Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 2013
bab I pasal 1 ayat 2 tentang ketenagakerjaan menyebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat. Tenaga kerja dalam setiap pekerjaannya harus selalu
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja. Pekerjaan yang tidak
mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja akan menyebabkan beban
kerja baik secara fisik maupun mental. Beban kerja pada tenaga kerja ini dapat
menyebabkan pekerja mengalami kelelahan dan mempengaruhi kinerja.
Tenaga kerja di Indonesia dapat dikatagorikan cukup banyak. Salah satu
tenaga kerja di Indonesia ialah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
merupakan tenaga kerja formal yang biasanya bekerja di instansi kesehatan
salah satunya adalah rumah sakit.
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang
pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien. Rumah sakit
merupakan salah satu sistem pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, rehabilitasi dan juga
pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat
darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap (Muninjaya, 2004). Rumah sakit
merupakan tempat dimana tenaga kesehatan dapat melakukan tugasnya.
Tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit juga banyak macamnya. Salah
satu tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit adalah perawat.
Data dari World Health Organization (WHO) 2009, menyebutkan
bahwa terdapat 7,8 juta perawat di 198 negara di dunia. Data Badan PPSDM
Kesehatan tahun 2014 juga menyatakan terdapat sebanyak 302.406 jumlah
tenaga kesehatan dengan posisi terbanyak adalah perawat yaitu 122.689 orang
yang bekerja di rumah sakit di Indonesia (Kemenkes RI, 2015). Perawat
merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang memiliki fungsi penting
dalam penyelenggaraan kesehatan. Menurut (Sukmono, 2013) Tugas pokok
1
2
7
8
2) Kelelahan kronis
Terjadi bila kelelahan berlangsung setiap hari, berkepanjangan dan
bahkan kadang-kadang telah terjadi sebelum memulai suatu
pekerjaan.
c. Berdasarkan Penyebab
(Soetomo, 2000) menyebutkan bahwa klasifikasi kelelahan
berdasarkan faktor penyebab diantaranya:
1) Kelelahan fisik
Kelelahan ini disebabkan oleh kelemahan otot. Kontraksi otot
yang kuat mengakibatkan tekanan pada otot dan dapat
menghentikan aliran darah. Gangguan pada aliran darah dapat
menyebabkan kelelahan otot yang berakibat otot tidak dapat
berkontraksi.
2) Kelelahan psikologi
Kelelahan psikologi berkaitan dengan depresi, gugup, dan
kondisi psikologi lainnya. Kelelahan psikologi biasanya diperburuk
dengan adanya stress.
3) Kelelahan mental
Kelelahan metal disebabkan karena faktor psikis. Pekerja
memiliki persoalan kejiwaan yang belum terselesaikan dan
menyebabkan stress psikis.
4) Kelelahan keterampilan
Kelelahan ini terjadi karena tugas-tugas yang memerlukan
ketelitian dan penyelesaian permasalahan yang cukup sulit.
B. Kelelahan Mental
1. Pengertian Kelelahan Mental
Kelelahan mental merupakan cabang dari kelelahan yang dapat
menyerang siapapun dalam melakukan pekerjaan. Kelelahan ini dapat
dikatakan kelelahan palsu, yang timbul dalam perasaan orang yang
bersangkutan dan terlihat dalam tingkah lakunya atau pendapatnya tidak
konsekuen lagi, serta jiwanya yang labil dengan adanya perubahan
9
c) Kondisi kesehatan
Faktor tenaga kerja seperti kondisi kesehatan juga berpengaruh
kepada tingkat kelelahan yang terjadi pada pekerja. Tingkat kesehatan
ini terbagi menjadi 2, tingkat kesehatan fisik dan tingkat kesehatan
mental. Kesehatan mental juga berpengaruh kepada kelelahan kerja.
Pikiran yang mengganggu adalah kekhawatiran yang bisa meningkat
dan menjadi tegangan pikiran yang mengakibatkan pekerja yang
bersangkutan menjadi sakit. Tekanan hidup juga tercermin dalam
pekerjaannnya misalnya pelambatan kerja atau kerusakan alat (Putri,
2008). Kondisi kesehatan fisik dapat dipengaruhi dari beban kerja fisik
yang diterima pada tubuh. Beban kerja fisik yang berlebih dapat
mempengaruhi kelelahan pada seseorang.
