You are on page 1of 11

40

III. PENGARUH MULSA TERHADAP SUHU DAN


KELEMBABAN TANAH

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tanah terdiri kumpulan benda alam di permukaan bumi
mengandung gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu
menopang pertumbuhan tanaman diluar rumah. Sifat-sifat tanah
bergantung pada besar kecilnya partikel-partikel yang merupakan
komponen-komponen tanah tersebut. Tanah mengandung partikel-partikel
mineral, sisa-sisa tanaman dan binatang, air, berbagai gas dan komposisi
lainnya yang menjadikan tanah tersebut menjadi subur, yang menjamin
berlangsungnya kehidupan berbagai makhluk di bumi.
Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel, mineral
dan organic dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhutanah dapat di
ukur dengan menggunakan alat yang dinamakan termometer tanah. Suhu
tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinaribumi. Intensitas
panas tanah dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yangmenentukan
besar sudut datang, letak digaris lintang utara dan selatan dan tinggidari
permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan suhu tanah antara
lainintensitas warna tanah, komposisi, panasienis tanah, kemampuan dan
kadar legastanah. Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat
tumbuhnya tanaman.Akar tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan
utama tumbuhan yaitu air, nitrisidan oksigen. Udara adalah kumpulan atau
campuran gas, yang terbanyak adalahnitrogen dan oksigen. Oksigen
sangat penting untuk mendukung kehidupanmahluk hidup dan
memungkinkan terjadinya pembakaran bahan baker. Nitrogen merupakan
penyubur tanaman. Bakteri menggunakan nitrogen dari udara
untukmenyuburkan tanah. Udara juga melindungi bumi dari radiasi
berbahaya yang berasal dari ruang angkasa.

40
41

Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi atau


menerima panas. Suhu seringkali juga dinyatakan sebagai energi kinetis
rata-rata suatu benda yang dinyatakan dalam derajat. Suhu juga dinyatakan
sebagai ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakkan molekul suatu
benda. Suhu menunjukkan sangkar cuaca yang dipergunakan untuk
pengamatan suhu.
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Suhu berkorelasi positif dengan
radiasi matahari. Yang dimaksud dengan suhu disini adalah suhu tanah
maupun suhu udara disekitar tajuk tanaman. Tinggi rendahnya suhu
disekitar tanaman ditentukan oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman,
distribusi cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas tanah
Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat
mendukung aktivitas mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh
tanaman. Suhu tanah sangat bergantung pada besarnya radiasi surya yang
di berikan oleh matahari. Dalam biosfer, suhu benda alami, beragam
menurut tempat dan waktu yang disebabkan oleh perbedaan benda dalam
menerima energi radiasi surya dan hasil pengaruh energi ini terhadap
sekelilingnya. Menurut tempat ia ditentukan oleh letak menurut ketinggian
dan menurut lintang di bumi. Menurut waktu ia ditentukan oleh sudut
inklinasi surya.
Suhu tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor
lingkungan dan faktor tanah. Suhu tanah merupakan sifat penting dalam
tanah karena mempengaruhi pertumbuhan tanah secara langsung dan
mempengaruhi kelembaban, aerasi, struktur, aktifitas mikroba dan enzim,
dekomposisi residu tanaman serta ketersediaan unsur hara tanaman.
42

2. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui suhu tanah dan kelembaban tanah pada
pertanaman dengan perlakuan pemberian mulsa organik (jerami padi)
dan mulsa anorganik (lembaran plastik).
3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Acara pengukuran suhu tanah dilaksanakan pada tanggal 6 Mei
2017 bertempat di kebun percobaan Fakultas Pertanian UNS Desa
Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karangayar.
B. Alat dan Cara Kerja
1. Alat
Termometer tanah dan alat pengukur kelembaban tanah
2. Cara Kerja
Mengukur suhu tanah dan kelembaban tanah pada petak pertanian
jagung dengan beberapa perlakuan :
a. Kontrol (lahan terbuka tanpa tanaman dan tanpa mulsa)
b. Petak pertanaman jagung tanpa mulsa
c. Petak pertanaman jagung yang diberi mulsa organik (jerami padi)
d. Petak pertanaman agung yang diberi mulsa plastik perak hitam
43

C. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Suhu dan Kelembaban Tanah (RH) dengan
Perlakuan Pemberian Mulsa yang Berbeda
Waktu Suhu Rh
Shift Kontr Organ Kontr Organ
ol Tanpa ik HP ol Tanpa ik HP
09.00
-
09.30 32,67 31 31,67 32 23,3 50 51,7 63,3
09.30
-
10.00 33,67 28 32 32,67 15 30 36,7 53,3
1
10.00
-
10.30 32,33 31,67 32,33 32,33 13,3 33,3 38,3 58,3
10.30
-
11.00 32,83 31,5 31,33 32,33 16,7 41,7 41,7 56,7
11.00
-
11.30 34,33 32,67 33,33 33 16,7 34,3 55 75
11.30
-
12.00 34,67 34 33,33 33,67 16,7 25 63,3 65
2
12.00
-
12.30 33,67 32 33 33 20 40 53,3 60
12.30
-
13.00 34 32,33 34,33 32,5 20 33,3 60 72,7
13.00
-
13.30 34 33 33,33 33,33 13,3 23,3 28,3 66,7
13.30
-
14.00 35,33 34,67 34 34 13,3 23,3 48,3 55
3
14.00
-
14.30 35,33 34,33 34,67 33,83 13,3 30 46,7 68,3
14.30
-
15.00 35,33 34,67 33,67 33,67 13,3 15 33,7 55
Sumber: Data Rekapan
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung dengan Perlakuan
Pemberian Mulsa yang Berbeda
MST 1 MST 2 MST 3
Tanpa 21,6 41,4 77,2
Organik 18,9 32,76 59,3
HP 12,7 19,1 31,1
Sumber: Data Rekapan
44

Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Jagung dengan Perlakuan
Pemberian Mulsa yang Berbeda
Tanpa Mulsa Mulsa Organik Mulsa HP
Sampe
MS MS MS MS MS MS MS MS MS
l
T1 T2 T3 T1 T2 T3 T1 T2 T3
1 5 6 9 5 3 4 4 2 4
2 5 7 9 3 4 6 3 3 6
3 5 6 8 2 3 6 3 5 7
4 4 4 9 4 5 7 4 4 7
5 4 6 8 5 6 10 3 1 4
Sumber: Data Rekapan

RH Tanah
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Kontrol Tanpa Organik HP

Gambar 3.1 Grafik Pengaruh Mulsa terhadap RH Tanah Tanaman dengan


Perlakuan Pemberian Mulsa yang Berbeda
45

Suhu Tanah
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27

Kontrol Tanpa Organik HP

Gambar 3.2 Grafik Pengaruh Mulsa terhadap Suhu Tanah Tanaman dengan
Perlakuan Pemberian Mulsa yang Berbeda
Tinggi Tanaman
80

70

60

50

40

30

20

10
MST 1 MST 2 MST 3

Tanpa Organik HP

Gambar 3.3 Grafik Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman dengan Perlakuan


Pemberian Mulsa yang Berbeda
D. Pembahasan
Peranan mulsa terhadap pertumbuhan tanaman memang terlihat, hal ini
tidak secara langsung berpengaruh terhadap tanaman namun pada kondisi
lingkungan tanaman yang mencakup suhu dan kelembaban tanah. Kelembaban
tanah ini terjadi akibat adanya evapotranspirasi dari bumi, sedangkan suhu
pada tanah adalah akibat dari beberapa faktor, dapat berupa faktor dari
evapotranspirasi itu sendiri, dapat juga berupa radiasi buminya, dan juga
46

