Professional Documents
Culture Documents
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Acara
V “Pengolahan Kopi Jahe” adalah mengetahui hasil organoleptik panelis
terhadap pengolahan kopi jahe dengan berbagai formulasi.
B. Tinjauan Pustaka
Jahe adalah tanah batang (rimpang) dari ramuan abadi, yang
digunakan sebagai rempah-rempah dan sebagai melestarikan.Rrimpang yang
menonjol digali ketika daun setinggi 1 meter dan batang tanaman layu, yang
terjadi antara 6 dan 12 bulan setelah tanam. Jahe dijual dalam kondisi segar
atau, lebih sering, dalam bentuk dikupas dan perpecahan kering. Jahe
digunakan secara luas sebagai bumbu, acar, permen dan sebagai ramuan obat
(Plotto, 2002).
Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc), ada yang mengatakan mulai
tersebar didaratan Asia Tropik yang mencakup India sampai ke negeri
Cina.Oleh karena itu, diduga kedua Negara tersebutlah yang pertama kali
memanfaatkan jahe.Ada pula yang mengatakan, bahwa tanaman jahe berasal
dari daerah India di Amerika Serikat.Para ahli botani menyebutkan, bahwa
pada awal abad ke-16 Fransisco de Mendoza membawa jahe dari Malabar-
India untuk dikembangkan di Meksiko.Kira-kira pada tahun 1525 orang-
orang Jamaica mulai mengenal jahe, dan setelah itu dikenal pula oleh orang-
orang Karibia.Sementara itu nenenk moyangbangsa Indonesia sudah ratusan
tahun silam memanfaatkan jahe (Santoso, 1989).
Rimpang jahe-jahean mengandung senyawa antimikroba golongan
fenol, flavonoid, terpenoid dan minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak
jahe merupakan golongan senyawa bioaktif yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba. Terhambatnya pertumbuhan mikroba oleh ekstrak
segar rimpang jahe-jahean (Z. officinale) dapat dilihat dari daerah bebas
mikroba yang terbentuk disekitar kertas cakram yang mengandung
ekstrak segar rimpang jahe-jahean disebabkan karena adanya senyawa
bioaktif yang terkandung didalam ekstrak (Sari, 2013).
Jahe merupakan tanaman tropis yang memiliki bunga berwarna hijau-
ungu dan aromatic batang bawah tanah (disebut rimpang).Hal ini umumnya
digunakan untuk memasak dan tujuan pengobatan.Secara historis, jahe telah
digunakan di Asia obat untuk mengobati sakit perut, mual, dan diare. Hari ini,
jahe digunakan sebagai rakyat atau obat tradisional untuk pascaoperasi mual;
mual disebabkan oleh gerakan, kemoterapi, dan kehamilan; radang sendi;
osteoarthritis; dan nyeri sendi dan otot (Foster, 2006).
Jahe adalah bumbu yang memberikan rasa pedas dan panas yang sering
digunakan untuk minuman seperti wedang jahe, susu jahe ataupun kopi jahe.
Jahe dapat diolah menjadi produk instan jahe, yang bernilai jual lebih. Jahe
dapat merangsang kelenjar pencernaan dan membangkitkan nafsu makan. Jahe
segar yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai obat. Rasa dan aromanya
yang pedas dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarka keringat
(Murdiati, 2003).
Kopi merupakan salah satu komoditas utama perkebunan di
Indonesia. Ada beberapa jenis kopi yang umum dibudidayakan yaitu kopi
arabika, kopi robusta, kopi liberika, dan lain-lain. Terdapat berbagai jenis
kopi dari Indonesia yang sangat terkenal di dunia dan menjadi sumber
kebanggaan di Nusantara seperti kopi luwak, kopi Jawa, kopi Toraja, kopi
Sumatera, kopi Kintamani, kopi Lanang, kopi Wamena, kopi Gayo, kopi
Jember dan lain-lain (Novianti, 2016).
Produk olahan jahe sangat beragam, dari bentuk olahan segar hingga
produk hasil olahan dalam skala industri, baik industri rumah tangga maupun
industri besar dengan pemanfaatan teknologi tertentu. Dengan adanya industri
pengolahan tersebut, jahe menjadi lebih cepat dan lebih mudah digunakan,
sehingga dapat dikonsumsi kapan saja. Misalnya jahe instan sangat banyak
penggemarnya karena praktis dalam pemakaiannya. Meskipun demikian,
masih banyak kelompok masyarakat yang lebih yakin dengan produk olahan
jahe sendiri. Pada prinsipnya olahan jahe hasil industri bertujuan untuk
mempermudah orang menikmati manfaat dan khasiat jahe (Lentera, 2004).
