You are on page 1of 5

ACARA III

PESEMAIAN

A. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 15 Oktober 2014
Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta
B. Tujuan
1. Mengetahui cara membuat pesemaian untuk budidaya tanaman.
C. Dasar Teori
Penyemaian merupakan suatu proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum ditanam
pada lahan sesungguhnya. Benih tanaman disemaikan pada suatu tempat terlebih dahulu hingga
pada usia tertentu baru dipindahkan ke lahan. Dengan menyemaikan benih terlebih dahulu,
diharapkan akan mendapat mutu yang lebih baik. Karena dapat dilakukan pemilihan bibit yang
cermat dan tepat. Selain itu apabila diusahakan pada lahan yang sempit, maka pemeliharaannya
lebih intensif sehingga mengurangi kemungkinan kegagalan atau ketidak tumbuhan bibit.
Tujuan dari penyemaian benih ini adalah untuk mempersiapkan bibit tanaman yang
mempunyai mutu baik sehingga nantinya dapat tumbuh menjadi tanaman yang baik pula.
Selain itu cara ini akan lebih efektif dan efisien dalam penggunaan lahan untuk pembibitan dan
juga menghindari terjadinya kegagalan pembibitan karena kita dapat melakukan pengamatan
terhadap perkembangan benih hingga usia tertentu. Pesemaian tanaman jenis sayuran dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung yang ditanam pada lahan dan secara tidak
langsung atau persemaian. Penyemaian benih merupakan salah satu usaha menanam benih
secara tidak langsung atau proses penyiapan bibit tanaman baru sebelum ditanam pada lahan
yang sesungguhnya. Penyemaian ini penting dilakukan apabila benih yang akan ditanam adalah
benih halus dan tidak tahan terhadap faktor – faktor yang dapat menghambat pertumbuhan
benih menjadi bibit baru yang bermutu baik. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan
secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan
terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya
dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya
melimpah. Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut
seyogyanya disemaikan terlebih dulu. Pemindahan atau penanaman bibit berupa semai dari
persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah
kuat (siap ditanam), misalnya untuk Pinus merkusii setelah tinggi semai antara 20 cm sampai
30 cm atau umur semai 8 bulan sampai 10 bulan (Anonim, 2014).
Persemaian didefinisikan sebagai suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan
benih suatu jenis tanaman dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah
ditetapkan. Tujuan utama pembuatan pembibitan adalah sebagai upaya penyediaan bibit yang
berkualitas baik dalam jumlah yang memadai, sesuai dengan rencana penanaman (Edi ,S dkk,
2010).
Pada umumnya persemaian digolongkan menjadi 2 jenis atau tipe yaitu persemaian
sementara dan persemaian tetap. Persemaian sementara (Flyng nursery) biasanya berukuran
kecil dan terletak di dekat daerah yang akan ditanami. Persemaian sementara ini biasanya
berlangsung hanya untuk beberapa periode panenan (bibit atau semai. Sedangkan Persemaian
Tetap. biasanya berukuran (luasnya) besar dan lokasinya menetap disuatu tempat, untuk
melayani areal penanaman yang luas (Andini, 2006).
Tempat persemaian adalah sepetak tanah yang sengaja di buat untuk menyemaikan
bibit-bibit yang tidak dapat atau sukar untuk ditanam langsung di kebun. Hampir semua bibit
sayuran memerlukan persemaian itu. Hanya bayam, lobak, bakung, bawang merah, bawang
putih, seledri, radis, wortel dan semua jenis kacang dapat langsung ditanam (disebarkan) pada
petakan-petakan persemaian yang agak luas dapat dibuat pada tanah yang khusus disediakan
untuk keperluan itu. Untuk berkebun di halaman cukup dipergunakan sebuah bak yang dibuat
dari kayu (Rismunandar, 2003).
Tempat dilakukannya pembibitan atau persemaian hendaknya mudah dijangkau dengan
memudahkan upaya pengairan, pemberian naungan atau hal-hal rutin lain yang diperlukan oleh
tanaman muda. Ada dua bentuk utama dari bedengan persemaian yang ditinggikan (raised
beds) dan yang direndahkan (sunken beds). Bed yang ditinggikan merupakan bentuk bedengan
persemaian yang lebih banyak dilakukan oleh petani di wilayah yang sering banjir (Muningsjah
dan Setiawan, 2000).
Persemaian tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah subur mengakibatkan
pertumbuhan bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya tanah persemaian yang kurang subur, maka
pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar dari pada batangnya. Tanaman persemaian dapat
dipelihara dalam kotak-kotak tanah dan dalam kantong-kantong kertas atau di bedengan untuk
persemaian yang berjarak cukup didalam barisan agar mudah dipisahkan atau dipindahkan
(Fiandika, 2006).
Benih seledri disemai dulu di persemaian. Perkecambahan seledri berlangsung sangat
lambat dan memerlukan waktu antara 7 hari sampai 12 hari. Benih seledri ditanam dangkal
untuk mempercepat pertumbuhan kecambah. Setelah tanaman berumur 2 bulan, tanaman
seledri bisa dipindahkan ke lapangan. Keuntungan persemaian adalah kondisi tanaman lebih
sempurna, jarak tanam yang seragam, dapat mengurangi masukan input produksi seperti
pemupukan, irigasi, dan pengendalian OPT serta gulma (Midhat, 2013).
D. Alat dan Bahan
1. Benih sayuran
2. Pupuk kandang
3. Furadan
4. Cethok
5. Plastik

E. Cara Kerja
1. Membuat media pesemaian yang terdiri dari tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan
1:1 menggunakan potrays.
2. Membuat lubang dan menanam benih sayuran sebanyak 2 benih per lubang .
3. Menyiram media sampai basah dan meletakkan dibawah tempat teduh.
4. Menyiram pesemaian setiap hari.
5. Memberikan pupuk organik cair atau zpt.
F. Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Sample Pesemaian Tanaman Seledri
Sample Jumlah Daun (helai) Tinggi (cm)
I 4 3,6
II 4 3,4
III 4 3

Presentase hidup = x 100 %

= x 100 %

= 40,95 %
G. Pembahasan
Penanaman benih untuk pesemaian pada beberapa waktu yang lalu menunjukkan hasil
yang kurang optimum dalam pertumbuhan, hal tersebut diakibatkan karena beberapa hal yaitu
kurangnya intensitas penyiraman yang dilakukan, pemilihan benih yang kurang tepat,
penanganan benih yang dilakukan, penanganan benih pasca kecambah dan persiapan media
semai, penanganan benih di persemaian, dan penanganan hama dan penyakit selama benih
berada di persemaian yang kurang tepat sehingga mengakibatkan ada benih yang tumbuh dan
ada yang tidak tumbuh . Dari 105 lubang tanam yang telah ditanami oleh benih tanaman
hortikultura berupa seledri hanya sejumlah 43 tanaman yang dapat tumbuh dengan baik. Dari
jumlah tersebut dapat diketahui jika presentasi hidup tanaman pesemaian yang telah ditanam
beberapa waktu yang lalu adalah 40,95 % hasil presentase tersebut diperoleh dari jumlah
tanaman yang tumbuh dibagi dengan jumlah total lubang tanam yang telah ditanami benih
kemudian mengalikannya dengan 100%.
Dari 43 tanaman pesemaian yang dapat tumbuh tadi kemudian diambil 3 sample lagi
untuk mengetahui seberapa baik pertumbuhannya dengan mengukur tinggi tanaman dan
jumlah daun yang ada, dari ketiga sample yang ada sample I mempunyai tinggi 3,6 cm dengan
jumlah daun 4 helai, kemudian sample II mempunyai tinggi 3,4 cm dengan jumlah daun 4 dan
sample ke III mempunyai tinggi 3 cm dengan jumlah daun 4. Dari data tersebut dapat diketahui
jika tinggi rata-rata tanaman adalah 3,3 cm dan rata-rata daun 4 helai. Hasil perhitungan
tersebut menunjukkan jika pertumbuhan tanaman pesemaian masih kurang baik dan belum bisa
optimal.
H. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pesemaian adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih menjadi bibit yang siap
ditanam di lapangan.
2. Pesemaian dapat dilakukan pada lahan polybag, potrays atau bedengan.
3. Penyiraman pada lahan potrays harus dilakukan dengan hati-hati agar benih yang sudah
ditanam tidak keluar dari media tanam.
4. Dalam membuat pesemaian harus memilih benih yang baik, kedalaman benih yang ditanam
pada lahan pesemaian harus diperhatikan agar pertumbuhan benih dapat optimal serta dalam
membuat pesemaian harus dapat memilih tempat yang tepat yaitu lahannya harus subur, mudah
diawasi dan mudah untuk diairi.
5. Keuntungan persemaian adalah kondisi tanaman lebih sempurna, jarak tanam yang seragam,
dapat mengurangi masukan input produksi seperti pemupukan, irigasi, dan pengendalian OPT
serta gulma.
I. Daftar Pustaka
Andini.2006.Holtikultura dan Pesemaiannya .
http//holtikultura2006danpesemaiannyammkiu. Diakses pada tanggal 11 November 2014
pukul 00.45 WIB.

Anonim, 2014.Pesemaian Holtikultura


http://www.semaianholtikultura334b. Diakses pada tanggal 12 November 2014 pukul 05.30
WIB.

Edi,S dkk.2006.Budidaya Holtikultura Praktis.Jakarta : Pustaka Karya.

Fiandika.2006.Ayo Tanam Sayur


http://ayotanamsayurbbjkgjgjaqj.2006. Diakses pada tanggal 12 November 2014 pukul 03.45
WIB.

Midhat.2013. "Jurnal Cara Mudah Budidaya Tanaman Slederi".


http://transnjournal.net. Diakses pada tanggal 12 November 2014 pukul 13.45 WIB.

Muningsjah dan setiawan.2000.Petani dan Budidaya Holtikultura. http://anandirablogspot.aadnmjiawadl;’.


Diakses pada tanggal 12 November 2014 pukul 06.00 WIB.

Rismunandar.2003.Pesemaian Sayuran.Jakarta : Pustaka Abadi.

http://singgahsimadewi.blogspot.in/2014/12/laporan-praktikum-tbt-smt-1-pesemaian.html

You might also like