You are on page 1of 11

SEJARAH AWAL MULANYA PERTANIAN

DI SUSUN

Oleh:

MAHFUDHLAZI ALAMANI
NPM : 1713010031

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Sejarah Awal Mulanya Pertanian

Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang sejarah awal mulanya
pertanian ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banda Aceh , 06 Desember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar . .................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang . 1
BAB II PEMBAHASAN. 2
1. Pengertian Ilmu Pertanian 2
2. Sejarah Ilmu Pertanian 2
BAB III PENUTUP 7
1. Kesimpulan . 7
3. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA . 8
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kegiatan pertanian sudah mulai di kenal ketika manusia mulai mengambil peranan dalam proses
kegiatan tanaman dan hewan serta pengaturannya untuk memenuhi kebutuhan. Tingkat
kemajuan pertanian mulai dari mengumpul dan berburu, pertanian primitive, pertanian
tradisional sampai pertanian modern.
Banyak pelaku pertanian yang belum mengetahui secara jelas tentang sejarah pertanian yang ada
utamanya di Indonesia, sebagian besar mereka hanyalah menjalankan apa yang telah dilakukan
oleh orang-orang sebelum mereka untuk melakukan kegiatan pertanian. Seiring dengan kegiatan
pertanian pasti tidak lepas dengan adanya kegiatan bisnis atau usaha dalam rangka penjualan
atau pemanfaata hasil pertanian, maka tidak jarang dari mereka untuk mengelola atau menjual
hasil produksi paska panen untuk kebutuhan sehari-hari atau bahkan sudah menjadi bisnis
tersendiri oleh sebagian orang yang mampu untuk menjalankannya.
Maka dengan tersusunnya makalah ini penulis berharap dapat memberikan sedikit wawasan
tentang sejarah pertanian dan bagaimana tentang pengelolaan hasil produksi paska panen dalam
dunia pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Ilmu Pertanian

Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan dari
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian rakyat
sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit, kehutanan, peternakan,
dan perikanan. Semua itu merupakan hal yang penting. Secara garis besar, pengertian Pertanian
dapat diringkas menjadi (1) Proses Produksi; (2) Pertanian atau pengusaha; (3) Tanah tempat
Usaha; (4) Usaha Pertanian (Farm business)
Awal kegiatan pertanianterjadi ketika manusia mulai mengambil peranan dalam proses kegiatan
tanaman dan hewan serta pengaturannya untuk memenuhi kebutuhan. Tingkat kemajuan
pertanian mulai dari mengumpul dan berburu, pertanian primitive, pertanian tradisional sampai
pertanian moderen.
Pertanian dapat diberikan dalam arti terbatas dan arti luas. Dalam arti terbatas pertanian adalah
pengelolahan tanaman dam lingkungannya agar memberikan suatu produk. Sedangkan dalam arti
luas, pertanian ialah mengelola tanaman, ternak, dan ikan agar memberikan suatu produk jauh
lebih baik daripada apabila tanaman, ternak, atau ikan tersebut dibiarkan hidup secara alami.
Ilmu pertanian adalah ilmu yang mempelajadi bagaimana mengelola tanaman, ternak, ikan dan
lingkungannya agar memberikan hasil yang semaksimal mungkin. Ilmu sekarang sudah
berkembang menjadi ilmu pertanian yang sangat luas, tidak hanya mempelajadi pengelolaan
tanaman. Ilmu peternakan tidak hanya mempelajari ilmu ternak, ilmu perikanan tidak hanya
mempelajari uilmu pengelolaan ikan dan hewan air lainnya. Oelh karena itu, ketiga ilmu tersebut
termasuk ilmu pertanian dalam arti luas, sedangkan imu yang hanya mempelajari pengeolaan
tanaman biasa disebut ilmu pertanian dalam arti terbatas.

2. Sejarah Pertanian

Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu
masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian memaksa
suatu kelompok orang untuk menetap dan dengan demikian mendorong kemunculan peradaban.
Terjadi perubahan dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan,
dan juga kesenian akibat diadopsinya teknologi pertanian. Kebudayaan masyarakat yang
tergantung pada aspek pertanian diistilahkan sebagai kebudayaan agraris.