Bubuk jahe merupakan produk lanjutan dari produk awetan jahe
kering. Produk bubuk jahe banyak digunakan dalam industri farmasi dan
obat-obatan (termasuk jamu), kopi jahe, dan industri makanan serta minuman
lainnya. Pembuatan produk ini dapat menggunakan bahan baku berupa jahe
segar ataupun produk awetan jahe kering. Produk awetan yang dapat
digunakan menurut persyaratan standar mutu yaitu abu yang larut dalam air
minimal 1,9%; abu yag tidak larut dalam asam maksimal 2,3 %; bahan yang
larut alkohol minimal 5,1 %; bahan yang larut air dingin minimal 11,4%.
Kadar air produk jahe kering adalah 7-12% atau rata-rata 10%. Ketentuan
yang sudah umum berkaitan dengan ukuran butiran produk bubuk jahe adalah
lolos ayakan 50-60 mesh (Suprapti, 2003).
Kopi (Coffea sp) merupakan tanaman yang menghasilkan sejenis
minuman. Minuman tersebut diperoleh dari seduhan kopi dalam bentuk
bubuk. Kopi bubuk adalah kopi biji yang telah disangrai, digiling atau
ditumbuk hingga menyerupai serbuk halus. Evaluasi sensori adalah
merupakan suatu metode yang dilakukan oleh manusia menggunakan panca
indera manusia yaitu mata, hidung, mulut, tangan dan juga telinga. Melalui
lima panca indera dasar ini, kita dapat menilai atribut sensori sesuatu produk
seperti warna, rupa, bentuk, rasa dan tekstur dan telah banyak di teliti.
Bidang penilaian sensori memerlukan subjek untuk menilai produk.Subjek ini
kemudian disebut sebagai panelis, dan panelis dapat dibedakan menjadi
panelis konsumen, panelis jenis konsumen, dan panelis laboratorium. Setiap
pemakaian panelis sangat tergantung pada metode yang digunakan dalam
sebuah penelitian (Haryati, 2012).
Kopi adalah salah satu komoditas yang populer. Minuman ini
dikonsumsi karena memiliki rasa yang unik. Produk ini diolah dengan
Proses pemanggangan. Hal yang menjadi faktor penting dalam menentukan
Kualitas kopi adalah aroma yang menarik dan rasa. Rasa kopi secara
langsung berhubungan dengan Senyawa volatile yang dihasilkan saat
dipanggang sebagai hasil dari reaksi panas-aktif yang kompleks. Kopi
mengandung lebih dari 800 volatil yang berbeda dalam hal ini senyawa yang
termasuk dalam zat volatil kopi adalah asam, alkohol, aldehida, Ester, furan,
keton, lakton, senyawa fenolik (Madihah, 2013).
Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan penting dalam
perekonomian nasional. Sedangkan jahe merupakan tumbuhan herbal
menahun yang tumbuh di tanah lembab dan banyak sinar matahari. Rimpang
jahe berkulit agak tebal yang membungkus daging umbi. Umbi berserat,
berwarna coklat, dan beraroma khas. Rimpang jahe banyak mengandung
zat-zat yang sangat baik untuk tubuh diantaranya protein dan vitamin A,
B1, dan C. (Zulkarnain, 2013).
Kopi adalah tanaman tropis yang tumbuh antara garis lintang dari
25oN dan 25oS tapi membutuhkan kondisi lingkungan yang sangat spesifik
untuk budidaya komersial.Suhu, curah hujan, sinar matahari, angina, dan
tanah semua penting namun masyarakat bervariasi sesuai dengan varietas
yang ditanam. Dua spesies yang paling penting dari kopi ekonomis adalah
coffee Arabica (kopi Arabica) yang menyumbang lebih dari 70% setiap
produksi didunia dan coffee canephona (kopi rubusta). Dua spesies lain
tumbuh pada skala yang lebih kecil yaitu coffee liberica (kopi liberika) dan
coffee dewevrei (kopi excels) (Hicks, 2004).
Kopi adalah salah satu minuman yang paling bayak
dikonsumsi dunia dan merupakan komoditas yang diperdagangka n
terbesar kedua setelah minyak bumi. Kopi telah dikonsumsi di
dunia lebih dari 400 miliar. Buah kopi adalah buah mentah dari
tanaman kopi yang terdiri dari dua biji kopi ditutupi oleh perkamen
tipis dan dikelilingi oleh pulpa. Buah ini biasanya dipanen ket ika
buah berwarna merah. Pengolahan kopi dimulai dengan konversi buahkopi
ke dalam biji kopi hijau, dan dimulai dengan pengangkatan kedua
pulp dan lambung baik dengan metoee basah atau kering
(Solange et al, 2011).
