You are on page 1of 17

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penulis menggunakan uang sebagai judul makalah ini karena mengingat
kita tidak pernah terlepas atau jauh dari yang namanya uang untuk
memenuhi kebutuhan hidup s e h a r i - h a r i , b i s a dikatakan uang
m e m p a n ya i peran ya n g penting dalam m e m e n u h i kebutuhan
hidup,dan mengingat bahwa kebutuhan manisia yang tidak terbatas namun
alat pemenuhan kebutuhan anusia itu terbatas. Penulis juga
mengharapkan kepada pembacauntuk bisa mengenal uang lebih jauh
lagi,bukan hanya sekedar mengetahui kegu naanyanamun kita juga harus
mengetahui sejarah terbentuknya uang dan syarat-syaratnya.D a l a m
pembahasan makalah ini penulis mengharapkan semoga
k i t a d a p a t mengambil manfaat dan hikmahnya,dan bisa mengenal
uang lebih jauh lagi,supaya kitatidak hanya bisa memakai saja.
Uang merupakan alat pembayaran yang berlaku sekarang untuk semua
transaksi jual-beli baik secara langsung maupun tidak secara langsung.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah dari pada
barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam
sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan
yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai.
Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan
mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan
meningkatkan produktifitas dan kemakmuran

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah pada makalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian Uang
2. Sejarah
3. Fungsi
2

4. Syarat-syarat
5. Jenis
6. Teori Nilai Uang

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini sebagai berikut
1.Agar kita mengetahui apa arti dari uang
2.Untuk mengetahui sejarah terbentuknya uang
3.Agar kita mengetahiu fungsi uang
4.Untuk mengetahui jenis-jenis uang
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat
tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun
yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran
barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu
yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran utang.Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat
penunda pembayaran.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah
daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan
dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki
keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam
penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada
akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang
kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Pada awalnya di Indonesia, uang dalam hal ini uang kartal diterbitkan
oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun sejak dikeluarkannya UU No. 13
tahun 1968 pasal 26 ayat 1, hak pemerintah untuk mencetak uang dicabut.
Pemerintah kemudian menetapkan Bank Sentral, Bank Indonesia, sebagai satu-
satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal. Hak untuk menciptakan
uang itu disebut dengan hak oktroi.

B. Sejarah Uang

Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan
yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena
setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia
berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana,
4

mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya


itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.
Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada kenyataan
bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh
kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan
sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki
dengan barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter',
yaitu barang yang ditukar dengan barang.
Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan
sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang
mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang
dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan
satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama
nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk
menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-
benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang
diterima oleh umum (generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi
(sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang
merupakan kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang
Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah.
Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris
menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang
berarti garam.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada.
Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar
belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan
(storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul
pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah
hancur atau tidak tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam
dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari
5

umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai,
dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena
memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan
perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai
intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum
pada mata uang tersebut). Pada saat itu, set iap orang berhak menempa uang,
melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam
menyimpan uang logam.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika
perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah
sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas.[rujukan?]
Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar
sehingga diciptakanlah uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan
emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata
lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100%
dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-
waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan
selanjutnya, masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai
alat pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut
sebagai alat tukar.

C. Fungsi Uang
Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran
barang dengan barang, juga untuk menghidarkan perdagangan dengan cara barter.
Secara lebih rinci, fungsi uang dibedalan menjadi dua: fungsi asli dan fungsi
turunan.
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung,
dan sebagai penyimpan nilai.
Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu
6

menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar.
Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran
uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat
penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar
pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena
dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai
pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang
tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut
sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain uang sebagai alat
pembayaran, sebagai alat pembayaran utang, sebagai alat penimbun atau
pemindah kekayaan (modal), dan alat untuk meningkatkan status sosial.

D. Syarat-syarat Uang
Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum
(acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda harus
memiliki nilai tinggi atau setidaknya dijamin keberadaannya oleh pemerintah
yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus tahan lama (durability),
kualitasnya cenderung sama (uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat serta tidak mudah dipalsukan (scarcity).
Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa
mengurangi nilai (divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari
waktu ke waktu (stability of value).
7

E. Jenis Uang
Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis,
yaitu uang kartal (sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral.
Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud
dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan
(deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di
kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika
ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk
menarik uang giral, orang menggunakan cek.

