Professional Documents
Culture Documents
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL
Oleh:
Supervisor Pembimbing
1
LEMBAR PENGESAHAN
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL
Oleh
Desember 2017
Mengetahui,
Supervisor Pembimbing
Residen Pembimbing
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosis konjungtivitis pada
pasien yang datang berobat ke Poliklinik Mata RSU Prof. dr. R. D. Kandou
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Konjungtiva
4
B. Histologi Konjungtiva
Lapisan epitel konjungtiva terdiri atas dua hingga lima Iapisan sel epitel
silindris bertingkat, superfisial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat
limbus, di atas caruncula, dan di dekat persambungan mukokutan pada tepi
kelopak mata terdiri atas sel-sei epitel skuamosa bertingkat. Sel-sel epitel
superfisial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi
mukus' Mukus yan€i terbentuk mendorong inti sel goblet ke tepi dan
diperlukan untuk dispersi lapisan air mata prakornea secara merata.9
C. Definisi konjungtivitis
5
Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang selaput lendir
yang menutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun
kronis. (konjungtivitis) adalah penyakit mata paling umum di dunia. Penyakit
ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan mata berair sampai
konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen kental. Penyebab
umumnya eksogen tetapi bisa endogen. Patogen umum yang dapat
menyebabkan konjungtivitis adalah Streptococcus pneumoniae,
Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, Neisseria meningitidis,
sebagian besar strain adenovirus manusia, virus herpes simpleks tipe 1 dan
2, dan dua picornavirus. Dua agen yang ditularkan secara seksual dan dapat
menimbulkan konjungtivitis adalah Chlamydia trachomatis dan Neisseria
gonorrhoeae.1,9
D. Manifestasi klinis
6
keratokonjungtivitis sika. Eksudasi adalah ciri semua jenis konjungtivitis
akut. Eksudatnya berlapis-lapis dan amorf pada konjungtivitis bakteri dan
berserabut pada konjungtivitis alergika.9
7
di atas papila mirip jeruji payung. Eksudat radang rnengumpul di antara
serabut-serabut dan membentuk tonjolan-tonjolan konjungtiva.
E. Etiologi
Bakteri: Parasit:
Neissera meningitidis Thelazia californiensis
Pneumococcus: Streptococcus Loa loa
pneumoniae (iklim sedang) Ascaris lurnbrlcoides
Haemophillus Influenzae Imunologik
(iklim sedang) Reaksi hipersensitivitas
Staphyococcus aureus segera: konjungtivitis hay
Streptococci fever (serbuk sari, bulu hewan)
Virus: Reaksi hipersensitivitas
Konjungtivitis folikular viral lambat: Fliktenulosis
akut Kimiawi atau iritatif
Demam faringokonjungtivitis Iatrogenik: Miotik, Idoxurine
oleh adenovirus tipe 3 dan 7 Etiologi tidak diketahui
dan serotipe lain. Folikulosis
Virus Herpes Simpleks Rosasea okular
Rickettsia: Berkaitan dengan penyakit sistemik
Konjungtivitis non-purulen Penyakit tiroid (pajanan,
dengan hiperernia dan sedikit kongestif)
infiltrasi Konjungtivitis gout
Jamur: Konjungtivitis karsinoid
Eksudatif kronik: Clamidia
Granulomatosa:
Rhinosporidium seeberi
8
konjungtivitis,inflamasi akibat proses imun, dan proses keganasan. Selain itu
juga dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab primer dan sekunder,
misalnya, gonorea, klamidia, sindrom Reiter.12
9
Bakteri
Virus Purulen Non- Fungus Alergi
purulen &
Parasit
