You are on page 1of 35

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan
karuniaNya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan peraktikum Teknik
Peledakan ini. Laporan ini saya susun berdasarkan praktek yang telah dilakukan atas
bimbingan Dosen-dosen praktikum Teknik peledakan.

Laporan ini juga menjadi salah satu syarat kegiatan yang harus ditempuh agar
dapat penilaian dari mata kuliah Teknik Peledakan.

Dengan selesainya laporan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada asisten dosen yang telah memandu jalannya praktikum.

Saya menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna, maka dengan itu saya
memohon kritik dan saran agar dapat menjadi motivasi saya agar dapat lebih baik
lagi.

Page | i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Daftar Gambar ................

Daftar Tabel .

Bab I. Pendahuluan

1.1.Latar Belakang .
1.2. Tujuan .
1.3. Praktek .
1.4. Peralatan .
1.5. Langkah percobaan .

Bab II. Landasan Teori .

2.1. klasifikasi Bahan Peledak .

2.2. Bahan peledak Kimia .

2.3. Bahan Peledak Lemah (Low Explosive) .

2.4. Bahan Peledak Kuat .

2.5. Sifat-sifat Bahan Peledak .

2.6. Sifat-sifat Fisik .

2.7. Sifat-Sifat Detonasi .

Bab III. Hasil dan Pembahasan ........

3.1. Hasil

Page | ii
3.2. Pembahasan .

Bab IV. Penutup .

4.1. Kesimpulan .

4.2. Saran .........

DAFTAR PUSTAKA .

LAMPIRAN .

Page | iii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1. klasifikasi Bahan peledak menurut JJ Manon, 1976 .

Page | iv
DAFTAR TABEL

TABEL 3.1. Klasifikasi metode pemecahan batuan .

TABEL 3.2. klasifikasi bahan peledak menurut Anon .

TABEL 3.3. Kisaran bobot isi bahan peledak .

TABEL 3.4. klasifikasi fumes dari bahan peledak .

TABEL 3.5. Data Blasting PT.ITY .

TABEL 3.6. Total keseluruhan ANFO, AN, FO, jumlah detonator, dayagel
magnum dalam waktu 27 hari .

Page | v
Page | vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada proses penambangan pada tambang terbuka dilakukan proses blasting yang
apabila diperlukan. Blasting atau peledakan adalah kegiatan pemecahan suatu
material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak .Proses blasting dilakukan
di daerah atau kawasan yang batuan yang memiliki tekstur yang keras. Pada
proses blasting ini diperlukan berbagai bahan yang mendukung terjadinya proses
suatu peledakan, yang utama yaitu bahan peledak.
Bahan peledak (handak) adalah suatu bahan kimia yang berupa senyawa tunggal
atau campurannya yang berbentuk padat atau cair, yang apabila dikenai suatu
aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal dapat bereaksi dengan
kecepatan tinggi dan akan berubah menjadi bahan-bahan yang lebih stabil yang
sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai dengan panas dan tekanan
yang sangat tinggi.

1.2. Tujuan
a. Mengetahui sifat-sifat bahan peledak
b. Mengetahui klasifikasi bahan peledak
c. Mengetahui tipe dan jenis bahan peledak industri

1.3. Praktek
Membuat sketsa jenis-jenis bahan peledak dan memeriksa spesifikasinya

Page | 1
1.4. Peralatan
a. Dummy bahan peledak
b. Contoh spesifikasi bahan peledak

1.5. Langkah percobaan


a. Amati dummy bahan peledak dan perhatikan spesifikasinya
b. Buat sketsa jenis-jenis bahan peledak dan deskripsinya
c. Jelaskan sifat-sifat bahan peledak
d. Memberikan pertimbangan dalam memilih density bahan peledak jika akan
digunakan pada daerah berair
e. Jelaskan apakah demotin cocok untuk pemakaian di tambang bawah tanah

Page | 2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. klasifikasi Bahan Peledak


Pada Tabel 3.1. terlihat klasifikasi metode pemecahan batuan berdasarkan energi
yang digunakan. Dari metode yang disebutkan diatas hanya energi kimia yang
dipergunakan secara luas untuk pemberaian batuan yang kuat. Kecuali bahan
peledak kimia, masih ada jenis bahan peledak lain, yaitu bahan peledak mekanis
(mechanical explosive) dan nuklir (nuclear) seperti yang tercantum pada
klasifikasi bahan peledak menurut Manon, 1976.

