Professional Documents
Culture Documents
Abstrak Abstract
Paparan debu dapat menimbulkan berbagai Exposure to dust can cause a variety of
penyakit akibat kerja yang mengakibatkan occupational diseases resulting in pulmonary
gangguan fungsi paru dan kecacatan. Berbagai function impairment and disability. Various factors
faktor yang berpengaruh dalam timbulnya penyakit influence the onset of diseases or disorders of the
atau gangguan pada saluran nafas akibat debu airways due to dust is dust factors, which include
adalah faktor debu, yang meliputi ukuran partikel, particle size, shape, concentration, solubility and
bentuk, konsentrasi, daya larut dan sifat kimiawi, chemical properties, and long exposure. Based on
serta lama paparan. Berdasarkan survey awal dan the initial survey and interviews on labor in the
hasil wawancara pada tenaga kerja di kantor unit office unit cement packing Tonasa Bitung City,
pengantongan semen Tonasa Kota Bitung, dimana where workers complain of cough, runny nose, and
para pekerja mengeluh sering batuk-batuk, beringus shortness of breath at work, and the work can be
dan sesak napas pada saat bekerja, dan hasil seen that all workers do not use PPE (Personal
pantauan dapat dilihat bahwa semua pekerja tidak Protective Equipment) such as masks to protect
menggunakan APD seperti masker untuk respiratory tract. The purpose of this study is to
melindungi saluran pernapasan. Tujuan penelitian analyze the relationship between dust exposure,
ini yaitu untuk menganalisis hubungan antara age, cigarette consumption, and leisure activities
paparan debu, umur, konsumsi rokok, dan aktifitas with impaired lung function in workers collecting
olahraga dengan gangguan fungsi paru pada pekerja semen. This type of research is observational with
pengumpul semen. Jenis penelitian ini ialah cross sectional study with a total sample of 38
observasional dengan rancangan cross sectional workers employed in the Unit packing Cement PT.
study dengan jumlah sampel sebanyak 38 orang Tonasa Line Bitung City. The research instrument
pekerja yang bekerja di Unit Pengantongan Semen used in this study were questionnaires, personal
PT. Tonasa Line Kota Bitung. Instrumen penelitian dust sampler (gauges the amount of dust) and a
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu spirometer (a device to measure lung function), the
kuesioner, personal dust sampler (alat pengukur data were analyzed by using logistic regression.
kadar debu) dan Spirometer (alat untuk mengukur Results from this study shows that proved to be a
fungsi paru), data hasil penelitian dianalisis dengan factor associated with and as a risk factor for lung
menggunakan uji regresi logistic. Hasil penelitian function impairment is dust exposure and tobacco
menunjukkan variabel yang terbukti sebagai faktor consumption while the variables that proved to be
yang berhubungan dan sebagai faktor risiko factors that are not related but risk factors on the
terhadap gangguan fungsi paru adalah paparan debu incidence of lung function impairment was age and
dan konsumsi rokok sedangan variabel yang sport activities. Variable most strongly related to
terbukti sebagai faktor yang tidak berhubungan the the incidence of pulmonary function impairment
tetapi menjadi faktor risiko terhadap kejadian is consuming cigarettes
gangguan fungsi paru adalah umur dan aktifitas
olahraga. Variabel yang paling kuat berhubungan Keyword: Dust Exposure, Tobacco Consumption,
terhadap kejadian gangguan fungsi paru adalah Age, Sport Activity, Lung Function
mengkonsumsi rokok. Impairment.
Kata kunci: Paparan Debu, Konsumsi Rokok,
Umur, Aktivitas Olahraga,
Gangguan Fungsi Paru.
600
Anes, Umboh dan Kawatu, Faktor-faktor yang Berhubungan
601
JIKMU, Vol. 5, No. 3 Juli 2015
penelitian ini yaitu seluruh tenaga kerja menggunakan uji Chi-Square. Untuk
yang bekerja di unit pengantongan semen mengetahui besar pengaruh variabel bebas
yaitu sebagai tenaga pengepakan dan terhadap variabel terikat, dengan
tenaga pengantongan semen yang menggunakan uji statistik Logistic
berjumlah 38 orang. Dalam penelitian ini Regression.
tidak diambil perhitungan besar sampel,
dimana seluruh populasi dijadikan sebagai .
