Professional Documents
Culture Documents
OLEH
I. PENDAHULUAN
1. Metode mutlak
Metode pengambilan sampel mutlak menghasilkan angka pendugaan populasi dalam bentuk
jumlah individu per satuan unit permukaan tanah atau habitat serangga yang diamati dengan
angka kepadatan populasi yang di proleh tersebut langsung dapat dilakukan pendugaan
kepadatan populasi pada suatu wilatah pengamatan tertentu. Dalam pelaksanaan sampling
terlebih dahulu di tetapkan unit sampel, dalam hal ini berupa satuan luas permukaan tanh
misal 1x1 m². semua individu serangga yang diamati dan berada pada unit sampel kemudian
di kumpulkan dan di hitung jumlahnya. Untuk suatu petak pengamatan biasanya diambil
beberapa unit sampel, angka kepadatan yang terkumpul dari beberapa unit sampel dapat
untuk menghitung kepadatan populasi dari suatu petak pengamatan. Apabila ingin menduga
berapa jumlah populasi serangga dalam suatu wilayah yang luasnya 1000 m², dapat
mengalikan angka rata rata kepadatan per m² dengan kelipatan 1000
2. Metode Nisbi
Metode pengambilan sampel nisbi menghasilkan angka penduga populasi yang sulit di
konversikan dalam unit permukaan tanah karna banyaknya faktor yang mempengaruhi angka
penduga tersebut. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan alat alat perangkap
serangga seperti perangkap jebakan ( pitfall trap) atau perangkap lampu ( light trap). Data
hasil penangkapan serangga akan sulit di konversikan pada unit permukaan tanah. Demikian
juga cara pengambilan sampel dengan jarring ayun ( sweep net) dapat dimasukkan dalam
metode nisbi. Dibandingkan dengan metode mutlak, metode nisbi merupakan metode yang
lebih mudah dan praktis karna umumnya dengan metode ini individu serangga lebih mudah
tertangkap dan di hitung.tetapi dilihat dari segi ketelitian statistic metode ini termasuk rendah.
Apabila pada metode mutlak dan metode nisbi untuk menduga sifat populasi masih di
kumpulkan dan di hitung individu serangga yang teramati, tetapi pada metode indeks
populasi pengamat hanya mengukur dan menghitungg apa yang di tinggalkan oleh serangga
tersebut yang biasanya berupa kotoran, kokon, sarang dan lain lain (Binus, 1992).
Dalam penyusunan secara lengkap program pengambilan sampel pada suatu wilayah
pengamatan perlu di lakukan kegiatan kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan beberapa
kriteria atau ketentuan tentang pengambilan sampel. Ketentuan tersebut meliputi penetapan
tentang :
1. Unit sampel
3. Ukuran sampel
Pengambilan sampel dengan ukuran sampel tetap memerlukan biaya, tenaga pengamat dan
waktu pengamatan yang besar. Akibatnya untuk sejumlah tenaga dan biaya yang tersedia
daerah cakupan program pengamatan menjadi terbatas, serta proses pengambilan kesimpulan
menjadi lebih lama. Untuk mempercepat proses pengambilan keputusan dasar hasil
pengamatan yang di perlukan tehnik pengambilan sampel yang lebuh peraktis dan kurang
memerlukan waktu yang lama.salah satu tehnik sampling yang memenuhi persyaratan
tersebut adalah tehnik pengambilan sampel beruntun.
Setelah sampel diambil dan diamati lalu dilakukan analisis Agroekosistem dimana
sampel dari serangan hama dibandingkan dengan ekosistem yang ada di sekitar.
penggambaran agroekosistem meliputi Penggambaran agroekosistem meliputi : kondisi
tanaman, gambaran populasi hama, gejala serangan, gambar keadaan lingkungan (keadaan
air, cuaca, matahari, kelembaban. Gambaran perlakuan petani seperti tindakan petani
memupuk dan menyemprot pestisida. Setelah semua data terkumpul maka dilakukan rapat
untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan.
Hama
Hama pengisap (kutu daun) Trips dan tungau
Jika jumlah kutu daun 7 ekor per 10 rumpun daun contoh atau kerusakan tanaman oleh hama
pengisaplebih dari 15 % pertanaman contoh. Disemprot dengan pestisida sesuai anjuran
Kutu daun 7 ekor/10 daun
Spodoptera spp yaitu 12,5 % kerusakan daun /tanaman
Ulat Grayak
Jika intensitas kerusakan daun oleh serangan ulat garak lebih 12.5 pertanaman contoh
dilakukan penyemprotan pada senjahari
Lalat Buah
Buah cabe yang terserang lalat buah dikumpulkan dan dihitung jumlahnya lalu musnahkan
Penyakit
Pengendalian penyakit Virus dan layu bakteri atau layu fusarium
Tanaman cabe yang memperlihatkan gejala serangan penyakit tersebut dicabut dan
dimusnahkan
Penyakit Cercospora
Jika gejala serangan penyakit bercak daun semakin luas dilakukan penyemprotan dengan
fungisida
Penyakit busuk buah
Buah buah cabe yang terserang busuk buah dikumpulkan lalu dimusnahkan (Anshori, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Anshori Muslim. 2015. Konsep Pengendalian Hama Terpadu. BPTPH Propinsi Banten
Binus. M. R. 1992. Sampling Insect Populations for The Purpose Of Ipm Decision Making.
University of Florida
Roja Atman. 2009. Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Padi Sawah. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat