Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tanah terdiri kumpulan benda alam di permukaan bumi
mengandung gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu
menopang pertumbuhan tanaman diluar rumah. Sifat-sifat tanah
bergantung pada besar kecilnya partikel-partikel yang merupakan
komponen-komponen tanah tersebut. Tanah mengandung partikel-partikel
mineral, sisa-sisa tanaman dan binatang, air, berbagai gas dan komposisi
lainnya yang menjadikan tanah tersebut menjadi subur, yang menjamin
berlangsungnya kehidupan berbagai makhluk di bumi.
Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel, mineral
dan organic dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhutanah dapat di
ukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah. Suhu
tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinaribumi. Intensitas
panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yangmenentukan
besar sudut datang, letak digaris lintang utara dan selatan dan tinggidari
permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara
lainintensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan
kadar legastanah. Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat
tumbuhnya tanaman.Akar tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan
utama tumbuhan yaitu air, nitrisidan oksigen. Udara adalah kumpulan atau
campuran gas, yang terbanyak adalahnitrogen dan oksigen. Oksigen
sangat penting untuk mendukung kehidupanmahluk hidup dan
memungkinkan terjadinya pembakaran bahan baker. Nitrogen merupakan
penyubur tanaman. Bakteri menggunakan nitrogen dari udara
untukmenyuburkan tanah. Udara juga melindungi bumi dari radiasi
berbahaya yang berasal dari ruang angkasa.
40
41
2. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui suhu tanah dan kelembaban tanah pada
pertanaman dengan perlakuan pemberian mulsa organik (jerami padi)
dan mulsa anorganik (lembaran plastik).
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Acara pengukuran suhu tanah dilaksanakan pada tanggal 6 Mei
2017 bertempat di kebun percobaan Fakultas Pertanian UNS Desa
Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karangayar.
B. Alat dan Cara Kerja
1. Alat
Termometer tanah dan alat pengukur kelembaban tanah
2. Cara Kerja
Mengukur suhu tanah dan kelembaban tanah pada petak pertanian
jagung dengan beberapa perlakuan :
a. Kontrol (lahan terbuka tanpa tanaman dan tanpa mulsa)
b. Petak pertanaman jagung tanpa mulsa
c. Petak pertanaman jagung yang diberi mulsa organik (jerami padi)
d. Petak pertanaman agung yang diberi mulsa plastik perak hitam
43
C. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Suhu dan Kelembaban Tanah (RH) dengan
Perlakuan Pemberian Mulsa yang Berbeda
Waktu Suhu Rh
Shift Kontr Organ Kontr Organ
ol Tanpa ik HP ol Tanpa ik HP
09.00
-
09.30 32,67 31 31,67 32 23,3 50 51,7 63,3
09.30
-
10.00 33,67 28 32 32,67 15 30 36,7 53,3
1
10.00
-
10.30 32,33 31,67 32,33 32,33 13,3 33,3 38,3 58,3
10.30
-
11.00 32,83 31,5 31,33 32,33 16,7 41,7 41,7 56,7
11.00
-
11.30 34,33 32,67 33,33 33 16,7 34,3 55 75
11.30
-
12.00 34,67 34 33,33 33,67 16,7 25 63,3 65
2
12.00
-
12.30 33,67 32 33 33 20 40 53,3 60
12.30
-
13.00 34 32,33 34,33 32,5 20 33,3 60 72,7
13.00
-
13.30 34 33 33,33 33,33 13,3 23,3 28,3 66,7
13.30
-
14.00 35,33 34,67 34 34 13,3 23,3 48,3 55
3
14.00
-
14.30 35,33 34,33 34,67 33,83 13,3 30 46,7 68,3
14.30
-
15.00 35,33 34,67 33,67 33,67 13,3 15 33,7 55
Sumber: Data Rekapan
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung dengan Perlakuan
