Professional Documents
Culture Documents
ACARA V
ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Disusun Oleh :
NIM : H1916005
Kelas :A
Kelompok :3
FAKULTAS PERTANIAN
SURAKARTA
2016
ACARA V
ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum acara V Zat Warna Tanaman dan Hewan
adalah :
1. Untuk melihat pengaruh perlakuan dengan cara pemasakan,
penambahan asam, dan penambahan alkali terhadap warna buah-
buahan dan sayuran.
2. Untuk melihat perubahan-perubahan pada daging lepas potong serta
pengaruh zat pengawet dan pemanasan terhadap zat warna daging.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Alat dan Bahan
Beker atau sering disebut sebagai gelas beker adalah sebuah
wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan
memanaskan cairan. Gelas beker biasanya berbentuk silinder dengan
dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 ml
sampai beberapa liter. Rak tabung reaksi adalah rak yang digunakan
untuk menyimpan tabung-tabung reaksi agar tersusun rapi. Tabung
reaksi adalah tabung yang digunkan untuk tempat mereaksikan zat-zat
kimia, terutama zat cair (Novel, 2012).
Neraca analitik yang digunakan dalam laboratorium pengantar
merupakan instrument yang akurat yang mempunyai kemampuan
mendeteksi bobot pada kisaran 100 g sampai dengan 0,0001 g ( 0,1
mg) Ini merupakan ketidaktentuan dari hanya 1 bagian per sejuta.
Sampai tahun 1950-an kebanyakan beraca ini adalah dua piring, yang
juga dirujuk sebagai neraca lengan sama. Kemudian munculah neraca
piring tunggal atau lengan taksama (kadang-kadang juga sering disebut
neraca beban konstan), yang merupakan pengganti dari neraca dua
piring. Sekarang neraca elektironik (juga disebut dengan neraca tenaga
elektronik), secara langsung menggantikan neraca mekanik, atau
neraca piring tunggal. Listrik digunakan untuk membangkitkan tenaga
magnetic yang menyeimbangkan beban-beban yang ditempatkan di
dalam piring neraca. Listrik yang diperlukan untuk membangkitkan
tenaga secara langsung berbandng lurus dengan massa yang berada di
piring (Day, 2002).
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Skala
thermometer ini dinamakan skala Fahrenheit, sesuai nama
penemuanya. Skala Fahrenheit menetapkan tiga tingkatan suhu , yaitu
0o untuk titik beku es, garam, dan air; 32o untuk titik beku air murni;
dan 96o atau 37o C untuk suhu normal manusia (Anggraini, Huri, &
Setyo, 2007). Kaca preparat terletak dibawah miskroskop dan
digunakan untuk mengamati benda. Kaca preparat terbagi dua: (1)
kaca objek (panjang dan tebal); (2) kaca penutup (bentuk persegi dan
tipis). Penjepit tabung reaksi yang terbuat dari kayu yang berfungsi
untuk memegang tabung reaksi yang panas (Novel, 2012).
Wortel (Daucus carota L) merupakan tanaman sayuran
semusim. Tanaman ini tumbuh baik didaerah dinngin dengan
ketinggian 1.200 mdpl. Batang tanaman wortel adalah batang semu
pendek yang merupakan bunga majemuk yang berbentuk paying dan
berwarna putih, dan khusus dibagai tengah berwarna cokelat. Batang
dan daunnya berwarna hijau, sedangkan bunganya berwarna putih.
Umbi wortel berwarna kuning muda sampai jingga. Bentuk umbi bulat
memanjang dengan pangkal tumpul dan bagian ujung meruncing.
Panjang umbi wortel bisa mencapai 35 cm. Rasa umbi wortel adalah
manis pedas. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah
umbinya. Umbi wortel mengandung karbohidrat, lemak, protein,
vitamin A, B, C, serat, karoten (terutama -caroten), kalsium, fosfor,
natrium, dan kalium (Sunarto, 2004).
