You are on page 1of 19

PENGENDALIAN KUALITAS

PEMBUATAN SAPU LIDI


Usaha Ibu Silmi

Oleh :
Aman Sobari
(1505903030061)

J U R U S A N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH

2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya yang
telah memberikan pengetahuan, kesehatan, dan kesempatan bagi saya untuk dapat
untuk menyelesaikan makalah yang berjudul pembuatan Sapu Lidi dengan
waktu yang telah ditentukan.

Tugas ini saya susun agar pembaca dapat memahami tentang sistem aliran
produksi . saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak
Muzakir ST.,MT selaku dosen pembimbing, dan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan Tugas ini. Semoga tugas yang sederhana ini dapat
memberi wawasan dan pemahaman yang luas kepada pembaca.

Namun demikian tentu saja dalam penyusunan tugas ini masih terdapat
banyak kekurangan, baik itu dalam hal penulisan, pemilihan, dan pengejaan kata
yang kurang tepat.Dengan ini, saya

memohon maaf jika dalam pembuatan tugas ini banyak kekurangan. Kritik
dan saran dari pembaca akan saya jadikan acuan untuk menyusun tugas
berikutnya. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Waalaikumsalam Wr.Wb.

Meulaboh, 01 November 2017

Penyususn
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sapu lidi adalah sebuah alat rumah tangga yang mempunyai fungsi
sebagai alat pembersih yang mana kebutuhannya secara tidak langsung
menjadi sebuah kebutuhan primer bagi masyarakat kita disejak dulu
sampai sekarang. Sapu lidi adalah sebuah alat yang terbuat dari bahan
utamanya yaitu kayu lurus (kayu yang mempunyai batang lurus mirip
dengan akasia namun lebih kuat) namun bisa juga tidak menggunakan
kayu dan lidi (pelepah daun kelapa) . salah satunya adalah Usaha Ibu Silmi
yang didirikan pada tahun 2010 silam, Usaha Ibu Silmi ini merupakan
usaha dibidang alat penunjang kebersihan yaitu sapu lidi usaha ini sendiri
beralamat di Desa Ranubdong tugas ini kami pun tertarik untuk
mengetahui lebih dalam bagaimana proses pembuatan Sapu lidi sekaligus
aspek pemasaranya di wilayah kota Meulaboh ini.Dengan melakukan
tugas survey ini kami berharap dapat melihat secara langsung dilapangan,
proses pembuatan, pemasaran dan pemanfatan Sapu lidi dalam kehidupan
di masyarakat..

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian mutu berbasis statistik dalam
pembuatan gorong-gorong di Usaha Ibu Silmi?
2. Bagaimna penerapan old seven tools dan new seven tools dalam
pembuatan gorong-gorong di Usaha Ibu Silmi?
3. Bagaimana pengendalian mutu, old seven tools dan new seven tools
dalam pembuatan gorong-gorong di Usaha Ibu Silmi?
4. Bagaimana sistem penerapan ISO 9000 dan 9001 di Usaha Ibu Silmi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Usaha Ibu Silmi dalam pengendalian
mutu berbasis statistik.
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan old seven tools dan
new seven tools pada Usaha Ibu Silmi.
3. Untuk mengetahui pengendalian mutu, old seven tools dan new seven
tools dalam pembuatan Sapu lidi.
4. Untuk mengetahui sistem penerapan ISO 9000 dan 9001 di Usaha Ibu
Silmi?

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengendalian Mutu Berbasis Statistik


Pengendalian kualitas/mutu secara statistik adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mengendalikan, memperbaiki, mempertahankan dan mengolah
proses baik manufaktur maupun jasa melalui penggunaan metoda statistik.
Pengendalian kualitas merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan
untuk monitor, mengendalikan, menganalisis, mengelolah dan memperbaiki
produk serta proses-proses pembuatan produk tersebut. Pengendalian Mutu atau
pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa
produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui
persyaratan dari Pelanggan maupun persyaratan dari produsen itu sendiri.