Pemberian Mulsa yang Berbeda
MST 1 MST 2 MST 3
Tanpa 21,6 41,4 77,2
Organik 18,9 32,76 59,3
HP 12,7 19,1 31,1
Sumber: Data Rekapan
44
Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Jagung dengan Perlakuan
Pemberian Mulsa yang Berbeda
Tanpa Mulsa Mulsa Organik Mulsa HP
Sampe
MS MS MS MS MS MS MS MS MS
l
T1 T2 T3 T1 T2 T3 T1 T2 T3
1 5 6 9 5 3 4 4 2 4
2 5 7 9 3 4 6 3 3 6
3 5 6 8 2 3 6 3 5 7
4 4 4 9 4 5 7 4 4 7
5 4 6 8 5 6 10 3 1 4
Sumber: Data Rekapan
RH Tanah
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Suhu Tanah
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
Gambar 3.2 Grafik Pengaruh Mulsa terhadap Suhu Tanah Tanaman dengan
Perlakuan Pemberian Mulsa yang Berbeda
Tinggi Tanaman
80
70
60
50
40
30
20
10
MST 1 MST 2 MST 3
Tanpa Organik HP
perlakuan ini masih lebih baik dari pada perlakuan pertama yang memang
ketersediaan air dalam tanah di uapkan. Hanya air higroskopis saja yang
mungkin tidak dapat menguap.
Perlakuan petak yang ditanami jagung dengan diberi mulsa organik
yaitu jerami adalah pemulsaan tanaman yang paling baik. Jerami merupakan
bagian dari tumbuhan yang dapat mengalami pembusukan sehingga disebut
dengan mulsa organik. Pertumbuhan pada tanaman jagung di petak ini
menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan petak dengan tanaman jagung
yang tidak diberikan mulsa. Fungsi mulsa jerami ini adalah menahan suhu atau
mengondisikan sehingga lebih stabil, juga tatap menjaga kelembaban tanah.
Jerami sebagai mulsa ini memiliki kekuranagn dan kelebihan. Kelebihan dari
mulsa jerami ini adalah harganya yang ekonomis, juga ketika mengalami
pembusukan pada jeraminya maka itu merupakan pupuk alami berupa kompos
yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan tersebut. Jerami juga memiliki
kekurangan yaitu jerami mudah membusuk dan cepat habis, jadikadar
penerimaan maupun penyimpanan relatif singkat dan harus dilakukan secara
berulang-ulang untuk tetap menjaga keadaan kondusif pada tanaman.
Kekurangan yang lain adalah mulsa jerami ini tidak kuat menahan
pertumbuhan gulma yang ada disekitar pertanaman jagung, maka disamping
hidupnya jagung ada gulma yang menghalangi.
Menurut Hayati et al. (2010), mulsa organik adalah bahan penutup
tanah yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau bahan organik lainnya yang
berguna untuk milindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, menjaga
kelembaban, struktur, kesuburan tanah dan menghambat pertumbuhan gulma.
Jenis mulsa organik antara lain adalah jerami, sekam padi dan ampas tebu,
selain mudah didapat mulsa ini juga mampu meningkatkan kelembaban tanah,
mencegah erosi, mengurangi penguapan dan mudah terurai. Penggunaan mulsa
juga dapat meningkatkan pori-pori mikro tanah sebagai akibat dari aktifitas
mikro organisme dalam tanah.
Perlakuan petak pertanaman jagung dengan mulsa perak hitam yang
terbuat dari plastik. Warna perak berada diatas atau permukaan tanaman, hal
48
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani, Jajang Sauman. 2009. Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tiga Kultivar Kentang (Solanum tuberosum L.) yang Ditanam di
Dataran Medium. J Agron. Vol 37 (1): 14 – 20.
Hayati,Erita et al. 2010. Respon Jagung Manis (Zea mays, Sacharata) terhadap
Penggunaan Mulsa dan Pupuk Organik. Agrista. Vol. 14 (1): 21-25.
Marliah, Ainun et al. 2011. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Jenis Mulsa
Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.)
Merrill). J. Floratek. Vol 6 (3): 192 – 201