You are on page 1of 9

ACARA II

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

A. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 15 Oktober 2014
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

B. Tujuan
1. Mengetahui cara-cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.
2. Mengetahui pengaruh pemberian clonex pada pertumbuhan cangkok.
3. Mengetahui jenis media yang sesuai untuk pertumbuhan stek jambu air.
4. Mengetahui letak bahan tanam yang baik untuk pertumbuhan stek sansivera.

C. Dasar Teori
Perkembangbiakan vegetatif adalah cara perkembangbiakan makhluk hidup
yang terjadi tanpa melalui perkawinan. Perkembangbiakan vegetatif ada 2 macam
yaitu :
1. Perkembangan vegetatif alami, yaitu perkembangbiakan makhluk hidup atau
tumbuhan yang terjadi tanpa melalui bantuan manusia, jadi dilakukan oleh
tumbuhan itu sendiri. Perkembangbiakan secara vegetatif terdiri dari pembentukan
tunas, rizoma (akar tinggal atau akar rimpang), umbi lapis, umbi batang, geragih
atau stolon, umbi akar, tunas adventif, spora dan membelah diri.
a. Pembentukan tunas, biasanya tumbuh disamping induknya, induk dengan tunas
yang masing-masing dianggap individu baru dan akan membentuk rumpun dan
tunas tersebut berasal dari tunas ketiak bagian tumbuhan didalam tanah. Contoh
tumbuhan bertunas pakis haji (Cycas rumphii), bambu (Bambusa sp), pisang (Musa
paradisiaca), nanas, palem, dan tebu (Saccharum officinarum).
b. Rizoma (akar tinggal atau akar rimpang), yaitu bagian batang yang tumbuh
mendatar didalam tanah dan menyerupai akar. Batang-batang beruas-ruas dan
disetiap ruas dapat tumbuh tunas. Contoh tumbuhan rizoma lengkuas (Alpina
officinarum), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma domestica), kencur
(Kaempferia galangal), temulawak, dan lidah mertua (Sansivera sp).
c. Umbi lapis, adalah umbi yang berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh tunas. Pada
permukaan atas dari setiap buku, tumbuh daun yang tebal dengan satu atau dua
kuncup ketiak yang letaknya berdekatan sehingga seperti berlapis-lapis. Contoh
tumbuhan yang umbi lapis yaitu bawang merah (Allium cepa), bawang putih
(Allium sativum), bawang daun (Allium fistulosum), bunga bakung (Crinum
asiaticum), dan bunga tulip.
d. Umbi batang, adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah, ujung batang tersebut
menggembung membentuk umbi untuk menyimpan cadangan makanan. Umbi
batang merupakan batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan dan
pada permukannya terdapat daun yang berubah menjadi sisik. Pada ketiak sisik
terdapat mata tunas sebagai calon individu baru. Contoh tumbuhan umbi batang
yaitu kentang (Solanum tuberrodum), ubi jalar (Ipomoea batatas), gadung
(Dioscorea hispida), dan gambili (Dioscorea aculata).
e. Geragih atau stolon, merupakan batang yang menjalar diatas permukaan tanah dan
apabila batang tersebut tertimbun tanah akan tumbuh menjadi tanaman baru.
Contoh tanaman geragih diatas permukaan tanah yaitu pegagan (Centella asiatica),
arbei, dan semanggi. Geragih yang menjalar dibawah permukaan tanah dan disebut
stolon. Contoh tumbuhan bergeragih dibawah permukaan tanah adalah rumput teki
(Cyperus rotundus) dan rumput pantai (Spinifex sp).
f. Umbi akar, adalah akar yang berubah fungsi sebagai penyimpan cadangan
makanan dan hanya dapat tumbuh menjadi individu baru apabila ditanam bersama
sedikit batang yang bertunas. Ciri-ciri umbi akar adalah umbi tidak berbuku-buku,
umbi tidak mempunyai kuncup dan daun, dan umbi tidak mempunyai mata tunas.
Contoh tumbuhan umbi akar adalah singkong (Manihot utilissima), dahlia dan
wortel.
g. Tunas adventif, adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada
akar, daun, dan sebagainya. Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat
tumbuh membentuk individu baru. Contoh tunas adventif pada akar adalah kersen
(Muntingia calabura), sukun (Arthocarpus communis), kesemek (Dyospiros knaki),
jambu biji (Psidium guavajava) dan cemara. Contoh tumbuhan tunas daun yaitu
cocor bebek dan begonia.
h. Spora, tumbuhan yang berkembang biak dengan spora antara lain tumbuhan paku,
jamur, dan ganggang. Bentuk spora seperti biji, tetapi sangat kecil sehingga tidak
dapat dilihat dengan mata saja. Spora dapat digunakan dengan menggunakan
mikroskop. Spora dibentuk dan disimpan di dalam kotak spora yang disebut
sporangium.
i. Membelah diri, tumbuhan tingkat rendah berkembang biak dengan membelah diri.
Tumbuhan tingkat rendah itu terdiri atas satu sel, misalnya ganggang hijau. Jadi,
ganggang hijau memperoleh keturunan dengan cara membelah diri sel tubuhnya
menjadi dua.
2. Perkembangbiakan vegetatif buatan, adalah perkembangbiakan tumbuhan tanpa
perkawinan, dengan bantuan campur tangan manusia.
a. Mencangkok, merupakan suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan
menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika
akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan
ditanam di tempat lain. Pengambilan batang tanaman yang sudah tumbuh akarnya,
dapat dilakukan pada tanaman dikotil, berkambium, bergetah, berkayu. Contohnya