subjek penelitian. Instrumen dalam
Hasil dan Pembahasan
penelitian ini yaitu kuesioner yang berisi
pertanyaan tentang variabel penelitian,
lembar pengukuran fungsi paru dengan a. Hubungan Paparan Debu Semen
menggunakan alat Spirometer dan alat Dengan Gangguan Fungsi Paru Pekerja
pengukuran paparan debu yaitu personal
dust sampler. Penelitian ini sudah Berdasarkan hasil analisis data secara
dilaksanakan pada bulan Februari 2015 bivariat untuk hubungan kadar debu semen
sampai dengan bulan Maret 2015. Lokasi dengan gangguan fungsi paru pekerja di
penelitian adalah kantor unit pengantongan unit pengantongan semen PT. Tonasa Line
semen PT. Tonasa Line Kota Bitung. Kota Bitung dapat dilihat pada tabel 1 di
Untuk mengetahui hubungan antara bawah ini :
variabel bebas dengan variabel terikat
Tabel 1. Hubungan Paparan Debu dengan Gangguan Fungsi Paru Pekerja di Unit
Pengantongan Semen PT. Tonasa Line Kota Bitung
602
Anes, Umboh dan Kawatu, Faktor-faktor yang Berhubungan
unit pengantongan semen PT. Tonasa Line terhirup dengan gangguan fungsi paru
Kota Bitung, kadar debu tidak memenuhi yang memperoleh nilai p= 0,02; RP=
syarat terdapat pada 28 pekerja dengan 5,833. Jika dilihat dari nilai RP maka
pekerja yang mengalami gangguan fungsi paparan debu yang terhirup merupakan
paru sebanyak 19 orang (50%) dan pekerja faktor risiko terhadap gangguan fungsi
yang tidak mengalami gangguan fungsi paru dan berisiko sebesar 6 kali.
paru sebanyak 9 orang pekerja (23,7%). Berdasarkan hasil wawancara dengan
Hasil pengukuran kadar debu yang pekerja yang bekerja di unit pengantongan
memenuhi syarat terdapat pada 10 pekerja semen PT. Tonasa Line Kota Bitung
dengan pekerja yang mengalami gangguan dimana pada umumnya pekerja yang
fungsi paru sebanyak 2 pekerja (5,3%) dan bekerja di unit pengantongan semen
pekerja yang tidak mengalami gangguan terpapar dengan debu semen, dan
fungsi paru sebanyak 8 orang pekerja berdasarkan hasil pengamatan sebagian
(21,1%). besar pekerja tidak menggunakan masker
Hasil analisis secara bivariat untuk pada saat bekerja, hal tersebut membuat
hubungan antara kadar debu dengan para pekerja mengalami gangguan
gangguan fungsi paru pekerja memperoleh pernapasan. Beberapa gangguan/keluhan
nilai p= 0,023 menunjukkan bahwa yang dialami oleh para pekerja yaitu batuk,
terdapat pengaruh antara paparan debu sesak napas, nyeri tenggorokan, dll.
semen dengan gangguan fungsi paru Menurut pekerja, kalau mereka
pekerja. Jika dilihat dari nilai RP menggunakan masker merasa tidak
menunjukkan bahwa responden yang nyaman dalam bekerja
terpapar dengan debu semen mempunyai
risiko 8,444 kali terjadi gangguan fungsi
paru dibandingkan dengan responden yang b. Hubungan Umur dengan Gangguan
tidak terpapar dengan debu semen. Fungsi Paru Pekerja
Beberapa penelitian terdahulu yang Berdasarkan hasil analisis secara
membuktikan paparan kadar debu yang bivariat untuk hubungan umur dengan
berhubungan dengan terjadinya gangguan gangguan fungsi paru pekerja di unit
fungsi paru yaitu penelitian yang telah pengantongan semen PT. Tonasa Line
dilakukan oleh Yulaekah (2007), dengan Kota Bitung, dapat dilihat pada tabel 2 di
hasil penelitian yaitu terdapat hubungan bawah ini :
yang bermakna antara paparan debu yang
Tabel 2. Hubungan Umur dengan Gangguan Fungsi Paru Pekerja di Unit Pengantongan
Semen PT. Tonasa Line Kota Bitung
Gangguan Fungsi Paru 95%
Umur N % p RP
Ya % Tidak % CI
> 35 tahun 18 47.4 10 26,3 28 73,7 0,884-
0,078 4,200 19,9
< 35 tahun 3 7.9 7 18,4 10 26,3
44
Total 21 55.3 17 44.8 38 100
Tabel 3 menjelaskan bahwa hubungan yang expected kurang dari 5, maka uji
antara umur dengan gangguan fungsi paru yang digunakan adalah uji Fisher’s Exact
pekerja berdasarkan hasil analisis dengan test dan hasil analisis memperoleh nilai
menggunakan uji Chi-square terdapat cell signifikasi sebesar 0,078 dengan demikian
603
JIKMU, Vol. 5, No. 3 Juli 2015
Tabel 3. Hubungan Konsumsi Rokok dengan Gangguan Fungsi Paru Pekerja di Unit
Pengantongan Semen PT. Tonasa Line Kota Bitung
604
Anes, Umboh dan Kawatu, Faktor-faktor yang Berhubungan
Penelitian yang sama telah dilakukan oleh terjadinya gangguan fungsi paru sebesar
Yusitriani, dkk (2014) memperoleh hasil 1,910, dimana responden yang mempunyai
penelitian yaitu terdapat hubungan yang kebiasaan merokok merupakan faktor
bermakna antara konsumsi rokok dengan risiko terhadap kejadian gangguan fungsi
kejadian gangguan fungsi paru yang paru dan berisiko sebesar 2 kali lebih besar
memperoleh nilai p= 0,000. Kebiasaan akan mengalami gangguan fungsi paru
merokok dapat menimbulkan gangguan dibandingkan dengan responden yang
ventilasi paru karena dapat menyebabkan tidak merokok.
