Professional Documents
Culture Documents
SUHU
stres. Keadaan stres dapat memengaruhi aktivitas fisiologis dan kadar hemoglobin
pada ikan. Keadaan fisiologis darah ikan sangat bervariasi, tergantung pada
kondisi lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan pH. Stres merupakan respons
bertahan pada hewan terhadap penyebab stres (stressor). Berbagai sumber stres
dampak negatif terhadap perubahan fisiologis tubuh hewan ( Safitri et al., 2013).
memicu perubahan fisiologis pada ikan. Dalam kondisi puasa ikan umumnya
hewan. Stres merupakan respon bertahan pada hewan terhadap penyebab stres
(stressor). Berbagai sumber stres baik berupa faktor lingkungan maupun faktor
Respons ikan terhadap stres dapat dibagi atas tiga fase yaitu primer,
sekunder, dan tertier. Pada fase primer terjadi respon umum neuroendokrin yang
tersebut bersifat adaptif yaitu ikan mampu menyesuaikan dirinya terhadap stresor
mengambil udara dipermukaan air, dan ikan menjadi tidak aktif (Reebs, 2009).
Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting di dalam air
menentukan massa jenis air, densitas air, kejenuhan air, mempercepat reaksi kimia
air, dan memengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air. Suhu tinggi yang
masih dapat ditoleransi oleh ikan tidak selalu berakibat mematikan pada ikan
misalnya stres yang menyebabkan tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku
pada ikan bahkan kerusakan jaringan dan kematian (Aliza et al., 2013).
Efek kenaikan suhu air pada 34C selama 2 jam dapat menyebabkan stres
pada ikan. Stres merupakan respons fisiologi yang disebabkan kondisi eksternal
berupa panas. Pada beberapa hewan, stres panas berdampak terhadap kondisi
kesehatan. Pada ikan, keadaan suhu rendah atau suhu tinggi dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ikan nila. Ikan nila akan mati bila suhu air berada pada
Pengukuran temperatur air merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini
disebabkan karena kelarutan berbagai jenis gas di dalam air serta semua aktivitas
Organisme air mempunyai nilai temperatur lethal, baik yang bersifat maksimum
terdapat pada temperatur sekitar titik beku (0oC), bahkan untuk organisme air di
perairan tropis nilai minimum tersebut sangat mungkin terdapat pada kisaran
peningkatan kadar glukosa darah tersebut disebabkan oleh stres akibat perlakuan
tingkat glukosa darah sangat sensitif terhadap hormon stres (Hastuti et al., 2003).
ikan bahkan kerusakan jaringan dan kematian. Respons ikan terhadap stres dapat
dibagi atas tiga fase yaitu primer, sekunder, dan tertier. Pada fase primer terjadi
kortisol dari kromafin dan sel interrenal. Tingginya hormon katekolamin dan
kortisol akan memicu respons sekunder yang melibatkan metabolisme fisiologi.
Kedua fase tersebut bersifat adaptif yaitu ikan mampu menyesuaikan dirinya
6.2.1. Materi
a. alat
Alat yang digunakan pada praktikum Tingkah Laku Ikan topik Stres Ikan
Bahan yang digunakan pada praktikum Tingkah Laku Ikan topik Stres
praktikum.
normal.
a. Suhu dingin
b. Suhu panas
masukan 3 liter air panas (90 100) oC kedalam akuarium kaca yang berisi
Pengamatan sebelum ada
perubahan suhu
Pemberian es batu/air panas
Pengamatan dan perhitungan
jumlah gerakan operculum
Pengamatan tingkat stres
Berikut jumlah bukaan operculum saat diberi rangsang suhu panas pada
Gambar .
140
120
Bukaan Operculum
100
80
Sebelum
60
Suhu Panas
40
20
0
1 2 3 4 5
Menit Ke-
Gambar . Grafik Pengaruh Suhu Panas terhadap Bukaan Operculum
e-
Tingkah laku ikan setelah diberi rangsang suhu panas terjadi peningkatan
bukaan operculum. Suhu yang diberikan pada media air adalah 39 41 oC.
Bukaan operculum terendah yang terjadi setelah diberi perlakuan suhu panas
adalah 83 kali dan yang tertinggi sebesar 119 kali. Peningkatan bukaan operculum
pada ikan terjadi secara berkala, dengan grafik yang selalu meningkat.
lain, suhu panas juga menyebabkan pergerakan ikan lebih cenderung berada di
bagian permukaan air untuk mengambil oksigen dari permukaan. Hal ini
diperkuat oleh Aliza et al.(2013), perubahan perilaku ikan dapat berupa cepatnya
gerakan operkulum, ikan mengambil udara dipermukaan air, dan ikan menjadi
tidak aktif.
Ikan mempunyai nilai toleransi terhadap suhu. Suhu yang terlalu panas
akan membuat jaringan pada tubuh ikan rusak. Jika ikan mampu bertahan, ikan
tersebut akan menunjukan aktifitas yang tidak normal. Tingkah laku ikan yang
tidak normal menandakan bahwa ikan telah dalam kondisi stress. Berdasarkan
hasil pengamatan pada perlakuan dengan suhu panas didapatkan hasil ikan
akuarium. Hal ini diperkuat oleh Aliza et al.(2013), suhu tinggi yang masih dapat
ditoleransi oleh ikan tidak selalu berakibat mematikan pada ikan tetapi dapat
yang menyebabkan tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal. Perubahan
suhu sebesar 5C di atas normal dapat menyebabkan stres pada ikan bahkan
gambar .