penerimaan radiasi dari matahari kepada tanahnya. Faktor-faktor tersebut


berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang dapat diamati secara
langsung dari segi tinggi tanaman.
Menurut Marliah et al. (2011), pemberian mulsa merupakan salah satu
komponen penting dalam usaha meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman. Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi
permukaan tanah atau lahan pertanian dengan maksud dan tujuan tertentu yang
prinsipnya adalah untuk meningkatkan produksi tanaman. Penggunaan mulsa
dapat memberikan keuntungan antara lain menghemat penggunaan air dengan
mengurangi laju evaporasi dari permukaan lahan, memperkecil fluktuasi suhu
tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan akar dan mikroorganisme tanah,
mem-perkecil laju erosi tanah baik akibat tumbukan butir-butir hujan maupun
aliran permukaan dan menghambat laju pertumbuhan gulma.
Objek yang diamati adalah tanaman jagung yang berada di Jumantono,
berjumlah sepetak. Pengamatan tersebut didasarkan pada perlakuan yang
dilakukan nanti yakni:
1. Kontrol (lahan terbuka tanpa tanaman dan tanpa mulsa)
2. Petak pertanaman jagung tanpa mulsa
3. Petak pertanaman jagung yang diberi mulsa jerami
4. Petak pertanaman jagung yang diberi mulsa plastik perak hitam.
Kontrol terhadap jenis petak pertanaman jagung tersebut digunakan
untuk mengamati kelembaban tanah yang ada. Tanah atau petak yang sama
sekali tidak diberi mulsa digunakan sebagai kontrol, tanah ini cenderung
memiliki suhu yang relatif tinggi, hal ini disebabkan karena pada petak yang
tanpa mulsa berhadapan langsung dengan raidasi matahari maupun dengan
radiasi bumi. Menyebabkan kandungan air yang ada didalam tanah menguap
lebih banyak dan terjadi evapotranspirasi.
Perlakuan pengamatan jagung pada petak tanpa mulsa menunjukkan
kurang optimumnya pertumbuhan jagung tersebut. Hasil dari penguapan tanah
melalui pori-pori tanah tersebut tidak dapat tertahan baik oleh tanaman jagung
itu sendiri, sehingga tanah kehilangan banyak air, meskipun demikian pada
47

perlakuan ini masih lebih baik dari pada perlakuan pertama yang memang
ketersediaan air dalam tanah di uapkan. Hanya air higroskopis saja yang
mungkin tidak dapat menguap.
Perlakuan petak yang ditanami jagung dengan diberi mulsa organik
yaitu jerami adalah pemulsaan tanaman yang paling baik. Jerami merupakan
bagian dari tumbuhan yang dapat mengalami pembusukan sehingga disebut
dengan mulsa organik. Pertumbuhan pada tanaman jagung di petak ini
menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan petak dengan tanaman jagung
yang tidak diberikan mulsa. Fungsi mulsa jerami ini adalah menahan suhu atau
mengondisikan sehingga lebih stabil, juga tatap menjaga kelembaban tanah.
Jerami sebagai mulsa ini memiliki kekuranagn dan kelebihan. Kelebihan dari
mulsa jerami ini adalah harganya yang ekonomis, juga ketika mengalami
pembusukan pada jeraminya maka itu merupakan pupuk alami berupa kompos
yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan tersebut. Jerami juga memiliki
kekurangan yaitu jerami mudah membusuk dan cepat habis, jadikadar
penerimaan maupun penyimpanan relatif singkat dan harus dilakukan secara
berulang-ulang untuk tetap menjaga keadaan kondusif pada tanaman.
Kekurangan yang lain adalah mulsa jerami ini tidak kuat menahan
pertumbuhan gulma yang ada disekitar pertanaman jagung, maka disamping
hidupnya jagung ada gulma yang menghalangi.
Menurut Hayati et al. (2010), mulsa organik adalah bahan penutup
tanah yang berasal dari sisa-sisa tanaman atau bahan organik lainnya yang
berguna untuk milindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, menjaga
kelembaban, struktur, kesuburan tanah dan menghambat pertumbuhan gulma.
Jenis mulsa organik antara lain adalah jerami, sekam padi dan ampas tebu,
selain mudah didapat mulsa ini juga mampu meningkatkan kelembaban tanah,
mencegah erosi, mengurangi penguapan dan mudah terurai. Penggunaan mulsa
juga dapat meningkatkan pori-pori mikro tanah sebagai akibat dari aktifitas
mikro organisme dalam tanah.
Perlakuan petak pertanaman jagung dengan mulsa perak hitam yang
terbuat dari plastik. Warna perak berada diatas atau permukaan tanaman, hal
48