Tabel 3.1.
Klasifikasi metode pemecahan batuan

Page | 3
Menurut Manon, permissible explosive digolongkan kedalam bahan peledak lemah,
hal tersebut kurang karena tidak semua permissible explosives merupakan bahan
peledak leamh, sebenearnya masih ada beberapa cara dalam menyusun klasifikasi
bahan peledak antara lain:

Menurut Manon (1976), bahan peledak dibagi menjadi :


a. Bahan peledak kimia
b. Bahan peledak mekanis
c. Bahan peledak nuklir

Menurut Mike Smith (Mining Magazine, Feb. 1988) bahan peledak dibagi
menjadi :
a. Bahan peledak kuat (high explosives)
b. Blasting agents
c. Speciality explosives
d. Explosive substitutes

Page | 4
Gambar 3.1. klasifikasi Bahan peledak menurut JJ Manon, 1976

2.2. Bahan peledak Kimia


Bahan peledak kimia yang banyak digunakan di dunia industri
pertambangan, oleh beberapa penulis diklasifikasikan sebagai berikut :
Menurut R. L. Ash bahan peledak kimia dibagi menjadi :
a. Bahan peledak kuat (high explosive), yang memiliki sifat detonation
dengan kecepatan detonasi 5.000 - 24.000 feet per second (fps).
b. Bahan peledak lemah (low explosive), yang memiliki sifat deflagration
dengan kecepatan reaksi < 5.000 fps.

Menurut Anon (1977) bahan peledak kimia diklasifikasikan menjadi :


a. Bahan peledak lemah (low explosives)
b. Bahan peledak kuat (high explosives)
c. Blasting agents
Bahan peledak kimia adalah senyawa kimia atau campuran senyawa kimia
yang apabila dikenakan panas, benturan, gesekan atau kejutan (shock) secara
cepat dengan sendirinya akan bereaksi dan terurai (exothermic decomposition).
Penguraian ini menghasilkan produk yang lebih stabil, umumnya berupa gas-gas
bertekanan tinggi, karena gas-gas tersebut mengembang pada suhu tinggi akibat
panas yang dihasilkan dari reaksi eksotermis.
Ada dua macam istilah untuk reaksi yang terjadi pada bahan peledak
kimia, yaitu detonation dan deflagration. Detonation menunjukkan reaksi kimia
yang terjadi pada bahan peledak dengan kecepatan yang lebih cepat daripada
kecepatan suara dan menyebabkan shattering effects sedangkan deflagration
menunjukkan reaksi kimia yang lebih lambat daripada kecepatan suara dan
menyebabkan heaving effect.

Page | 5
Tabel 3.2. klasifikasi bahan peledak menurut Anon

2.3. Bahan Peledak Lemah (Low Explosive)

Bahan peledak lemah adalah campuran dari potasium nitrat atau sodium nitrat,sulphur,
dan charcoal yang biasa disebut black powder. Black powder diproduksi dalam dua
bentuk, yaitu:

a. Granular atau black blasting powder yang berbentuk butiran kecil; biasanya
dikemas dalam tong seberat 25 pound.
b. Pelleted atau pellet powder yang berbentuk silinder. Ada dua macam black
blasting powder yaitu :
Grade A adalah black blasting powder yang mengandung salpeter atau
potassium nitrat. Bahan peledak ini lebih cepat reaksinya, sedikit lebih
berat dan kurang higroskopis dibandingkan dengan grade B.
Grade B adalah black blasting powder yang mengandung sodium nitrate.
Kecepatan pembakaran (burning speed) dari black blasting powder

Page | 6
dikontrol oleh ukuran butir. Semakin kecil ukuran butirannya akan
semakin cepat pembakaran atau reaksi kimianya.