C. Metodolologi
1. Alat
a. Baskom
b. Blender
c. Gelas ukur
d. Kompor
e. Panci
f. Pisau
g. Saringan
h. Sendok
i. Sodet
j. Timbangan
k. Wajan
2. Bahan
a. Air
b. Biji kopi kering
c. Gula pasir
d. Jahe segar
3. Cara Kerja
a. Pembuatan Kopi bubuk dari biji kopi kering
Kopi
Penimbangan
Penimbangan kembali
Penimbangan
Penimbangan
Pengupasan
Penimbangan
Penimbangan
Gambar 5.4 Pembuatan instan jahe (Pelapisan)
e. Pembuatan Kopi Jahe
Jahe instan dan kopi bubuk
Pengujian organoleptik
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Teknologi Pengolahan Hasil
Perkebunana Acara V “Pengolahan Kopi Jahe” adalah:
1. Formulasi yang paling disukai yaitu sampel 682 dengan perlakuan 150
gr jahe segar, 400 gr gula pasir, 500 ml air, dan pelapisan.
2. Urutan sampel paling disukai sampai tidak disukai secara keseluruhan
adalah 682, 345, 573 dan 421.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Nok, Enny Sholichah dan Cahya Edi. 2011. Rancangan Proses Produksi
Minuman Instan Skala Industri Kecil dari Empon-empon. ISSN: 2089-
3582. Vol. 2, No. 1.
Charlie, Lie. 2006. Kilas Kilau Bisnis. Alex Media Komputindo. Jakarta.
Effendy, Mirza Luqman. 2014. Dasar-dasar Penyeduhan Kopi.Bincang Kopi.
Vol. 1, No. 1: 1-6.
Foster, Steven. 2006. Herbs at Glance. National Institutes of Health.Vol. 1, No. 1.
Hartati, M.E. 2013. Pengaruh Penambahan Pati Jahe Hasil Samping Pembuatan
Jahe Instan pada Mutu KueKering. E journal Reka Pangan Vol. 4, No.
18, Hal. 24-31.
Haryati, Rita, Ainun Marliah dan Farnia Rosita. 2012. Sifat Kimia dan Evaluasi
Sensori Bubuk Kopi Arabika.Jurnal Flora Teknologi.Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.
Aceh. Halaman: 66-75.
Hick, Alastair. 2004. Post-Havest Processing an Quality Assurance for Speciality/
Organic Coffee Product. FAO Regional Office for Asia and The Pacific.
Bangkok, Thailand.
Madihah, Ku, 1 Zaibunnisa, A.H., Norashikin, S., Rozita, O. and Misnawi, J.
2013. Optimization Of Roasting Conditions For High-Quality Arabica
Coffee. International Food Research Journal. 20(4): 1623-1627.
Murdiati, Agnes dan Amalia. 2013. Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk
Semua. Karisma Putra Utama. Jakarta.
Novianti, Fithria; Febtri Wijayanti, dan Carolina. 2016. Analisis Usaha
Pengolahan Kopi Jahe Skala Mikro Studi Kasus: Unit Kopi Rakyat di
Wewewa Tengah – Sumba Barat Daya. Seminar Nasional IENACO.
ISSN: 2337 – 4349.
Patimah, Sitti. 2015. Aktivitas Antioksidan Produk Serbuk Minuman Instan
Rumput Gandum (Triticumaestivum) sebagai Minuman Kesehatan.
Progaram Ilmu Gizi. Vol. 1, No. 1.
Plotto, Anne. 2002. Ginger Post Harvest Operations.Food and Agriculture
Organization of the United Nations (FAO), AGST.
Rifkowaty, Eko, Encik, dan Martanto. 2016. Minuman Fungsional Serbuk
Instan Jahe (Zingiber Officinalerosc) dengan Variasi Penambahan
Ekstrak Bawang Mekah (Eleutherine Americana Merr) Sebagai
Pewarna Alami. Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 4, No. 4,
Hal.315-324.
Santoso, Hieronymus Budi. 1989. Jahe. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sari, Permata Indah, Kartika, Periadnadi dan Nasril Nasir. 2013. Uji Antimikroba
Ekstrak Segar Jahe-Jahean (Zingiberaceae) Terhadap Aureus,
Escherichia Coli dan Candida Albicans. Jurnal Biologi Universitas
Andalas (J. Bio. UA.) Vol. 2 No. 1 Hal. 20-24.
Solange, I. Mussatto. 2011. Production Consumption, and Application of Coffee
and Its Industrial Residue. Journal of Food Bioprocess Thechnol Vol. 4,
No.1 Page 661-672.
Suprapti, Lies. 2003. Aneka Awetan Jahe. Kanisius.Yogyakarta.
Susanti, Ika, Yesi ; Widya Dwi Rukmi Putri. 2014. Pembuatan Minuman Serbuk
Markisa Merah (Passiflora Edulis F. Edulis Sims) (Kajian Konsentrasi
Tween 80 Dan Suhu Pengeringan). Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.
2, No 3 Hal.170-179.
Tim Lentera. 2005. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah si Rimpang Ajaib.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Zulkarnain, Arifuddin Lamusa, dan Dance Tangkesalu. 2013. Analisis Nilai
Tambah Kopi Jahe Pada Industri Sal-Han di Kota Palu. e-J. Agrotekbis
Vol. 1 No. 5 Hal. 493 – 499.