Professional Documents
Culture Documents
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum Acara I Pengolahan Aneka Tepung Berbahan
Baku Komoditas Lokal adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pembuatan tepung
dengan berbagai komoditi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses ekstraksi pati pada ubi kayu,
talas, ketela, beras, ketan, dan jagung.
3. Mahasiswa dapat menghitung besarnya randemen pada pembuatan
tepung dan pengekstrakan pati untuk beberapa komoditi.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu dari
tanaman pangan paling penting di daerah tropis. Produksi singkong
konsumsi telah diperkirakan 65% dari fermentasi singkong produk
makanan (lafun, fufu, tapioka, pupuru dan gari) sedangkan 25% adalah
untuk keperluan industri - sebagian besar sebagai pati dan 6% pakan ternak
sedangkan 10% hilang sebagai limbah. Fungsional dan sensorik sifat amala
terbuat dari air ubi (D. alata) tepung elubo bisa ditingkatkan jika bagian
dari yam tepung elubo air diganti dengan singkong tepung lafun sebagai
warna putih lafun dapat mengurangi warna coklat gelap tepung ubi air dan
yang tempel. Demikian juga semakin tinggi viskositas menyisipkan lafun
juga bisa memperbaiki tekstur air. Dengan demikian, tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengevaluasi kualitas atribut (pH, kadar HCN dan sifat
fungsional) air tepung ubi-ubi kayu elubo dan evaluasi sensorik dari amala,
dengan demikian, mengetahui yang terbaik tepung proporsi air yam untuk
singkong yang akan menguntungkan dibandingkan baik dengan ubi tepung
elubo (Barbajide, 2012).
Jagung (Zea mays L.) termasuk dalam famili Gramineae. Biji
jagung terdiri atas beberapa bagian yakni kulit biji, endosperm, embrio dan
bagian bawah yang menghubungkan antara biji engan tongkol. Kulit luar
dari endosperm adalah lapisan aleuron yang merupakan lapisan sel-sel yang
mengandung sebagian besar protein. Adapun endosperm jagung sebagian
besar tersusun dari zat pati. Endosperm jagung terdiri atas dua bagian yaitu
bagian keras yang mengandung granula-granula pati dan bagian lunak
dengan warna lebih keruh, yang mengandung lebih banyak protein. Embrio
atau lebaga terletak didasar bagian bawah, yang terhubungan erat dengan
endosperm. Embrio mengandung banyak lemak, protein, mineral dan
sejumlah gula. Biji jagung sebgai sumber karbohidrat memiliki kandungan
pati sebanyak sekitar 65,59%. Pati jagung mengandung senyawa amilosa
dan amilo pektin yang memegang peranan penting dalam proses pengolahan
biji jagung. Dalam pembuatan roti atau cake, granula-granula pati yang
berada diantara lapisan-lapisan film gluten yang mengelilingi rongga udara,
akan tergelatinisasi pada saat pemanasan. Keadaan ini menyebabkan
timbulnya ketegaran pada produk olahan yang dihasilkan
(Djaafar dkk, 2001).
Jagung memiliki kandungan gizi yang cukup baik, sebagai sesama
serelia kandungan karbohidrat pada jagung tidak berbeda dengan padi.
Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga merupakan sumber protein
yang penting dalam menu masyarakat Indonesia. Kandungan gizi utama
jagung adalah pati (72-73%), dengan nisbah amilosa dan amilopektin 25-
30% : 70-75%, namun pada jagung pulut (waxy maize) 0-7% : 93- 100%.
Kadar gula sederhana jagung (glukosa, fruktosa, dan sukrosa) berkisar
antara 1-3%. Protein jagung (8-11%) terdiri atas lima fraksi, yaitu: albumin,
globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein (Darmajana, 2010).
Starch atau pati merupakan polisakarida hasil sintesis dari tanaman
hijau melalui proses fotosintesis. Pati memiliki bentuk kristal bergranula
yang tidak larutdalam air pada temperatur ruangan yang memiliki ukuran
dan bentuk tergantung pada jenis tanamannya. Pati digunakan sebagai
pengental dan penstabil dalam makanan (Fortuna et al.,2001). Komposisi
pati pada umumnya terdiri dari amilopektin sebagai bagian terbesar dan
sisanya amilosa, dimana masing-masingmemiliki sifat-sifat alami yang
berbeda yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin. Amilosa tersusun
dari molekul-molekul -glukosa dengan ikatan glikosida -(1-4)
membentuk rantai linier. Sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai
amilosa (ikatan (1-4)) yang saling terikat membentuk cabang dengan
ikatan glikosida -(1-6). Sebagian besar pati alami seperti pati jagung,
gandum, tapioka, kentang dan sagu mengandung prosentase yang tinggi dari
rantai percabangan amilopektin. Pati kentang mengandung amilosa sekitar
23% dan amilopektin 77% (Sunarti. 2002).
Tepung tapioka merupakan salah satu produk hasil olahan singkong
yang banyak digunakan sebagai bahan baku utama maupun bahan penolong
dalam beberapa produk pangan baik di rumah tangga maupun industri.
Salah satu penggunaan tepung tapioka dalam industri pangan adalah sebagai
penyalut pada produk kacang salut. Penyalut pada produk tersebut
diharapkan memiliki tingkat pengembangan dan kerenyahan yang baik,
namun dalam aplikasinya penggunaan jenis tepung tapioka yang berbeda
akan menghasilkan mutu penyalut yang berbeda pula. Perbedaan mutu
produk kacang salut yang dihasilkan dapat dipengaruhi oleh sifat atau
karakteritik tepung tapioka yang digunakan, namun belum ada penelitian
yang memberikan informasi tentang sifat atau karakteristik tepung tapioka
yang diperlukan bagi suatu penyalut kacang (Suprapti, 2005).
Tepung kasava adalah tepung yang dibuat dari isngkong yang telah
dikeringkan, dihaluskan, dan diayak menggunakan ayakan 100 mesh. Untuk
mendapatkan tepung yang bermutu baik, singkong yang baru dipanen harus
segera diproses menjadi tepung. Singkong tua merupakan singkong yang
paling baik untuk pembuatan tepung, karena singkong tua memiliki kadar
air yang lebih rendah, sehingga tepung yang dihasilkan lebih banyak. Selain
tepung singkong yang dibuat secara sederhana, di pasaran sudah beredar
tepung mocaf (modified cassava flour). Mocaf adalah tepung singkong yang
proses dilakukan dengan cara fermentasi (Murtiningsih, 2011).
Tepung maizena (tepung jagung) memiliki karakter yang berbeda
dengan tepung terigu. Tepung maizena bisa larut dalam air, tetapi kurang
mampu menahan air. Tepung beras merupakan slaha satu pengganti tepung
maizena yang membantu memberi tekstur mudah digigit dan renyah.
Tekstur tepung maizena goreng cenderung lebih renyah dan mudah patah
saat digigit. Namun pemakaian tepung maizena yang berlebihan akan
membuat gorengan terasa kera (Suarni, 2009).
Tepung beras mempunyai karakteristik yang berbeda dibanding
dengan terigu sehingga diperlukan modifikasi pada formula dan kondisi
proses pengolahan. Tepung beras memiliki jumlah air bebas lebih tinggi
dalam sistem adonan (batter system), karena ukuran granula pati kecil (3-8
mikron) sehingga mengabsorbasi air lebih sedikit. Tepung beras juga tidak
membentuk jaringan gluten dalam sistem dalam adonan sehingga
kemampuan menahan airnya lebih rendah daripada tepung terigu
(Larotonda et al., 2004).
Perlakukan yang dapat dilakukan dalam modifikasi pembuatan pati
yaitu secara enzimatik, pra gelatinisasi pati, pemanasan, dan kimia.
Modifikasi enzimatik pati adalah hidrolisis beberapa bagian dari pati
menjadi pati dengan berat molekul rendah (maltodekstrin) menggunakan
enzim amilolitik. Pati termodifikasi secara enzim biasanya digunakan untuk
industri makanan dan farmasi. Pati pra gelatinisasi dapat digunakan sebagai
pengental dalam air dingin. Sementara proses perlakuan panas
menyebabkan modifikasi fisik pati tanpa gelatinisas dan kerusakan granula.
Modifikasi kimia pati biasanya digunakan dalam industri farmasi dan tekstil
(Herawati, 2010).
Teknik modifikasi dapat dibagi dalam tiga tipe yaitu modifikasi
sifat rheologi, modifikasi dengan stabilisasi, dan modifikasi spesifik.
Termasuk dalam modifikasi sifat rheologi adalah depolimerisasi dan ikatan
silang. Proses depolimerasi akan menurunkan viskositas dan karena itu
dapat digunakan pada tingkat total padatan yang lebih tinggi. Cara yang
dapat dilakukan meliputi dekstrinisasi, konversi asam, dan konversi basa
dan oksidasi. Penelitian Murwani (1989) memperlihatkan bahwa modifikasi
asam dan oksidan dapat menurunkan viskositas pati jagung. Sifat pati
termodifikasi yang dihasilkan dipengaruhioleh pH, suhu inkubasi dan
konsentrasi pati yang digunakan selama proses modifikasi. Sedangkan
teknik ikatan silang akan membentuk jembatan antara rantai molekul
sehingga didapatkan jaringan makro molekul yang kaku. Cara ini akan
merubah sifat rheologi dari pati dan sifat resistensinya terhadap asam
(Wirakartakusumah, 1989).
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Alat penepungan
b. Ayakan
c. Baskom
d. Cabinet dryer
e. Kain saring
f. Pemarut
g. Pengepres
h. Pisau
i. Plastik
j. Shake siever
k. Timbangan digital
2. Bahan
a. Air
b. Beras
c. Jagung
d. Larutan Na2S2O5
e. Ubi jalar kuning
f. Ubi kayu
3. Cara Kerja
a. Pengolahan Tepung Ubi Kuning
1 kg Ubi Kuning
Pencucian
Pengupasan
Ubi Kering
Penggilingan
1 kg Ubi Kayu
Pencucian
Pengupasan
Pemotongan
Larutan
Na2S2O5 Perendaman dalam larutan Na2S2O5 0,5% selama 15 menit
0,5%
Pemarutan
Hasil parutan
Penggilingan
Tepung tapioka
Gambar 1.2 Diagram Alir Pembuatan Tepung Tapioka dari Ubi Kayu
c. Pengolahan Tepung Beras
1 kg Beras
Pencucian
Penggilingan
Tepung kasar
Air Pencampuran
Pengeringan
1 kg Jagung
Pencucian
Penirisan
Penggilingan
Penggilingan ulang
Tepung jagung
Ahmad, Moh. Irwanto., Lucia C. Mandey, Tineke M. Langi, Jenny E.A. 2013.
Pengaruh Perbandingan Santan dan Air Terhadap Rendemen, Kadar
Air, dan Asam Lemak Bebas (FFA) Virgin Coconut Oil. Jurnal
Teknologi Pertanian. Vol. 3(2):1-9.
Akbar, Mukhamad Ryan., dan Yunianta. 2014. Pengaruh Lama Perendaman
Na2S2O5 dan Fermentasi Ragi Tape terhadap Sifat Fisik Kimia Tepung
Jagung. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.2.
Anggraeni, Yenny Puspita dan Sudarminto Setyo Yuwono. 2014. Pengaruh
Fermentasi Alami Pada Chips Ubi Jalar (Ipomoea Batatas) Terhadap
Sifat Fisik Tepung Ubi Jalar Terfermentasi. Jurnal Pangan dan
Agroindustri Vol. 2. No. 2.
Antarlina, SS., Utomo. 1999. Proses Pembuatan dan Penggunaan Tepung Ubi
Jalar Untuk Produk Pangan. Balitkabi. Jakarta.
Badan Standar Nasional Indonesia 1996. SNI Tepung Singkong 01-2997-1996.
Badan Standar Nasional Indonesia 1998. SNI Tepung Ubi Jalar 01-4493-1998.
Badan Standar Nasional Indonesia 2006. SNI Tepung Terigu 01-3751-2006.
Badan Standar Nasional Indonesia 2008. SNI Tepung Beras 6128-2008.
Barbajide. 2012. Chemical, Functional and Sensory Properties of Water Yam
Cassava Flour And Its Paste. International Food Research Journal.
Vol.2: 903-909.
Bradburry. 2005. Simple Wetting Method to Reduce Cyanogen Content of
Cassava Flour. Journal of Food Composition and Analysis School of
Botany and Zoology, Australian National University, Canberra. Vol.
2, No.1, page 388393.
Clements, Harry F. 2004. Interaction of Affecting Yield. International Journal of
Food Engineering. Vol 15 (1): 409-442.
Darmajana, Doddy A. 2010. Upaya Mempertahankan Derajat Putih Pati Jagung
Dengan Proses Perendaman Dalam Natrium Bisulfit. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia Kejuangan Pengembangan Teknologi Kimia
untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia ISSN 1693 4393.
Djaafar, Titiek F., Siti Rahayu dan Wiryatmi. 2001. Aneka Macam Produk
Olahan Jagung. Kanisius. Yogyakarta.
Fardiaz, Dedi, Nuri Andarwulan, Hanny Wijaya dan Ni Luh Puspitasari. 1992.
Petunjuk Praktikum Teknik Analisis Sifat Kimia dan Fungsional
Komponen Pangan. IPB Press. Bogor.
Herawati, Heny. 2010. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna Sebagai
Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 30 (1): 31-39.
Hidayat, Beni., Kalsum Nurbani., dan Surfiana. 2009. Karakterisasi Tepung Ubi
Kayu Modifikasi yang Diproses Menggunakan Metode
Pragelatinisasi Parsial. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian.
Volume 14, No. 2. Lampung.
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Beras. eBookPangan.com.
Larotando, D S. 2004. Biodegradablefilms Made from Raw Acetylated Cassava
Starch. Brazilian Archives and Technology. An International Journal 47
(3): 477-484.
Murtiningsih dan Suyanti. 2011. Membuat Tepung Umbi dan Variasi Olahannya.
Agro Media Pustaka. Jakarta.
Purnomowati, Ida; dkk.. 2008. Aneka Kudapan Berbahan Ikan. Kanisius.
Yogyakarta.
Sani, Robby Nasrul., Fithri Choirun Nisa, Ria Dewi Andriani, Jaya Mahar
Maligan. 2014. Analisis Randemen dan Skrining Fitokimia Ekstrak
Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis Chuii. Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Vol. 2 (2): 121-126.
Santosa, Sudaryono, dan Widowati. 2005. Evaluasi Teknologi Tepung Instan dari
Jagung Brondong dan Mutunya. Jurnal Pasca Panen. Vol. 2 (2): 18-
27.
Soetanto, Edy. 2008. Tepung Kasava dan Olahannya. Kanisius. Yogyakarta.
Suarni, Firmansyah, dan Aqil. 2013. Keragaman Mutu Pati Beberapa Varietas
Beras. Jurnal Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 32(1):50-56.
Sunarti. 2002. Study on Outer Chains from Amylopectin between Imbolized and
Free Debranching Enzymes. J. Appl. Glycosci. 48 (1) : 1-10.
Suprapti, Lies. 2005. Tepung Tapioka: Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Wirakartakusumah, M.A., Rizal Syarief,Dahrul Syah. 1989. Pemanfaatan
Teknologi Pangan Dalam Pengolahan Singkong. Buletin
Pusbangtepa, 7 : 18. IPB. Bogor.
LAMPIRAN PERHITUNGAN