You are on page 1of 17

LAPORAN HASIL PENELITIAN

BUDIDAYA IKAN LELE

PENYUSUN

1.

2.

3.

4.

5.

MADRASAH BI’RUL ULUM

JL. KH SULAIMAN NO.39

Gemurung – Gedangan – Sidoarjo

TAHUN PELAJARAN 2017-2018


MOTTO

Pendidikan adalah alat yang paling ampuh yang dapat digunakan untuk

mengubah dunia

Pendidikan bukan merupakan sesuatu yang diterima, melainkan sesuatu yang

didapatkan

Raihlah cita-citamu setinggi bintang diangkasa

Ingatlah bahwa kesuksesan selalu disertai dengan kegagalan

Ketika anda tidak pernah melakukan kesalahan, itu artinya anda tidak pernah

berani untuk mencoba

Kita akan sukses jika belajar dari kesalahan

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal

yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah

sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-

lah tempat meminta dan memohon.

Berangkat dengan penuh keyakinan. Berjalan dengan penuh keikhlasan.

Istiqomah dalam menghadapi cobaan. YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH.

Oleh : SITI AMBARWATI


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan karunia dan kemudahan kepada kami untuk sehingga kami selaku

penulis dapat menyelesaikan tugas laporan observasi mata pelajaran Prakarya

tahun pelajaran 2017/2018

Agar siswa mengetahui berbagai cara membudidaya ikan dengan baik agar

menambah wawasan mengenai pembudayaan ikan lele

Disamping itu juga, kami selaku penulis berterimakasih kepada pihak-pihak

yang bersangkutan kepada Ibu. Harminingsih, S.Pd selaku kepala SMA N 6

Surakarta , yang telah membeikan izin kepada kami untuk melakukan

observasi. Ibu Niniek selaku guru pengampu mata pelajaran Prakarya Keluarga

dan teman-teman tercinta, yang telah memberi dorongan dan motivasi.

Agar si pembaca dapat ikut serta merasakan pembudiayaan lele dan kelak si

pembaca dapat menulis karya tulis yang lebih baik

Apabila dalam karya tulis ini terdapat banyak salah kata kami ucapkan

permohonan maaf yang sebesar-besarnya.

Sidoarjo, 20 Agustus 2017


DAFTAR ISI

Halaman judul…………………………………………………………….i

Moto………………………………………………………………………ii

Kata pengantar…………………………………………………………….iii

Daftar isi……………………………………………………………………iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang…………………………………………………

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………

BAB II KAJIAN TEORI

II.1. dasar teori………………………………………………………

II.2. Jenis jenis lele yang dibudidayakan…………………………

BAB III PEMBAHASAN

III.1. Budidaya lele…………………………………………………………………………

III.2. Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele………………………………

III.3. Pemilihan benih lele……………………………………………………………….

III.4. Pakan untuk budidaya lele……………………………………………………….

III.5. Pengelolaan air………………………………………………………………………


III.6. Pengendalian hama dan penyakit……………………………………………..

III.7 Panen budidaya ikan lele…………………………………………………………

BAB IV PENUTUP

IV.1. Kesimpulan……………………………………………………

IV.2. Saran………………………………………………………..

KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Dalam laporan hasil penelitian ini penulis juga bertujuan untuk mengajak
setiap pembaca agar melakukan pembudidayaan, dan pembudidayaan ikan lele
merupakan salah satu contohnya . Tujuan laporan ini bukan hanya itu, tetapi masih
banyak lagi, terutama dalam penambahan pengetahuan serta pengalaman

Tujuan dipilihnya judul budidaya ikaln lele adalah sebagai berikut

 Menambahakan kajian pendidikan, khususnya tentang pembudiayaan dan unsur-


 Memberikan pengetahuan kepada peneliti dan pembaca aktivitas observasi,
sehingga dapat memahami bagaimana cara pembudayaan yang baik bagi si
pembaca, agar si pembaca dapat melakukan dengan maksimal
 Memberikan setiap gambaran bagi setiap sekolah untuk lebih meningkatkan
observasi dalam proses pembelajaran di luar lingkungan sekolah.

