Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Ratri Kartika
H3114077
THP B
KELOMPOK 7
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara I Global Migrasi, Gramatur, Densitas
dan Ketahanan Jatuh adalah :
1. Menentukan global migrasi, gramatur dan densitas kemasan
2. Menentukan ketahanan jatuh dari kemasan gelas plastik
B. Tinjauan Pustaka
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan,
dijual, dan dipakai.Wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau
mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi
dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, dan
getaran).Fungsi pengemasan adalah mengatur interaksi antara bahan pangan
sengan lingkungan sekitas, sehingga memenuhi bahan pangan dan
menguntungkan bagi manusia yang mengonsumsi bahan pangan.Selain itu
pengemasan juga berfungsi untuk menempatkan hasil pengolahan atau
produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam
penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi. Pengemasan juga bertujuan
untuk memperpanjang umur simpan dan menambah nilai estetika
(Murniyati, 2013).
Salah satu faktor yang tidak dapat dihindari pada manufaktur makanan
adalah kemasan. Kemasan tidak hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga seni dan
teknologi untuk melindungi produk dari efek samping terbuka dan melekat
pada lingkungan sekitar.Saat ini, Kemasan plastik adalah yang paling umum
di antara lainnya kemasan bahan, karena yang harga relatif murah dan praktis.
Dalam makanan kemasan pertukaran massa antara lingkungan, penyimpanan
dan makanan disebut permeasi, migrasi dan penyerapan. Meskipun fenomena
penting dalam kemasan makanan, migrasi bisa mengancam keselamatan
konsumen.Oleh sebab itu, jenis migrasi senyawa kimia dalam plastik haruslah
dihindari (Amirshaghaghi, 2011).
Kemasan menyediakan fungsi penting untuk memastikan bahwa
makanan tidak terkontaminasi, memberikan perlindungan fisik dan
memperpanjang masa simpan makanan. Bahan kemasan menjadi semakin
kompleks dalam desain dan komposisi mereka. Berbagai bahan kimia telah
diidentifikasi memiliki potensi untuk bermigrasi dari kemasan makanan ke
dalam makanan. Bahan kimia atau kelas kimia yang termasuk adalah:
phthalates, senyawa perfluorinated (PFC); epoxidised minyak kedelai
(ESBO); semicarbazide,akrilonitril, dan vinil klorida. Phthalates mengacu
pada ester dari asam ftalat, sekelompok bahan kimia yang digunakan terutama
sebagai plastik. Sebagai plastik, phthalates yang digunakan dalam berbagai
aplikasi termasuk bahan bangunan dan konstruksi, peralatan medis, mainan,
kosmetik, dan makanan kemasan (Kai, 2011).
Bentuk kemasan plastik pada saat ini sudah mendominasi industri
pangan yang tanpa disadari, penggunaan kemasan plastik ini juga dapat
mencemari makanan.Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat fisik dan kimia dari
plastik. Kemasan plastik pada suhu ruang akan menyebabkan terjadinya
migrasi senyawa dengan berat molekul kecil akan masuk ke dalam makanan
secara bebas. Jenis plastik yang digunakan akan mempengaruhi proses
migrasi zat-zat plastik tersebut ke dalam makanan. Semakin tinggi suhu
makanan maka semakin banyak zat plastik yang mencemari makanan
(Nuraini, 2007).
Kemampuan ekstrak senyawa dari plastik dapat ditentukan dengan
menempatkan plastik di kontakdengan makanan atau simultan makanan di
bawah kondisi yang ditetapkan suhu, waktu dan statis/modus dinamis.Pada
tes, teknik analisis yang tepat diterapkan untuk menentukan jumlah senyawa
hadir dalam makanan/simultan dan karenanya, tingkat migrasi dapat dihitung.
Secara keseluruhan interaksi bahan kemasan plastik dengan bahan makanan
paling tepat digambarkan oleh migrasi global, yang jumlah semua migrasi
spesifik konstituen plastik dan bahan makanan.Selain itu, tes kontak makanan
dengan beberapa sayurandan simulan telah dilakukan untuk mempelajari
kemungkinan memanfaatkan bahan-bahan tersebut dalam sektor kemasan
makanan. Jumlah komponen apapun yang bermigrasi ke dalam makanan
tergantung pada konsentrasi asli dari tertentukomponen dalam polimer dan
kelarutannya juga sebagai suhu , tekanan mekanis dan kontakwaktu. Hal ini
sangat sulit untuk mengukur migrasi langsung ke dalam makanan, karena
kebanyakan bahan makanan telah rumit komposisi. Perilaku migrasi bahan
plastik mudah diukur oleh apa yang disebut makanan simulan seperti alkohol
70% dan air (Avella et al., 2005).