Penelitain (Wulandari, 2016) didapatkan hasil bahwa diperoleh
nilai p-value sebesar 0,001 (<0,05) yang dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara beban kerja fisik dengan kelelahan.
d) Status gizi
Menurut penelitian (Wiegand, 2009) dalam (Ariani, 2009)
menyimpulkan bahwa adanya hubungan status gizi dengan obesitas
terhadap tingkat kelelahan yang di derita karena berkaitan adanya
gangguan tidur penyakit degeneratif seperti diabetes pada seseorang
yang memiliki BMI obesitas. Seseorang dengan BMI obesitas
memiliki resiko mengalami kelelahan lebih tinggi bila dibandingkan
dengan orang yang memiliki BMI nonbesitas.
Pada penelitian (Syahlefi, 2014) didapatkan hasil bahwa status
gizi/IMT dengan kejadian kelelahan dapat diketahui nilai p = 0,016
dimana p > 0,05 artinya ada hubungan status gizi/IMT dengan kejadian
kelelahan.
e) Motivasi
Dalam dimensi psikologis, kelelahan dapat dipengaruhi hal-hal
meliputi keperibadian individu, motivasi, kemampuan, pelatihan,
kebiasaan, kebosanan dll (Dwivedi, 1981). Selain itu, kemampuan
12
C. Kerangka Teori
Gejala:
1. Anti sosial
2. Depresi
Faktor penyebab 3. Kehilangan
kelelahan: inisiatif
a. Internal
1. Umur
2. Jenis kelamin Kelelahan mental
3. Kondisi
kesehatan
4. Status gizi
b. Psikis
1. Motivasi Tidak
2. Masa kerja Dikendalikan
Dikendalikan
c. Eksternal
1. Istirahat
2. Shift kerja
3. Kerja malam Menimbulkan dampak:
Tidak terjadi
d. Lingkungan 1. Hambatan
kelelahan mental
1. fisik persepsi
2. kimia 2. Sukar berfikir
3. biologi 3. Penurunan
4. psikologis motivasi
4. Performa kerja
Gambar 2.1 kerangka Teori
rendah.
Sumber: Modifikasi Teori Akoso (2009), Putri (2008), Ariani (2009),
Beaulieu (2005), RSOPA (2001), Silaban (1998), Tarwaka (2014)
16
D. Kerangka Konsep
Umur
Jenis Kelamin
Status Gizi
Kelelahan Mental
Masa Kerja
Motivasi
Shift Kerja
Pencahayaan
E. Hipotesis
1. Ada hubungan antara umur dengan kelelahan mental
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kelelahan mental
3. Ada hubungan antara status gizi dengan kelelahan mental
4. Ada hubungan antara masa kerja dengan kelelahan mental
5. Ada hubungan antara motivasi dengan kelelahan mental
6. Ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan mental
7. Ada hubungan antara pencahayaan dengan kelelahan mental
8. Ada hubungan secara bersama-sama antara variabel umur, jenis
kelamin, status gizi, masa kerja, motivasi, shift kerja, dan pencahayaan
dengan kelelahan mental.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan desain studi observasional analitik
dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga selama 5 bulan dari bulan Januari hingga bulan Mei 2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap
bangsal bedah RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yaitu
sebanyak 42 orang. Bangsal bedah meliputi: ruang menur, ruang edelweis,
dan ruang dahlia.
2. Sampel
Penelitian ini menggunakan metode total sampling dari populasi.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, status gizi,
masa kerja, motivasi, dan shift kerja perawat rawat inap bangsal bedah
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelelahan mental pada perawat
di ruang rawat inap bangsal bedah RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Cara Ukur Katagori Skala
1. Kelelahan Kelelahan yang KAUPK2 Data berdistribusi Ordinal
mental dirasakan normal:
responden 1. > mean (tidak
disebabkan oleh lelah)
faktor psikis dan 2. mean (lelah)
persoalan
kejiwaan yang Data berdistribusi
belum tidak normal
17
18
F. Alur Penelitian
G. Instrumen Penelitian
Jenis instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi:
1. KAUPK2 digunakan untuk mengumpulkan data responden meliputi
faktor-faktor penyebab kelelahan mental.
2. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data responden meliputi
umur, jenis kelamin, masa kerja, motivasi, dan shift kerja.
3. Timbangan Berat Badan digunakan untuk mengukur berat badan
responden.
4. Microtoice digunakan untuk mengukur tinggi badan responden.
5. Kamera Digital digunakan untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian
H. Sumber Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer meliputi variabel umur,
jenis kelamin, status gizi, masa kerja, motivasi, shift kerja, dan pencahayaan
yang diperoleh dari kegiatan wawancara dan pengukuran. Data sekunder
diperoleh dari rumah sakit berupa data jumlah perawat, jumlah perawat rawat
inap, dan jumlah perawat rawat inap bangsal bedah.
I. Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas pada penelitian ini yaitu melakukan
pengukuran dengan KAUPK2 pada perawat rawat inap di RS Wijayakusuma
Purwokerto sebanyak 30 orang.
J. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mengetahui karakteristik dari
masing-masing variabel yang diteliti. Analisis ini dilakukan untuk melihat
20
gambaran dari setiap variabel bebas dan terikat. Variabel tersebut meliputi
umur, jenis kelamin, status gizi, motivasi, shift kerja, dan masa kerja.
2. Analisis Bivariat
Analisis yang digunakan untuk mencari hubungan variabel bebas
(umur, jenis kelamin, status gizi, masa kerja, motivasi, shift kerja,
pencahayaan) dan variabel terikat (kelelahan mental) dengan uji statistik
yang sesuai dengan skala data yang ada. Uji statistik yang digunakan
adalah Chi Square untuk menghubungkan variabel kategorik dengan
kategorik. Uji Chi Square menggunakan derajat kepercayaan 95%. Jika p-
value 0,05, maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa ada
hubungan bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. Jika p-
value > 0,05, maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat.
3. Analisis Multivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan beberapa
variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis multivariat
bertujuan untuk mengetahui salah satu variabel independen yang paling
berpengaruh terhadap variabel dependen (Notoatmodjo, 2010). Uji yang
digunakan dalam analisis multivariat ini adalah regresi logistik.
K. Etika Penelitian
Subjek yang bersedia menjadi responden sebelumnya diberikan
kesempatan untuk mengisi dan menandatangai inform consent. Etika
penelitian ini adalah (respect),(confidentiality),(an inclusiveness), dan (justice)
yaitu dengan memperlakukan responden secara sama rata.
L. Jadwal Penelitian
Tabel 3.2. Jadwal Penelitian
Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5
Perizinan dan survey
1.
pendahulaun
2. Penyusunan proposal
3. Pengambilan data
4. Penyusunan laporan akhir
5. Seminar penelitian akhir
21
DAFTAR PUSTAKA
Ria Aridya Liarucha. 2016. Perbedaan Kelelahan Perawat Ruang Rawat Inap 2
Shift/Hari Di RS Baladhika Husada dan RSD Kalisat Kabupaten Jember. e-
Jurnal Pustaka Kesehatan. Vol.4 no.2. Universitas Jember, Jember.
Robins. 2006. Perilaku Organisasi. Salemba Empat, Jakarta.
Setyawati, L. 1994. Kelelahan Kerja Kronis, Kajian terhadap Kelelahan Kerja,
Penyusunan Alat Ukur, serta Hubungannya dengan Waktu Reaksi dan
Produktivitas Kerja. Disertasi. Program Doktor. UGM. Yogyakarta.
Silaban. 1998. Kelelahan kerja. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun
XXVI No. 539-543, Jakarta.
Soetomo, DR. 2000. Fatigue dalam Dunia Penerbangan. Cerimin Dunia
Kedokteran, Jakarta.
Sukmono, T. 2013. Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Tingkat Stres
Kerja Perawat Indonesia yang Bekerja di Qatar. Universitas Muhammadiyah
Semarah.
Sumamur. 2009. Hiegiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. CV Sagung
Seto, Jakarta.
Tarwaka. 2013. Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta:
Harapan Press.