Sebagai bagian dari kebudayaan manusia, pertanian telah membawa revolusi yang besar dalam
kehidupan manusia sebelum revolusi industri. Bahkan dapat dikatakan, revolusi pertanian adalah
revolusi kebudayaan pertama yang dialami manusia.
Agak sulit membuat suatu garis sejarah pertanian dunia, karena setiap bagian dunia memiliki
perkembangan penguasaan teknologi pertanian yang berbeda-beda. Di beberapa bagian Afrika
atau Amerika masih dijumpai masyarakat yang semi-nomaden (setengah pengembara), yang
telah mampu melakukan kegiatan peternakan atau bercocok tanam, namun tetap berpindah-
pindah demi menjaga pasokan pangan. Sementara itu, di Amerika Utara dan Eropa traktor-
traktor besar yang ditangani oleh satu orang telah mampu mendukung penyediaan pangan
ratusan orang.
Zaman Mesopotamia yang merupakan awal perkembangan kebudayaan, merupakan zaman yang
turut menentukan sistem pertanian kuno. Perekonomian kota yang pertama berkembang di sana
dilandaskan pada teknologi pertanian yang berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung, dan jutu
tulis-juru tulis.
Penciptaan surplus sosial menyebabkan terjadinya lembaga ekonomi berdasar peperangan dan
perbudakan. Administrasi untuk surplus yang harus disimpan mendesak kebutuhan sistem
akuntansi. Pemecahan masalah ini datang 6.000 tahun yang lalu dengan terciptanya tulisan-
tulisan yang merupakan awal kebudayaan. Kebudayaan Mesopotamia bertahan untuk beribu
tahun di bawah banyak pemerintahan yang berbeda. Pengaruhnya, walaupun sukar didefinisikan
secara tepat, memancar ke Siria dan Mesir dan mungkin juga ke India dan Cina.

Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih penting untuk
persediaan pangan dunia: gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitum dan anggur. Kebudayaan
kuni dari Mesopotamia Sumeria, Babilonia, Asiria, Cahldea mengembangkan pertanian yang
bertambah kompleks dan terintegrasi. Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-taman
dan kebun-kebun yang beririgasi. Emapt ribu tahun yang lalu saluran irigasi dari bata dengan
sambungan beraspal membantu areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk memberi
pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman.
Pengetahuan tentang pertanian kuno di mana pun tidak lebih banyak dari pada di Mesir, di mana
pasri yang bertiup dari gurun memelihara data dan catatan dari zaman yang menakjubkan.
Walaupun lembah Nil telah mendukung manusia sekurang-kurangnya 20.000 tahun, di duga
perkembangan pertaniannya yang mendorong perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah
mediteran.