Natrium nitrit merupakan salah satu bahan tambahan makanan
yang diizinkan oleh pemerintah untuk menjadi bahan pengawet
makanan , natrium nitrit adalah senyawa nitrogen yang reaktif . nitrit
merupakan salah satu jenis suatu bahan tambahan makanan yang
banyak digunakan sebagai pengawet . nitrit adalah suatu bahan
berwarna putih sampai kekuningan yang berbentuk bubuk atau
berbentuk glanular yang tidak berbau. Natrium bikarbonat dikeanl
dengan nama soda kue karena NaHCO3 , asam tratrat, dan tepung
gandung dipakai dalam membuat roti. Jika donanyang mengandung
NaHCO3 dipanggang, maka NaHCO3 akan terurai membebaskan gas
CO2 yang dapat memekarkan adonanan sehingga menjadi empuk
karena adanya rongga-rongga didalamnya. NaHCO3 dapat dihasilkan
dengan pengaliran gas CO2 ke dala larutan Na2CO3 jenuh pada suhu
normal (Komarudin, 2014).
Kacang panjang adalah salah satu jenis sayuran yang sudah
sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia.
Masyarakat dunia menyebutnya dengan nama Yardlong Beans/Cow
Peas. Plasma nutfah tanaman kacang panjang berasal dari India dan
Cina. Adapun yang menduga berasal dari kawasan Afrika. Plasma
nutfah kacang uci (Vigna umbellata) diketemukan tumbuh liar di
daerah Himalaya india, sedangkan plasma nutfah kacang tunggak
(Vigna unguculata) merupakan asli dari Afrika. Oleh karena itu,
tanaman kacang panjang tipe merambat berasal dari daerah tropis dan
Afrika, terutama Abbisinia dan Ethiopia. Kacang panjang merupakan
salah satu tanaman sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral.
Fungsinya sebagai pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan
kecerdasan dan ketahanan tubuh memperlancar proses pencernaan
karena kandungan seratnya yang tinggi (Zaevie, 2014).
Umbi bawang merah mengandung zat-zat gizi da zat-zat nin
gizi (fitokimia). Bahan-bahan bergizi dalam bawang merah bisa
dimanfaatkan oleh tubuh untuk menyediakan energi, membangun
jaringan, dan mengatur fungsi tubuh. Sementara, senyawa fitokimia
memiliki efek farmakologis dalam penyembuhan penyakit. Sementara,
senyawa fitokimia yang terdapat dalam bawang merah yaitu allisin,
allin, allil propil disulfide, asam fenolat, asam fumarat, asam kafrilat,
dihidroalin, floroglusin, fosfor, fitpsterol, flavonol, flavonoid,
kaempfenol, kuersetin, kuersetin glikosida, pectin, saponin, sterol,
sikloaliin, triopropanal sulfoksida, propil disulfide, dan propil-metil
disulfida (Jaelani, 2007).
Kandungan lemak jenuh dan residu pestisida serta senyawa
karsinogenik pada daging yang muncul akibat proses pengolahan. Pada
proses penggorengan atau pemanggangan daging akan terbentuk
senyawa-senyawa amina dan hidrokarbon yang bersifat karsinogenik.
Daging yang dimaksud disini terutama adalah daging hasil peternakan
modern yang mengandung lemak 25-30%, terutama lemak jenuh dan
hanya sedikit mengandung asam lemak omega-3. Ini berbeda dengan
kandungan daging hewan hasil peternakan tradisonal yang
mengandung lemak tak jenuh ganda lima kali lebih tinggi per gram-
nya, dan mengandung sekitar 4% asam lemak omega-3. Daging hewan
hasil peternakan tradisional juga mengandung 10 kali lebih banyak
asam linoleat terkonjugasi (CLA) dibandingkan dengan daging hewan
hasil peternakan modern. CLA merupakan senyawa anti kanker dan
dapat menurunkan resiko penyakit jantung (Subroto, 2008).
