You are on page 1of 4

NAMA : SINDY WIDIANINGSIH

NIM : 0307162081

PENGHAPUSAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

A. Pengertian dan Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Menurut Bafadal (2014:62) Secara definitif, penghapusan perlengkapan adalah
kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga sebagai milik negara) dari
daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai salah satu aktivitas dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah.
Secara lebih operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang
bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris,
kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang
diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penghapusan
sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk:
1. Mencegah atau membatasi kerugian yang lebih besar sebagai akibat pengeluaran dana
untuk pemeliharaan atau perbaikan perlengkapan yang rusak;
2. Mencegah terjadinya pemborosan biaya pengamanan perlengkapan yang tidak berguna
lagi;
3. Membebaskan lembaga dari tanggung jawab pemeliharaan dan pengamanan;
4. Meringankan beban inventarisasi
Kepala sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan penghapusan terhadap perlengkapan
pendidikan (Sarana dan Prasarana) di sekolah. Namun, perlengkapan yang akan dihapus
harus memenuhi syarat-syarat penghapusan.
Menurut SMAN 1 Malang tujuan-tujuan utama dari penghapusan sarana dan prasrana
tersebut adalah :
1. Meminimalisir atau membatasi kerugian yang lebih besar
2. Meminimalisir terjadinya pemborosan dalam biaya oprasional sekolah
3. Membebaskan atau melepaskan lembaga dari tanggung jawab pengamanan
4. Meringankan beban inventarisasi.
B. Syarat-Syarat Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Bafadal (2014:62) Barang-barang perlengkapan pendidikan di sekolah yang
memenuhi syarat penghapusan adalah barang-barang:
1. Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dimanfaatkan lagi.
2. Tidak sesuai dengan kebutuhan
3. Kuno, yang penggunanya tidak sesuai lagi
4. Terkena larangan
5. Mengalami penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang
6. Yang biaya pemeliharaannya tidak seimbang dengan kegunaannya
7. Berlebihan, yang tidak digunakan lagi
8. Dicuri
9. Diselewengkan
10. Terbakar, atau musnah akibat adanya bencana alam
Selain itu menurut Julian (2012) syarat-syarat sarana dan prasarana yang dapat
dihapuskan dan ada beberapa alasan yang harus diperhatikan untuk dapat menyingkirkan
sarana dan prasarana, yaitu:
1. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki dan
dipergunakan lagi.
2. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.
3. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan.
4. Tidak sesuai lagi kebutuhannya dengan masa kini.
5. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).
6. Barang yang berlebih jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai
lagi.
7. Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam.

C. Prosedur Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesiam langkah-langkah
penghapusan perlengkpana pendidikan di sekolah, seperti SMP dan SMA, adalah sebagai
berikut.
a. Kepala sekolah (bisa dengan menunjuk seseorang) mengelompokkan perlengkapan
yang akan dihapus dan meletakkan di tempat yang aman namun tetap di dalam lokasi
sekolah.
b. Menginventarisasi perlengkapan yang akan dihapus tersebut dengan cara mencatat
jenis, jumlah dan tahun pembuatan perlengkapan tersebut.
c. Kepala sekolah mengajukan usulan penghapusan barang dan pembentukan panitia
penghapusan, yang dilampiri dengan data barang yang rusak (yang akan dihapusnya) ke
Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten.
d. Setelah SK penghapusan dari Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kota/Kabupaten terbit,
selanjutnya panitia penghapusan segera bertugas, yaitu memeriksa kembali barang yang
rusak berat, biasanya dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan.
e. Begitu selesasi melakukan pemeriksaan, panitia mengusulkan penghapusan barang-
barang yang terdaftar di dalam Berita Acara Pemeriksaan. Dalam rangka itu, biasanya perlu
adanya pengantar dari kepala sekolahnya. Usulan itu lalu diteruskan ke kantor pusat jakarta.
f. Akhirnya begitu surat keputusan penghapusan dari Jakarta datang, bisa segera
dilakukan penghapusan terhadap penghapusan barang-barang tersebut. Ada dua kemungkinan
penghapusan perlengkapan sekolah, yaitu dimusnahkan dan dilelang. Apabila melalui lelang,
yang berhak melelang adalah kantor lelang setempat. Sedangkan hasil lelangnya menjadi
milik negara.
Selain pendapat diatas, juga terdapat pendapat lain. Menurut Julian (2012) ada cara-cara dan
proses penghapusan sarana dan prasarana. Dalam pelaksanaan penghapusan dikenal dua
jenis, yaitu penghapusan melalui lelang dan penghapusan melalui pemusnahan.

1. Penghapusan barang inventaris dengan lelang


Adalah menghapus dengan menjual barang-barang. Prosesnya sebagai berikut:
a. Pembentukan Panitia Penjualan oleh Kepala Dinas Pendidikan;
b. Melaksanakan sesuai prosedur lelang;
c. Mengikuti acara pelelangan;
d. Pembuatan Risalah Lelang oleh kantor lelang dengan menyebutkan banyaknya nama
barang, keadaan barang yang dilelang;
e. Pembayaran uang lelang yang disetorkan ke Kas Negara selambat-lambatnya 3 hari;
f. Biaya lelang dan lainnya dibebankan kepada pembeli;
g. Dengan perantara panitia lelang melaksanakan penjualan melalui kantor lelang negara
dan menyetorkan hasilnya ke Kas Negara setempat.
2. Penghapusan barang inventaris dengan pemusnahan
Penghapusan barang inventaris yang dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor
pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu penghapusan dibuat dengan perencanaan
yang matang dan dibuat surat pemberitahuan kepada atasan dengan menyebutkan barang apa
yang hendak disingkirkan. Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Pembentukan panitia penghapusan oleh Kepala Dinas Pendidikan;
b. Sebelum barang dihapuskan perlu dilakukan pemilihan barang yang dilakuakn tiap
tahun; bersamaan dengan waktu memperkirakan kebutuhan;
c. Panitia melakukan penelitian barang yang akan dihapus;
d. Setelah mengadakan penelitian secukupnya barang-barang yang diusulkan untuk
dihapus sesuai Surat Keputusan dan disaksikan oleh pejabat pemerintah setempat dan
kepolisian, pemusnahannya dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan dengan cara dibakar,
dikubur, dan sebagaiannya;
e. Menyampaikan berita acara ke atasan/ Menteri sehingga dikeluarkan keputusan
penghapusan;
f. Kepala sekolah selanjutnya menghapuskan barang tersebut dari buku induk dan buku
golongan inventaris.

You might also like