Professional Documents
Culture Documents
STEP 1
BOR : Bed Occupancy Ratio suatu indicator yang digunakan untuk menilai
suatu gambaran tingi rendahnya penggunaan atau pemanfaatan tempat tidur
didisuatu RS tertentu. Rumus: jumlah hari perawatan:jmlah tempat tidur pada
periode tertentu x 100%, idealnya : 60-85%
LOS: length of stay untuk mengukur efisiensi dari plyanan RS idealnya 6-9 hari
Rumus: jumlah lama dirawat : jumlah pasien keluar( hidup dan mati)
STEP 2
Menurut Assosiation of Hospital Care (1947) Rumah sakit adalah pusat dimana
pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran
diselenggarakan.
Menurut American Hospital Assosiation (1974) rumah sakit adalah suatu alat
organisasi yang terdiri tenaga medis professional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit
yang diderita oleh pasien.
menurut Wolper dan Pena (1997) rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit
mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan
klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi kesehatan
lainya diselenggarakan.
Fungsi
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit
umum mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika
ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Pengantar administrasi kesehatan, Dr. dr. Azrul Azwar M.P.H
Manajemen RS koordinasi antara berbagai sumber daya melalui proses perencanaan,
pengorgansasian, ada kemampuan pengendalian mencapai tujuan.
Menurut kelas
a. Rumah sakit kelas A
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis secara luasoleh pemerintah. Rumah sakit kelas A telah ditetapkan
sebagai pelayanan rujukan tertinggidan disebut sebagai rumh sakit pusat.
b. Rumah sakit kelas B
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan
subspesialis secara terbatas. Rumah sakit ini didirikan di setiap ibukota provinsi
yang menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit
pendidikan yang tidak termasuk kelas A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit
kelas B.
c. Rumah sakit kelas C
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis
terbatas. Pelayanan ini termasuk penyakit dalam, pelayann bedah, pelayanan
kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan kandungan. Rumah sakit ini
didirikan disetiap ibukota kabupaten yang menampung pelayanan rujukan dari
PUSKESMAS.
d. Rumah sakit kelas D
Rumah sakit yang bersifat transisi Karena pada suatu saat akan ditingkatkan
menjadi rumah sakit kelas C. pada saat ini rumah sakit D hanya memberikan
pelayanan kedokteran umum dan gigi. Rumah sakit D juga menampung pelayanan
rujukan yang berasal dari PUSKESMAS.
e. Rumah sakit kelas E
Rumah sakit khusus yang hanya menyelenggarakan satu macam pelayanan
kedokteran saja missal RSJ, Rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker.
Rumah sakit jantung, rumah sakit ibu dan anak dll.
Pengantar administrasi kesehatan, Dr. dr. Azrul Azwar M.P.H
Direktur RSUD, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Sub Seksi diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang – Undangan yang
berlaku;
Direktur RSUD adalah Jabatan Struktural Eselon III. a.
Kepala Bidang dan Kepala Bagian adalah Jabatan struktural Esselon III b.
Kepala Seksi dan Kepla Sub Bagian adalah Jabatan struktural Esselon IV b.
Satuan Pengawas Intern adalah Satuan Kerja Fungsional yang bertugas melaksanakan
pengawasan intern rumah sakit.
Satuan Pengawas Intern berada di bawah dan bertanggung-jawab kepada pimpinan rumah
sakit.
Satuan Pengawas Intern dibentuk dan ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
Komite
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dibentuk untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada pimpinan rumah sakit dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
Pembentukan komite ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan rumah sakit,
sekurang-kurangnya terdiri dari Komite Medik serta Komite Etik dan Hukum.
Komite berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pimpinan rumah sakit.
Instalasi
Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian rumah sakit.
Pembentukan instalasi ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan rumah sakit.
Instalasi dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan
rumah sakit.
Kepala Instalasi dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh tenagatenaga fungsional dan
atau non medis.
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan
tungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas
berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.
Masing-masing tenaga fungsional sebagaimana dimaksud berada di lingkungan unit kerja
rumah sakit sesuai dengan kompetensinya.
Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud ditentukan berdasarkan kebutuhan dan
beban kerja;
Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud diatur berdasarkan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Staf medik fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan
fungsional.
Staf medik fungsional mempunyai tugas melaksanakan diagnosa, pengobatan, pencegahan
akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan,
penelitian dan pengembangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, staf medik fungsional menggunakan pendekatan tim dengan
tenaga profesi terkait.
11.Bagaimana interpretasi dari BOR 60% LOS 15-17 hari dan angka TOI
meningkat?