Kebudayaan Mesir jaya, yang berpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan Barat sekarang, adalah
makmur dalam keberlimpahan pertanian yang dimungkinkan oleh kebanjiran Sungai Nil yang
menyuburkan tanah kembali. Orang Mesir adalah akhli dalam mengembangkan teknik drainase
dan irigasi. Drainase yaitu pembuangan kelebihan air, merupakan tuntutan di daerah seperti
lembah Nil; hal ini meminta pengembangan lereng-lereng lahan dan pembuatan sistem
pengangkutan serta saluran air yang efisien. Irigasi yaitu pemberian air pada tanaman secara
buatan, menyangkut penadahan, pengantaran dan pemberian air. Masalah drainase dan irigasi
saling menjalin; pemecahannya oleh orang Mesir dengan membangun serentetan parit untuk
menyimpan air dan saluran yang melayani kedua tujuan tersebut. Orang Mesir mengembangkan
teknik menaikkan air, yang masih dipakai sekarang. Penemuan yang utama adalah shaduf, yang
memungkinkan menaikkan 2.250 liter air setinggi 1.8 m tiap hari kerja pria.
Teknologi pengolahan tanah dapat dilacak lewat perbaikan cangkul. Cangkul asalnya dari suatu
tongkat bercabang yang lancip dan digunakan dengan gerakan memotong. Bajak kuno juga
hanya merupakan cangkul yang ditarik manusia (belakangan oleh hewan) untuk menggaruk
permukaan tanah, dan masih banyak digunakan kini di banyak bagian dunia. Kemudian bajak
diperbaiki dengan penemplean besi di bagian yang besinggungan dengan tanah dan dengan
konstruksi yang lebih kuat dan efisien. Orang-orang Mesir menggunakan berbagai alat potong
pada waktu panen, salah satunya adalah arit yang merupakan alat yang paling baik ketika itu.
Orang Mesir mengembangkan berbagai teknologi yang berhubungan dengan seni masak
industri keramik, pemanggangan, pembuatan anggur dan penyimpanan pangan. Cara-cara
penyimpanan termsuk fermentasi, pembuatan acar, pengeringan, pengasapan dan pemberian
garam. Banyak tanaman dibudidayakan untuk serat, minyak dan tujuan-tujuan industri lain;
papirus untuk kertas, jarak untuk minyak, pinus untuk malam (lilin). Mereka menciptakan jamu-
jamuan yang pertama, koleksi tanaman obat, dan industri rempah-rempah, wangi-wangian dan
kosmetik.
Sepanjang Sungai Nil diciptakan kebun-kebun formal luas, penuh dengan tanaman-tanaman hias
eksotik dan kolam kolam berisi ikan dan teratai. Di kebun buah (orchard), kurma, anggur, ara,
lemon dan delima diusahakan. Kebun sayur berisi ketimun, articoke, bawang putih, perai,
bawang bombay, slada, menta, endewi, cikori, logak, dan berbagai labu.
Kebudayaan Mesir bertahan selama 35 abad, dan kemudian pelaut-pelaut phoenicia meneruskan
warisan teknologi Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan Yunani yang sedang muncul.
Yunani. Walaupun orang-orang Yunani hanya sedikit menambah kemahiran praktek, sikap
analitik dan keingintahuannya terhadap alam benda memberi pengaruh besar pada kemajuan
teknolgoi di masa datang. Ilmu Botani berasal dari pikiran Yunani zaman itu. Dua buah tulisan
terkenal, History of plants dan Causes of Plants dari Theopratus murid Aristoteles
mempengaruhi Ilmu Botani hingga abad 17. Dia dipandang sebagai Bapak Ilmu Botani. Tulisan
tersebut mencakup judul-judul yang beraneka ragam seperti morfologi, klasifikasi, pembiakan
dengan biji dan secara vegetatif, geografi tumbuhan, kehutanan, horikultur, parmakologi, hama
dan bau serta rasa tanaman. Diperbincangkan sebanyak 500 tanaman liar dan tanaman pertanian.
Dia membedakan Angiospermae dan Gymnospermae, Monokotil dan Dikotil, membahas
pembentukan lingkaran tahun dan cara-cara mengumpulkan damar (resins) dan ter. Bahkan
membahas penyerbukan pohon kurma betina dengan bunga-bunga dari pohon jantan yang tak
berbuah. Hal ini merupakan pengetahuan kelamin pada tanam, sesuatu yang lama menghilang
dan baru diketahui lagi 2.000 tahun berikutnya.
Cendekiawan Yunani ternyata tak mampu bertahan secara politik. Persaingan dan peperangan
antar kota membawa ke kejatuha oleh tentara Macedonia. Ada yang melacak kejatuhan Yunani
pada akibat peningkatan populasi pada merosotnya sumber-sumberdaya alam baik oleh
peperangan maupun oleh kebusukan dari dalam. Kelihatan bahwa dasar pertanian Yunani tak
cukup untuk menyokong kebudayaan yang selalu tumbuh.
Kebudayaan Yunani diserap oleh bangsa baru ke barat. Kekaisaran Romawi, berbeda dengan
Yunani, dibangun dari dasar sumberdaya alam yang kokoh kuat. Kebalikan dari bangsa Yunani,
bangsa Romawi sangat tertarik pada aspek praktis dari pertanian. Pertanian merupakan bagian
penting dari ekonomi dan urusan yang sungguh-sungguh. Sumber penghasilan utama dari
Romawi adalah pajak tanah; perundang-undangannya yang paling penting berurusan dengan
rencana agraria; kekayaan besar diinvestasikan pada lahan pertanian. Romawi tumbuh ke