Asam asetat atau lebih dikenal dengan nama asam cuka adalah
golongan asam katboksilat yang sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Asam asetat murni dikenal dengan nama asam asetat
glasial yang memiliki titik leleh 16,6oC. Dalam kehidupan sehari-hari,
asam cuka digunakan sebagai pemberi rasa asam pada makanan.
Didalam indutri makanan, asam cuka digunakan untuk menurunkan
PH. Asam cuka berfungsi sebagai pengawet yang di dalam industri,
asam asetat bisa digunakan pada pembuata serat selulosa asetat,
plastic, zat warna, obat-obatan, dan lain-lain (Sutresna, 2007).
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan antioksidan yang
larut dalam air (aqueous antioxidant). Senyawa ini, menurut Zakaria, et
al (1996), merupakan bagian dari sistem petahanan tubuh terhadap
senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel. Dalam keadaan murni,
vitamin C berbentuk kristal putih dengan berat molekul 176,13 dan
rumus molekul C6H6O6. Vitamin C juga mudah teroksidasi secara
reversible membentuk asam dehidro L-asam askorbat dan kehilangan 2
atom hidrogen. Vitamin C memiliki struktur yang mirip dengan
struktur monosakarida, tetapi mengandung gugus enadional
(Winarsi, 2007).
2. Tinjauan Teori
Warna sayuran merupakan karakteristik sensori yang penting
dan dapat dijadikan indaktor kualitas sayuran.Pada tumbuhan, pigmen
utama adalah karotenoid, yang ditemukan pada jaringan
fotosintesis.Karotenoid memiliki kaitan dengan vitamin.Sebuah
precursor penghambat kanker.Klorofil merupakan sumber utama
magnesium.Karotenoid yang dominan pada sayuran hijau adalah lutein
dan karoten, sedangkan klorofil yang dominan adalah klorofil a dan b
(Cruz, 1997).
Pigmen adalah kumpulan zat warna yang memberi warna pada
suatu bahan. Pigmen inilah yang menyebabkan buah dan sayuran
berwarna merah, hijau, kining, dan orange (Wirakusumah, 2005).
Pigmen merupakan zat warna alami yang terdapat pada tumbuhan
maupun hewan. Suatu bahan dinilai bergizi, enak dan teksturnya baik
tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap
dipandang, atau member kesan warna menyimpang dari warna
sebenarnya. Warna juga dapat digunakan sebagai indikator kesegaran
atau kematangan. Baik tidaknya cara pencampuran cara pencampuran
atau pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna yang seragam
(Winarno, 2008).
Karotenoid adalah kelompok besar senyawa karotem yang
dijumpai sebagai pigmen (zat warna) pada buah dan sayuran, dan
berfungsi sebagai antioksidan yang kuat. Lebih dari 500 pigmen yang
telah diidentifikasi termasuk dalam kelompok karotenoid, dan dapat
dibagi menjadi karoten dan xantofil (karoten teroksigen, yang mudah
berubah menjadi karoten kembali). Yang paling banyak ditemui dan
penting fungsinya adalah beta-karoten. Pada umunya karotenoid
merupakan antioksidan serbaguna. Walapun tidak menjadi vitamin A.,
karetenoid lain tersebut (misalnya likope, lutein, dan zeaksantin)
semua efeknya sebagai antioksidan yang menangkap radikal bebas.
Sumber yang kaya karotenoid adaah sayuran berwarna hijau tua dan
buah-buahan berwarna orange (Health, 2006).
Menurut Limantara (2007), klorofil atau pigmen utama
tumbuhan banyak dimanfaatkan sebagai food suplement yang
dimanfaatkan untuk membantu mengoptimalkan fungsi metabolik,
sistem imunitas, detoksifikasi, meredakan radang (inflamatorik) dan
menyeimbangkan sistem hormonal. Klorofil juga merangsang
pembentukan darah karena menyediakan bahan dasar dari sebagai
suplemen siap saji. Selain berbahan dasar tanaman alfalfa, suplemen
siap saji berbahan dasar klorofil juga sudah diproduksi dari alga
contohnya Spirulina sejenis alga biru hijau, dan Chlorella sejenis alga
hijau (Setiari & Yulita, 2009).