mangga, jeruk, jambu air, rambutan, sawo. Keuntungan mencangkok antara lain
lebih cepat berbuah, cepat berkembangbiaknya, batang pendek, mempunyai sifat
yang sama dengan induknya. Sedangkan kerugiannya antara lain perakaran tidak
kuat, induk cepat mati jika banyak dicangkok, hasil lebih sedikit.
b. Stek adalah menanam bagian tertentu tumbuhan tanpa menunggu tumbuhan akar
baru terlebih dahulu. Bagian yang distek adalah batang, tangkai, dan daun.
c. Okulasi atau menempel, adalah dengan cara menempelkan mata tunas dari satu
tumbuhan ke batang tumbuhan lain yang sejenis. Tujuannya menggabungkan dua
sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat
lebih baik dari tanaman induk. Contohnya mangga, belimbing. alpukat.
d. Sambung pucuk atau enten, adalah menyatukan pucuk dengan batang bawah dari
tumbuhan yang sejenis. Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan
sehingga didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman
induk. Contohnya kembang sepatu, durian, kopi, jambu.
e. Runduk, adalah cara mengerat sedikit batang kemudian merundukkan ke dalam
tanah. Ini dapat dilakukan pada batang tanaman yang panjang dan lentur.
Contohnya melati, alamanda, apel, dan mawar pagar.
f. Kultur jaringan, yaitu mengambil jaringan tertentu (tunas, daun, akar) dan
dikembangkan dalam media khusus. Contohnya kelapa sawit, anggrek (Gewin
Virginia, 2003).
Perbanyakan secara vegetatif dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman
seperti cabang, ranting, pucuk, daun, umbi dan akar. Prinsipnya adalah merangsang
tunas adventif yang ada di bagian-bagian tersebut agar berkembang menjadi
tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus. Perbanyakan
secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara cangkok, rundukan, stek dan kultur
jaringan. Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang
memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal
dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah. Sementara itu,
kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga
membutuhkan banyak biaya. Kelemahan lain, tidak dapat menghasilkan bibit secara
massal jika cara perbanyakan yang digunakan cangkok atau rundukan. Untuk
menghasilkan bibit secara massal sebaiknya dilakukan dengan stek. Namun tidak
semua tanaman dapat diperbanyak dengan cara stek dan tingkat keberhasilannya
sangat kecil. Perbanyakan tanaman dengan cara stek merupakan perbanyakan
tanaman dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian
tertentu itu bisa berupa pucuk tanaman, akar, atu cabang. Proses penyetekan
tanaman itu sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih
dengan menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan
yang halus. Pemotongan stek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milliliter dari
mata tunas. Sedangkan pemotongan stek bagian pangkal harus meruncing. Ketika
membuat potongan meruncing. Hendaknya kita usahakan potongan itu sedikit
menyentuh mata tunas, dengan demikian nantinya stek yang diharapkan akan
berhasil (Aak, 1991).
Perbanyakan dengan cara stek adalah perbanyakan tanaman dengan
menumbuhkan potongan atau bagian tanaman seperti akar, batang atau pucuk
sehingga menjadi tanaman baru. Stek pucuk umum dilakukan untuk perbanyakan
tanaman buah-buahan. Dengan kata lain stek atau potongan adalah menumbuhkan
bagian atau potongan tanaman, sehingga menjadi tanaman baru (Yustina, 1994).
Keuntungan bibit dari stek adalah Tanaman buah-buahan tersebut akan
mempunyai sifat yang persis sama dengan induknya, terutama dalam hal bentuk
buah, ukuran, warna dan rasanya. Tanaman asal stek ini bisa ditanam pada tempat
yang permukaan air tanahnya dangkal, karena tanaman asal stek tidak mempunyai
akar tunggang. Perbanyakan tanaman buah dengan stek merupakan cara
perbanyakan yang praktis dan mudah dilakukan. Stek dapat dikerjakan dengan
cepat, murah, mudah dan tidak memerlukan teknik khusus seperti pada cara
cangkok dan okulasi. Kerugian bibit dari stek adalah, perakaran dangkal dan tidak
ada akar tunggang, saat terjadi angin kencang tanaman menjadi mudah roboh.
Apabila musim kemarau panjang, tanaman menjadi tidak tahan kekeringan
(Frasiskus, 2006).
Penyetekan adalah suatu perlakuan atau pemotongan beberapa bagian dari
tanaman seperti akar, batang, daun, dan tunas dengan maksud agar organ-organ
tersebut membentuk akar yang selanjutnya menjadi tanaman baru yang sempurna
dalam waktu yang relatif cepat dan sifat-sifatnya serupa dengan induknya (Anonim,
1985).
Hal semacam ini biasanya banyak dilakukan oleh orang perkebunan buah-
buahan dan tanaman hias. Alasannya, karena bahan untuk membuat stek ini hanya
sedikit, tetapi dapat diperoleh jumlah bibit tanaman dalam jumlah banyak. Tanaman
yang dihasilkan dari stek biasanya mempunyai dalam ukur, ukuran tinggi,
ketahanan terhadap penyakit dan sifat-sifat lainnya. Selain itu juga diperoleh
tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang telah mampunyai akar, batang, dan
daun dalam waktu yang relatif singkat. Stek sangat sederhana, tidak memerlukan
teknik yang rumit, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja (Erry, 2006).
D. Alat dan Bahan