1.2 Rumusan masalah

 Cara menyiapkan tempat budidaya lele


 Bagaimana mengola tanah budidaya ikan lele
 Dimana lokasi yang aman untuk budidaya ikan lele
 Jenis pakan apa dan jenis ikan lele apa yang bagus untuk budidaya
 Siapa yang bisa melakukan budidaya ikan lele
 Kenapa budidya ikan lele patut dijadikan sumber mata pencaharian yang
menarik
 Kapan sebaiknya mulai menabur benih ikan lele
BAB II

KAJIAN TEORI

II.1. Dasar Teori

Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Pengembangan usahanya dapat


dilakukan mulai dari benih sampai ukuran konsumsi. Setiap segmen usaha ini sangat
menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan
permintaannya cukup besar.

Tingkat kenaikan produksi lele konsumsi secara Nasional kenaikannya sebesar 18,3 %
per tahun. Pada tahun 1999 produksi lele sebesar 24.991 ton Pada tahun 2003
produksi lele sebesar 57.740 ton.

Revalitas lele sampai dengan akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai produksi
175.000 ton atau meningkat rata-rata 21,64 % pertahun.

Tingkat kebutuhan benih lele juga meningkat pesat. Pada tahun 1999 dibutuhkan 156
juta ekor, pada tahun 2003 dibutuhkan 360 juta ekor, sedangkan pada akhir tahun
2009 diperkirakan akan dibutuhkan 1,9 milyar ekor atau meningkat 46 % per tahun.

II.2. Jenis-jenis Lele yang Dibudidayakan

Jenis lele yang banyak dibudidayakan di Indonesia dan dijumpai di pasaran saat ini
adalah ikan lele dumbo (Clarias Gariepinus). Dalam kegiatan budidaya secara intensif,
ikan lele didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran optimal.
Lele dumbo merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi
dalam lahan terbatas (hemat lahan) di kawasan marginal dan hemat air. Untuk kolam
ukuran 15 m2 lele dumbo dapat ditebar sebanyak 5.250 ekor benih. Selama 2, 5 bulan
dapat diproduksi lele sebanyak 450 kg dengan nilai fcr (Fed Caonversion Ratio) satu.

Sementara itu, lele lokal (Clanius Batracus) sudah langka dan jarang ditemukan karena
pertumbuhannya sangat lambat dibandingkan lele dumbo. Secara umum, sosok lele
lokal mirip dengan lele dumbo, hanya ukuran tubuhnya tidak sebesar lele dumbo.
Dalam makalah ini akan banyak dibahas tentang lele dumbo, khususnya pula tahap
pembenihan dan pembesaran.
BAB III

PEMBAHASAN

III.1. Budidaya Lele

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi.
Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat
seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara
intensif.

Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan
segmen pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk menghasilkan benih ikan
lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap
konsumsi. Pada kesempatan kali ini alamtani akan membahas tahap-tahap persiapan
budidaya ikan lele segmen pembesaran.

III.2. Penyiapan kolam tempat budidaya ikan lele

Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan
lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila
ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap
pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.

Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah,
kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita
akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan
oleh para peternak ikan. Sebagai pengetahuan tambahan, silahkan baca cara
membuat kolam ikan. Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah
adalah sebagai berikut:

a. Pengeringan dan pengolahan tanah

Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama
pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai
patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah
cukup kering.
Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat
yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari
periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran,
sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.

Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul.


Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang
gas beracun yang tertimbun di dalam tanah.

Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di
dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas
beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan
sisa pakan yang tidak dimakan ikan.

b. Pengapuran dan pemupukan

Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu


memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit
atau kapur tohor.

Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam.
Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang
diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau
tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur
yang dibutuhkan.

Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah


urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk
kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk
kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter
persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air
seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan
lele.
c. Pengaturan air kolam

Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian
kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas
30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu.

Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam
dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air
kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.

Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah
secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

III.3. Pemilihan benih ikan lele

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang
ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Silahkan
baca lebih lanjut mengenai jenis-jenis ikan lele budidaya.

Kami merekomendasikan jenis ikan lele Sangkuriang yang dikembangkan BBPBAT


Sukabumi. Ikan lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan dari lele dumbo. BBPBAT
mengembangkan ikan lele sangkuriang karena kualitas lele dumbo yang saat ini
beredar di masyarakat semakin menurun dari waktu ke waktu.

Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan
ikan lele sendiri. Untuk membuat pembenihan sendiri silahkan baca cara pembenihan
ikan lele dan teknik pemijahan ikan lele.

a. Syarat benih unggul

Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat
gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari
bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan
ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan
berarti gerakan renangnya baik.
Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm.
Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari
benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan
lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.

b. Cara menebar benih

Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan
benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit
agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan
barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini
bermanfaat mencegah stres pada benih.

Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter
persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa
ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini
menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan
atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan
sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

III.4. Pakan untuk budidaya ikan lele

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak
sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan
yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio
jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik
kualitas pakan.

Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian
pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal,
silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.
a. Pemberian pakan utama

Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani.
Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal
30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral.

Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan
kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya.
Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa.

Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap harinya ikan
lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot
50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian
setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang
diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi
menjadi 3% dari bobot tubuh.

Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan.


Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil
harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari.

Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari. Pertimbangkan
pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus jeli
melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan
berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.

b. Pemberian pakan tambahan

Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan tambahan.
Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan
yang menguras kantong.

Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian
ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak
dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya. Bisa juga
dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.
Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu.
Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong
mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan bulu-bulunya
sebelum diumpankan pada lele.

Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele, jangan sampai
telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat kanibal, yakni suka memangsa
sejenisnya. Apabila kekurangan pakan, ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan
memangsa ikan yang lebih kecil.

III.5. Pengelolaan air

Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk
mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga.

Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan
tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan
adanya bau busuk.

Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi lagi
dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada kebiasaan
pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan sisa,
pergantian air akan lebih sering dilakukan.

III.6. Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti
linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing
antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada
jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.

Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga
mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa
diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.
Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air,
mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu
kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang
penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain. Untuk
mengetahui lebih jauh tentang pengendalian penyakit silahkan baca pengendalian
hama dan penyakit ikan lele.

III.7. Panen budidaya ikan lele

Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu
bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan
konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500
gram per ekor.

Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak
buang kotoran saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk
misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran berdampak pada harga.
Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran akan meningkatkan pendapatan
bagi peternak.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. Kesimpulan

Berdasarkan isi yang ada, penyusun karya ilmiah ini dapat menyimpulkan bahwa :

1. Ukuran kolam ikan lele yang benar yaitu panjang 5 m dan lebar 2,5 m serta dengan
kedalaman 2 m

2. Dalam pemeliharaan ikan lele harus teratur serta rutin dalam pemberian makan.
Pemberian makan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu Pagi, Petang, dan Malam
dengan ukuran (2 kg/kolam)

3. Dalam pembudidayaan ikan lele kita juga harus mengetahui penyakit apa saja yang
bisa menyerang ikan dan cara penanggulangannya. Seperti penyakit Tuberculosis,
Jamur, Radang, dll.

IV.2. Saran

Dengan adanya karya ilmiah ini penyusun ingin menyampaikan saran yang perlu
diperhatikan oleh para pembudidaya ikan lele :

1. Bagi masyarakat yang ingin meningkatkan penghasilan melalui peternakan


sebaiknya dilakukan dengan sungguh-sungguh jangan setengah-setengah.

2. Perhatikan pula cara pembudidayaannya, memberi makan, pemilihan bibit,


pembuatan kolam agar hasilnya seperti yang kita harapkan

3. Penggantian air dalam kolam juga harus diperhatikan karena hal itu juga sangat
berpengaruh.
KAJIAN PUSTAKA

http://alamtani.com/budidaya-ikan-lele.html

6 mei 2013

“Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini
memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini,
budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif.”

http://www.likethisya.com/budidaya-ikan-lele-sukses.html

2017

“Budi daya umumnya di lakukan di kolam kolam galian konvesional. Namun kendala yang
sering dihadapi adalah ketika kolam ikan dilanda banjir. Nah dengan pembuatan kolam dari
terpal ini kemungkinan tersebut bisa dihindari. Karena kolam terpal ini bisa dibuat dengan
posisi berada di atas tanah dengan dinding dari kayu kemudian dilapis terpal.”

http://organichcs.com/2014/04/25/peluang-usaha-ternak-lele-dengan-kolam-terpal-seri-
ternak-lele-bag-2/

25 april 2014

“Naah,…salah satu dari beberapa kemudahan teknik budidaya ikan lele ini adalah sifatnya yang
tidak memerlukan persyaratan khusus tempat atau kolam pemeliharaan.”
DAFTAR GAMBAR

You might also like