kejayaan pada landasan teknologi pertanian yang sehat dan berfungsi. Sewaktu mereka
menaklukkan, mereka membangun suatu kebudayaan yang asalnya Yunani tetapi
pelaksanaannya secara Romawi.
Walaupun orang Romawi hanya memiliki sedikit ide asli, akan tetapi mereka terkenal betul betul
memperbaiki yang mereka temukan. Tanda perdagangan yang bertahan lama adalah jalan-jalan
dan jalan air. Orang-orang Romawi berpikiran moderan, beradab dan berpusat ke kota, tetapi
bisnis dan kecenderungannya terikat pada tanah.
Praktek pertanian Romawi dibukukan secara baik. Tulisan mengenai pertanian yang pertama
adalah De agricultura karangan Marcus Porceus Cato (234 149 SM), yang menulis aspek-aspek
praktis dari pengelolaan tanaman dan ternak, terutama mengenai keuntungan. Asal-usul filosofi
desa ditemui dalam kesimpulannya bahwa petani bukan hanya penduduk yang terbaik, tetapi
juga tentara terbaik. Seratus tahun berikutnya tulisan Marcus Terentius Varro (116 28 SM)
yaitu De re rustica libri III, menekankan ketergantungannya negeri sekemakmuran pada
pertanian yang sehat. Tulisan-tulisan lain adalah Georgica karangan Vergilius (70 19 SM) dan
banyak lain. Historia naturalis karangan Plinius (23 79 M) memuat kumpulan ilmu maupun
hal-hal yang tidak diketahui. Dari tulisan-tulisan ini pertanian Romawi dapat dipelajari.
Dalam tulisan-tulisan pertanian dicatat adanya penyambungan tanaman (grafting dan budding),
poenggunaan berjenis-jenis varietas buah dan sayuran, rotasi pupuk hijau, penggunaan pupuk
kandang, pengembalian kesuburan tnah, bahkan penyimpanan dingin untuk buah-buahan.
Dikenal pula suatu specularium, rumah kaca dari mika, untuk menanam sayuran pada musim
dingin. Di Romawilah mulainya kebun tanaman hias berkembang sampai tingkat tinggi.
Pada masa awal sejarah Romawi lembaga pertanian yang pokok adalah masyarakat desa. Milik
perorangan kecil, berkisar dari satu hingga mepat acre dan dikelola secara intensif. Setelah
negara Romawi berkembang wilayahnya dan memiliki tenaga kerja perbudakan dari menang
perang, muncul unit produksi yang lebih tinggi. Ini didapat dari tanah-tanah negara yang dibagi-
bagikan. Hasil sistem perkebuan merangsang pertumbuhan kekayaan perotangan yang hebat
yang mendorong penyapan dan korupsi yang menjalar dengan dahsyat. Kenaikan tenaga kerja
murah dari budak-budak dan meningkatnya ukuran milik perorangan berakibatkan
ketidakseimbangan sosial. Tentara-petani-penduduk kehilangan tempatnya sebagai kekuatan
stabilisasi dalam kehidupan Romawi.
Kemudian setelah kejayaan dialami, banyak sistem pertanian tak sehat muncul. Absente
ownership, perbudakan, membawa kerusakan tanah yang menurunkan produktivitas. Di
samping itu upeti-upeti dari negara-negara luar mengendurkan semangat berproduksi tinggi.
Bangun dan jatuhnya keberuntungan politik kekaisaran Romawi sejajar dengan trend dalam
pertanian. Beban untuk mendukung dan mempertahankan negara yang overexpanded
meremehkan dasar-dasar pertnaian; pertanian yang kelelahan dan tidak stabil mengurangi daya
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Abad pertengahan. Dengan runtuhnya Romawi dan Negara Barat, kemajuan teknologi beralih ke
Timur Tengah. Setelah tahun 700 M, kebudayaan Islam yang menyumbang hasil-hasil
kebudayaannya kepada dunia. Kebudayaan Islam muncul dengan menyumbangkan hasil-hasil
teknologi dan ilmu pengetahuannya yang jauh lebih rasional dan ilmiah dibandingkan dengan
kebudayaan-kebudayaan sebelumnya.
Di daerah lain yang berjauhan lokasinya dikembangkan jenis tanaman lain sesuai keadaan
topografi dan iklim. Di Tiongkok, padi (Oryza sativa) dan jewawut (dalam pengertian umum
sebagai padanan millet) mulai didomestikasi sejak 7500 SM dan diikuti dengan kedelai, kacang
hijau, dan kacang azuki. Padi (Oryza glaberrima) dan sorgum dikembangkan di daerah Sahel,
Afrika 5000 SM. Tanaman lokal yang berbeda mungkin telah dibudidayakan juga secara
tersendiri di Afrika Barat, Ethiopia, dan Papua. Tiga daerah yang terpisah di Amerika (yaitu
Amerika Tengah, daerah Peru-Bolivia, dan hulu Amazon) secara terpisah mulai
membudidayakan jagung, labu, kentang, dan bunga matahari.
Kondisi tropika di Afrika dan Asia Tropik, termasuk Nusantara, cenderung mengembangkan
masyarakat yang tetap mempertahankan perburuan dan peramuan karena relatif mudahnya
memperoleh bahan pangan. Migrasi masyarakat Austronesia yang telah mengenal pertanian ke
wilayah Nusantara membawa serta teknologi budidaya padi sawah serta perladangan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pertanian bermula sebagai dampak perubahan iklim dunia
dan adaptasi oleh tanaman terhadap perubahan ini.
BAB III
PENUTUP