Pada makanan yang dikemas dalam kemasan plastik, adanya migrasi ini
tidak mungkin dapat dicegah 100% (terutama jika plastik yang digunakan
tidak cocok dengan jenis makanannya). Migrasi monomer terjadi karena
dipengaruhi oleh suhu makanan atau penyimpanan dan proses
pengolahannya. Semakin tinggi suhu tersebut, semakin banyak monomer
yang dapat bermigrasi ke dalam makanan. Semakin lama kontak antara
makanan tersebut dengan kemasan plastik, jumlah monomer yang bermigrasi
dapat makin tinggi (Sulchan dan Endang, 2007).
Selama penyimpanan kontak antara makanan terkemas dan bahan
kemasan patut diwaspadai. Bahan kemasan, khususnya kemasan kaleng
mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan dan bahan tersebut dapat
memasuki sistem pencernakan manusia ketika mengkonsumsi produk
tersebut.Istilah perpindahan komponen berbahaya dari bahan kemasan ke
dalam produk terkemas dikenal dengan istilah migrasi. Perhitungan total
migrasi dilakukan untuk mengetahui jumlah total komponen non volatile
penyusun suatu kemasan yang berpindah (migran) tanpa memperhatikan jenis
migran tersebut (Warsiki, 2013)
Migrasi terjadi akibat pengaruh suhu panas makanan, waktu
penyimpanan, dan proses pengolahannya. Semakin tinggi suhu maka semakin
tinggi kemungkinan terjadi migrasi. Lamanya waktu penyimpanan makanan
juga berpengaruh terhadap perpindahan materi berbahan kimia ini.Semakin
lama kontak antara makanan dengankemasan plastik, semakin tinggi jumlah
bahankimia yang bermigrasi ke makanan. Jika hal ini terjadi terus-menerus
akan mengganggu kesehatan dan akan meningkatkan resiko kanker serta
beberapa penyakit berbahaya lainnya (Irawan, 2013).
Kontak antara kemasan makanan dan plastik mungkin melibatkan
transfer timbal balik antara materidan medium sekitarnya . Dalam kasus poli-
(vinil klorida) ( PVC ) berbasis bungkus komersial film, berbagai bantuan
pengolahan seperti plasticizermungkin memancarkan dari bahan kemasan
atau dapat diekstraksi dengan bahan makanan . Fenomena ini yaitu migrasi
menyebabkan polusi dari makanan kemasan dan penurunan bahan kimia dan
sifat fisik dari material. Namun, dalam banyak kasus, solusi untuk mencegah
migrasi harus dieksplorasi. Memang, persyaratan hukum dalam migrasi
ditoleransi dan pengujian aturan yang lebih dan lebih menjadi kendala.
Kondisi untuk menghasilkan lapisan permukaan silang yangdiharapkan
menghambat migrasi aditif. Cara lain untuk mengurangi migrasi adalah untuk
menggantikan plasticizer berat molekul rendah dengan elastomer polymer 13
(Audic et al., 2000).
Kertas merupakan produk yang berasal dari pemanfaatan selulosa
sebagai bahan bakunya. Kertas digunakan secara meluas dalam bidang
pendidikan sampai bidang pengemasan. Gramatur adalah nilai yang
menunjukkan bobot kertas per satuan luas (g m-2). Penentuan gramatur kertas
akan sangat berguna untuk menentukan kekuatan fisik kertas. Apabila hasil
gramatur yang didapat berada di bawah target gramatur yang hendak dicapai.
Hal ini disebabkan faktor tingkat penyebaran serat yang kurang merata
menyebabkan jumlah serat pada tiap sisi tidak seimbang dan mengakibatkan
nilai gramatur kertas tidak tercapai (Syamsu dkk., 2012).
Densitas didefinisikan sebagai macam persatuan volume. Bahan yang
homogen seperti es atau besi,memiliki densitas yang sama pada setiap
bagiannya. Densitas suatu bahan,tidak sama pada setiap bagiannya contohnya
adalah atmosfer bumi ( yang semakin tinggi akan semakin kecil densitasnya)
dan lautan ( yang semakin dalam akan semakin besar densitasnya). Satuan SI
untik densitas adalah kilogram permeter kubik ( 1kg/m3) (Young, 2002).
