You are on page 1of 8

a.

Alur pelayaran
Alur pelayaran merupakan daerah yang dilalui kapal sebelum masuk ke dalam
wilayah pelabuhan. Alur pelayaran berfungsi untuk memberi jalan kepada kapal untuk
memasuki wilayah pelabuhan dengan aman dan mudah, menghilangkan kesulitan
yang akan timbul karena gesekan kapal ke arah atas (minimum ships maneuver
activity) dan gangguan alam.
Kedalaman alur (H) dihitung dari dasar alur sampai permukaan air pada
keadaan surut terendah pada musim panas atau LLWS (Lower Low Water Spring
Tide) yaitu nilai rata- rata dari muka air surut terendah pada saat pasang besar (Spring
tide) dalam periode panjang. Persamaan untuk menghitung kedalaman alur adalah
sebagai berikut:
𝑯=𝒅+𝑮+𝑹+𝑷+𝑺+𝑲
Dimana:
H : Kedalaman air total
d : Draft kapal
G : Gerak vertical kapal karena gelombang dan squat
R : Ruang kebebasan bersih
P : Ketelitian pengukuran
S : Pengendapan antara dua pengerukan
K : Toleransi pengerukan

Gambar 3.8 Kedalaman Alur Pelayaran


Ketelitian pengukuran tergantung pada alat ukur yang digunakan, faktor
lingkungan yang mempengaruhi pengukuran seperti arus, gelombang, dan pasang
surut.Dalam perencanaan ini nilai ketelitian pengukuran sebesar 15 cm.

Besarnya endapan antara dua pengerukan tergantung pada transport sedimen


yang terjadi dalam area pelabuhan. Misalnya pengerukan akan dilakukan setiap 10
tahun dimana dalam satu tahun tinggi endapan yang terjadi sebesar 10 cm, maka
untuk 10 tahun kedepan tinggi endapan sebesar 1 m.

Toleransi pengerukan tergantung dari alat keruk yang digunakan. Dalam buku
Criteria for the Depths of dredged Navigational Channels (1983) besarnya toleransi
pengerukan umumnya sebesar 2 feet atau 0,6 m.

Persamaan untuk kebebasan bruto yaitu:

𝐤𝐞𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐛𝐫𝐮𝐭𝐨 = 𝐆 + 𝐑

Berikut adalah cara penentuan alur masuk.

Kedalaman daerah tempat kapal melempar sauh di luar


pelabuhan
Di daerah tempat kapal melempar sauh di mana gelombang besar,
ruang kebebasan bruto adalah 15% dari draft kapal maksimum. Sehingga:
𝑑𝑟𝑎𝑓𝑡 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 (𝑑) = 15,00 𝑚
Draft kapal dengan angka koreksi minimum sebesar 0,3 karena adanya
salinitasi dan kondisi muatan adalah sebagai berikut:
𝑑 = 0,3 + 𝑇
𝑑 = 0,3 𝑚 + 20,40 𝑚
= 20,7 𝑚
𝒌𝒆𝒃𝒆𝒃𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒃𝒓𝒖𝒕𝒐 = 𝑮 + 𝑹
= 15% × 𝑑
= 15% × 20,40 𝑚
= 3,06 𝑚
𝒔𝒆𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝑯𝟏 )
𝐻1 = 𝑑 + 𝐺 + 𝑅 + 𝑃 + 𝑆 + 𝐾
= 24,31 𝑚 + 3,06 𝑚 + 0,15 𝑚 + 0,1 𝑚 + 0,6 𝑚
= 24,31 𝑚 ≤ 100 𝑚 (𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒂𝒏𝒕𝒂𝒊 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒓 𝒌𝒂𝒑𝒂𝒍)
Kedalaman daerah pendekatan diluar alur masuk
𝐻2 = 𝐻1 = 24,31 𝑚 (𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟)
Alur yang tidak terbuka terhadap gelombang, ruang kebebasan bruto
adalah 10% dari draft kapal.
𝒌𝒆𝒃𝒆𝒃𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒃𝒓𝒖𝒕𝒐 = 𝐺 + 𝑅
= 10% × 𝑑
= 10% × 20,40 𝑚
= 2,04 𝑚
𝒔𝒆𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝑯𝟏 )
𝐻2 = 𝑑 + 𝐺 + 𝑅 + 𝑃 + 𝑆 + 𝐾
= 20,40 𝑚 + 3,06 𝑚 + 0,15 𝑚 + 0,1 𝑚 + 0,6 𝑚
= 24,31 𝑚

Kedalaman alur masuk diluar kolam pelabuhan


Kedalaman pelabuhan yang tidak terlindung dari gelombang, ruang
kebebasan bruto adalah 10% sampai dengan 15% dari draft kapal.
𝑑𝑟𝑎𝑓𝑡 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑙 (𝑑) = 20,40 𝑚
𝒌𝒆𝒃𝒆𝒃𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒃𝒓𝒖𝒕𝒐 = 𝐺 + 𝑅
= 10% 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 15% × 𝑑
= 15% × 20,40 𝑚 (𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 15%)
= 3,06 𝑚
𝒔𝒆𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒂𝒊𝒓 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 (𝑯𝟏 )
𝐻3 = 𝑑 + 𝐺 + 𝑅 + 𝑃 + 𝑆 + 𝐾
= 20,40 𝑚 + 3,06 𝑚 + 0,15 𝑚 + 0,1 𝑚 + 0,6 𝑚
= 24,31 𝑚
Kedalaman saluran ke dermaga apabila pelabuhan di dalam
daratan (sungai)
𝐻4 = 𝐻1 = 24,31 𝑚
Panjang Alur
Daerah pendekatan = digunakan 3000 m
Alur masuk = digunakan 4750 m
Belokan
𝐽𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖 = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑅 ≥ 3𝐿 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝛼 < 25𝑜
= 𝑅 ≥ 3𝐿𝑂𝐴
= 3 × 350 𝑚
= 1050
𝑆𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑙𝑜𝑘 = 150
Daerah stabilitas = digunakan 3400 m
Daerah perlambatan = digunakan 3150 m
Lebar Alur
Daerah Pendekatan = 1500 m
Jumlah kapal =2
Lebar kapal (B) = 56,20 m
Lebar keamanan samping = 1,5 B = 84,3 m
Lebar keamanan antar kapal = B = 56,20 m
Lebar jalur gliak = 1,8 B = 101,16 m
Jadi,lebar alur = 84,3(2) + 56,20 + 101,16(2)
= 168,6 + 56,20 + 202,32
= 427,12 𝑚

Gambar 3.9Lebar alur dua jalur


Gambar 3.10Layout Alur Pelayaran
TUGAS BESAR

Data Primer:

 Pengukuran bathimetri : kedalam dasar laut (-10,12) terhadap muka air laut surut
terendah (+0,0m)
 Topografi : kemiringan tanah dasar laut 1:22 (m=0,05)
 Pasang surut :
- HHWL : +2,15 m
- MHWL : +1,15 m
- MSL : +1,15 m
- MLWL : +0,15 m
 Arus
 Mekanika tanah dan geologi

Data Sekunder :

 Angin : angin maksimum 20 – 25 m/det


 Gelombang : frekuensi tinggi gelombang diperoleh
- H < 1m : 63,5%
- 1m < H < 2m : 36,4%
- H > 2m : 0,1%
 Periode gelombang untuk tinggi gelombang antara 1m s/d 2m adalah sekitar 10 – 14
detik
 Tinggi gelombang rencana dengan periode 25 tahun : Ho = 2,8 m
 Bathimetri : peta bathimetri diperlukan untuk mengetahui keadaan kedalaman laut di
bawah muka air rerata disekitar pelabuhan. Berguna untuk mengetahui kondisi
gelombang di lokasi
 Topografi : mengetahui kemiringan dasar laut
 Data angin : diperlukan untuk peramalan tinggi arah dan periode gelombang.
Mengetahui arah dan kecepatan angin. Kecepatan angin 1 knot = 1,852 km/jam = 0,5
m/detik
 Dermaga : lebar dermaga 30 meter
 Tipe dermaga : whart tipe tertutup, tipe ini biasanya berhimpit dengan garis garis
pantai dan juga berfungsi sebagai penahan tanah belakangnya. Dianggap tanah dasar
mampu mendukung bangunan massa diatasnya.
 Kapal – kapal yang menggunakan dermaga : 200.000 DWT

Soal :
Rencanakanlah :
1. Alur pelayaran dan mulut pelayaran
2. Kolam pelabuhan
3. Dermaga pelabuhan dan kedalaman perairan di dermaga
4. Fasilitas pendukung lainnya
Adapun ukuran utama kapal yang digunakan dalam perencanaan pelabuhan ini
adalah:

Tipe kapal : Kapal Tanker (Oil Tanker)

Bobot Kapal (DWT) : 200.000 ton

Displacement : 284.000 ton

Panjang Loa : 350 m

Panjang Lpp/Lbp : 346 m

Lebar (B) : 56,20 m

Tinggi (D) : 20,80 m

Draf : 20,40 m

Luas Tekanan Angin Lateral:

a. Penuh : 4.300 m2
b. Kosong : 6.930 m2
Luas Tekanan Angin Depan/Belakang:

 Penuh : 1.210 m2
 Kosong : 1.730 m2

2.2 Data Perencanaan


Pada Perencanaan pelabuhan ini, didasarkan pada beberapa data yaitu topografi
dan bathimetri, pasang surut, gelombang, mekanika tanah, dan data kapal yang
menggunakan pelabuhan.Data-data diperoleh dari Pelabuhan Indonesia III dan hasil
survey yang dilakukan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya (LPM ITS).Data tersebut berupa data sekunder
dan data primer.
2.2.1 Data Topografi dan Bathimetri
Data akan keadaan topografi daratan dan bawah laut adalah sangat penting karena kondisi
topografi tersebut harus memungkinkan untuk mendirikan pelabuhan dan pengembangan
wilayah di sekitar pelabuhan di masa yang akan
Adapun ukuran utama kapal yang digunakan dalam perencanaan pelabuhan ini
adalah:

Tipe kapal : Kapal Tanker (Oil Tanker)

Bobot Kapal (DWT) : 200.000 ton

Displacement : 284.000 ton

Panjang Loa : 350 m

Panjang Lpp/Lbp : 346 m

Lebar (B) : 56,20 m

Tinggi (D) : 20,80 m

Draf : 20,40 m

Luas Tekanan Angin Lateral:

c. Penuh : 4.300 m2
d. Kosong : 6.930 m2
Luas Tekanan Angin Depan/Belakang:

 Penuh : 1.210 m2
 Kosong : 1.730 m2

You might also like