120
100
Kibasan Sirip Dada
80
60 Sebelum
Suhu Panas
40
20
0
1 2 3 4 5
Menit Ke-
Gambar . Grafik Pengaruh Suhu Panas terhadap Kibasan Sirip Dada
e-
Berdasarkan grafik pengaruh suhu panas terhadap kibasan sirip dada
dada diawali dengan kenaikan jumlah kibasan yang selanjutnya terjadi penurunan
yang signifikan. Kibasan sirip dada setelah mendapat suhu panas dengan nilai
tertinggi 113 kali dan terendah sebanyak 4 kali. Penurunan pergerakan tersebut
lebih dimanfaatkan untuk proses metabolisme dan tidak aktif bergerak. Hal ini
diperkuat oleh Aliza et al. (2013), perubahan perilaku ikan dapat berupa cepatnya
gerakan operkulum, ikan mengambil udara dipermukaan air, dan ikan menjadi
tidak aktif.
Kisaran suhu optimal bagi kehidupan ikan di perairan tropis adalah antara
28 32 oC. Nilai suhu yang terlalu panas membuat keadaan ikan menjadi lemas
dan dapat membuat jaringan dalam tubuh ikan Nila menjadi rusak. Perubahan
pergerakan ikan Nila yang semula aktif bergerak menjadi lebih pasif (pendiam)
berkorelasi dengan semakin tingginya suhu air, semakin tinggi suhu air semakin
cepat terjadi perubahan gerak ikan menjadi pasif. Peningkatan temperatur air
menurunnya refleks. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan suhu yang ekstrim
membuat sistem metabolism ikan Nila terganggu . Kibasan sirip dada pada ikan
Nila yang tidak normal menandakan bahwa kondisi ikan mulai stres. Hal ini
diperkuat oleh Safitri et al. (2013), efek kenaikan suhu air pada 34oC selama 2
jam dapat menyebabkan stres pada ikan. Stres merupakan respons fisiologi yang
aktifitas fisiologis dan kadar hemoglobin pada ikan. Pada beberapa hewan, stres
Berikut jumlah bukaan operculum saat diberi rangsang suhu dingin pada
gambar :
90
80
70
Bukaan Operculum
60
50
40 Sebelum
30 Suhu Dingin
20
10
0
1 2 3 4 5
Menit Ke-
Gambar . Grafik Pengaruh Suhu Dingin terhadap Bukaan Operculum
e-
Tingkah laku ikan setelah diberi rangsangan suhu dingin terjadi penurunan
pergerakan operculum. Suhu yang diberikan pada media hidup ikan adalah 13
14 oC. Bukaan operculum ikan terendah adalah 27 kali pada menit terahir dan
tertinggi 45 kali pada menit pertama. Pergerakan ikan setelah diberikan suhu
dingin menjadi lebih pasif dan lebih suka berada di daerah dasar. Pergerakan
tersebut diakibatkan oleh menurunnya pergerakan organ dalam pada ikan yang
ikan menurun. Hal ini diperkuat oleh Ghufran dan Kordi (2012) yang
Proses pingsan pada ikan akibat suhu dingin bermula dari viskositas darah
yang semakin tinggi sehingga memperlambat aliran darah. Hal itu membuat
distibusi oksigen didalam tubuh semakin lambat ditambah lagi proses respirasi
yang juga ikut melambat. Ciri yang ditunjukan sebelum ikan mengalami pingsan
Hal ini diperkuat oleh Wijayanti et al. (2011), semakin dingin suhu darah tingkat
viskositas darah akan mengental dan mengakibatkan aliran darah yang lebih
menurunnya produk metabolisme yang dapat bersifat racun baik dalam bentuk gas
CO2 maupun ammonia dalam bentuk NH3. Hal tersebut dicirikan dari pergerakan
operculum insang ikan mulai berjalan lambat dan ikan mulai kehilangan
keseimbangan.
Berikut jumlah kibasan sirip dada saat diberi rangsang suhu dingin pada
gambar .
120
100
Kibasan Sirip Dada
80
60 Sebelum
Suhu Dingin
40
20
0
1 2 3 4 5
Menit Ke-
Gambar . Grafik Pengaruh Suhu Dingin terhadap Kibasan Sirip Dada
e-
Berdasarkan grafik pengaruh suhu dingin terhadap kibasan sirip dada
menunjukan terjadinya penurunan kibasan sirip dada. Kibasan sirip dada tertinggi
terjadi pada menit pertama sebanyak 112 kali, kibasan sirip dada terendah terjadi
pada menit keempat sebanyak 30 kali. Penurunan suhu pada ikan dapat
penurunan proses metabolisme. Hal ini diperkuat oleh Wijayanti et al. (2011),
semakin dingin suhu darah tingkat viskositas darah akan mengental dan
mengakibatkan aliran darah yang lebih lambat. Penurunan suhu berdampak pada
bersifat racun baik dalam bentuk gas CO2 maupun ammonia dalam bentuk NH3.
Hal tersebut dicirikan dari pergerakan operculum insang ikan mulai berjalan
akibat kedinginan membuat insulin pada ikan menjadi tidak aktif. Keberhasilan
pasokan glukosa di dalam sel ditentukan oleh kinerja insulin. Perubahan suhu
secara mendadak membuat kadar glukosa dalam darah ikan meningkat. Tingkat
kadar glukosa dalam darah sangat sensitif terhadap stres. Hal ini diperkuat oleh
Hastuti et al. (2003), kebutuhan energi dari glukosa untuk menangani stres dapat
terpenuhi apabila glukosa dalam darah dapat segera masuk ke dalam sel target.
glukosa oleh sel. Perubahan suhu dingin secara mendadak (cold shock)
kadar glukosa darah tersebut disebabkan oleh stres akibat perlakuan yang
diberikan.