1. Simpulan

Berdasarkan uraian bahasan Sejarah Awal Mulanya Pertanian dapat disimpulkan bahwa :

1. Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan proses pertumbuhan
dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian
rakyat sedangkan pertanian dalam arti luas meliputi pertanian dalam arti sempit,
kehutanan, peternakan, dan perikanan. Semua itu merupakan hal yang penting. Secara
garis besar, pengertian Pertanian dapat diringkas menjadi (1) Proses Produksi; (2)
Pertanian atau pengusaha; (3) Tanah tempat Usaha; (4) usaha Pertanian (Farm business)
2. Secara umum Sejarah pertanian dimulai sejak nenek moyang turun dari pepohonan mulai
hidup berburu dan nomadem (berpindah). Pemukiman permanent adalah goa yang
merupakan petunjuk awal dari perkembangan pertanian sosial budaya dan lain
sebagainya.Revolusi pertanian dari beruburu dan bercocok tanam secara menetap dengan
ciri-ciri sebagaiberikut :
3. Ekstensifikasi pertanian
4. Hewan di jinakkan dan diternak
5. Tenaga kerja manusia berharga
6. Pengelolaan perpustakaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya
7. Pasaran hasil pertanian dapat dilakukan dalam negeri (domestic) maupun pasaran luar
negeri (ekspor). Produk-produk pertanian yang dipasarkan tersebut bisa dalam bentuk
mentah, olahan, maupun sebagai bahan baku industry.

2. Saran

Bertolak dari peranan perpustakaan yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan
program pendidikan di sekolah, penyusun memberikan saran sebagai berikut:

1. Agar pertanian tidak hanya dipandang dalam arti sempit, dimana bidang pertanian sangat
banyak dan luas.
2. Menyampaikan sejarah pertanian dan perkembangannya demi kemajuan pertanian serta
penerapan teknologi dalam pertanian.
3. Memberikan wawasan kepada para petani dalam hal pengelolaan hasil panen dan
manajemen yang baik dalam rangka kesejahteraan para petani, dimana dapat kita ketahui
banyak para petani yang merasa dirugikan dalam penjualan atau pemasaran dari hasil
peranian mereka.
Daftar Pustaka

Soetriono. 2006. Pengantar Teknologi Industri Pertanian. Jember: Banyumedia Publishing.


http://www.makalah-di.blogspot.com

You might also like