1. Bahan stek daun atau batang


2. Tanaman induk untuk cangkok puring
3. Polybag
4. Mos, cocopit
5. Media tanam (tanah : pupuk kandang)
6. Pisau steril
7. Plastik
E. Cara Kerja
1. Cara Stek
a. Bahan stek dari daun atau batang tanaman.
b. Memotong dengan menyerong permukaan daun atau batang bagian bawah, dan
mengoleskan dengan rizoton dan tanpa rizoton.
c. Menanam pada media campuran tanah : pupuk kandang.
d. Menyiram setiap hari, tidak sampai becek.
2. Cara Cangkok
a. Memilih pohon induk, menentukan cabang yang pertumbuhannya baik.
b. Membuat keratin melingkar batang (cabang) sebanyak tiga buah keratan dengan
jarak antar keratan 5 cm dengan menggunakan pisau steril.
c. Mengupas kulit batang yang berada diantara dua keratan tersebut, dan
membersihkan kambiumnya sampai bersih dengan cara mengeroknya dengan
pisau.
d. Mengambil media tanah yang sudah dibasahi dan membalutkannya pada bagian
cabang yang telah dikupas.
e. Membungkus cabang yang telah terbalut dengan plastik kemudian diikat.
f. Menyiram setiap hari media cangkok, dan tidak membiarkan sampai kering.
F. Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Cangkok Tanaman Puring Menggunakan Media Tanah
Jenis Media Jumlah Akar Akar Tepanjang (cm)
Tanah 17 2

Tabel 2.2 Cangkok Tanaman Puring Menggunakan Media Mos


Jenis Media Jumlah Akar Akar Tepanjang (cm)

