You are on page 1of 11

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Rahmawati Dalle


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Nim : F 121 16 094
Filum Porifera

Keterangan :
1.Ostia
2.Ektoderm
3.Eksoderm
4. Test

No. Sampel : 01
Filum : PORIFERA
Kelas : CALCISPONGIAE
Ordo : LEUCOSOLENIDA
Family : LELAPIIDAE
Genus : Raphidonema
Spesies : Raphidonema Sp
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Permineralisasi)
Bentuk : Plate
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3 )
Umur : Kapur (66-141 juta tahun yang lalu.)
Keterangan : Fosil ini berasal dari spesies Raphidonema Sp, genus Raphidonema family
LELAPIIDAE, ordo LEUCOSOLENIDA, kelas CALCISPONGIAE, filum PORIFERA. Setelah
organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es ke
daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan
akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan
mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial
sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan
yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan
dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang
memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik sehingga
fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya
eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Konveks, yaitu fosil yang cembung slah satu sisinya,
dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti
1. Ostia yaitu lubang kecil tenpat masuknya air kedalam tubuh
2. Ektoderm yaitu lapisan dalam
3. Eksoderm yaitu lapisan luar
4. Test adalah kenampakan seluruh fosil
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,
maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3) hal ini menandakan
bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah di laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi
umur fosil ini adalah Kapur ( 66-141 juta tahun yang lalu.)
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan
pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.
REFERENSI : www.fossilshells.nl/porifera.htlm

Catatan Asisten Paraf Asisten


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Rahmawati Dalle
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Nim : F 121 16 094
Filum Porifera

Keterangan
1. Oral disk
2. Oral opening
3. Test
4. Ostia

No. Sampel : 02
Filum : PORIFERA
Kelas : DESMOSPONGIAE
Ordo : TETRALITHISTIDA
Family : JEREIDAE
Genus : Jerea Pyriformis
Spesies : Jerea Pyriformis Sp
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Permineralisasi)
Bentuk : Konveks
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3 )
Umur : Kapur ( 100-70 juta tahun yang lalu)
Keterangan : Fosil ini berasal dari spesies Jerea Pyriformis Sp, genus Jerea Pyriformis
family JEREIDAE, ordo TETRALITHISTIDA, kelas DEMOSPONGIAE, filum PORIFERA
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau
es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap
pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah
itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan
mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial
sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan
yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan
dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang
memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik sehingga
fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya
eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Tabular, yaitu fosil yang menyerupai tabung, dan
bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti
1. Oral disk lingkaran besar pada fosil
2. Oral opening yaitu lingkaan kecil yang berada di dalam oral disk
3. Test adalah kenampakn seluruh bagian fosil
4. Ostia yaitu lubang kecil tenpat masuknya air kedalam tubuh
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,
maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3) hal ini menandakan
bahwa fosil ini terndapkan di laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah
Kapur (100-70 juta tahun yang lalu)
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan
pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi,
REFERENSI : www.fossilshells.nl/porifera.htlm

Catatan Asisten Paraf Asisten


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Rahmawati Dalle
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Nim : F 121 16 094
Filum Porifera

Keterangan :
1.Ostia
2.Spongcoel
3.Test

No. Sampel : 03
Filum : PORIFERA
Kelas : CALCISPONGIAE
Ordo : SPHAEROCOELIIDA
Family : SPHAEROCOELIIDAE
Genus : Barroisia
Spesies : Barroisia Sp
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Permineralisasi)
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3 )
Umur : Kapur Atas ( 100-66 juta tahun yang lalu)
Keterangan : Fosil ini berasal dari spesies Barroisia Sp, genus Barroisia family
SPHAEROCOELIIDAE, ordo SPHAEROCOELIIDA, kelas CALCAREA, filum PORIFERA.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau
es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap
pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah
itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan
mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial
sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan
yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan
dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang
memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga enndogen berupa tektonik sehingga
fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya
eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical, yaitu
fosil yang terbentuk kerucut . Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti,
1. Ostia yaitu lubang kecil tempat maasuknya air ke dalam tubuh
2. Spongocoel salurantengah tubuh
3. Test adalah kenampakan seluruh tubuh
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,
maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3) hal ini menandakan
bahwa lingkungan pengendapannya di daerah laut dangkal. Berdasrkan skala waktu geologi umur
fosil ini adalah Kapur Atas ( 100-66 juta tahun yang lalu)
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan
pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim
pada saat terjadinya sedimentasi.
REFERENSI : www.fossilshells.nl/porifera.htlm

