Professional Documents
Culture Documents
KIMIA PANGAN
Kelompok 2
FAKULTAS PERTANIAN
SURAKARTA
2014
ACARA V
A. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara V Zat Warna Tanaman dan Hewan ini adalah:
1. Untuk melihat pengaruh cara pemasakan, asam dan alkali terhadap zat
warna tanaman.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemanasan dan larutan curing terhadap
zat warna hewan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Teori
Tingkat kecerahan warna ditentukan oleh tebalnya lapisan
oksimioglobin dipermukaan atau daerah oksigen. Bagian ini lebih
banyak terjadi pada suhu rendah dan lebih kecil pada suhu tinggi.
Oleh karena itu daging menjadi lebih merah bila disimpan didalam
lemari pendingin (didinginkan) karena meningkatkan daerah oksigen.
Hal yang sama akan terjadi jika daging segar dibungkus dalam suatu
lapisan tipis yang tidak tembus oksigen. Oksigen dalam bungkusan
akan habis karena adanya aktivitas biokimiawi dan mikroorganisme
aerob. Dan daging tersebut berubah warna menjadi ungu dan kmurang
menarik, yang merupakan warna dari mioglobin yang telah tereduksi.
Mioglobin dapat mengalami oksidasi yang sesungguhnya dan menjadi
metmioglobin yang berwarna coklat abu-abu, disebabkan karena
kerusakan globin seperti yang terjadi pada waktu memasak daging dan
metmioglobin ini bereaksi dengan ion-ion nitrit sehingga
menghasilkan warna merah muda yang stabil, yang merupakan warna
dari daging yang diasinkan (cured meat) (Buckle et al, 2010).
Zat warna alam (pigmen) adalah zat warna yang secara alami
terdapat dalam tanaman maupun hewan. Zat warna alam dapat
dikelompokkan sebagai warna hijau, kuning, dan merah. Zat warna
merah yang banyak terdapat di alam dikelompokkan kedalam dua
golongan yaitu karotenoid dan anto-sianin. Antosianin tergolong
pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam air.
Warna pigmen antosianin berwarna merah, biru, violet dan biasanya
dijumpai pada bunga, buah-buahan dan sayur-sayuran. Dalam
tanaman terdapat dalam bentuk glikosi- da yaitu membentuk ester
dengan mo-nosakarida (glukosa, galaktosa, ramno-sa, dan kadang-
kadang pentosa) (Wi-narno, 2002) (Winarti, 2010).
Antosianin adalah kelompok pigmen yang berwarna merah
sampai biru yang tersebar dalam tanaman (Abbas, 2003). Pada
beberapa buah-buahan dan sayuran serta bunga memperlihatkan
warna-warna yang menarik yang mereka miliki termasuk komponen
warna yang bersifat larut dalam air dan terdapat dalam cairan sel
tumbuhan (Fennema, 1976). Antosianin adalah suatu kelas dari
senyawa flavonoid yang secara luas terbagi dalam polifenol
tumbuhan. Flavonol, flavon-3-ol,fl avon, flavanon, dan flavanol
adalah kelas tambahan flavonoid yang berada dalam oksidasi dari
antosianin. Larutan pada senyawa flavonoid adalah tak berwarna atau
kuning pucat (Harborne, 1987). Antosianin stabil pada pH 3,5 dan
suhu 50oC, mempunyai berat molekul 207,08 g/mol dan rumus
molekul C15H11O (Handayani,2012).
Klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam
kloroplas. Pada tumbuhan tingkat tinggi, kloroplas terutama terdapat
pada jaringan parenkim palisade dan parenkim spons daun. Dalam
kloroplas, pigmen utama klorofil serta karotenoid dan xantofil
terdapat pada membran tilakoid (Salisbury dan Ross 1991). Klorofil
berasal dari proplastida yaitu plastida yang belum dewasa, kecil dan
hampir tidak berwarna dan sedikit atau tanpa membran dalam.