Mos 34 3,5
Tabel 2.3 Sample Stek Batang Buah Naga
Akar Terpanjang Presentase Satuan
Sample Jumlah Akar
(cm) (%)
I - - -
II - - -
III - - -
IV 3 1,5 90
V 1 0,1 30

Presentase hidup = x 100 %

= x 100 %

= 40 %
G. Pembahasan
Pencangkokan puring yang yang dilakukan dengan menggunakan dua
media yang berbeda yaitu menggunakan tanah dan menggunakan mos
memperlihatkan hasil perakaran yang berbeda. Pada pencangkokan tanaman puring
dengan menggunakan media tanah jumlah akar yang muncul dalah 17 akar, jumlah
tersebut lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah akar yang muncul pada
pencangkokan yang dilakukan dengan menggunakan media mos yaitu 34 akar,
begitu juga dengan akar terpanjang yang tumbuh pada pencangkokan ini,
pencangkokan puring dengan menggunakan mos akarnya lebih panjang
dibandingkan dengan akar dengan menggunakan media tanah yaitu 3,5 cm akar
terpanjangnya dan akar terpanjang yang muncul dari pencangkokan menggunakan
media tanah hanya 2 cm. Hal tersebut terjadi karena akar muda membutuhkan air
yang lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Media mos yang
berasal dari jenis rumput laut lebih mudah melakukan penyerapan air dan unsur
hara dibandingkan dengan media tanah yang agak sulit untuk melakukan
penyerapan air dan unsur hara yang ada. Selain itu karena mos merupakan bahan
yang berasal dari jenis rumput laut, mos tersebut merupakan bahan organik yang
dapat menyuburkan tanaman.
Sedangkan dari pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
keberhasilan dengan cara stek ditandai oleh terjadinya regenerasi akar dan pucuk
pada bahan stek sehingga menjadi tanaman baru. Regenerasi akar dan pucuk
dipengaruhi oleh faktor intern dari tanaman itu sendiri dan ekstern yaitu dari
lingkungan sekitar. Salah satu faktor intern yang mempengaruhi regenerasi akar
dan pucuk adalah fitohormon yang berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh. Faktor
intern yang paling penting dalam mempengaruhi regenerasi akar dan pucuk pada
stek adalah faktor genetik. Jenis tanaman yang berbeda mempunyai regenerasi yang
berbeda pula. Untuk menunjang keberhasilan perbanyakan tanaman dengan cara
stek, tanaman sumber seharusnya memiliki sifat-sifat unggul serta tidak terkena
hama dan penyakit Selain itu, manipulasi terhadap kondisi lingkungan dan status
fisiologi
tanaman sumber juga penting dilakukan agar tingkat keberhasilan stek tinggi.
H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam melakukan perbanyakan tanaman untuk memperoleh tanaman yang
memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya ada banyak cara yang dapat
dilakukan seperti cangkok , stek, okulasi, dan grafting.
2. Cangkok memiliki beberapa keuntungan yaitu, mudah dilakukan, tingkat
keberhasilannya tinggi, dan dapat menghasilkan tanaman yang mewarisi 100 %
sifat induknya.
3. Kelemahan cangkok adalah percabangannya tidak dapat lebat dan tidak kompak,
produktivitas buahnya terbatas, tidak dapat menghasilkan bibit secara massal, serta
biayanya mahal.
4. Kondisi lingkungan dan status fisiologi tanaman sumber dapat menentukan
keberhasilan stek tanaman buah naga.
I. Daftar Pustaka
Aak. 1991. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Jakarta : Penebar Swadaya.

Anonim. 1985. Dasar-dasar Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif.


http://nopriastor.wordpress.com. Diakses pada tanggal 11 November 2014 pukul
00.30 WIB.

Erry. 2006. Perbanyakan, dan Perawatan Tanaman. Bogor : PT Gramedia.

Frasiskus. 2006. Beberapa Cara Perbanyakan Vegetatif. Departemen Pertanian Balai Informasi
Pertanian. Ungaran.

Gewin Virginia . 2003. Genetically Modified Corn Environmental Benefits


http://meseratus.blogspot.com. Diakses pada tanggal 11 November 2014 pukul
00.10 WIB.

Yustina. 1994. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta : PT. Raja Garfindo.

http://singgahsimadewi.blogspot.in/2014/12/laporan-praktikum-tbt-smt-1-
perbanyakan.html

You might also like