Uji ketahanan jatuh (drop test) memungkinkan untuk memperkirakan
penggunaan berat yang dapat ditahan oleh kemasan. Uji ketahanan jatuh juga
dapat digunakan sebagai dasar penanganan dalam pengiriman produk, dan
untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang rapuh pada kemasan.umumnya
daerah yang rapuh ketika dilakukan uji ketahanan jatuh (drop test) adalah
bagian tumit dari kemasan (Bucci, 2005).
C. Metodologi
1. Alat
a. Gelas beker
b. Jangka sorong
c. Neraca analitis
d. Oven
e. Penangas air
f. Penangas listrik
2. Bahan
a. Air minum kemasan gelas plastik (Vit, Clavio, Dzakya dan Cokro)
b. Alkohol 70%
c. Aquadest
d. Asam asetat 4%
e. Kemasan kertas(Tim-Tam, Shapes, Fullo, Richeese Nabati)
f. Kemasan plastic(Station Rasa, Ting-Ting, dan Kiss)
3. Cara Kerja
1. Penentuan global migrasi kemasan kembang gula
Pengeluaran sampel
Kemasan plastik
Alin, Jonas. 2012. Migration from Plastic Food Packaging during Microwave
Heating. Journal of Agricultural and Food Chemistry 61(6) pp 1405-
1415.
Amirshaghaghi, Z. 2011. Studies of Migration of Styrene Monomer From
Polystyrene Packaging Into the Food Simulant. Iranian Journal of
Chemical Engineering Vol. 8, No. 4.
Anderson, John N. 1972. Applied Dental Materials. Blackwell Scientific
Publications. England.
Anton. 2015. Alkohol/Alkanol dan Eter/Alkoksi Alkana. DEMPO. Malang.
Astawan, Made. 1999. Membuat Mi dan Bihun Dengan Keamsan Yang Baik.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Audic Poncin-Epaillard, D. Reyx, J.-C.Brosse. 2000. Cold Plasma Surface
Modification Of Conventionally AndNonconventionally Plasticized
Poly(Vinyl Chloride)-BasedFlexible Films: Global And Specific
Migration Of Additives Into Isooctane. Journal Of Applied Polymer
Science, Vol. 79, 13841393.
Avella, Maurizio, Jan J. De Vlieger b , Maria Emanuela Errico a, Sabine Fischer
b, Paolo Vacca c, Maria Grazia Volpe. 2005. Biodegradable starch/clay
nanocomposite films for food packaging applications. Food Chemistry
vol. 93 page 467474.
Badan POM RI. 2007. Peraturan Kepala Badan POM No. HK.00.05.55.6497
tentang Bahan Kemasan Pangan. BPOM, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2004. SNI 19-4370-2004 : Botol Plastik untuk Air
Minum. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Bierley, A.W., R.J. Heat and M.J. Scott, 1988, Plastic Materials Properties and
Aplications. cations. Chapman and Hall Publishing, New York.
Bucci D Z, L B B Tavares, and I Sell. 2005. PHB Packaging for The Storage of
Food Products. Polymer Testing Journal 24 (5) : 564-571
Bucci, D. Z., Tavares and I Sell. 2005. Packaging for The Storage of Food
Products. Polymer Testing Journal Vol. 24, No. 5, Hal. 564-571.
Casey, J.P. 1981. Pulp and Paper.vol.II Second Ed. International Publisher Inc.
NewYork.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia.
Jakarta.
Disai, Pinton. 2011. Dampak Konsentrasi Larutan Asam Cuka Dibawah 5% dan
Lama Perendaman Terhadap Batas Keamanan dalam Kekerasan Gigi
Permanen (Penelitian Eksperimental Laboratoris). Universitas Jember.
Fatah, Lukman Abdul., dan Novitasari. Pengukuran Kadar Alkohol dalam
Larutan Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535. Jurnal Teknik Kimia.
Vol 01 (1).
From Polyethylene Terephthalate (PET) Plastic Used For Bottled DrinkingWater.
Elsevier. Journal food and scince vol.29, No.1 :1-2.
Harper. 1975. Handbook of Plastic and Elastomer. Westing House Electric
Corporation. Baltimore. Maryland.
Irawan S dan Guntarti S. 2013. Karakterisasi Migrasi Kemasan dan Peralatan
Rumah Tangga Berbasis Polimer. Jurnal Kimia Kemasan 35 (2) : 97-
112.
Kai, Te Mana Kounga dan Ahitereiria me Aotearoa. 2011. Survey of Chemical
Migration from Food Contact Packaging Materials in Australian Food.
