You are on page 1of 2

[WAHYU KURNIALLAH / NRP.

151 6201 203] BIOKIMIA DAN BIOTEKNOLOGI

Assessing Ecological and Evolutionary Consequences of Growth-Accelerated


Genetically Engineered Fishes

Food and Drug Administration (FDA) Amerika baru-baru ini menyetujui hewan hasil
rekayasa genetik pertama untuk menjadi makanan konsumsi, organisme tersebut diberi
nama AquAdvantage Salmon, yaitu strain salmon yang dikembangkan 25 tahun yang lalu
oleh AquaBounty Technologies. FDA menyebutkan bahwa strain salmon ini sama aman dan
bergizinya seperti salmon Atlantik yang ditangkap liar atau yang dibesarkan di tempat
budidaya. Walaupun pada saat ini ikan transgen ini belum diproduksi secara massal, namun
diprediksi ikan ini kemungkinan akan segera berada di pasar dan restoran, meskipun mendapat
pertentangan dari kelompok keamanan pangan dan lingkungan serta masyarakat. Apakah
sebenarnya hewan ini dan apakah mereka menimbulkan ancaman bagi lingkungan kita?
Genetically engineered (GE) organisms atau organisme rekayasa genetika yang juga
disebut Organisme Hasil Rekayasa Genetika (genetically modified organisms/GMOs) adalah
tanaman hidup dan hewan yang bahan genetiknya diubah secara artifisial di
laboratorium. Organisme transgenik adalah jenis organisme yang mendapatkan pindahan gen
dari organisme lain. Sebenarnya, tanaman transgenik sekarang biasa terjadi di banyak belahan
dunia. Namun, hewan transgenik tidak begitu umum, tetapi ada lebih dari 35 spesies ikan hasil
rekayasa genetika.
Banyak dari jenis ikan ini telah diubah gen mereka sedemikian rupa sehingga
menghasilkan hormon pertumbuhan (Growth hormone/GH) yang berlebih sehingga
menyebabkan mereka berkembang lebih cepat dan/atau tumbuh lebih besar, dengan tujuan
menghasilkan lebih banyak daging dalam waktu yang lebih singkat dengan biaya lebih
rendah. The AquAdvantage Salmon adalah salmon Atlantik yang oleh peneliti ditambahkan gen
yang mengatur hormon pertumbuhan dari salmon Pasifik Chinook dan promotor protein
antibeku alami dari ikan ocean pout. Hasil kombinasi genetik ini menghasilkan konsentrasi
hormon pertumbuhan lebih tinggi dalam sepanjang tahun pada darah AquAdvantage Salmon, hal
ini menyebabkan mereka mencapai kematangan dalam dua-pertiga lebih cepat dari spesies liar
atau spesies budidaya salmon Atlantik.
Pertumbuhan cepat ikan transgenik ini membuat khawatir para pencinta lingkungan,
namun potensi dampak lingkungan komersialisasi dari spesies tersebut belum jelas. Di satu sisi,
pengurangan biaya pembudidayaan ikan ini dapat mengurangi tekanan penangkapan ikan
komersial pada populasi ikan liar. Fakta bahwa ikan ini dapat dipanen lebih cepat juga bisa
berdampak baik untuk populasi ikan alami yang ditangkap sebagai ikan kosumsi. Tapi ada
kemungkinan lepas ke perairan, karena ikan budidaya sering lepas ke alam. Bagaimana cara
terbaik menilai dan menghindari dampak lingkungan jika ikan transgenik lepas ke perairan?
Sulit untuk mengetahui secara pasti apa dampak ikan transgenik yang lepas ke lingkungan
tanpa benar-benar melepaskan ikan transgenik tersebut ke lingkungan. Kita tidak bisa
melakukan itu, jadi para peneliti harus bergantung pada kesimpulan berdasarkan: 1) percobaan
pada ikan transgenik di lingkungan buatan (seperti tangki), 2) percobaan pada ikan transgenik di
lingkungan buatan yang telah dibuat lebih mirip dengan alam, 3) percobaan pada ikan non-
transgenik yang memiliki banyak ciri yang sama dengan ikan transgenik, dan 4) permodelan
computer menggunakan data dari metode sebelumnya untuk membuat prediksi tentang skenario
yang berbeda. Meski tidak ideal, tetapi kita bisa menggabungkan informasi dari berbagai
pendekatan ini untuk mendapatkan prediksi tentang apa yang mungkin terjadi jika ikan
transgenik lepas ke ekosistem alami.
Kehadiran ikan transgenik dalam suatu ekosistem belum tentu berbahaya, tetapi para
pecinta lingkungan khawatir bahwa ikan ini dapat berinteraksi dengan ekosistem alam
dengan cara yang berbahaya. Mereka memperhatikan kemampuan ikan transgenik untuk
bersaing, bertahan dan berkembang biak di lingkungan alami, serta dapat menjadi spesies
[WAHYU KURNIALLAH / NRP. 151 6201 203] BIOKIMIA DAN BIOTEKNOLOGI