2.2 Old Seven Tools


QC Seven Tools adalah 7 (tujuh) alat dasar yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh produksi, terutama pada
permasalahan yang berkaitan dengan kualitas (Mutu). 7 alat dasar QC ini pertama
kali diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa pada tahun 1968. Berikut 7 alat
pengendalian kualitas tersebut :
1. Scatter Diagram
Scatter diagram (diagram pencar) adalah grafik yang menampilkan sepasang
data numerik pada sistem koordinat Cartesian, dengan satu variabel pada
masing-masing sumbu, untuk melihat hubungan dari kedua variabel tersebut.
2. Check sheet
Check sheet (lembar pemeriksaan) adalah lembar yang dirancang sederhana
berisi daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan perekaman data sehingga
pengguna dapat mengumpulkan data dengan mudah, sistematis, dan teratur
pada saat data itu muncul di lokasi kejadian.serta menjadi informasi dan hasil
yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
3. Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan )
Fishbone diagram (diagram tulang ikan) sering disebut juga diagram Ishikawa
atau causeandeffect diagram (diagram sebab-akibat). Fishbone
diagram adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu
efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui
sesi brainstorming.
4. Pareto Chart
Pareto chart (bagan pareto) adalah bagan yang berisikan diagram batang (bars
graph) dan diagram garis (line graph); Prinsip pareto chart sesuai dengan
hukum Pareto yang menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase
terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%).
5. Flow Chart
Flow charts (bagan arus) adalah alat bantu untuk memvisualisasikan proses
suatu penyelesaian tugas secara tahap-demi-tahap untuk tujuan analisis,
diskusi, komunikasi, serta dapat membantu kita untuk menemukan wilayah-
wilayah perbaikan dalam proses.
6. Control Chart
Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari
bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu. Data di-plot dalam urutan
waktu. Control chart selalu terdiri dari tiga garis horisontal, yaitu:
Garis pusat (center line),.
Upper control limit (UCL),
Lower control limit (LCL),
7. Histogram
Histogram adalah alat seperti diagram batang (bars graph) yang digunakan
untuk menunjukkan distribusi frekuensi. Sebuah distribusi frekuensi
menunjukkan seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data
terjadi. Data dalam histogram dibagi-bagi ke dalam kelas-kelas, nilai
pengamatan dari tiap kelas ditunjukkan pada sumbu X.

2.3 New Seven Tools


Berikut 7 alat pengendalian kualitas yang sering digunakan :
1. Afinity Diagram
Affinity Diagram adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah
besar gagasan, opini, masalah, solusi, dan sebagainya yang bersifat data verbal
melalui sesi curah pendapat (brainstorming), kemudian mengelompokkannya
ke dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan hubungan naturalnya.
2. Interrelationship Diagram
Interrelationship diagram (diagram keterkaitan masalah) adalah alat untuk
menganalisis hubungan sebab dan akibat dari berbagai masalah yang kompleks
sehingga kita dapat dengan mudah membedakan persoalan apa yang
merupakan driver (pemicu terjadinya masalah) dan persoalan apa yang
merupakan outcome (akibat dari masalah).
3. Tree Diagram
Tree diagram adalah teknik yang digunakan untuk memecahkan konsep apa
saja, seperti kebijakan, target, tujuan, sasaran, gagasan, persoalan, tugas-tugas,
atau aktivitas-aktivitas secara lebih rinci ke dalam sub-subkomponen, atau
tingkat yang lebih rendah dan rinci.
4. Matrik Diagram
Matrix diagram adalah alat yang sering digunakan untuk menggambarkan
tindakan yang diperlukan untuk suatu perbaikan proses atau produk. Matrix
diagram selalu terdiri dari baris dan kolom yang menggambarkan hubungan
dua atau lebih faktor untuk mendapatkan informasi tentang sifat dan kekuatan
dari masalah
5. Matrik Data Analisis
Matrix data analysis adalah alat yang digunakan untuk mengambil data yang
ditampilkan dalam matrix diagram dan mengaturnya sehingga dapat lebih
mudah diperlihatkan dan menunjukkan kekuatan hubungan antar variabel
6. Activity Network Diagram
Activity network diagram adalah alat yang digunakan untuk merencanakan atau
menjadwalkan proyek. Untuk menggunakannya, kita harus mengetahui urutan
tugas-tugas beserta durasinya.
7. Process Decision Program Chart
PDPC adalah diagram untuk memetakan rencana kegiatan beserta situasi yang
mungkin terjadi sehingga PDPC bukan saja dibuat untuk tujuan pemecahan
akhir dari suatu masalah, tetapi juga untuk menanggulangi kejutan risiko yang
mungkin terjadi.
ISO atau the International Organization for Standardization adalah
organisasi non-pemeringah yang didirikan pada tahun 1947. ISO memasukkan
jaringan dari 157 badan standard nasional (per 9/12/06) dari negara-negara yang
memimpin industri didunia. Salah satu tujuan dari ISO adalah mengembangkan
standarisasi dunia dengan mengembagkan pemakaian standar mutu internasional.
Dengan melakukan hal tersebut, batasan-batasan dalam perdagangan dapat
dihilangkan.

