You are on page 1of 5

ACARA I

PERKECAMBAHAN DAN PENGARUH ASAL LETAK BIJI DALAM


BUAH TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI BIJI KAKAO

A. Pelaksanaan Praktikum
Hari :
Tanggal :
Tempat: Kebun Percobaan Wedomartani Ngemplak, Sleman,
Yogyakarta.

B. Tujuan
Mengetahui pengaruh letak biji dalam buah terhadap pertumbuhan
semai Biji Kakao

C. Dasar Teori
Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan komoditas
tanaman perkebunan yang cukup penting di Indonesia. Tanaman ini
dikenal sebagai bahan-bahan untuk membuat makanan dan minuman yang
seing disebut dengan baverage crop. Sejalan dengan makin banyaknya
industri makanan dan minuman yang berbahan baku kakao, baik di
Indonesia ataupun di dunia pada umumnya, prosepek kakao dapat
dikatakan cukup cerah. Upaya yang dilakukan adalah dengan
meningkatkan produksi tanaman kakao dan salah satunya adalah dengan
memperbaiki teknis budidaya kakao (Hendrata dan Sutardi, 2009)
Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika tanaman ini sebagai berikut.
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyldoneae
Bangsa : Malves
Suku : Sterculiaceae
Marga : Theobroma
Jenis : Theobroma cacao L.
Kakao atau biji kakao secara teknis bukan kacang atau kacang-
kacangan, melainkan biji buah Theobroma cacao pohon. Buah berbentuk
polong yang botanical diklasifikasikan sebagai baccate seperti (berry-
seperti) dan masing-masing pod memproduksi sekitar 35-50 biji dikelilingi
oleh bubur manis. The pod dan pulp sekitar biji kakao dalam hal ini
merupakan buah kakao. Setelah panen, biji kakao dan buah mereka
sekitarnya pulp biasanya ditempatkan dalam tumpukan atau kotak dan
difermentasi di bawah pengaruh mikroba alami bahwa kalikan
menggunakan gula dari pulp sebagai energy sumber. Benih-benih tersebut
dikeringkan di bawah sinar matahari atau di kayu dipecat oven dan dikirim
ke prosesor kakao. Coklat bibit selanjutnya telah mantel tipis mereka
dihapus dari embrio jaringan, yang kemudian dipanggang, dan digiling
menjadi apa yang disebut sebagai cairan cokelat. Cocoa powder adalah
diproduksi oleh mekanis menekan sebagian besar lemak (cocoa butter)
dari cairan cokelat dan dengan demikian merupakan ekstrak biji buah
kakao itu (Crozier et al., 2011).
Tanaman kakao dapat diperbanyak secara vegetatif dan generative.
Perbanyakan vegetatif dengan menggunakan metode okulasi dan sambung
pucuk. Perbanyakan vegetative dilakukan dengan menggunakan biji.
Perbanyakan tanaman kakao juga dapat dilakukan dengan kombinasi
antara perbanyakan vegetatif dengan perbanyakan generatif (Siregar et al,
1992). Salah satu faktor yang turut menunjang tingkat keberhasilan
sambung pucuk dan okulasi adalah ketersediaan batang bawah yang subur
dan sehat. Batang bawah yang subur dan sehat pada umumnya diperoleh
dari biji yang berasal dari tengah buah. Biji yang berasal dari tengah buah
pada umumnya memiliki ukuran yang lebih besar daripada dari bagian
yang lain (Muljana, 1982)
Biji yang baik adalah yang berasal dari bagian tengah buah, yaitu 2/3
bagian dari untaian biji (Setiawan, 1993). Biji yang terletak di bagian
tengah menunjukkan persentase kerusakan dan biji yang tidak tumbuh
terkecil serta daya dan panjang kecambah terbesar (Latif, 1982). Biji yang
terletak di bagian tengah memiliki ukuran yang lebih besar jika
dibandingkan dengan bagian pucuk ataupun pangkal. Dengan demikian,
secara kuantitatif, biji yang berukuran besar jumlah cadangan makanan
akan semkin banyak sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidupnya
(Hendrata dan Sutardi, 2009). Benih yang besar dan berat memiliki
cadangan makanan yang banyak atau juga bisa karena memiliki embrio
yang besar. Makin besar dan berat ukuran benih, maka kandungan protein
dalam benih juga akan semakin banyak. Berat benih sangat menentukan
kecepatan pertumbuhan dan produksi karena pada benih yang berat akan
dihasilkan kecambah yang besar pada saat permulaan dan berat tanaman
yang tinggi pada saat tanaman dipanen (Sutopo, 2002)

D. Alat dan Bahan


1. Buah kakao
2. Bak semai biji
3. Larutan kapur/serbuk gergaji
4. Fungisida
5. Pisau
6. Pasir dan pupuk kandang

E. Cara Kerja
1. Cara mengambil biji dari buah :
a. Memilih buah masak, memecah dengan alat pemukul
sampai terbelah atau memotong membujur.
b. Mengeluarkan atau mengambil biji dan memisahkan
biji yang tengah (perlakuan 1) dan menyatukan biji
ujung dan pangkal sebagai perlakuan 2.
c. Merendam biji yang dilapisi daging buah (pulp) dalam
larutan kapur 2.5 % atau dengan serbuk gergaji
dengan cara meremas-remas.
d. Mecuci dengan air bersih, daging buah dan
mengkupas kulit biji dan mencuci lagi.
2. Menyiapkan media perkecambahan terdiri dari campuran
pasir atau tanah poros dan pupuk kandang 1 : 1.
3. Menanam biji dalam media semai (bagian yang rata
menghadap ke media).
4. Melakukan pemeliharaan meliputi penyiraman,
penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit
hingga tanaman siap disapih (umur 2 minggu setelah
perkecambahan).

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Data Pengamatan Perkecambahan Biji Kakao
Kelompo Pangkal % Hidup Tengah %Hidup
k Ujung
A3.1
A3.2
A3.3 10 50% 10 50%
A3.4

Tabel 1.2 Tabel Perhitungan


Pangkal Tengah (X2) D (X1- X2) D2
Ujung (X1)

50% 50% 0 0
D
∑ ¿2
¿
¿
1
{∑ D2−¿
(n−1)
S= √¿

You might also like