Catatan Asisten Paraf Asisten


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Rahmawati Dalle
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Nim : F 121 16 094
Filum Porifera

Keterangan :
1.Ostia
2.Spongocoel
3.Test

No. Sampel : 04
Filum : PORIFERA
Kelas : HEXACTINELLIDA
Ordo : TETRALITHISTIDA
Family : SIPHONIIDAE
Genus : Siphonia
Spesies : Siphonia Sp
Proses Pemfosilan : petrifikasi (Permineralisasi)
Bentuk : Conical
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3 )
Umur : Kapur ( 100 Juta Tahun Yang Lalu)
Keterangan : Fosil ini berasal dari spesies Siphonia Sp, genus Siphonia family
SIPHONIIDAE, ordo TETRALITHISTIDA, kelas DEMOSPONGIAE, filum PORIFERA.Setelah
organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa air, angin atau es ke
daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan
akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori akan
mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar, masuklah material
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan mterial
sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan
yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Permineralisasi adalah proses pengawetan
dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang
memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik sehingga fosil yang
berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen
lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Conical, yaitu
fosil yang terbentuk kerucut . Dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti,
1.Ostia yaitu lubang kecil tempat maasuknya air ke dalam tubuh
2.Spongocoel salurantengah tubuh
3.Test adalah kenampakan seluruh tubuh
Jika ditetesi dgn larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,
maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3) hal ini menandakan
bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah di laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi
umur fosil ini adalah Kapur ( 100 Juta Tahun Yang Lalu)
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan
pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi.

REFERENSI : www.fossilshells.nl/porifera.htlm

Catatan Asisten Paraf Asisten


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Rahmawati Dalle
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Acara 3 : Nim : F 121 16 094
Filum Porifera

Keterangan :
1.Ostia
2.Ektoderm
3. Holdfast
4. Test

No. Sampel : 05
Filum : PORIFERA
Kelas : CALCISPONGIAE
Ordo : SCLERACTINIA
Family : MEANDRINIDAE
Genus : Plocoscyhia Meandrina
Spesies : Plocoscyhia Meandrina Sp
Proses Pemfosilan : Petrifikasi (Permineralisasi)
Bentuk : Plate
Komposisi Kimia : Kalsium Karbonat (CaCO3)
Umur : Kapur (100 juta tahun yang lalu)
Keterangan : Fosil ini berasal dari spesies plocoscyhia meandrina sp, genus plocoscyhia
meandrina, family MEANDRINIDAE, ordo SCLERACTINIA, kelas ANTHOZOA, filum
CNIDARIA. Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi berupa
air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material yang tidak resisten
terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material yang resisten terhadap
pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.
Bersaman dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan
inilah material akan terakumulasi, semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi
mengakibatkan pori-pori akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan
keluar, masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan
terjadi proses leaching (proses pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi
fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah permineralisasi. Mineralisasi adalah
proses pengawetan dimana rongga dalam cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air
tanah yang memasukinya, sehingga terbentuk cetakan bagian dalam dari cangkang.
Proses munculnya fosil ini di pengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik sehingga
fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di permukaan, akan terkena gaya
eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Konveks, yaitu fosil yang cembung slah satu sisinya,
dan bagian fosil yang masih dapat dijumpai seperti
1. Ostia yaitu lubang kecil tenpat masuknya air kedalam tubuh
2. Ektoderm yaitu lapisan dalam
3. Holdfast dan endoderm yaitu lapian dalam
4. Test adalah kenampakan seluruh tubuh fosil
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih,
maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3), menandakan bahwa
lingkungan pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adalah Kapur (100 juta tahun yang lalu)
Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan
pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadinya sedimentasi,
REFERENSI : www.fossilshells.nl/porifera.htlm

Catatan Asisten Paraf Asisten


KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

ACARA 3

FILUM PORIFERA

RAHMAWATI DALLE

F 121 16 094

PALU

2017

You might also like