2.4. Bahan Peledak Kuat (High Explosives)

Berdasarkan fungsinya bahan-bahan (ingredients) yang dipergunakan untuk


membuat bahan peledak kuat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. bahan peledak dasar (explosives bases)


b. bahan bakar (combustibles)
c. pembawa oksigen (oxygen carriers)
d. antacids
e. penyerap (absorbents)

Beberapa bahan dapat mempunyai fungsi lebih dari satu. Bahan peledak dasar
adalah bahan yang berbentuk padat atau cairan yang apabila dikenakan panas
yang tinggi atau kejutan (shock) akan terurai menjadi produk yang berupa gas-
gas disertai pelepasan atau pembebasan energi panas yang besar.
Combustibles dan oxygen carriers ditambahkan dalam suatu bahan peledak
untuk mendapatkan oxygen balance yang baik atau menghindari terbentuknya
N02 (nitrogen oxide) atau CO (carbon monoxide). Antacid ditambahkan dalam
campuran suatu bahan peledak untuk menambah stabilitas pada waktu
penyimpanan dan absorbent digunakan apabila diperlukan untuk menyerap
bahan peledak dasar yang berbentuk cairan.

2.5. Sifat-sifat Bahan Peledak


Bahan peledak (BP) mempunyai bermacam-macam sifat. Untuk jenis bahan
peledak tertentu sifat-sifatnya bervariasi tergantung dari pabrik yang membuatnya. Sifat-
sifat BP yang akan dibahas disini adalah sifat-sifat yang berguna sebagai petunjuk untuk
memilih BP. Sifat-sifat tersebut adalah sifat fisik BP dan sifat detonasi.

Page | 7
Sifat fisik terdiri dari :
a. Bobot Isi
b. Sensitivitas
c. Ketahanan Air
d. Stabilitas Kimia
e. Karakteristik Gas Peledakan
f. Karakteristik Keselamatan
Sedangkan sifat detonasi terdiri dari :
a. Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation)
b. Tekanan Detonasi
c. Tekanan Lubang Tembak
d. Energi atau Kekuatan

2.6. Sifat-sifat Fisik


a. Bobot Isi (density)
Bobot isi berhubungan dengan massa BP yang menempati ruangan lubang
tembak. Energi peledakan yang disuplai oleh BP merupakan fungsi dari
jumlah massanya, semakin tinggi BI semakin besar energi peledakannya.
Untuk peledakan di tempat yang kondisinya sukar atau peledakan yang
diharapkan dapat menghasilkan fragmentasi berukuran kecil diperlukan BP
dengan bobot isi tinggi, sedangkan sebaliknya diperlukan BP dengan bobot isi
rendah.
Karena BI nya harus lebih besar dari 1 gr/cc agar tidak mengapung di atas
bantalan air. BI air di dalam lubang tembak biasanya lebih besar dari 1 gr/cc,
karena

Page | 8
Tabel 3.3.
Kisaran bobot isi bahan peledak

b. Sensitivitas
Sensitivitas adalah ukuran kemudahan BP untuk diinisiasi, atau lebih spesifik
lagi adalah energi minimum untuk meledakkan suatu BP dan sering
dinyatakan dalam cap sensitivity.

c. Ketahanan terhadap air


Ketahanan BP terhadap air adalah ukuran dari kemampuan suatu BP berada
dalam air dengan tidak merusak atau mengubah/mengurangi kepekaannya
(sensitivity). dengan nilai ketahanan air yang sangat baik atau memuaskan
(excellent).
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi umur BP :
Formula (susunan campuran)
Kelembaban dan temperatur ekstrim
Kualitas bahan mentah
Kontaminasi
Fasilitas pergudangan

Untuk memudahkan identifikasi kerusakan BP secara visual adalah sebagai


berikut :
Kristalisasi
Perubahan warna

Page | 9
Kinerja lapangan buruk

d. Karakteristik gas peledakan


Diharapkan dari detonasi suatu BP komersial menghasilkan uap air (H20),
karbondioksida (C02), dan nitrogen (N2), walaupun kadang-kadang terdapat
juga hasil tambahan yang tidak diharapkan, yaitu gas-gas beracun seperti
karbon monoksida (CO akibat dari negatif neraca oksigen) dan nitrogen
oksida (N02 akibat dari positif neraca oksigen). Gas-gas beracun ini terbentuk
karena hasil suatu proses peledakan yang tidak zero oxygen balance.