Klorofil pada daun yang masih hidup berikatan dengan protein.
Pada proses pemanasan, protein terdenaturasi dan klorofil dilepaskan.
Klorofil akan berubah warna menjadi hijau kecokelatan jika
tersubsitusi magnesium oleh hidrogen yang membentuk feofitin yaitu
klorofil yang kehilangan magnesium. Kehilangan magnesium tersebut
akan berlangsung cepat dalam suasana larutan yang bersifat asam.
Klorofil berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker, sangat baik jika
dimanfaatkan sebagai jus yang ditambahkan pada makanan atau
minuman yang dikonsumsi setiap hari (Pitojo & Zumiati, 2009).
Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa
polifenol. Flavonoid sangat rfrltof untuk digunakan sebagai
antioksidan. Senyawa flavonoid dapat mencegah penyakit
kardivaskuler dengan cara menurunkan laju oksidan dan lemak.
Senyawa isoflavon (genistein dan daidzein) pada kacang kedelai
bermanfaat dalam menceah oksidasi partikel lipid dan menurunkan
risiko terjadinya ateroklerosis. Beberapa penelitian juga menyatakn
bahwa flavonoid dapat menurunkan hyperlipidemia pada manusia.
Pada kasus penyakit jantung, penghambatan oksidasi LDL oleh
flavonoid dapat mencegah pembentukan sel-sel busa dan kerusakan
lipid (Astawan, 2008).
Flavonoid merupakan senyawa yang bertanggung jawab dalam
memberikan warna yang menarik pada bunga, buah-buahan dan daun.
Senyawa-senyawa flavonoid merupakan zat pemberi warna kuning,
merah, biru, dan ungu pada tanaman. Pada tanaman, flavonoid
berfungsi member warna kuning pada bunga dan buah. Antosianidin
mempunyai warna yang berbeda yaitu merah, ungu atau biru
tergantung pH-nya. Keberadaan ion logam seperti Fe3+ atau Al3+ yang
terkhelat antosianidin juga mempengaruhi warna antisianidin
(Raharjo, 2013).
Antosianin adalah pigmen yang sifatnya polar dan akan larut
dengan baik dalam pelarut-pelarut polar. Oleh sebab itu dalam
penelitian ini dilakukan ekstraksi antosianin dengan pelarut campuran
air, ethanol dan asam asetat dengan perbandingan tertentu. Selanjutnya
hasil zat warna antosianin yang diperoleh dari perlakuan terbaik diuji
stabilitasnya terhadap pengaruh pH, kadar gula, kadar garam, suhu
pemanasan, waktu pemanasan dan pada pembuatan agar-agar dan jelly
karagenan (Winarti, 2008).
Berdasarkan penelitian Correns, gen pembentuk antosianin
dominan terhadap gen tanpa antosianin. Pigmen antosiani berwarna
merah jika berada dalam sitoplasma sel yang bersifat asam. Jika
sitoplasma bersifat basa, pigmen berwarna ungu. Sifat asam basa pada
sitoplasma ini dipengaruhi oleh gen lain. Gen penyebab sitoplasma
basa ini bersifat dominan (Firmansyah, 2007).
Antosianin terkenal sebagai elisit oksidatif, anti pembengkakan
dan pencegah kanker.Karakteristik komponen antosianin digolongkan
menjadi flavylium dasar dan substituent yang beragam.Macam
protonate dan diprotonate, hidrate dan bentuk isomer tergantung pada
pH lingkungan. Pada pH rendah < 2, antosianin berwarna oranye
hingga ungu, pH 4,5 menjadi tidak berwarna. pH 7 atau lebih menjadi
berwarna biru (Park et al, 2011).