ini dikarenakan sebagai pengendalian radiasi yang masuk ke dalam tanah,


sehingga warna ini bersifat menolak dan yang diterima adalah yang dibutuhkan
saja. Hitam berada dibalik perak, fungsinya untuk meneruskan cahaya atau
radiasi yang masuk kedalam tanah, karena sifat dari warna hitam sendiri adalah
menyerap dan meneruskan radiasi. Perkembangan mulsa plastik perak hitam
ini cukup pesat, pada mulsa plastik perak hitam ini juga memiliki kekurangan
dan kelebihan. Kekurangan pada mulsa jenis ini adalah harganya yang relatif
cukup mahal, sedangkan kelebihannya adalah lebih potensial untuk menjaga
konsisi suhu maupun kelembaban tanah yang ada.
Menurut Hamdani (2009), efek aplikasi mulsa ditentukan oleh jenis
bahan mulsa. Bahan yang dapat digunakan sebagai mulsa diantaranya sisa-sisa
tanaman (serasah dan jerami) atau bahan plastik. Mulsa jerami mempunyai
daya pantul lebih tinggi dibandingkan dengan mulsa plastik. Mulsa jerami atau
mulsa yang berasal dari sisa tanaman lainnya mempunyai konduktivitas panas
rendah sehingga panas yang sampai kepermukaan tanah akan lebih sedikit
dibandingkan dengan tanpa mulsa atau mulsa dengan konduktivitas panas yang
tinggi seperti plastik. Jenis mulsa yang berbeda memberikan pengaruh berbeda
pula pada pengaturan suhu, kelembaban, kandungan air tanah, penekanan
gulma dan organisme pengganggu. Perbedaan suhu tanah antara perlakuan
tanpa mulsa dan mulsa jerami pada pagi hari tidak berbeda, tetapi mulsa plastik
hitam perak menunjukkan suhu tanah yang lebih tinggi, sedangkan pada sore
hari mulsa jerami menunjukkan suhu yang lebih rendah dibandingkan dengan
suhu tanah tanpa mulsa dan mulsa plastik hitam perak.

E. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Praktikum acara pengaruh mulsa terhadap suhu dan kelembaban
tanah dapat disimpulkan bahwa:
a. Lahan yang tidak ditanami akan mengalami penguapan yang cukup
banyak, memiliki suhu yang relatif tinggi
b. Lahan yang ditanami lebih rendah suhunya dan kelembabannya tidak
banyak
49

c. Lahan yang diberi tanaman dengan faktor pendukungnya adalah


mulsa akan memiliki nilai pertumbuhan yang baik. Meski antara
mulsa organik dengan mulsa anorganik memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
2. Saran
Saran mengenai praktikum yang telah dilakukan dan saran untuk
praktikum berikutnya sebagai berikut:
a. Sebaiknya praktikumnya dimulai tepat waktu agar lebih
mengefisienkan waktu.
b. Tanaman yang digunakan sebagai media praktikum sebaiknya dirawat
dengan baik.
50

DAFTAR PUSTAKA

Hamdani, Jajang Sauman. 2009. Pengaruh Jenis Mulsa terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tiga Kultivar Kentang (Solanum tuberosum L.) yang Ditanam di
Dataran Medium. J Agron. Vol 37 (1): 14 – 20.
Hayati,Erita et al. 2010. Respon Jagung Manis (Zea mays, Sacharata) terhadap
Penggunaan Mulsa dan Pupuk Organik. Agrista. Vol. 14 (1): 21-25.
Marliah, Ainun et al. 2011. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Jenis Mulsa
Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.)
Merrill). J. Floratek. Vol 6 (3): 192 – 201

You might also like