Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Sakit, dan sebagainya, kesalahan atau penyebabnya sering dilemparkan kepada jarak antara
fasilitas tersebut dengan masyarakat terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun jarak secara
total), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya. Kita sering
melupakan faktor persepsi atau konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit.
Pada kenyataannya, di dalam masyarakat itu sendiri terdapat beraneka ragam konsep
sehat-sakit, yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan konsep sehat-sakit yang
perbedaan konsep sehat-sakit yang dianut oleh masyarakat dengan konsep sehat-sakit yang
diberikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan disebabkan karena persepsi sakit yang
berbeda antara masyarakat dan kita sebagai provider. Dengan kata lain adanya perbedaan
Sehat dan sakit seseorang berhubungan dengan perilaku manusia. Oleh karena itu
sebelum membahas tentang perilaku kesehatan, maka kita harus mengetahui definisi tentang
perilaku manusia itu sendiri. Menurut Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan
bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan dan
rangsangan-rangsangan tertentu.
1
Perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan
lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. Definisi ini
memberikan pengertian bahwa manusia merupakan kesatuan jiwa raga yang tidak
terpisahkan, memiliki dorongan yang bersumber dari kebutuhan dasarnya sebagai daya
Ada berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan perilaku manusia, yaitu : psikologi, sosiologi,
dan antropologi.
3. Untuk mengetahui bagaimana relevansi sehat dan sakit bagi studi kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut sebagian psikolog perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam
diri manusia dan dorongan ini merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan yang
ada dalam diri manusia dan dengan adanya dorongan tersebut menimbulkan seseorang
melakukan sebuah tindakan atau perilaku khusus yang mengarah pada tujuan (Notoatmodjo,
2007). Perilaku kesehatan yaitu suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Dari definisi tersebut kemudian dirumuskan
Menurut Karl dan Cobb yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) membuat perbedaan
1. Perilaku kesehatan yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang
2. Perilaku sakit yaitu aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu yang merasa
3
3. Perilaku peran-sakit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk tujuan mendapatkan
hal ini mencakup mendapatkan pengobatan dari ahli terapi yang tepat.
Kesehatan adalah suatu konsep yang telah sering digunakan namun sukar untuk
kesakitan dan penyakit. Meskipun demikian, kebanyakan sumber ilmiah setuju bahwa
defenisi kesehatan apapun harus mengandung paling tidak komponen biomedis, personal dan
Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau sakit sifatnya tidaklah selalu
objektif. Bahkan lebih banyak unsur subjektivitasnya dalam menentukan kondisi tubuh
seseorang. Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur
pengalaman masa lalu, di samping unsur sosial budaya. Sebaliknya petugas kesehatan
berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang objektif berdasarkan simptom
yang nampak guna mendiagnosa kondisi fisik seorang individu. Perbedaan persepsi antara
masyarakat dan petugas kesehatan inilah yang sering menimbulkan masalah dalam
melaksanakan program kesehatan. Namun pengertian sehat yang sering digunakan adalah
definisi sehat menurut WHO yakni sehat adalah Keadaan sejahtera fisik, mental, dan spiritual
tidak hanya bebas sakit, cacat dan kelemahan tetapi juga harus berproduktifitas (Sarwono,
2005).
Menurut Elwes dan Sinmett (1994) gagasan orang tentang sehat dan sakit
sangatlah bervariasi. Gagasan ini dibentuk oleh pengalaman, pengetahuan, nilai dan harapan-
harapan, di samping juga pandangan mereka tentang apa yang akan mereka lakukan dalam
4
kehidupan sehari-hari dan kebugaran yang mereka perlukan untuk menjalankan peran mereka
(Sari, 2008).
Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan
dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapat
menimbulkan penyakit. Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab
sakit, yaitu personalistik dan naturalistik. Personalistik adalah suatu sistem dimana penyakit
disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa makhluk
supranatural (makhluk gaib atau dewa), makhluk yang bukan manusia (seperti hantu, roh
leluhur, atau roh jahat) maupun manusia (tukang sihir atau tukang tenung). (Anderson, 2009).
istilah-istilah sistemik yang bukan pribadi, di sini agen yang aktif tidak menjalankan
peranannya. Dalam sistem ini keadaan sehat sesuai dengan model keseimbangan : apabila
unsur-unsur dasar dalam tubuh humor, yin dan yang, serta dosha dalam Ayurveda berada
dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu, maka tercapailah kondisi sehat.
Apabila keseimbangan ini terganggu dari luar maupun dalam oleh kekuatan-kekuatan alam
seperti panas, dingin, atau kadang-kadang emosi yang kuat, maka terjadilah penyakit
(Anderson, 2009).
Menurut Jordan dan Sudarti yang dikutip Sarwono (2005), mengatakan bahwa
persepsi masyarakat tentang sehat-sakit dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu, di
samping unsur sosial budaya. Pada penelitian penggunaan pelayanan kesehatan di propinsi
Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat pada tahun 1990, hasil diskusi kelompok di
Kalimantan Timur menunjukkan bahwa anak dinyatakan sakit jika menangis terus, badan
berkeringat, tidak mau makan, tidak mau tidur, rewel, kurus kering. Bagi orang dewasa,
seseorang dinyatakan sakit kalau sudah tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, tidak enak
badan, panas-dingin, pusing, lemas, kurang darah, batuk-batuk, mual, diare. Sedangkan hasil
5
diskusi kelompok di Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa anak sakit dilihat dari
keadaan fisik tubuh dan tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejala misalnya panas,
batuk pilek, mencret, muntah-muntah, gatal, luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki dan perut
menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik
yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel,
sering menangis dan tidak ada nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak
dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau "kantong kering" (tidak punya uang).
Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat
digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga
kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan
Secara ilmiah penyakit (desease) diartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis dari
suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Jadi penyakit itu
bersifat objektif. Sebaliknya, sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman
menderita suatu penyakit. Menurut Von Mering, studi yang benar mengenai makhluk
6
manusia yang sakit berpendapat bahwa setiap individu hidup dengan gejala-gejala maupun
konsekuensi penyakit, dalam aspek-aspek fisik, mental, medikal dan sosialnya. Dalam
pemecahan masalah yang bersifat internal maupun eksternal baik spesifik maupun non
Tingkah laku sakit, yakni istilah yang paling umum, didefinisikan sebagai cara-cara
dimana gejala-gejala ditanggapi, dievaluasi, dan diperankan oleh seorang individu yang
mengalami sakit, kurang nyaman, atau tanda-tanda lain dari fungsi tubuh yang kurang baik
(Anderson, 2009).
Tingkah laku sakit dapat terjadi tanpa adanya peranan sakit. Misalnya seorang
dewasa yang bangun dari tidurnya dengan leher sakit menjalankan peranan sakit, ia harus
memutuskan, apakah ia akan minum aspirin dan mengharapkan kesembuhan, atau memanggil
dokter. Namun hal ini bukanlah tingkah laku sakit, hanya apabila penyakit itu telah
didefenisikan secara cukup serius sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat melakukan
sebagian atau seluruh peranan normalnya, yang berarti mengurangi dan memberikan tuntutan
tambahan atas tingkah laku peranan orang-orang di sekelilingnya, maka barulah dikatakan
bahwa seseorang itu melakukan peranan sakit. Sebagaimana dikatakan Jaco, ketika tingkah
laku yang berhubungan dengan penyakit disusun dalam suatu peranan sosial, maka peranan
sakit menjadi suatu cara yang berarti untuk bereaksi dan untuk mengatasi eksistensi dan
Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan. Dalam hal ini bila seseorang sakit maka ia
akan mengalami beberapa tahapan yang dimulai dari timbulnya gejala-gejala yang
menunjukkan suatu kondisi sakit hingga si sakit mencari pengobatan. Sedangkan perilaku
sehat adalah segala tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan
7
kesehatannya termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan
kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. Perilaku sehat ini dipertunjukkan oleh
individu-individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka
terjadi proses dalam diri individu sebelum dia menentukan untuk mencari upaya pengobatan.
Banyak faktor yang menyebabkan orang bereaksi terhadap penyakit, antara lain :
3. Dampak gejala itu terhadap hubungan dengan keluarga, hubungan kerja, dan
5. Nilai ambang dari mereka yang terkena gejala itu atau kemungkinan individu
tersebut.
tersedianya biaya dan kemampuan untuk mengatasi stigma dan jarak sosial (rasa
8
2.3 Relevansi atau Keterkaitan Sehat dan Sakit bagi Studi Kesehatan
Sebagian besar persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit ini sangatlah dipengaruhi
oleh unsur pengalaman masa lalu, di samping unsur sosial budaya. Sebaliknya, tenaga
kesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang objektif. Perbedaan
persepsi inilah yang sering menimbulkan masalah dalam pendefinisian antara konsep sehat
dan sakit menurut ilmu kesehatan dengan konsep sehat dan sakit menurut budaya ataupun
kepercayaan masyarakat Terkadang orang tidak segera menggunakan sarana kesehatan yang
tersedia sebab dia tidak merasa mengidap penyakit. Atau jika si individu merasa bahwa
penyakitnya itu disebabkan oleh makhluk halus, maka ia akan memilih untuk berobat pada
orang pandai yang dianggap mampu mengusir makhluk halus tersebut dari tubuhnya
Perbedaan konsep sehat dan sakit ini antara orang sakit dengan petugas kesehatan
merupakan tantangan utama bagi petugas kesehatan. Maka diperlukannya pembekalan sejak
dini tentang pemahaman tentang sehat-sakit bagi para calon tenaga kesehatan, baik perawat,
bidan, dokter, rekam medis, dan lain-lain melalui proses pembelajaran di kampus, sehingga
sakit.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja
sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya baik kondisi fisik, mental, sosial,dan spiritual.
Sakit (illness) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit tersebut dalam arti penganlaman
dia langsung. Konsep sehat-sakit sangat keterkaitan/ relevansi bagi studi kesehatan, karena
banyak masyarakat masih memiliki persepsi yang salah tentang sehat-sakit, maka ini adalah
tugas kita sebagai calon tenaga kesehatan agar dapat menjelaskan konsep sehat-sakit yang
benar kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman lagi tentang konsep sehat-
sakit. Perilaku sehat dan perilaku sakit manusia juga sangat penting kita lakukan supaya kita
dapat tetap hidup sehat dan ketika sakit dapat menyikapinya dengan baik. Seseorang yang
berpenyakit belum tentu akan mengakibatkan berubahnya peranan orang tersebut dalam
masyarakat. Sedangkan orang yang sakit akan menyebabkan perubahan peranannya di dalam
3.2 Saran
Sebaiknya kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan pada dasarnya diberikan
kesehatan dan kesempuranaan dibanding makhluk ciptaanNya yang lain supaya dapat
10