Tabel 3.4
klasifikasi fumes dari bahan peledak

e. Karakteristik keselamatan
BP komersial dalam penggunaannya harus memiliki sifat-sifat yang
dapat menjamin keselamatan kerja. Oleh karena itu sebelum BP dapat dipakai
secara komersial beberapa uji perlu dilakukan seperti : jatuh impak, batang
luncur, projektil, analisa panas differensial, bakar, dan elektrik statik.

Page | 10
2.7. Sifat-Sifat Detonasi

a. Kecepatan Detonasi (VOD)


Sifat BP yang sangat penting adalah kecepatan detonasi yang dapat
diukur atau dinyatakan dalam angka terkungkung (confined) atau harga tidak
terkurung dengan satuan meter per detik (mpd). Kecepatan detonasi
terkungkung (confined detonation velocity) adalah ukuran dari kecepatan
gelombang detonasi (detonation wave) yang merambat melalui kolom BP di
dalam lubang tembak atau ruang terkungkung lainnya.
Sedangkan kecepatan detonasi tidak terkungkung (unconfined
detonation velocity) menunjukkan kecepatan detonasi BP apabila BP
diledakkan dalam keadaan terbuka atau tidak terkungkung. Karena BP
umumnya dipergunakan dalam keadaan tingkat pengungkungan tertentu,
harga kecepatan detonasi dalam keadaan terbuka atau tidak terkungkung lebih
berarti.
b. Tekanan Lubang Tembak
Tekanan lubang tembak menunjukkan bahwa energi gas dari BP dan
nilainya bergantung kepada :
Pengukungan
Jumlah gas yang dibangkitkan
Temperatur produk reaksi kimia BP

Tekanan lubang tembak diakibatkan dari ekspansi gas-gas reaksi kimia


BP, oleh karenanya tidak mungkin diukur karena tekanan kejutnya sangat
besar di muka detonasi yang dapat merusakan semua peralatan ukur.
c. Kekuatan Energi (Strength)
Strength atau kekuatan adalah ukuran untuk mengukur energi yang
terkandung dalam BP dan kerja yang dapat dilakukan oleh BP. Tes yang
dipakai untuk mengukur adalah ballistic mortar test.

Page | 11
Dua macam ukuran strength yang dipakai untuk menilai BP komersial,
yaitu : weight strength adalah membandingkan kekuatan BP dengan dasar
berat yang sama dan dodol ledak atau bulk strength membandingkan kekuatan
BP dengan dasar volume yang sama.
Secara tradisional strength dinyatakan dalam persen dengan straight
nitroglycerin dynamite dipakai sebagai standar. Weight strength dan kekuatan
dodol ledak dari suatu BP adalah sama apabila specific gravity dari BP adalah
1,4.
1. Weight strength
Weight strength = Energi tersedia dari suatu BP X 100% Energi
tersedia ANFO Beberapa BP kekuatannya dinyatakan dalam weight
strength dan sebagian lagi dinyatakan dalam kekuatan dodol ledak.
2. Bulk strength
Bulk strength suatu BP dinyatakan sebagai perbandingan energi
suatu BP terhadap energi yang diberikan oleh volume ekivalen BP
ANFO. Bulk strength berguna untuk membandingkan potensi kinerja
suatu BP dengan basis volume ekivalen lubang tembak, atau panjang
muatan untuk diameter lubang yang sama.

Bulk strength = Weight strength x Bobot isi x 100% Bobot isi


ANFO

3. Energi Efektif (EE)


Energi Efektif (EE) adalah energi yang berguna dalam proses
detonasi atau energi yang dilepaskan oleh BP begitu tekanan gas
ledakan menurun dan berhenti dimana tekanan gas keluar dari massa
batuan dan oleh karena itu berhenti melakukan kerja efektif.
Pengukuran dan perhitungan energi sulit untuk dilakukan, namun
metode eksperimen telah banyak dilakukan, antara lain :
Ballistic mortar

Page | 12
Trautzl lead block test
Underwater detonation test
Crater test
Langefors weight strengh