The Royal Society for Prevention of Accident (ROSPA). 2001. A literature
Review: Driver Fatigue and Road Accidents.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Th 2013 tentang ketenagakerjaan.
2013.
Vita Yustiya Setiyana. 2013. Forgiveness dan Stres Kerja Terhadap Perawat.
Jurnal ilmiah Psikologi terapan Vol. 01No. 02. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Wijayanti Kurniawati. 2013. Hubungan Praktik Penerapan Standart Operating
Prosedure (SOP) Dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Dengan
Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Perawat Unit Perinatologi Di Rsud Tugurejo
Semarang. Jurnal Fakultas Kesehatan. Universitas Dian Nuswantoro
Semarang
World Health Organization. 2004. International Statistical Classification of
Disease and Related Health Problems Tenth Revision Volume 2 second
edition. Geneva: World Health Organization.
World Health Organization. 2009. Global Strategy on Diet, Physical Activity and
Health.
24
Lampiran 1.
Kepada Yth.
Bapak/Ibu selaku responden
Di tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Jurusan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal
Soedirman,
Nama: Maghfira Maulani
NIM : G1B014101
Akan mengadakan penelitian tentang Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan
Kelelahan Mental Pada Perawat di Ruang Rawat Inap Bangsal Bedah RSUD Dr.
R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Untuk itu saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Segala hal
yang bersifat rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk
kepentingan penelitian ini.
Atas Perhatian dan ketersediaan serta kerjasama yang baik dari Bapak/Ibu
saya ucapkan terimakasih.
Peneliti,
Maghfira Maulani
25
Lampiran 2.
Purwokerto,
Responden
( )
26
Lampiran 3.
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden :
Umur :
Alamat :
Shift kerja :
Berat badan : kg
Tinggi badan : cm
Tidak
NO Pertanyaan Sering Jarang
pernah
Apakah Anda sering merasa sukar
1.
berpikir?
Apakah Anda sering merasa lelah
2.
berbicara?
Apakah Anda sering merasa gugup
3.
menghadapi sesuatu?
Apakah Anda sering merasa tidak pernah
4. berkonsentrasi dalam menghadapi
sesuatu pekerjaan?
Apakah Anda sering merasa tidak
5.
mempunyai perhatian terhadap sesuatu?
Apakah Anda cenderung sering lupa
6.
terhadap sesuatu?
Apakah Anda sering merasa kurang
7.
percaya terhadap diri sendiri?
Apakah Anda sering merasa tidak tekun
8.
dalam melaksanakan pekerjaan Anda?
Apakah Anda sering merasa enggan
9.
bekerja cekatan?
Apakah Anda sering merasa enggan
10.
menatap mata orang?
Apakah Anda sering merasa tidak tenang
11.
dalam bekerja?
Apakah Anda sering merasa lelah
12.
seluruh tubuh?
Apakah Anda sering merasa bertindak
13.
lamban?
Apakah Anda sering merasa tidak kuat
14.
berjalan?
Apakah Anda sering merasa sebelum
15.
kerja sudah lelah?
Apakah Anda sering merasa daya pikir
16.
menurun?
Apakah Anda sering merasa cemas
17.
terhadap sesuatu hal?
28
Alternatif Jawaban
No. Pertanyaan
SS S KS TS STS
Saya merasa prestasi yang
1. saya capai saat ini sudah
sangat memuaskan
Saya merasa penghasilan
2. yang saya terima sudah
sangat memuaskan
Saya merasa jabatan saya
3. sebagai perawat sudah
sangat memuaskan
Saya merasa dapat
4. bersosialisasi dengan
karyawan lain
Saya menganggap rekan
5.
kerja saya adalah keluarga
Saya merasa atasan saya
6. selalu memberikan
perhatian kepada karyawan
Saya merasa tugas dan
tanggung jawab yang
7. diberikan sesuai dengan
pendidikan dan kemampuan
saya
Saya merasa gaji yang saya
8. dapat memberikan drongan
untuk bekerja lebih baik
Saya merasa masalah
keluarga yang saya hadapi
9.
tidak berpengaruh pada
pekerjaan saya
Saya merasa keluarga saya
sangat mendukung
10.
pekerjaan saya sebagai
perawat
Keterangan:
SS = sangat setuju
S = setuju
KS = kurang setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju