You are on page 1of 1

Permasalah yang mungkin timbul setelah 3-14 hari pasca erupsi gunung berapi:

Gangguan pernafasan
Gejala pernapasan yang sering dilaporkan oleh masyarakat setelah gunung
mengeluarkan abu adalah iritasi selaput lendir dengan keluhan bersin, pilek dan
beringus, iritasi dan sakit tenggorokan (kadang disertai batuk kering), batuk dahak,
mengi, sesak napas, dan iritasi pada jalur pernapasan. Bila terkena pada orang atau
anak yang sebelumnya mempunyai riwayat alergi saluran napas, vulkanik yang
terhirup dapat merangsang peradangan paru-paru.
Saat 3-14 hari pasca erupsi gunung berapi sebagian besar pengungsi
berkumpul ditempat pengungsian yang menyebabkan penularan penyakit gangguan
pernafasan semakin mudah.
Diare
Akibat erupsi gunung berapi akan menyebabkan pengungsi kesulitan
mendapatkan air bersih yang diakibatkan karena tersumbatnya saluran air, serta
rusaknya fasilitas air bersih seperti sungai, danau, atau tangki air. Karena kondisi
lingkungan yang tercemar ini dapat memicu terjadinya diare pada pengungsi. Diare
yang cara penularannya melalui fecal-oral akan semakin mewabah pada kondisi
lingkungan yang tercemar.
Penyakit mata dan kulit
Akibat udara yang tercemar oleh abu vulknik ini dapat memicu terjadinya
peradangan atau iritasi pada area yang mudah terpapar terutama mata dan kulit.
gangguan pada mata akibat erupsi ini misalnya beruba konjungtivitis, sedangkan pada
kulit yang paling sering yaitu gatal-gatal atau ritasi kulit.
Gangguan psikologi
Terjadinya erupsi juga menimbulkan dampak psikologi pada sebagian besar
masyarakat. Bagi kepala keluarga akan kehilangan lapangan pekerjaan untuk
sementara waktu, kehilangan harta benda bahkan ada yang kehilangan anggota
keluarga akibat erupsi gunung berapi. Hal ini sangat berpengaruh pada kondisi
psikolohi pengungsi, bahkan pada sebagian kasus dapat menyebabkan gangguan
depresi berat.

You might also like