Curing merupakan proses dasar dalam pengolahan daging,
yaitu dengan penambahan senyawa garam. Bahan-bahan yang
digunakan adalah senyawa NaCl, garam nitrat/nitrit, dan gula. Daging
yang telah dicuring disebut green cured meat. Dalam proses curing ini
garam NaCl berfungsi sebagai pemberi citarasa dan pengawet karena
sifat ion Cl-nya sebagai anti bakteri, pemakaian garam biasanya pada
konsentrasi 2-5%.Daging yang di-curing mempunyai warna merah
cerah stabil.Hal ini disebabkan karena terbentuknya pigmen mioglobin
daging dengan nitrat oksida (NO).Sebagai sumber NO dapat
digunakan nitrat, nitrit atau campuran keduanya (Muchtadi, 2011).
Dalam proses curing dikenal tiga metode kering, basah dan
kombinasi dengan injeksi. Metode kering dimana curing terdiri dari
campuran garam, gula, nitrit/nitrat dengan perbandingan 6:3:3
dibalurkan pada seluruh permukaan bahan pangan disertai dengan
penekanan. Proses pengemasan dan penyimpanan pada suhu 3,6-4 oC
selama 4-7 hari. Metode basah, dimana 1 kg daging direndam dalam
larutan curing terdiri dari 8 lb garam, 3 once nitrit dan 5 galon air
sampai seluruh daging terendam, perendaman dilakukan pada suhu
3,6-4,4oC selama 5-7 hari. Metode kombinasi injeksi dilakukan dengan
mereduksi waktu curing maka sebagian bahan curing (10% berat
daging) diinjeksikan sedang sisanya diaplikasikan secara
konvensional. Proses curing daging melibatkan pemberian nitrat dan
garam dapur (Handajani, 2010).
Sarkoplasma terdiri dari pigmen hemoglobin, myoglobin, dan
beraneka ragam enzim. Hemoglobin adalah protein sel darah merah.
Mioglobin merupakan cairan yang terdapat pada sel otot. Pigmen
hemoglobin dan myoglobin berkontribusi pada warna merah pada
daging. Hemoglobin akan membawa oksigen ke paru-paru menuju sel
otot. Mioglobil yang terdapat pada otot akan menyimpa oksigen yang
dibawa oleh darah merah melalui hemoglobin (Bahar, 2003).
Mioglobin adalah pigmen yang berwarna merah keunguan
yang dapat mengalami perubahan bentuk akibat reaksi kimia. Proses
pada oksigenasi mioglobin akan mengakibatkan terbentuknya
oksimioglobin yang berwarna merah cerah. Reaksi oksidasi beasi
dalam mioglobin atau oksimioglobin akan mengubah keduanya
menjadi metmioglobin yang berwarna coklat. Mioglobin merupakan
protein kompleks yang berfungsi membawa oksigen untuk sel.
Kandungan mioglobin pada jaringan bergantung pada aktivitas
jaringan, efisiensi darah yang membawa oksigen, umur serta jenis
hewan (Muchtadi, 2011).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Alat pemanas elpiji atau kompor
b. Gelas beker
c. Gelas ukur
d. Nerca atau timbangan
e. Panci
f. Pisau
g. Tabung reaksi
2. Bahan
a. Asam Cuka 95%
b. Bawang merah
c. Daging
d. Kacang panjang
e. Larutan FeCl3 50 ppm Fe
f. Larutan MgCl2 50 ppm Mg
g. NaHCO3 kristal
h. Na Nitra dan Na Nitrit
i. Vitamin C kristal
j. Wortel
Wortel, kacang panjang dan bawang merah 15 gr
3. Cara Kerja
Pengisian
a. Pengaruh Beberapa dengan
Perlakuan terhadap Zat Warna Buah/Sayuran
Daging 5
gr
Pengamatan warnanya
Daging 5
gr
Larutan:
Bening
Larutan: Bening
kekuningan
Wortel + FeCl3 50
3 5.26 5.97
ppm 25 ml Bahan:
Bahan:
orange
orange pucat
Larutan :
Larutan :
Bening
Bening
Wortel + MgCl2 50
3 6.62 6.13
ppm 25 ml Bahan:
Bahan:
orange
Larutan:
Wortel + 5 ml asam Larutan: Bening keruh
3 cuka 99% + 50 ml 3.13 3.14
air ledeng Bahan: orange Bahan:
orange pucat
Sumber : Laporan Sementara
Karetonoid merupakan komponen yang sensitif terhadap cahaya,
oksigen, panas, dan keasaman. Karetonoid merupakan fotosensitizer, yang
dapat menyenarap energi cahaya sehingga berubah menjadi terekstensi.