2.3.ISO 9000

kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang
dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang
standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh
International Organization for Standardization Technical Committee (ISO/TC)
176.[1] ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk standar-standar sistem
manajemen mutu.[1] ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima
tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan menjadi up to date
dan relevan untuk organisasi.[1] Revisi terhadap standar ISO 9000 telah dilakukan
pada tahun 1994 dan tahun 2000.[1]

adanya satu set prosedur yang mencakup semua proses penting dalam bisnis;

adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan bahwa sistem


menghasilkan produk-produk berkualitas;

tersimpannya data dan arsip penting dengan baik;

adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk mencari unit-unit


yang rusak, dengan disertai tindakan perbaikan yang benar apabila dibutuhkan;

secara teratur meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan sistem kualitas itu sendiri.

2.4. ISO 9001


merupakan standar internasional di bidang sistem manajemen mutu. Suatu
lembaga/organisasi yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain
yang independen) ISO tersebut, dapat dikatakan telah memenuhi persyaratan
internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa yang
dihasilkannya
Generic Generic berarti standar yang sama dapat diterapkan pada berbagai
organisasi, besar atau pun kecil, apapun product dan layanannya, dalam
sembarang aktivitas suatu sektor, dan apakah itu adalah perusahaan business,
layanan publik atau departemen pemerintahan.
Sistem manajemen mengacu pada apa yang organisasi lakukan untuk
mengelola proses, atau aktivitas, sehingga produk atau jasa memenuhi tujuan yang
telah ditetapkannya sendiri, seperti:
Memenuhi persyaratan kualitas pelanggan,
Sesuai dengan peraturan, atau
Tujuan lingkungan.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu


UD.Sinar Alam yang didirikan pada tahun 2015 silam, UD.Sinar Alam ini
merupakan usaha dibidang produk bagunan seperti gorong-gorong, angina-angin,
keutup dan batako yang dipelopori oleh bapak Muzrisaldi. usaha ini sendiri
beralamat di jalan Meulaboh Tapaktuan Waktu pelaksanaan pembuatan gorong-
gorong kurang lebih 1-4 jam. Waktu penelitian pada tanggal 29 November 2017.

pendahuluan

Landasan Teori

Pengolahan data dan analisis


Pengumpulan Data

1. Pengendalian Mutu tentang Sapu Lidi


2. Old seven tools tentang Sapu Lidi
3. New seven tools tentang Sapu Lidi
4. Iso 9000,9001 tentang Sapu Lidi
No Komponen ket harga
1 Kayu meranti 15 lmbr Rp.35.000/lmbr
2 Triplek 10 lmbr Rp.65.000/lmbr
3 Paku 2 kg Rp.30.000
4 Meteran 3 buah Rp.15.000/buah
5 Pensil 2 buah Rp.10.000/buah
6 Mesin potong 1 buah Rp.1.000.000
7 Gergaji 3 buah Rp.45.000
8 Ketam/ mesin penghalusKesimpulan
2 buah Rp.1.500.000
9 Mesin bor 4 buah
10 Cat 3 buah Rp.50.000
11 Mesin jooper 3 buah Rp.10.000
12 Palu selesai2 buah Rp.30.000
13 Balok kayu 10 buah Rp.30.000/lmbr
14 Compressor 1 buah -
Gambar 3.1 Blok Diagram Prosedur Penelitian

BAB 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Berikut ini merupakan pengumpulan data dari perabot pembuatan lemari :