1. Uang Kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah
alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan
transaksi jual beli sehari-hari.
Menurut Undang-undang Bank Sentral No. 13 tahun 1968 pasal 26 ayat 1,
Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan
kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia
tersebut disebut hak oktroi.

a) Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga Yang Mengeluarkannya


Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat
dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.
Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari
kertas yang memiliki ciri-ciri :

 Dikeluarkan oleh pemerintah


 Dijamin dengan undang-undang
 Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
 Ditanda tangani oleh mentri keuangan
8

Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara


dihentikan peredarannya dan diganti dengan Uang Bank.
Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral berupa uang
logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut.

 Dikeluarkan oleh Bank Sentral


 Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral
 Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank
Indonesia
 Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

b) Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya


1) Uang logam
Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak
memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang
cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang.
Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas dan perak juga
mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman sekarang, uang logam
tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal itu
merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas dengan berat tertentu terkandung di
dalamnya.

2) Uang logam memiliki tiga macam nilai.


Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya
berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah,
uang emas dan perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan mengapa
emas dan perak dijadikan sebagai bahan uang antara lain :

 Tahan lama dan tidak mudah rusak (Durability)


 Digemari oleh umum atau sebagian besar masyarakat (Acceptability)
 Nilainya tinggi dan jumlahnya terbatas (Scarcity)
 Nilainya tetap sekalipun dipecah menjadi bagian-bagian kecil (Divisibility)
9

Sekalipun emas dan perak sudah memenuhi syarat-syarat uang, namun pada
saat ini, emas dan perak tidak dipakai lagi sebagai bahan uang karena beberapa
alasan, yaitu

 Jumlahnya sangat langka sehingga sulit didapatkan dalam jumlah besar.


 Kadar emas disetiap daerah berbeda-beda menyebabkan persediaan emas tidak
sama
 Nilainya tidak dapat diukur dengan tepat
Uang emas semakin hilang dari peredaran, biasanya karena banyak yang
dilebur atau dijadikan perhiasan.
Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga
yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus
rupiah (Rp. 500,00).
Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan
dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat
ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan
dengan semangkuk bakso).

2. Uang kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap
tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No.
23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah
uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya
(yang menyerupai kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang
kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada
2(dua) macam uang kertas :

a. Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah
yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.
b. Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,
10

Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di antaranya :


 Penghematan terhadap pemakaian logam mulia
 Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan
uang logam.
 Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak)
sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
 Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar

3. Uang Giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat
akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia,
bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank
Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral
adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu
sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic
transfer.
Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya,
masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.

a) Terjadinya uang giral


Uang giral dapat terjadi dengan cara penyetoran uang tunai kepada bank
dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku
cek dan buku biro gilyet. Uang tersebut sewaktu-waktu dapat diambil atau
penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melalui bank. Penerimaan
piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan.
Cara di atas disebut primary deposit.
· Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara
menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat
berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative
deposit
11

· Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat
diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.

b) Keuntungan menggunakan uang giral


Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut :
 Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang
 Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas,
nilainya sesuai dengan yang dibutuhkan (yang ditulis oleh pemilik cek/bilyet
giro)
 Lebih aman karena risiko uang hilang lebih kecil dan bila hilang bisa segera
dilapokan ke bank yang mengeluarkan cek/bilyet giro dengan cara
pemblokiran.

4. Uang Kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat
pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan
serta rekening valuta asing milik swasta domestik.
a) Menurut bahan pembuatannya
Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang
logam dan uang kertas.
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau
perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil,
bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan
dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai.
Uang logam memiliki tiga macam nilai:
Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya
berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.
Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga
yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp. 100,00), atau lima ratus
rupiah (Rp. 500,00).
Nilai tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan
dengan suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat
12

ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan


dengan semangkuk bakso).
Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai
berdasarkan nilai intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di
dalamnya; semakin besar kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi
nilainya. Tapi saat ini, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari
nilai nominalnya. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata
uang tersebut.
Sementara itu, yang dimaksud dengan "uang kertas" adalah uang yang
terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat
pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk
lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai
kertas).

b) Menurut nilainya

Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied


money) dan uang tanda (token money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh
apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang
digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai
intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas,
maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang
tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat
uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang
tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan
biaya Rp750,00.
13

F. Teori nilai uang

Teori nilai uang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan


dengan nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau
rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini
terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli.
Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang
dinamis.

