You are on page 1of 6

Coagulation Disorder

Merupakan kelainan pada proses koagulasi pada hemostasis sekunder, yang merupakan
akibat dari :

1. penurunan sintesis faktor-faktor koagulasi

2. produksi molekul abnormal yang mengganggu jalan koagulasi (coagulation pathway)

3. pemakaian atau kehilangan berlebihan faktor koagulasi

4. inaktivasi faktor-faktor koagulasi oleh inhibitor (antibody)

Klasifikasi

A. Gangguan koagulasi Herediter


B. Gangguan koagulasi di dapat/ accuired

Gangguan koagulasi Herediter

Defisiensi herediter masing-masing faktor koagulasi pernah dilaporkan. Hemofilia A


(defisiensi faktor VII), Hemofilia B (penyakit cristmas, defisiensi faktor XI), dan penyakit
von Willebrand (VWD) merupakan tersering

1. Hemofilia A
Defisiensi faktor koagulasi herediter akibat kekurangan dari faktor VIII.
Prevalensinya adalah sekitar 300-100 persejuta populasi. Pewarisnya berkaitan
dengan jenis kelamin.
Gejala klinis
- perdarahan pasca sirkumsisi yang parah
- perdarahan sendi atau jaringan lunak
- memar luas ketika mereka mulai aktif
- hematrosis berulang yang nyeri
Temuan Lab
- APTT memanjang
- Defisiensi faktor VII
2. Hemofilia B (penyakit christmas, defisiensi faktor IX)
Merupakan penyakit yang diakibatkan karena defisiensi faktor koagulan IX. Angka
kejadian 1 per 100.000. Insidensi 1/5 dari Hemoifilia A.
Gejala klinis : identik dengan hemofilia A
Temuan Lab : defisiensi faktor IX, APTT memanjang
3. Penyakit von willebrand/ (VWD)
Penyakit ini terjadi penurunan kadar atau kelainan fungsi faktor von willebrand
(VWF), VWD adalah gangguan perdarahan tersering. Biasanya pewarisan bersifat
dominan autosom.
Klinis
- Biasanya terjadi perdarahan membran mukosa
- Pengeluaran darah berlebihan dari luka superficial dan abrasi.
- Perdarahan operasi dan pasca trauma.

Lab :

1. Test PFA-100 abnormal


2. Kadar faktor VIII sering rendah
3. APTT mungkin memanjang
4. Kadar VWF biasanya rendah
5. Terjadi gangguan agregasi trombosit pada plasma pasien dengan keberadaan
ristosetin.

Hemorrhagic Disease of the Newborn

Hemorrhagic disease pada newborn merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin K pada neonatus. Dahulu yang menjadi penyebab utama terjadinya
pendarahan. Namun saat ini sudah jarang terjadinya karena adanya administration rutin
vitamin K pada saat lahir.

Sign and symptoms

Pendarahan yang terjadi biasanya berat dan paling sering muncul pada usia bayi 2-3 hari.
Bentuk manifestasinya yang paling umum adalah:

 Melena
 Cephalohematoma berukuran besar
 Pendarahan dari umbilical stump
 Pendarahan setelah sirkumsisi
 Dan manifestasi lainna: Ecchymoses yang luas, terkadang tidak disertai petechiae,
pendarahan intrakranial, pendarahan intramuscular.
Laboratory Findings

Pada bayi dengan hemorrhagic disease, pemeriksaan Lab menunjukkan prothrombin


time (PT) meningkat, Partial thromboplastin time (PTT) dan thrombin time (TT)
meningkat. Pemeriksaan faktor-faktor spesifik menunjukkan defisiensi jumlah pada
prothrombin, factor VII,XI, dan X, serta protein C dan S. Faktor V dan VII maupun
fibrinogen dalam jumlah normal. Bleeding time serta platelet count menunjukkan
kadar normal.

Liver Disease

 Obstruksi biliary→gangguan absorbsi vitamin K, yang menurunkan sintesis faktor II,


VII, IX, dan X
 Penyakit hepatoselular berat→defisiensi faktor-faktor,penurunan faktor V dan
fibrinogen dan peningkatan jumlah aktivator plasmin
 Kelainan fungsional fibrinogen
 Penurunan produksi trombopoietin di hati→trombositopeni
 Hipersplenisme yang terkait hipertensi portal→trombositopeni
 Koagulasi intraselular Diseminata(DIC) →pelepasan tromboplastin dari sel-sel hati
yang rusak serta berkurangnya kadar antitrombin, protein C dan α2 antiplasmin

KOAGULASI INTRAVASCULAR DISEMINATA (DIC)

DIC: Deposit fibrin intravascular yang luas dengan konsumsi faktor-faktor pembekuan
dan trombosit terjadi akibat berbagai kelainan yang melepaskan materi prokoagulan ke dalam
darah atau menyebabkan kerusakan endotel atau agregasi trombosit yang luas
Manifestasi klinik

 Perdarahan: khususnya dari tempat fungsi vena atau luka baru


 Mungkin perdarahan generalisata pada saluran cerna, orofaring, paru-paru, saluran
urogenital, perdarahan vagina
 Mikrotrombus, dapat juga lesi kulit gagal ginjal, gangren jari-jari tangan atau kaki

Hasil Pemeriksaan lab

 Platelet rendah
 Uji penyaring, titer/ pemeriksaan fibrinogen defisiensi
 Masa trombin memanjang
 D dimer meningkat dalam urine dan serum
 PTT dan APTT memanjang (pada sindrome akut)

Sumber : kapita selekta hematologi


Fibrinolisis
Fibrinolysys merupakan proses fisiologis yang mana akan menghancurkan unwanted fibrin
deposit, menjadi soluble fragmen yang akan dibawa ke sirkulasi dan di makan oleh
macrophage

 Prosesnya terutama melibatkan plasmin yang berasal dari plasminogen dan di aktovati
oleh tPA (tissue plasminogen activator) di dalam hati.
 Action of plasmin :
 Plasmin adalah broad spectrum endopeptidase (proteolytic enzyme) yang bekerja non-
spesifik dan punya afinitas tinggi terhadap fibrin.
 Pertama plasmin memisahkan masing masing α dan β polypeptide (larger portion) dan 2 γ
polypeptide (smaller portion) dari fibrinogen.
 Molekul sisa disebut X monomer (yang masih dapat membentuk clot dengan bantuan
thrombin)
 Lalu plasmin akan memisahkan X monomer menjadi Y fragmen (tidak dapat membentuk
clot denagnadanya thrombin) dan fragmen D (yang lebih kecil)
 Selanjutnya plasmin memecah Y fragmen ke dalam D dan E fragmen dan 1 E fragmen
dihasilkan dari 1 molekul fibrinogen.
 Produk nya disebut FDPs/ FSPs.

 Terdapat plasmin inhibitor yang berfungsi untuk mencegah proses berlebihan dari
fibrinolysis diantaranya : alfa 2 antiplasmin, alfa 2 macroglobulin dan protein yang
lainnya.

You might also like