Food Standards. Australia.
Koswara, S., 2006. Bahaya di Balik Kemasan Plastik. e-book pangan.
Mariana, Dina., Nuri Andarwulan, dan Hanifah Nuryani Lioe. 2013. Validasi
Metode Analisis Kandungan Spesifik Residu Total Monomer Stiren pada
Kemasan Polistiren. Jurnal Kimia Kemasan Vol. 35 No.2 Hal. 113-122.
Murniyati, Dwi S, dan Ijah M 2013. Membuat Filet Lele dan Produk Olahannya.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Nuraini H 2007. Memilih dan Membuat Jajanan Anak yang Sehat dan Halal.
QultumMedia. Jakarta.
Nurminah, Mimi. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan
Kertas serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas.USU digital
library. Publishing. Co. Inc. Westport. Connecticut
Robertson, Gordon L. 2005. Quality Standaritation Pulp and Paper. Scientific
Journal Vol. 3, No. 19, Hal. 28-35.
Rochani, Siti. 1997. Pengaruh Fisika, Kimia, dan Mikrobiologi Terhadap kemasan
Plastik. Jurnal Ilmu Lingkungan Vol. 12, No.23:1-3.
Rojas C de Gante, G. Lopez, A. Lopez. 2001. Studi migrasi tentang coextruded
material kemasan makanan dengan menggunakan simulat makanan
berlemak : Iso-octane dan Ethanol. Centro dBiotecnologia, Instituto
Tecnologico de Estudios Superiores de Monterrey-Campus Monterrey.
Sacharow. S. and R.C. Griffin. 1980. Principles of Food Packaging. The AVI
Sibuea, Fridaqua Sada Yanitauli. 2015. Ekstraksi Tanin dari Kluwak (Pangium
edule R.) Menggunakan Pelarut Ethanol dan Aquades dan Aplikasinya
Sebagai Pewarna Makanan. Universitas Negeri Semarang.
SNI 12-4259-2004. 2004. Gelas Plastik Untuk Air Minum Dalam Kemasan.
Badan Standarisasi Nasional.
SNI 7322:2008. 2008. Produk Melamin-Perlengkapan Makanan Dan Minuman.
Badan Standarisasi Nasional.
Sulchan, Mohammad dan Endang Nur W. 2007. Keamanan Pangan Kemasan
Plastik dan Styrofoam. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 57 (2).
Suprapto, Raden., Sri Kumalaningsih dan Arie Febrianto. 2014. Pemanfaatan
Nata de Coco Sebagai Bahan Pendukung Dalam Pembuatan Kertas
Manila (Kajian Konsentrasi Nata de Coco dan Konsentrasi Perekat).
Teknologi Industri Pertanian. Brawijaya.
Susanti, W. 2010, Analisa Kadar Ion Besi, Kadmium dan Kalsium dalam Air
Minum Kemasan Galon dan Air Minum Kemasan Galon Isi Ulang
dengan Metode Spektofotometri Serapan Atom, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatra Utara, Medan.
Syamsu, Khaswar, Han Roliadi, Krishna Purnawan C., Siti Sartika H. 2012.
Produksi Kertas Selulosa Mikroba Nata de coco dan Analisis
Biokonversinya. Jurnal Teknologi Pertanian 8(2): 60-68.
Syarief, R., Santausa, S. dan B.S. Isyana. 1988. Buku dan Monograf Teknologi
Pengemasan Pangan. IPB Press. Bogor.
Warsiki, Endang., Evy Damayanthy, dan Rizal Damanik. 2013. Karakteristik
Mutu Sop Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) dalam Kemasan
Kaleng dan Perhitungan Total Migrasi Bahan Kemasan. Jurnal Tek.
Industri Pertanian Vol. 18(3), Hal. 21-24.
Warsiki, Endang., Evy Damayanthy, dan Rizal Damanik. 2013. Karakteristik
Mutu Sop Daun Torbangun (Coleus Amboinicus Lour) dalam Kemasan
Kaleng dan Perhitungan Total Migrasi Bahan Kemasan. Jurnal Tek.
Industri Pertanian Vol. 18(3), Hal. 21-24.
Westerhoff, P., Prapaipong, P., Shock, E. dan Hillaireau, A. 2007. Antimony
Leaching
Widyastuti, Shinta. 2014. Laporan Penelitian Alkohol-Fenol. Univeritas Sumatera
Utara. Medan.
Young, Hugh. D & dkk. 2002. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.