1. Teori uang statis

Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan untuk
menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang? Dan mengapa uang itu ada
harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak
mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.
Yang termasuk teori uang statis adalah:

a) Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP

Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama


dengan nilai logam yang dijadikan uang itu, contoh: uang emas dan uang perak.

b) Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari

Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan


masyarakat untuk mempermudah pertukaran.

c) Teori Nominalisme

Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya.


14

d) Teori Negara

Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang
menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena
adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.

2. Teori uang dinamis

Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang.


Teori dinamis antara lain:

a) Teori Kuantitas dari David Ricardo

Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat
tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi
dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan
juga sebaliknya.

b) Teori Kuantitas dari Irving Fisher

Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh


Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan
jasa sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang.

c) Teori Persediaan Kas

Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.

d) Teori Ongkos Produksi

Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam
dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.
15

5. Uang Dalam Ekonomi

Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan
finansial. Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi yang kebanyakan membahas
tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum tahun 80-an, masalah stabilitas
permintaan uang menjadi bahasan utama karya-karya Milton Friedman, Anna
Schwartz, David Laidler, dan lainnya.
Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur persediaan uang, inflasi, dan
bunga yang kemudian akan mempengaruhi output dan ketenagakerjaan. Inflasi
adalah turunnya nilai sebuah mata uang dalam jangka waktu tertentu dan dapat
menyebabkan bertambahnya persediaan uang secara berlebihan. Interest rate,
biaya yang timbul ketika meminjam uang, adalah salah satu alat penting untuk
mengontrol inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Bank sentral seringkali diberi
tanggung jawab untuk mengawasi dan mengontrol persediaan uang, interest rate,
dan perbankan.
Krisis moneter dapat menyebabkan efek yang besar terhadap
perekonomian, terutama jika krisis tersebut menyebabkan kegagalan moneter dan
turunnya nilai mata uang secara berlebihan yang menyebabkan orang lebih
memilih barter sebagai cara bertransaksi. Ini pernah terjadi di Rusia, sebagai
contoh, pada masa keruntuhan Uni Soviet
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat


tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda
apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses
pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang
didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima
sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta
kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.Beberapa ahli
juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
2. Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran
barang dengan barang, juga untuk menghidarkan perdagangan dengan cara
barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedalan menjadi dua: fungsi asli
dan fungsi turunan. Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar,
sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai.
3. Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah
memenuhi syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara
umum (acceptability). Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu
benda harus memiliki nilai tinggi atau setidaknya dijamin keberadaannya
oleh pemerintah yang berkuasa. Bahan yang dijadikan uang juga harus
tahan lama (durability), kualitasnya cenderung sama (uniformity),
jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah
dipalsukan (scarcity).
4. Jenis uang adalah uang kartal, uang logam, uang kertas, dan uang giral
5. Teori Nilai Uang adalah teori uang statis dan teori uang dinamis.
17

B. Saran

Untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan melihat perbedaan antara uang


yang asli dengan uang palsu alias upal diperlukan teknik analisis yang cukup
sederhana dan bisa dilakukan siapa saja dengan mudah. Langkah cara 3D tersebut
ialah :

1. Dilihat

Lihatlah, pastikan uang yang kita periksa memiliki warna, corak dan
gambar yang baik serta memiliki tanda-tanda uang asli seperti tanda air yang
menggambarkan pahlawan-pahlawan nasional, bahan kertas serta benang tali
pengaman yang berada di dalam uang tersebut. Uang-uang pecahan besar
biasanya memiliki tanda keaslian lain seperti corak gambar dengan warna yang
mencolok dan sulit ditiru penjahat. Pastikan uang itu benar-benar asli.

2. Diraba

Usaplah uang tersebut apakah uang itu terasa kasar atau lembut. Uang
yang asli biasanya agak kaku dan tebal bahan kertasnya. Di samping itu pada
angka atau gambar uang biasanya sengaja dicetak agak menonjol dan akan terasa
jika diusap-usap. Rabalah uang anda apakah sudah asli atau belum.

3. Diterawang

Langkah yang terakhir adalah menerawangkannya ke sumber cahaya kuat


seperti matahari dan lampu. Setelah diterawang lihatlah bagian tali pengaman dan
tanda mata air apakah dalam kondisi baik atau tidak.

You might also like