Karetonoid mudah teroksidasi dengan adanya oksigen. Oksidasi dipercepat
dengan media yang asam. Pemanasan sering kali menyebabkan penurunan
kadar karetonoid tertentu, namun dapat meningkat kadar karetonoid yang
lain. Sebagai contoh sayuran yang di blancing, terjadi pnurunan -karoten,
namun -karotonoid mengalami peninfkatan. Secara umum, dampak dari
perlakuan yang mengganggu stabilitas karetonoid tersebut adalah
berkurangnya intensitas warna karetonoid (Rauf, 2015).
Karoten merupakan campuran dari senyawa alpa, beta dan gama
karoten. Beta-karoten banyak terkandung dalam wortel. Karoten
merupakan hidrokarbon yang terdiri dari beberapa unit isoprene sedangkan
turunannya mengandung oksigen yang disebut xantofil. Sifat beta-karoten
sendiri mudah mengalami kerusakan pada suhu tinggi (Winarno, 2008).
Menurut (Kotecha,1998) wortel mengandung senyawa karotenoid yang
memberikan warna oranye.
Berdasarkan daya larutnya dalam pelarut organik, karotenoid
dapat digolongkan dalam dua kelompok pigmen, yaitu karoten dan
xantofil.Karoten sangat larut dalam petroleum eter dan kurang larut dalam
etanol, sedangkan xantofil sebaliknya. Karoten mempunyai susunan kimia
yang hanya terdiri dari atom-atom C dan H, sedangkan xantofil terdiri dari
atom-atom C, H dan O. Molekul karoten terdiri dari gugusan cincin ionon
dan isoprenoid. Jumlah atom C pada karoten adalah 40, mempunyai 11
ikatan rangkap dan 10 gugusan metil (Muchtadi, 2011).
Berdasarkan Tabel 5.1 pada perlakukan wortel terdapat enam
perlakukan yaitu air ledeng (pemanasan terbuka), air ledeng (pemanasan
tertutup, air ledeng dengan NaHCO3, FeCl3, MgCl2, asam cuka dengan air
ledengan. Sebelum dilakukan pemanasan warna larutan dan bahan yaitu
bening dan orange, sedangkan pHnya berbeda-beda. Pemanasan ini
bertujuan untuk mengoksidasi pigmen dalam wortel tetapi pemanasan ini
tidak menggunakan suhu tinggi karena jika hal itu terjadi kandungan
vitamin dalam wortel mudah rusak, karena karotein mudah teroksidasi.
Air ledeng pemanasan terbuka pH awal 7,9 menjadi 7,54. Air
ledeng pemanasan tertutup pH awal 7,2 menjadi 7,12. Air ledeng dengan
NaHCO3 pH awal 8,05 menjadi 8,43. FeCl 3 pH awalnya 5,26 menjadi 5,97.
MgCl2 pH awalnya 6,62 menjadi 6,13. Asam cuka dengan air ledeng pH
awalnya 3,13 menjadi 3,14.