Page | 13
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. HASIL
3.1.1. Data Blasting PT.ITY
TABEL3.5. DATA BLASTNG PT.ITY
JUMLAH LUBANG
NO PEMAKAIAN /LOBANG JUMLAH ANFO/HARI (kg)
TANGGAL LOKASI LEDAK
1 12/1/2017 BLOCK 2 53 25 1325
2 12/2/2017 BLOCK 2 45 25 1125
3 12/3/2017 BLOCK 3 70 25 1750
4 12/4/2017 BLOCK 1 66 25 1650
5 12/5/2017 BLOCK 2 80 25 2000
6 12/6/2017 BLOCK 1 90 25 2250
7 12/7/2017 BLOCK 3 130 25 3250
8 12/8/2017 BLOCK 3 100 25 2500
9 12/9/2017 BLOCK 2 63 25 1575
10 12/10/2017 BLOCK 1 50 25 1250
11 12/11/2017 BLOCK 4 99 25 2475
12 12/12/2017 BLOCK 3 125 25 3125
13 12/13/2017 BLOCK 4 93 25 2325
14 12/14/2017 BLOCK 2 88 25 2200
15 12/15/2017 BLOCK 1 77 25 1925
16 12/16/2017 BLOCK 2 67 25 1675
17 12/17/2017 BLOCK 3 87 25 2175
18 12/18/2017 BLOCK 2 55 25 1375
19 12/19/2017 BLOCK 1 120 25 3000
20 12/20/2017 BLOCK 4 98 25 2450
21 12/21/2017 BLOCK 4 60 25 1500
22 12/22/2017 BLOCK 3 105 25 2625
23 12/23/2017 BLOCK 2 80 25 2000
24 12/24/2017 BLOCK 1 110 25 2750
25 12/25/2017 BLOCK 3 80 25 2000
26 12/26/2017 BLOCK 1 50 25 1250
27 12/27/2017 BLOCK 2 75 25 1875
JUMLAH 55400

Page | 14
TABEL LANJUTAN

JUMLAH AN/ HARI (kg)JUMLAH FO/ HARI (kg) jumlah detonator/hari daygel magnum
1252.13 72.88 53 53
1063.13 61.88 45 45
1653.75 96.25 70 70
1559.25 90.75 66 66
1890.00 110.00 80 80
2126.25 123.75 90 90
3071.25 178.75 130 130
2362.50 137.50 100 100
1488.38 86.63 63 63
1181.25 68.75 50 50
2338.88 136.13 99 99
2953.13 171.88 125 125
2197.13 127.88 93 93
2079.00 121.00 88 88
1819.13 105.88 77 77
1582.88 92.13 67 67
2055.38 119.63 87 87
1299.38 75.63 55 55
2835.00 165.00 120 120
2315.25 134.75 98 98
1417.50 82.50 60 60
2480.63 144.38 105 105
1890.00 110.00 80 80
2598.75 151.25 110 110
1890.00 110.00 80 80
1181.25 68.75 50 50
1771.88 103.13 75 75
52353.00 3047.00 2216.00 2216.00

Page | 15
JUMLAH ANFO /27 HARI (kg) 55400
PENGGUNAAN AN/ 27 HARI 52353
PENGGUNAAN FO/27 HARI 3047
jumlah detonator/ 27 hari 2216
dayagel magnum/27 hari 2216

3.2. Pembahasan
3.2.1. jumlah ANFO, AN, FO, jumlah detonator, dan dayagel magnum yang
digunakan/ hari
a. tanggal 1/12/2017
@ 25 kg/lubang
@ 53 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 53 = 1325 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1325 = 1265.38 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1325 = 72.88 kg
Jumlah detonator = 1 x 53 = 53 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 53 = 53 dayagel Magnum
b. tanggal 2/12/2017
@ 25 kg/lubang
@ 45 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 45 = 1125 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1125 =1074.38 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1125 = 61.88 kg
Jumlah detonator = 1 x 45 = 45 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 45 = 45 dayagel Magnum
c. tanggal 3/12/2017
@ 25 kg/lubang
@ 70 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 70 = 1750 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1750 = 1671.25 kg