Dalam memproduksi sebuah lemari waktu yang dibutuhkan sekitar 1-2


bulan dengan proses pengerjaan secara manual yang jenis produksinya sesuia
orderan konsumen atau Make To Order. lemari yang dioreder biasanya 3 15
No Komponen jumlah Ket
1 Kayu meranti 15 lmbr
2 Triplek 10 lmbr
3 Paku 2 kg
4 Meteran 3 buah
5 Pensil 2 buah
6 Mesin potong 1 buah
7 Gergaji 3 buah
8 Ketam/ mesin penghalus 2 buah
9 Mesin bor 4 buah
10 Cat 3 buah
11 Mesin jooper 3 buah
12 Palu 2 buah
13 Balok kayu 10 buah
14 Compressor 1 buah
lemari/bulan. Lemari Disini belum termaksuk fixed cost. Untuk penggunaan
mesin potong, jooper, bor, compressor, ketam itu biayanya Rp.20.000.000.

4.2 Pengolahan Data


Pengolahan data dalam pembuatan lemari dengan menggunakan alat
pengendali kualitas yaitu old seven tools dan new seven tools. Berikut ini proses
produksi lemari berdasarkan old seven tools:
4.2.1 Old Seven Tools
a. Check Sheet (lembar periksa)
berisi daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan perekaman data
sehingga pengguna dapat mengumpulkan data dengan mudah.
Berikut ini contoh check sheet yang ada pada perabot produksi
lemari.

b. Scatter Diagram
grafik yang menampilkan sepasang data numerik pada sistem

koordinat Cartesian pada proses produksi lemari


Scatter Diagram permasalahan dalam proses produksi lemari
28
26
24
22
20
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

c. Fishbone Diagram
Adalah alat utnuk mengidetifikasikan berbagai sebab potensial dari
suatu efek permasalahan dalam proses produksi lemari.

permasalahan total
Produk cacat 26
Tidak tepat waktu 22
Tidak sesuai orderan 24

Tidak tpat waktu

Tidak sesuai order lemari

Produk cacat

d. Pareto Chart
Merupakan bagan yang berisikan diagram batang yang memuat
permasalahan dalam proses produksi lemari.
pareto chat
27
26
25
24
23
22
21
20
at tu ra
n
cac wak de
uk at r
od io
P r k tep su
a
da se
Ti k
da
Ti

e. Control chart
Untuk mempelajari bagaimana proses perubahan dari waktu ke
waktu.

f. Histogram
p
27
26
25 26
24
23 24
22
21 22
20
t tu n
ca ra
ca wak de
uk a t
i or
od te
p
ua
Pr s
d ak se
Ti ak
d
Ti

g. Flow chart
k
a
Kayu paku triplek cat
y
k
a
y Diukur diukur
u

Dipotong dipotong

disatukan
digabungkan

selesai

4.2.2 New Seven Tools


a. Afinity Diagram
Affinity Diagram adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan sejumlah besar gagasan, opini, masalah, solusi, dan
sebagainya

keuangan
Jumlah pekerja Alat/mesin

Waktu Bahan
pengerjaan
b. Interrelationship Diagram baku/material
c. Tree diagram
Berikut tree diagram :

d. Matrik diagram
e. Matrik Data Analisis
No Komponen Penyesuaian bahan baku
1 Kayu meranti 8 -5
2 Triplek -4 6
3 Paku -5 10
4 Meteran 2 8
5 Pensil 4 -8
6 Mesin potong 5 6
7 Gergaji 6 5
8 Ketam/ mesin penghalus 4 7
9 Mesin bor 6 -4
10 Cat -7 8
11 Mesin jooper 5 4
12 Palu 4 -3
13 Balok kayu -6 -5
14 Compressor 5 -8
berdasarkan data dari matrik diagram maka didapat :

f. Activity Network Diagram

Ketersediaan
bahan baku
Memenuhi orderan Mesin/alat
konsumen
Peningkatan
produksi
Perencanaan Biaya pembuatan
produksi

Biaya karyawan
g. Process Decision Program Chart

Modal

Bahan baku Target penjualan

Letersediaan bahan peningkatan keuntungan


baku konsumen

Tenaga kerja Kepuasan konsumen

Proses produksi Harga terjangkau

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
lemari merupakan salah satu produk yang biasanya berukuran relatip besar
yang dapat digunakan untuk menyimpan aneka barang. old seven tools dan new
seven tools merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kualitas produk
dalam pembuatan lemari.
Lampiran : Dokumentasi di UD.Hansfen yang berlokasi di komplek
perumahan Budha Suzhi

You might also like