Proplastida membelah saat embrio berkembang, dan menjadi
kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Pada organ yang terkena
cahaya matahari, kloroplas muda akan aktif membelah (Salisbury dan
Ross 1991). Kloroplas terutama berfungsi adalah sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis. Pigmen-pigmen pada membran tilakoid
akan menyerap cahaya matahari atau sumber cahaya lainnya dan
mengubah energi cahaya tersebut menjadi energi kimia dalam bentuk
adenosin trifosfat (ATP) (Lakitan 2001). Pada tumbuhan tingkat
tinggi, klorofil a dan klorofil b merupakan pigmen utama fotosintetik,
yang berperan menyerap cahaya violet, biru, merah dan memantulkan
cahaya hijau (Salaki 2000). Molekul klorofil adalah suatu derivat
porfirin yang mempunyai struktur tetrapirol siklis dengan satu cincin
pirol yang sebagian tereduksi (Sumenda dkk, 2011).
Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna
kuning, oranye, merah oranye, serta larut dalam minyak (lipida).
Karotenoid terdapat dalam kloroplas (0,5%) bersama-sama dengan
klorofil (9,3%), terutama pada bagian permukaan atas daun, dekat
dengan dinding sel-sel palisade. Karena itu pada dedaunan hijau selain
klorofil terdapat juga karotenoid. Karotenoid terdapat dalam buah
pepaya, kulit pisang, tomat, cabai merah, mangga, wortel, ubi jalar,
dan pada beberapa bunga yang berwarna kuning dan merah.
Karotenoid merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia sesuai
atau mirip dengan karoten. Karoten sendiri merupakan campuran dari
beberapa senyawa yaitu -, - dan - karoten. Karoten merupakan
hidrokarbon atau turunannya yang terdiri dari beberapa unit isoprena
(satu diena). Sedangkan turunannya yang mengandung oksigen
disebut xantofil. Pada karoten cincinnya tertutup. -karoten banyak
terkandung dalam wortel dan lada, kadang-kadang bebas dan kadan-
kadang bercampur dengan - dan - karoten mempunyai cincin
terminal yang tidak sama (Winarno, 2004).
Antosianin bertanggung jawab atas merah, ungu, dan biru
warna hadir dalam buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Ada 6
anthocyanidins umum (pelargonidin, cyanidin, peonidin, delphinidin,
petunidin, dan malvidin), yang struktur dapat bervariasi dengan
substitusi glikosidik pada 3 dan 5 posisi. Variasi tambahan terjadi
dengan asilasi dari kelompok gula dengan asam-asam organik.
Gambar 1 menunjukkan struktur dasar dari sebuah pigmen antosianin.
Pigmen antosianin yang penting untuk kualitas makanan karena
kontribusi mereka terhadap warna dan penampilan. Ada peningkatan
minat dalam isi antosianin makanan dan nutraceuticals karena
kesehatan yang mungkin manfaat. Kandungan pigmen antosianin juga
bisa menjadi berguna kriteria dalam kontrol kualitas dan pembelian
spesifikasi buah jus, nutraceuticals, dan pewarna alami, pigmen
antosianin monomer reversibel berubah warna dengan perubahan pH;
bentuk oksonium berwarna ada di pH 1.0, dan hemiketal berwarna
bentuk dominan di pH 4,5. Perbedaan absorbansi pigmen di 520 nm
sebanding dengan konsentrasi pigmen. (Lee, 2005).
Klorofil adalah pigmen hijau yang ditemukan di sebagian
besar tanaman, dan namanya berasal dari chloros Yunani (hijau) dan
phyllon (daun) [1, 2]. Ada bentuk yang berbeda dari klorofil. Klorofil
a, kehijauan-kuning dalam larutan, adalah pigmen fotosintesis utama
pada tumbuhan hijau untuk transfer energi cahaya untuk akseptor
kimia. Cahaya yang diserap menyediakan energi untuk fotosintesis.
Sebuah daun hijau menyerap cahaya biru (kebanyakan di 430nm) dan
lampu merah (kebanyakan di 660nm). Hal ini mencerminkan hijau
panjang gelombang, muncul hijau untuk mata manusia. Klorofil a,
sendirian, ditemukan dalam warna biru-hijau dan beberapa ganggang
merah. Pigmen aksesori dalam fotosintesis mentransfer energi cahaya
untuk klorofil a. Salah satunya adalah juga merupakan pigmen
aksesori yang ditemukan dengan Klorofil a di ganggang coklat dan
diatom. Klorofil d, bersama-sama dengan Klorofil a, dalam beberapa
alga merah. Semua bentuk klorofil yang larut dalam minyak [3].