Page | 16
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1750 = 96.25 kg
Jumlah detonator = 1 x 70 = 70 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 70 = 70 dayagel Magnum
d. tanggal 4/12/2017
@ 25 kg/lubang
@ 66 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 66 = 1650 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1650 = 1575.75 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1650 = 90.75 kg
Jumlah detonator = 1 x 66 = 66 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 66 = 66 dayagel Magnum
e. tanggal 5/12/2017
@ 25 kg/lubang
@ 80 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 80 = 2000 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x2000 = 1890.00 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2000 =110.00 kg
Jumlah detonator = 1 x 80 = 80 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 80 = 80 dayagel Magnum
f. tanggal 6/12/2017
@ 25 kg/lubang
@ 90 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 80 = 2250 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2250 = 2126.25kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2250 = 123.75 kg
Jumlah detonator = 1 x 80 = 80 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 80 = 80 dayagel Magnum
g. tanggal 7/12/2017 block 3
@ 25 kg/lubang

Page | 17
@ 130 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 130 = 3250 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 3250 = 3071.25 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 3250 = 178.75 kg
Jumlah detonator = 1 x 130 = 130 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 130 = 130 dayagel Magnum
h. tanggal 8/12/2017 block 3
@ 25 kg/lubang
@ 100 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 100 = 2500 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2500 = 2362.50kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2500 = 137.50 kg
Jumlah detonator = 1 x 100 = 100 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 100 = 100 dayagel Magnum
i. tanggal 9/12/2017 block 2
@ 25 kg/lubang
@ 63 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 64 = 1575 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1575 = 1488.38 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1575 = 86.63 kg
Jumlah detonator = 1 x 64 = 64 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 64 = 64 dayagel Magnum
j. tanggal 10/12/2017 block 1
@ 25 kg/lubang
@ 50 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 50 = 1250 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1250 = 1181.25kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1250 = 68.75 kg
Jumlah detonator = 1 x 50 = 50 detonator

Page | 18
Dayagel Magnum = 1 x 50 = 50 dayagel Magnum
k. tanggal 11/12/2017 block 4
@ 25 kg/lubang
@ 99 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 99 = 2475 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2475 = 2338.88 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2475 =136.13 kg
Jumlah detonator = 1 x 99 = 99 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 99 = 99 dayagel Magnum
l. tanggal 12/12/2017 block 3
@ 25 kg/lubang
@ 125 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 125 = 3125 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 3125 = 2953.13 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 3125 = 171.88 kg
Jumlah detonator = 1 x125 = 125 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 125 = 125 dayagel Magnum
m. tanggal 13/12/2017 block 4
@ 25 kg/lubang
@ 93 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 93 = 2325 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2325 = 2197.13 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2325 = 127.88 kg
Jumlah detonator = 1 x 93 = 93 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 93 = 93 dayagel Magnum
n. Tanggal 14/12/2017 block 2
@ 25 kg/lubang
@ 88 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 88 = 2200 kg

Page | 19
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2200 = 2079.00 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2200 = 121.00 kg
Jumlah detonator = 1 x 88 = 88 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 88 = 88 dayagel Magnum

o. Tanggal 15/12/2017 block 1


@ 25 kg/lubang
@ 77 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 77 = 1925 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1925 = 1819.13 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1925 = 105.88 kg
Jumlah detonator = 1 x 77 = 77 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 77 = 77 dayagel Magnum
p. Tanggal 16/12/2017 block 2
@ 25 kg/lubang
@ 67 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 67 = 1675 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1675 = 1582.88kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1675 = 92.13 kg
Jumlah detonator = 1 x 67 = 67 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 67 = 67 dayagel Magnum
q. Tanggal 17/12/2017 block 3
@ 25 kg/lubang
@ 87 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 87 = 2175 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2175 = 2055.38 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2175 = 119.63 kg
Jumlah detonator = 1 x 87 = 87 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 87 = 87 dayagel Magnum

Page | 20
r. Tanggal 18/12/2017 block 2
@ 25 kg/lubang
@ 55 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 55 = 1375 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1375 = 1299.38 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1375 = 75.63 kg
Jumlah detonator = 1 x 55 = 55 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 55 = 55 dayagel Magnum
s. Tanggal 19/12/2017 block 1
@ 25 kg/lubang
@ 120 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 120 = 3000 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 3000 = 2835.00 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 3000 = 165.00 kg
Jumlah detonator = 1 x 120 = 120 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 120 = 120 dayagel Magnum
t. Tanggal 20/12/2017 block 4
@ 25 kg/lubang
@ 98 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 98 = 2450 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2450 = 2315.25 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2450 = 134.75 kg
Jumlah detonator = 1 x 98 = 98 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 98 = 98 dayagel Magnum
u. Tanggal 21/12/2017 block 4
@ 25 kg/lubang
@ 60 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 60 = 1500 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1500 = 1417.50 kg