invasif. Ada banyak alasan untuk berpikir bahwa hormon pertumbuhan tingkat tinggi dapat
mempengaruhi kemampuan ini, namun belum jelas bagaimana caranya.
Efek utama kadar hormon pertumbuhan yang tinggi adalah percepatan laju
pertumbuhan. Fakta bahwa percepatan laju pertumbuhan belum berkembang secara alami pada
ikan liar menunjukkan bahwa mereka akan menjadi tidak menguntungkan dalam keadaan
alami. Ikan dengan hormon pertumbuhan yang berlebihan terkadang memiliki bentuk tengkorak
yang abnormal atau ukuran organ yang bisa mengurangi kemampuan mereka untuk bersaing dan
bertahan dalam kondisi alam yang keras. Efek penting lainnya dari hormon pertumbuhan
berlebih adalah ikan yang tumbuh lebih cepat juga memiliki metabolisme yang lebih tinggi dan
perlu makan lebih banyak. Hal ini berarti jika mereka lepas ke perairan, mereka berpoten-
si mengungguli ikan asli untuk mendapatkan makanan. Namun, karena dorongan makan mereka
sangat tinggi sehingga mereka menghabiskan lebih banyak waktu di permukaan air, yang
menghadapkan mereka pada resiko predasi yang lebih tinggi. Faktanya, penelitian menunjukkan
bahwa banyak ikan transgenik dengan hormon pertumbuhan berlebih hanya memiliki tingkat
pertumbuhan lebih cepat di tangki yang sangat terkontrol dengan banyak makanan. Jika
makanan tidak melimpah dan ada predator, beberapa ikan transgenik benar-benar tumbuh lebih
lambat dari pada ikan tipe liar.
Tidak seperti mamalia yang matang pada usia tertentu, banyak spesies ikan matang pada
ukuran tertentu. Tingkat pertumbuhan yang lebih cepat bisa berarti pematangan lebih cepat dan
rentang hidup yang lebih pendek. Di satu sisi, rentang umur yang lebih pendek bisa
menghilangkan ikan transgenik yang lepas ke perairan lebih cepat. Di sisi lain, hewan yang
berkembang biak lebih muda memiliki potensi untuk menciptakan lebih banyak keturunan
dalam jangka waktu yang lebih pendek, sehingga dampak lingkungan selama beberapa generasi
bisa lebih tinggi. Namun, ikan dengan hormon pertumbuhan tinggi ini sering berkembang pada
tingkat yang tidak sesuai dengan irama musiman seperti ikan liar. Mereka keluar dari sarang
mereka lebih awal dari ikan tipe liar yang memungkinkan mereka untuk mulai makan lebih awal
sehingga menyebabkan mereka untuk lebih terlihat oleh predator. Pada kasus salmon yang
dibesarkan di tempat budidaya secara signifikan mengurangi kemampuan mereka untuk
menemukan dan menarik pasangan, menemukan tempat berkembang biak yang tepat dan
berkembang biak. Sebagai tindakan pencegahan tambahan, banyak perusahaan rekayasa
genetika seperti AquaBounty Technologies juga telah memodifikasi ikan mereka untuk menjadi
ikan steril. Salah satu metode yang paling umum untuk mensterilkan ikan ini adalah dengan
menambahkan kromosom ekstra, yang mencegah perkembangan fungsional gamet (sperma
dan telur) dengan tingkat keberhasilan 98-99,8%.
Kesimpulannya, persetujuan ilmiah tentang ikan tinggi hormon pertumbuhan ini adalah
ikan-ikan ini dapat memberi manfaat lebih bagi lingkungan dari pada bahayanya, namun kita
belum memiliki cukup informasi untuk benar-benar percaya. Kita tidak dapat secara etis
mempelajari ikan transgenik dalam ekosistem alami yang sebenarnya dan sifatnya sangat
bergantung pada kondisi lingkungan spesifik mereka. Namun, jika ikan itu terdapat dalam jaring
yang terkendali dan diatur, maka kemungkinan mereka lepas sangat kecil. Jika mereka memiliki
anatomi yang mengurangi kemampuan mereka untuk bersaing dan berperilaku yang
meningkatkan peluang mereka untuk dimangsa, mereka tidak akan bertahan lama. Jika mereka
juga disterilkan dan memiliki perilaku yang mengurangi kesempatan mereka untuk melakukan
pemijahan mereka hampir tidak memiliki kesempatan untuk berhasil bereproduksi dan
meneruskan gen mereka yang dimodifikasi. Dengan demikian semua indikasi menunjukkan
bahwa ikan transgenik ini mungkin aman untuk lingkungan.

Referensi:
Devlin, R.H., L.F. Sundstrom and R.A. Leggatt. 2015. Assessing Ecological and Evolutionary
Consequences of Growth-Accelerated Genetically Engineered Fishes. BioScience 65 (7):
685-700.

You might also like