iritasi dan sekresi mukus yang berlebihan Tenaga kerja perokok dan berada di
pada bronkus. Keadaan seperti ini dapat lingkungan yang berdebu cenderung
mengurangi efektifitas mukosiler dan mengalami gangguan saluran pernapasan
membawa partikel-partikel debu sehingga dibanding dengan tenaga kerja yang berada
merupakan media yang baik untuk di lingkungan yang sama tapi tidak
tumbuhnya bakteri. merokok.
Sesuai dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh Budiono (2007),
dimana terdapat hubungan yang bermakna d. Hubungan Aktifitas Olahraga dengan
antara kebiasaan merokok dengan kejadian Gangguan Fungsi Paru Pekerja
gangguan fungsi paru, memperoleh nilai Hasil analisis hubungan aktifitas
p= 0,035; RP= 1,910. Hasil penelitian ini olahraga dengan gangguan fungsi paru
menyimpulkan bahwa prevalensi rasio pekerja dapat dilihat pada tabel 4 di bawah
faktor risiko kebiasaan merokok terhadap ini :
Tabel 4. Hubungan Aktifitas Olahraga dengan Gangguan Fungsi Paru Pekerja di Unit
Pengantongan Semen PT. Tonasa Line Kota Bitung
605
JIKMU, Vol. 5, No. 3 Juli 2015
606
Anes, Umboh dan Kawatu, Faktor-faktor yang Berhubungan
paparan dari debu semen yang dapat Perdana A., Djajakusli R dan Syafar M.,
menyebabkan gangguan fungsi paru 2009. Faktor Risiko Paparan Debu
bagi karyawan. Pada Faal Paru Pekerja bagian
Produksi PT. Semen Tonasa Pangkep.
4. Bagi perusahaan agar menyiapkan
Jurnal MKMI, Vol. 6, No. 3, Juli 2010
fasilitas olahraga agar pada waktu
luang setiap pekerja memanfaatkan Setiawan S. 2002. Hubungan Kadar Total
fasilitas olahraga untuk kegiatan Suspended Particulate (TSP) dengan
olahraga yang bertujuan untuk Fungsi Paru di Lingkungan Industri
meningkatkan kesehatan fisik dari Semen. Magister Kesehatan
setiap tenaga kerja Lingkungan, Program Pascasarjana,
Universitas Diponegoro. Semarang.
Yulaekah S. 2007. Paparan Debu
Daftar Pustaka
Terhirup Dan Gangguan Fungsi Paru
Budiono, I. 2007. Faktor Risiko Gangguan Pada Pekerja Industri Batu Kapur.
Fungsi paru Pada Pekerja Pengecatan Magister Kesehatan Lingkungan,
Mobil, Magister Epidemiologi, Program Pascasarjana Universitas
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang
Diponegoro, Semarang.
Yusitriani., Syamsiar S.,Russeng dan Muis
Mengkidi, 2006. Gangguan Fungsi Paru M., 2014. Faktor Yang Berhubungan
Dan Faktor-Faktor Yang dengan Kapasitas Paru Pekerja
Mempengaruhinya Pada Karyawan Paving Block CV. Sumber Galian.
PT. Semen Tonasa Pangkep Sulawesi Bagian Kesehatan dan Keselamatan
Selatan. Magister Kesehatan Kerja, FKM, Universitas Hasanuddin,
Lingkungan, Program Pascasarjana Makassar.
Universitas Diponegoro, Semarang.
607