Page | 21
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1500 = 82.50 kg
Jumlah detonator = 1 x 60 = 60 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 60 = 60 dayagel Magnum
v. Tanggal 22/12/2017 block 3
@ 25 kg/lubang
@ 105 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 105 = 2625 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2625 = 2480.63 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2625 = 144.38 kg
Jumlah detonator = 1 x 105 = 105 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 105 = 105 dayagel Magnum
w. Tanggal 23/12/2017 block 2
@ 25 kg/lubang
@ 80 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 80 = 2000 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2000 = 1890.00 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2000 = 110.00 kg
Jumlah detonator = 1 x 80 = 80 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 80 = 80 dayagel Magnum
x. Tanggal 24/12/2017 block 1
@ 25 kg/lubang
@ 110 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 110 = 2750 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2750 = 2598.75 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2750 = 151.25 kg
Jumlah detonator = 1 x 110 = 110 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 110 = 110 dayagel Magnum
y. Tanggal 25/12/2017 block 3
@ 25 kg/lubang

Page | 22
@ 80 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 80 = 2000 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 2000 = 1890.00 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 2000 = 110.00 kg
Jumlah detonator = 1 x 80 = 80 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 80 = 80 dayagel Magnum
z. Tanggal 26/12/2017 block 1
@ 25 kg/lubang
@ 50 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 50 = 1250 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1250 = 1181.25kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1250 = 68.75 kg
Jumlah detonator = 1 x 50 = 50 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 50 = 50 dayagel Magnum
aa. Tanggal 27/12/2017 block 2
@ 25 kg/lubang
@ 75 lubang ledak
Jumlah ANFO = 25 x 75 = 1875 kg
Jumlah AN/94,5 % = 0,945 x 1875 = 1771.88 kg
Jumlah FO/ 5,5 % = 0,055 x 1875 = 103.13 kg
Jumlah detonator = 1 x 75 = 75 detonator
Dayagel Magnum = 1 x 75 = 75 dayagel Magnum

3.2.2. Total keseluruhan ANFO, AN, FO, jumlah detonator, dayagel magnum
dalam waktu 27 hari:

Tabel 3.6. Total keseluruhan ANFO, AN, FO, jumlah detonator,


dayagel magnum dalam waktu 27 hari

Page | 23
JUMLAH ANFO /27 HARI (kg) 55400
penggunaan AN/ 27 hari (kg) 52353
penggunaan FO/27 Hari 3047
jumlah detonator/ 27 hari 2216
dayagel magnum/27 hari 2216
3.2.3. DYNO E-5
1. Deskripsi
DYNO E-5 adalah detonator yang sensitif, berdiameter kecil, tahan
air, dikemas, Peledak emulsi "permissible" yang diformulasikan untuk
memenuhi persyaratan Tambang Administrasi Keselamatan dan
Kesehatan untuk digunakan di tambang batu bara bawah tanah.
Peledakan tinggi kecepatan dan kekuatan curah membuat DYNO E-5
cocok untuk peleburan batu bara " off the solid " serta untuk peledakan
jahitan undercut-coal yang mengandung hard binder.
2. Application Recommendations
Produk hanya diperbolehkan jika digunakan sesuai dengan
Kode Peraturan Federal, 30 CFR bagian 75. Peraturan ini
sangat rinci dan semua penggunaan.
Kemiringan dan jenis paket mempengaruhi kerapatan produk.
Gunakan jumlah kartrid untuk menentukan berat muatan
sebenarnya.
Bahan peledak emulsi rentan terhadap "kejutan dinamis" dan
mungkin meledak pada tingkat rendah pesanan atau gagal
sepenuhnya bila diterapkan dalam kondisi sangat basah,
dimana bahan peledak atau geladak sangat dekat dan / atau di
mana kondisi geologi mempromosikan efek ini.
Selalu menggunakan detonator dengan kekuatan tinggi seperti
Dyno Nobel Electric Super Coal atau setara pada suhu produk