Pada pemanasan terbuka dan tertutup setalah pemanasan tidak
terjadi perbedaan setalah pemanasan warna larutan dan bahan sama-sama
berwarna bening dan orange. Seharunya terjadi perbedaan anatar
pemanasan terbuka dan tertutup, karena oksidsi karetonoid. Seharsnya
pemansan terbuka warna bahannya lebih pucat dan air bening karena
karetonoid yang berada didalam cairan menguap bersama uap air,
sedangkan warna pemanasan tertutup lebih cerah. Penyimpangan yang
terjadi akibat pada saat pemanasan almunium foil yang ada pada gelas
beker terbuka.
Perlakuakan air ledeng dengan NaHCO3 warna larutan dan bahan
menjadi keruh dan orange pucat. FeCl warna larutan dan bahan menjadi
bening kekuningan dan orange pucat. Pada perlakuan MgCl2 tidak terjadi
perubahaan warna pada warna larutan dan bahan. Asam cuka dengan air
ledeng terjadi perubahaan warna menjadi larutan keruh dan bahan
orange. .Larutan asam menyebabkan pigmen warnanya susut karena
karotenoidnya telah banyak yang teroksidasi oleh katalis asam. Menurut
Winarno (2004), warna wortel yang berubah dari oranye menjadi oranye
muda disebabkan karena karoten banyak mengandung ikatan rangkap dan
akan berubah dari trans menjadi cis atau terputus dengan cara pemanasan
dan perlakuan asam sehingga warna bahan akan pudar dan warna larutan
akan menjadi bening kekuningan.
Anggraini FD, Huri Y, dan Sigit SB. 2007. Eksilopedia Tokoh Fisika. Balai
Pustaka. Jakarta
Firmansyah, Rikky, Agus Muwardi dan Umar Kiandi. 2007. Mudah dan Aktif
Belajar Biologi. Setia Purna Inves. Bandung
Kotecha, PM., and S.S. Kadam. 1998. Sweet Potato, in Handbook of Vegetable
Science and Technology (Salunkhe, D.K and S.S Kadam eds). Marcel
Dekker Inc. New York
Lukman DW, M Sudarwanto, AW Sanjaya, T Purnawarman, H Latif, RR
Soejoedono. 2009. Higiene Pangan. Bogor : Bagian Kesehatan
Masyarakat Veteriner. Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet,
Fakultas Kedokteran Hewan, IPB
Novel, Sinta Siska. 2012. Super Lengkap Biologi SMP. Gagas Media. Jakarta
Park, Sun Mi., et al. 2011. Identification of Anthocyanin from The Extract of
Soybean Seedcoat. International Journal of Oral Biology, Vol. 36, No. 2,
Hal:59.
Pitojo, Setijo dan Zumiati. 2009. Pewarna Nabati Makanan. Kanisius. Yogyakarta
Raharjo, Jr Sofos, dan GR Schmid. 1993. Effect of Meat Curing Agent and
PHospates on Thiobarbituric Acid (TBA) Number of Ground Beef
Determined the Aqueou Acid Extraction TBA-C18 Metyhod. Food
Chemestry 47: 137-143
Raharjo, Tri Joko. 2013. Kimia Hasil Alam. Pustaka Belajar. Yogyakarta
Setiari, Ninty dan Yulita Nurchayati. 2009. Eksplorasi Kandungan Klorofil pada
Beberapa Sayuran Hijau Sebagai Alternatif Bahan Dasar Food
Supplement. BIOMA Vol. 11 No. 1 Hal. 6-10
Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Universitas Gadjah Mada Press.
Yogyakarta
Sunarto, Aji. 2004. Manfaat dan Khasiat Madu Herbal. Agromedia Pustaka.
Jakarta
Sutersna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama. Jakarta
Winarti, Sri. Dkk. 2008. Ekstraksi dan Stabilitas Warna Ubi Jalar Ungu (Ipomoea
batatas L) Sebagai Pewarna Alami. Jurusan Tekni Pertanian. Fakultas
Teknologi Industri. UPN V Jawa Timur
Wirakusumah, Emma. 2005. Jus Buah dan Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta
LAMPIRAN GAMBAR