Bentuk klorofil, kecuali c, memiliki 'kepala' dan panjang
'ekor'.Klorofil b, biru-hijau dalam larutan, ditemukan di lebih tinggi
tumbuhan dan ganggang hijau dengan Klorofil a. klorofil c (Inanc,
2011).
Perbedaan jenis ternak telah menunjukkan pula adanya
perbedaan dalam mioglobin otot, tetapi perbedaan yang besar adalah
dalam hal warna dari mioglobin yang timbul karena keadaan
kimiawinya. Seperti halnya hemoglobin, mioglobin juga dapat
membentuk suatu senyawa tambahan yang dapat bereaksi dengan
oksigen dan mengakibatkan perubahan warna. Mioglobin (ungu) yang
telah tereduksi menjadi oksimioglobin (merah cerah). Meskipun
oksimioglobin terjadi hanya pada permukaan daging yang terkena
udara, hal tersebut penting karena itulah warna yang diinginkan oleh
pembeli, yaitu warna merah cerah. Tingkat kecerahan warna
ditentukan oleh tebalnya lapisan oksimioglobin di permukaan atau
daerah oksigen. Bagian ini lebih banyak terjadi pada suhu rendah
dan lebih kecil pada suhu tinggi. Mioglobin dapat mengalami oksidasi
yang sesungguhnya dan menjadi metmioglobin yang berwarna coklat
abu-abu, disebabkan karena kerusakan globin seperti yang terjadi pada
waktu memasak daging dan metmioglobin ini bereaksi dengan ion-ion
nitrit sehingga menghasilkan warna merah muda yang stabil, yang
merupakan warna dari daging yang diasin (cured meat)(Buckle et al,
2010).
Warna daging disebabkan oleh adanya dua pigmen
myoblobin dan hemoglobin. Kedua pigmen mengandung globin
sebagai bagian protein dan gugus hem terdiri atas sistem cincin
porfirin dan atom besi pucat. Derajat kemudahan pemberian pasangan
elektron tersebut menentukan sifat ikatan yang terbentuk dan warna
senyawa kompleks. Faktor lain yang berperan pada pembentukan
warna ialah tahan a oksidasi atom besi dan tahana fisika globin.
Dalam daging segar dan dengan adanya oksigen, terdapat suatu sistem
dinamik yang terdiri atas tiga pigmen, oksimyoglobin, myoglobin, dan
metmyoglobin. Oksimyo globin merupakan kompleks kovalen besi
(II) myoglobin dan oksigen. Myoglobin membentuk kompleks ionik
dengan air jika tidak ada donor pasangan elektron kuat yang dapat
membentuk kompleks kovalen. Oksiimyoglobin dan myoglobin
terdapat dalam kesetimbangan dengan oksigen;oleh karena itu nisbah
pigmen bergantung pada tekanan oksigen. Klorofil adalah pigmen
hijau yang menjadi penyebab warna sayuran berdaun dan beberapa
buah. Dalam daun hijau, klorofil terurai pada saat senesens dan warna
hijau cenderung hilang. Dalam banyak buah klorofil terdapat pada
buah yang belum masak dan hilang secara perlahan-lahan ketika
karotenoid kuning dan merah menggantikannya selama pemasakan.
Dalam tumbuhan, klorofil terisolasi dalam kloroplastid. Kloroplastid
merupakan partikel-partikel sangat renik yang terdiri atas satuan-
satuan yang lebih kecil lagi , disebut grana, yang berukuran biasanya
lebih kecil dari 1 mikrometer dan pada batas resolusi mikroskop
cahaya. Grana sangat terstruktur dan mengandung lamina dan di
antara lamina-lamina ini terletak molekul klorofil (Deman, 1989).
