You are on page 1of 4

ALUR PELAPORAN KECELAKAAN KERJA DI RSU KARYA DHARMA HUSADA

(sifatnya segera setelah terpajan)

Panitia PIN RS/K3 segera melakukan :


1
TERPAJAN Langkah 1: Menentukan Kode Pajanan (KP) (lihat alur)
Langkah 2: Menentukan Kode Status (KS) infeksi (lihat alur)
Langkah 3: Menentukan pengobatan profilaksis pasca pajanan sesuai
KP dan KS dari sumber pajanan (profilaksis ditentukan
oleh dokter penanggung jawab)
Langkah 4: Melakukan test HIV dan hepatitis B dan C pada petugas
Mengisi formulir Melapor ke penanggung
yang terpajan (untuk HIV dilakukan test segera setelah
pelaporan jawab ruangan (kepala
terpajan, 3 bulan dan 6 bulan untuk mengetahui apakah
pajanan3 ruangan/ketua team)2
tertular infeksi virus tsb (lihat SPO).

Keterangan:
1. Orang yang mengalami kecelakaan kerja seperti tertusuk jarum
suntik bekas pakai dan pada pasien. Terpercik darah atau cairan
tubuh pasien.
Kepala ruangan/ketua team segera melapor 2. Segera setelah terpajan
3. Diisi segera setelah terpajan
ke panitia PIN RS/panitia K3 RS Langkah tindakan untuk setiap pajanan dapat dilihat pada SPO
Profilaksis Pasca Pajanan
Tata Laksana Pajanan Dari Pasien Terinfeksi HIV
Langkah 1. Menentukan Kode Pajanan Keterangan :

Apakah
1. OPIM :
Apakah sumber
sumber pajanan
pajanan berupa
berupa darah,
darah, cairan
cairan berdarah,
berdarah, atau
atau
bahan 11 Other Potentially Infectious Material : cairan semen / air
bahan yang berpotensi menularkan infeksi (OPIM) atau alat
yang berpotensi menularkan infeksi (OPIM) atau alat
kesehatan
kesehatan yang
yang tercemar
tercemar dari
dari salah
salah satu
satu bahan
bahan tersebut
tersebut mani; secret vagina; cairan serebospinal, sinofial, pleural,
pericardial, dan amnion (jaringan)
Tidak 2. Pajanan tarhadap OPIM harus ditelaah secara kasus per
Ya
kasus. Pada umumnya subtansi tersebut dianggap beresiko
OPIM
OPIM Darah
Darah atau
atau cairan
cairan Tidak
Tidak perlu
perlu
berdarah 3
rendah untuk menularkan infeksi disarana kesehatan. Setiap
berdarah PPP
PPP3
kontak langsung terhadap bahan mengandung HIV tinggi
Macam
Macam pajanan
pajanan yang
yang terjadi
terjadi2
2 dilaboratorium penelitian atau sarana produksi dimasukkan
dalam kelompok kecelakaan kerja yang memerlukan telaah
klinis tentang keperluan PPP
Kulit
Kulit yang
yang kompromis
4
kompromis4 atau
atau Kulit
Kulit yang
yang Pajanan
Pajanan
perkuaneous
3. PPP (Propilaksis Pasca Pajanan)
selaput
selaput mukosa
mukosa utuh
utuh perkuaneous
4. Kulit disebut kompromis bila didapati pecah, adanya
dermatitis, lecet atau luka terbuka. Kontak dengan kulit utuh
Volume
Volume ?? Tidak
Tidak perlu
perlu ppp
ppp Seberapa
Seberapa berat
berat ??
pada umumnya tidak dianggap beresiko terhadap penularan
HIV. Namun apabila pajanan tersebut berasal dari darah

Sedikit,
yang banyak (mis. Kulit yang cukup luas dalam waktu yang
Sedikit, Banyak,
Banyak, (mis.
(mis. Tidak
Tidak Lebih
Lebih berat
berat (mis.jarum
(mis.jarum
(mis.
(mis. 11 beberapa berat cukup lama kontak dengan darah), maka harus dianggap
beberapa tetes,
tetes, berat berlubang
berlubang yag
yag lebih
lebih
tetes
tetes percikan (mis
(mis .jarum
.jarum besar, tusukan yang
percikan besar, tusukan yang beresiko terhadap penularan HIV.
dalam
dalam darah,darah solid
solid atau dalam,
darah,darah atau dalam, darah
darah terlihat
terlihat
waktu
waktu banyak goresan
banyak dan
dan dalam
dalam goresan dialkes,
dialkes, jarum
jarum bekas
bekas
yang
yang waktu superficial)
waktu lama)
lama) superficial) pasien)
pasien)
singkat)
singkat)

KP 1 KP 2 KP 2 KP 3
Langkah 2 : Menentukan status kode pajanan Keterangan :

1. Sumber pajanan dinyatakan tidak terinfeksi HIV (HIV Negatif)


Bagaimanakah status HIV dari sumber pajanan? apabila telah dikonfirmasi dengan pemeriksan laboratorium yang
Dan yang terpajan? memberikan hasil negative dari antibodi HIV, pemeriksaan PCR
untuk HIV atau antigen HIV p24 atas specimen yang diambil pada
saat atau dalam waktu yang dekat dengan pajanan dan tidak ada
KP 1 KP 2 KP 3 tanda-tanda penyakit seperti infeksi seperti HIV. Sumber disebut
HIV (-)11 HIV (+)22 Tidak diketahui statusnya terinfeksi HIV (HIV Positif) apabila ada hasil pemeriksaan
laboratorium yang menyatakan positif adanya antibody HIV, PCR
HIV atau antigen HIV p24 atau didiagnosis AIDS oleh dokter
Tidak perlu
2. Contoh diatas dipakai untuk memperkirakan titer HIV dari sumber
PPP Tidak diketahui
pajanan dengan tujuan untuk menentukan regimen PPP dan tidak
sumbernya
menggambarkan kondisi klinis yang mungkin teramati.
Meskipun titer HIV yang tinggi (KS2) dari seorang sumber pajanan
sering berhubungan dengan meningkatnya resiko penularan HIV.
Pajanan Pajanan dengan KS HIV
dengan titer titer tinggi Tidak Namun tidak boleh mengabaikan kemungkinan penularan dari
rendah misalnya AIDS tahu sumber yang memiliki titer rendah.
misalnya lanjut, infeksi HIV 3. PPP merupakan pilihan tidak mutlak dan harus diputuskan secara
asimptomatik primer VL yang individual tergantung dari orang yang terpajan dan keahlian
dan CD4 meningkat atau
tinggi22 dokternya. Namun bila ditemukan faktor resiko pada sumber
tinggi, atau CD4
yang rendah pajanan atau bila terjadi di daerah dengan faktor resiko tinggi HIV,
pertimbangkan pengobatan dasar dengan 2 obat PPP dan bila
sumber pajanan kemudian diketahui HIV Negative maka PPP harus
dihentikan.
Pada umumnya
KS HIV 1 KS HIV 2
tidak perlu PPP
Langkah 3. Menentukan pengobatan propilaksisi pajanan
Kode pajanan (KP) Kode status (KS) Anjuran pengobatan
1 1 (rendah) Obat tidak dianjurkan, resiko toksisitas obat lebih tinggi daripada resiko mendapatkan HIV
1 2 (tinggi) Pertimbangkan AZT/3TC pajanan memiliki resiko yang perlu dipertimbangkan
Dianjurkan AZT/3TC. Kebanyakan pajanan masuk dalam kategori ini, namun belum pernah
2 1 (rendah )
ditemukan resiko kenaikan penularan
2 2 Dianjurkan AZT/3TC + indinvir atau nelfinafir
3 1 atau 2 Ditemukan adanya resiko kenaikan tertular

Keterangan :

Anjuran pengobatan selama 4 minggu


Dosis :
1. AZT : 3 x sehari @ 200 mg oral atau 2 x sehari @ 300 mg
2. 3TC : 2 x sehari @150 mg oral
3. Indinafir : 3 x sehari @ 800 mg oral, 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan diserai banyak minum (1,5 liter/hari) diet rendah lemak
4. Nelfidafir : 3 x sehari @ 750 mg oral bersama makan atau kudapan

You might also like