengadakan kerja sama dengan IAI untuk

melakukan sosialisasi tersebut.

3. Kebijakan akuntansi yang diterapkan Majelis Agung kepada GKJW

perlu dirubah agar memberikan informasi yang lebih relevan terutama

pada bagian pencatatan aset dan nilai aset, juga pada bentuk laporan

keuangan yang mengadopsi PSAK No. 45 agar informasi yang

diberikan kepada stakeholder lebih lengkap dan relevan.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR PUSTAKA

Andaiyani. 2007. Ciri-Ciri Organisasi, (Online),


(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/191283-ciri-ciri-
organisasi).

Anonymous. 2007. Gereja, (Online), (http://en.wikipedia.org/wiki/gereja)

Bungin, H.M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi,


Ekonomi,Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Cetakan kedua
2008. Jakarta:Kencana.

Chrisdianto, R. Bernadinus. 2005. Evaluasi Kerangka Konseptual Pelaporan


Keuangan Gereja Katolik (Studi Kasus pada Keuskupan Surabaya).
Tesis Tidak Diterbitkan. Surabaya: Pendidikan Magister Universitas
Airlangga Surabaya.

GKJW. 1996. Tata dan Pranata Greja Kristen Jawi Wetan. Malang: Majelis
Agung Greja Kristen Jawi Wetan.

Gresik, GKJW. 2013. Organisasi dan Tata Laksana (ORTALA). Gresik:


Gereja Kristen Jawi Wetan Gresik.

Hery, S.E, M,Si. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi


Aksara.

https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Kristen_Jawi_Wetan

http://www.gkjw.web.id/sekilas-mengenal-gkjw

http://www.wikiwand.com/id/Gereja_Kristen_Jawi_Wetan

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan: PSAK No.25.


Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan: PSAK No.45.


Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Mamesah, Melisa. 2013. Penerapan PSAK No.45 pada GMIM Efrata Setrum
Sonder Kaitannya dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan.
Jurnal EMBA, Vol. 1 No. 4: 1717-1728.

Makatita, Shendy Angelina. 2011. Evaluasi Kebijakan Akuntansi dan


Pelaporan Keuangan Menurut PSAK No.45 tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba pada Organisasi Tempat Peribadatan

80

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO


ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81

(Studi Kasus pada GPIB Eben-Haezer Surabaya). Skripsi Tidak


Diterbitkan. Surabaya: Pendidikan Sarjana Universitas Airlangga
Surabaya.

Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Nainggolan, Pahala. 2012. Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba. Jakarta:


Yayasan Bina Integrasi Edukasi.

Nazir, Mohammad. 2011. Metode Penelitian. Cetakan Keempat, Jakarta:


Ghalia Indonesia

Siagian, Sondang P. 2007. Fungsi-Fungsi Manajerial. Edisi Revisi. Jakarta:


PT. Bumi Aksara.

Valiant, Ramond. 2006. 75 tahun GKJW. Malang: PHMA GKJW.

Wursanto, Ignasius. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. Yogjakarta: C.V


ANDI

Yin, Robert K. 2013. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

SKRIPSI REKONSTRUKSI LAPORAN KEUANGAN.... HIMAWAN PRAPTOMO

You might also like