Curing merupakan proses dasar dalam pengolahan daging
yaitu dengan penambahan senyawa garam. Bahan-bahan yang
digunakan adalah senyawa NaCl, garam nitrat/nitrit, dan gula. Daging
yang telah dicuring disebut green cured meat. Dalam proses curing ini
garam NaCl berfungsi sebagai pemberi citarasa dan pengawet karena
sifat ion Cl-nya sebagai anti bakteri, pemakaian garam biasanya pada
konsentrasi 2-5 %. Gula (sukrosa) berperan dalam membantu
membentuk citarasa spesifik dengan garam, dengan jumlah pemakaian
sngat sedikit. Selama proses curing akan terjadi reaksi warna antara
pigmen mioglobin dengan garam nitrat. Pemakaian senyawa
nitrit/nitrat harus dalam batas-batas tertentu karena sifat toksik.
Kandungan senyawa nitrit pada produk akhir harus kurang 200 ppm.
(Muchtadi dkk, 2010).
Buncis (Phaseolus vulgaris) merupakan salah satu bahan
makanan jenis sayuran kacang - kacangan yang biasa dikonsumsi.
Buncis (Phaseolus vulgaris) mendapat perhatian lebih sebagai
makanan Nutraceutical karena kaya akan Phytochemical yang
bermanfaat bagi kesehatan antara lain, flavonoid, kuercetin, steroid,
terpenoid dan tripsin inhibitor. Hasil analisis kadar serat pada
penelitian Muchtadi menyebutkan bahwa buncis (Phaseolus vulgaris)
memiliki nilai serat makanan tidak larut 30,49%, serat makan larut
3,83% dan serat makanan total 34,32%. Kadar serat buncis (Phaseolus
vulgaris) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar serat beberapa
sayuran, seperti pada mentimun dan labu siam. Sedangkan nilai indeks
glikemik buncis (Phaseolus vulgaris) yaitu 24 32 dan beban
glikemik 7.19-21 (Arinisa, 2011)
Kebanyakan produk daging asinan berwarna merah muda dan
warna ini adalah warna yang diinginkan orang. Warna ini disebabkan
oleh reaksi-reaksi ion nitrit dengan zat warna mioglobinnitrit
mioglobin. Mioglobin bereaksi dengan nitrogen oksida nitroso
mioglobin senyawa, yang selanjutnya mengalami perubahan oleh
panas dan garam membentuk nitroso myochromagen yang
mempunyai warna merah muda yang stabil yang merupakan ciri khas
produk-produk daging asin. Pembentukan nitroso mioglobin mudah
terjadi pada pH rendah. Kalau jumlah nitrit berlebihan akan terjadi
warna hijau (choleglobin) dan warna coklat (metmyoglobin) ini harus
dihindari(Martini, 2011).
2. Tinjauan Bahan
Wortel (Daucus carota) mengandung pigmen karotenoid
dalam bentuk vitamin A sekitar 12.000 s.I/100 gram. Studi
epidemiologi menunjukkan bahwa karotenoid memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan. Karotenoid dipengaruhi oleh suhu selama
proses termal. Oleh karena itu wortel pengolahan harus dikendalikan
untuk meminimalkan kerusakan karotenoid selama proses. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan pengolahan suhu, waktu,
dan rasio wortel-tapioka tepung. Diasumsikan bahwa kerusakan
karotenoid dapat diminimalkan dengan menggunakan sesuai rasio
wortel-tepung tapioka, suhu dikontrol, dan waktu dikendalikan dari
proses. Ini Penelitian dilakukan dalam dua tahap. Langkah pertama
dilakukan untuk menentukan sesuai kondisi proses dengan
menggunakan 3 variabel: (1) waktu proses, (2) suhu, dan (3) rasio
carrottapioca tepung. Indikator yang digunakan untuk menentukan
kondisi optimum dari variabel-variabel adalah: Jumlah karotenoid dan
kadar air. Langkah kedua dilakukan untuk mengoptimalkan kondisi
pengolahan dengan menggunakan Central Composite Desain (CCD).