Page | 24
internal yang lebih tinggi dari -12 C (10 F). Di internal suhu
produk lebih tinggi dari -12 C (10 F)

3. Spesifikasi

4. Penanganan lubang peledakan yang basah atau berair


Untuk mengatasi pengaruh air, jika lubang ledak berisi air maka air
dikeluarkan dengan udara bertekanan tinggi dari kompresor.
Untuk bahan peledak Dyno E-5 sendiri tahan terhadap pengaruh air
teteapi sebaiknya jika ada genangan maka harus dikeringkan terlebih
dahulu agar peledakan tidak mengalami gangguan.
Dyno E-5 tahan terhadap air karena bahan peledak ini dibungkus
dengan kertas yang tahan air sehingga kemungkinan air untuk
mempengaruhi peledakan kecil.
3.2.4. Pembuatan Primer

Page | 25
Primer adalah kesatuan dari detonator, satu sumbu ledak, satu detonator
dan satu catridge. Pembuatannya sendiri menggunakan dua cara yaitu :
a. Cara 1
Cara pertama yaitu detonator diancapkan pada catridge kemudian
detonator dihubungkan dengan sumbu ledak kemudian dililitkan pada
catridge. Kemudian lilitan dieratkan agar catridge tidak terlepas dari
sumbu ledak.

b. cara 2

cara dua yaitu dengan menancapkan detonator pada catridge kemudian


sumbu ledak dihubungkan dengan detonator kemudian sumbu ledak
dimasukkan pada lubang pada catridge secara vertikal, kemudian
dililitkan dan dieratkan.

Page | 26
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
a. Bahan peledak adalah bahan utama yang digunakan dalam peledakan yang
bertujuan untuk memecah atau membongkar batuan padat atau material
berharga atau endapan bijih yang bersifat kompak atau masive dari batuan
induknya menjadi material yang cocok untuk dikerjakan dalam proses
produksi berikutnya. dalam suatu operasi peledakan pada pertambangan
didahului oleh pemboran yang bertujuan untuk membuat lubang tembak.
Lubang tembak sendiri akan diisi oleh bahan peledak yang terlebih dahulu di
isi oleh material atau pasir yang disebut Sub-drilling bertujuan agar hasil
peledakan tidak terjadi toes atau tonjolan-tonojolan pada lantai tambang yang
mengakibatkan alat berat sulit bergerak saat pemuatan dan pengangkutan hasil
peledakan.
b. Pada data blasting PT.ITY terlihat pada Block 3 penggunaan bahan peledak
ANFO paling besar dibandingkan block-block lainnya hal ini dapat
dipengaruhi oleh luas daerah dan ke kompakan batuan sehingga dibutuhkan
banyak bahan peledak dan lubang tembak.
c. Bahan peledak Dyno E-5 merupakan bahan peledak yang tahan air hal ini
disebabkan oleh pengemasan menggunakan bahan kedap air.

Page | 27
4.2. Saran
Penggunaan dan pemilihan bahan peledak sebaiknya menyesuaikan pada kondisi
dan keadaan batuan, sehingga keberhasilan suatu peledakan dapat memperoleh
hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Hand book DYNO E-5 explosive. Small Diameter Detonator Sensitive Permissible
Emulsion. Diakses tanggal 5 Desember 2017

Buku panduan peraktikum Teknik Peledakkan laboratorium Terpadu ITY jurusan


Teknik Pertambangan

Koesnaryo. S., 1988, Bahan Peledak dan Metode Peledakan, Fakultas Tambang UPN

Veteran Yogyakarta.

Jimeno C.L. and Jimeno E.L., 1995, Drilling and Blasting of Rocks, Balkema/
Rotterdam/ Brookfield

Page | 28
LAPORAN PRAKTIKUM PELEDAKAN
ACARA III
BAHAN PELEDAK

Disusun oleh :
Nama : Benarto Dian
NIM : 15310006
Regu : 2

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI SUMBER DAYA ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA
2017

You might also like