Response Surface Metodologi (RSM) digunakan untuk menganalisis
jumlah karotenoid dan kadar air chip. Ini penelitian menunjukkan
bahwa kondisi optimum untuk pengolahan wortel yang dicapai pada
suhu 45oC, waktu proses 16 menit, dan rasio tepung wortel-tapioka 1:
8.1. Dengan kondisi tersebut, chip wortel yang dihasilkan
mengandung jumlah karotenoid 345,82 ppm. Di sisi lain, kondisi
pengolahan optimum untuk kadar air optimum dari 3% adalah
diperoleh pada suhu 520C, waktu proses 29 menit, dan rasio tepung
wortel-tapioka (Masud, 2011).
Bawang merah adalah kelompok dari keluarga bawang yang
berharga yang halus, rasa seperti jenis onions. Banyak gourmet koki
menggunakan bawang merah untuk saus, semur, gravies dan daging
panggang. Bawang merah yang ditanam dan dirawat dalam banyak
cara yang sama seperti onions. Meskipun ada beberapa varietas
bawang merah, mereka biasanya tercantum dalam katalog taman
hanya sebagai "bawang merah." Umbi untuk penanaman dapat
diperoleh dari rumah benih, dari sesama tukang kebun atau dari
bagian gourmet dari toko makanan. Bawang merah dapat ditarik
sebagai bawang hijau ketika bawang. Lampu kering dapat
ditempatkan dalam kantong jala puncak mereka 6 sampai 8 inci tinggi.
Setiap bola dan disimpan di bawah dingin, kondisi kering. Bawang
merah tetap ("daun bawang") akan 3/8 inci atau lebih besar dengan
diameter. Untuk baik dan mudah disimpan sampai waktu tanam dalam
simplisia kering, memungkinkan bagian atas tanaman mereda di
musim semi. Juli. Panen dan menangani dengan cara yang sama
seperti kering (Andersen, 2010).
Dua bahan utama yang harus digunakan untuk mengawetkan
daging adalah garam dan nitrit. Meskipun, zat-zat lain dapat
ditambahkan untuk mempercepat curing, menstabilkan warna,
memodifikasi rasa, dan mengurangi penyusutan selama pemrosesan.
Fungsi utama dari garam dalam produk disembuhkan lain adalah
untuk menambah rasa. namun; bahkan pada konsentrasi rendah garam
memiliki beberapa tindakan pengawet. Kadar garam tergantung pada
selera konsumen, tetapi konsentrasi 2-3 persen dalam produk adalah
benar. Nitrat dan nitrit, baik kalium atau garam natrium, digunakan
untuk mengembangkan warna daging sembuh. Mereka menimbulkan
kemerahan cerah, warna pink, yang diinginkan dalam produk
disembuhkan. Selain peran warna, nitrat dan nitrit memiliki efek
diucapkan pada rasa. Nitrat dan nitrit harus digunakan dengan hati-
hati selama menyembuhkan. Mereka beracun bila digunakan dalam
jumlah besar. Peraturan Federal dan Negara Daging Inspeksi
membatasi jumlah yang dapat digunakan dalam menyembuhkan.
Adalah penting bahwa jumlah yang tepat digunakan dan campuran
curing adalah benar-benar dicampur (Ray, 2010).
3. Metodologi
1. Alat
a. Gelas Beaker
b. Kompor
c. Panci
d. Pengaduk kaca
e. Penjepit Tabung Reaksi
f. pH Meter
g. Pipet tetes
h. Pipet volume
i. Pisau
j. Propipet
k. Rak tabung reaksi
l. Stopwatch/Alat Ukur Waktu
m. Tabung Reaksi
n. Termometer
o. Timbangan
p. Gelas ukur
2. Bahan
a. Air ledeng
b. Aquades
c. Asam cuka
d. Bawang merah
e. Buncis
f. Daging sapi
g. Larutan FeCl3 50 ppm
h. Larutan MgCl2 50 ppm
i. Na Nitrat (kristal)
j. Na Nitrit (kristal)
k. NaHCO3 kristal
l. Vitamin C (Kristal)
m. Wortel
3. Cara Kerja
A. Pengaruh beberapa perlakuan terhadap zat warna buah/sayuran
Diisi dengan
Diukur pH setiap bahan yang ada pada gelas beaker dan diamati warnanya
Diamati warnanya
5 gr daging sapi