Sekret Sedikit Banyak Sedikit Sedikit Sedikit
Air mata Banyak Sedamg Sedang Sedikit Sedang
Gatal Sedikit Sedikit - - Hebat
Injeksi Umum Umum Lokal Lokal Umum
Nodul pre-aurikula Sering Jarang Sering Sering -
Pewarnaan usapan Monosit Bakteri Bakteri Negatif Eosinofil
Limfosit PMN PMN
Sakit tenggorokan dan
panas Kadang Kadang - - -
G. Epidemiologi
10
Prevalensi konjungtivits bervariasi bergantung pada penyebab yang
mendasari, yang mungkin dipengaruhi oleh usia pasien, dan musim. Infeksi
virus merupakan penyebab tersering konjungtivitis infeksius baik populasi
keseluruhan maupun dewasa.14 Di Amerika Serikat, diperkirakan 6 juta orang
menderita konjungtivits setiap tahunnya.15 Konjungtivitis adalah salah satu
keluhan mata nontraumatik yang paling umum ke bagian gawat darurat (ED):
3% dari semua pasien IGD adalah pasien dengan keluhan mata, dan 30%
diantaranya disebabkan oleh konjungtivitis.16
H. Patogenesis
Cedera epitel konjungtiva oleh agen perusak dapat diikuti oleh edema
epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel, atau pembentukan
granuloma. Selain itu, mungkin juga terjadi edema stroma konjungtiva
(kemosis) dan hipertrofi lapisan limfoid stroma (pembentukan folikel).18
Sel-sel radang terlihat dalam eksudat atau kerokan yang diambil dengan
spatula platina steril dari permukaan konjungtiva yang telah dianestesi.
Bahan itu dipulas dengan pulasan Gram (untuk mengidentifikasi organisme
bakteri) dan dengan pulasan Giemsa (untuk menetapkan jenis dan morfologi
11
sel). Banyaknya leukosit polimorfonuklear adalah ciri khas konjungtivitis
bakteri. Secara umum, sel mononuklear dalam jumlah banyak khususnya
limfosit khas untuk konjungtivitis virus.18
I. Penatalaksanaan
12
Solusio: 1-2 tetes 4 ×/ hari 1 minggu
Kombinasi
Trimethoprim/polymyxin B: 1 atau 2 tetes
4×/hari 1 minggu
Konjungtivitias viral Kompres dingin
(adenovirus) Air mata buatan
Antihistamin
Konjungtivitias viral Asiklovir oral 800 mg: 5 ×/hari 7-10 hari
(Herpes zoster)
Klamidia trakomatis Asiklovir oral 800 mg: 5 ×/hari 7-10 hari
Konjungtivitis alergi Topikal antihistamin
Azelastine 0.05%: 1 tetes 2 ×/hari
J. Prognosis
13
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. A L K
Umur : 53 tahun
Pekerjaan : PNS
Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan mata kanan merah sejak 2 hari yang lalu. Merah
pada mata kanan disertai dengan rasa gatal pada mata. Gatal di mata
kanan pasien dirasakan muncul tiba-tiba dan apabila gatal, pasien sering
mengucek mata kanannya dengan tangan dan tisue. Pasien baru pertama
kali menderita penyakit ini. Penurunan penglihatan disangkal. Nyeri (-
), mata berair (+) minimal, Sekret (+), sukar membuka mata pada pagi
hari (+).
14
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Riwayat kebiasaan
C. Pemeriksaan Fisik
Pernafasan : 26 x/menit
Suhu : 36,6oC
2. Status Oftalmikus
15
Iris: sinekia (-) Iris: sinekia (-)
Lensa Jernih Jernih
Segmen Posterior
Refleks fundus (+) uniform (+) uniform
perdarahan (-), eksudat (-), perdarahan (-), eksudat (-
Retina
cotton wool spot (-) ), cotton wool spot (-)
Bulat, batas tegas, warna Bulat, batas tegas, warna
Papil N. II
vital vital
Makula Refleks fovea (+) Refleks fovea (+)
D. Resume
Pasien laki-laki umur 53 tahun datang ke IGD Mata RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Pasien mengeluhkan mata kanan merah sejak 2 hari yang lalu.
Merah pada mata kanan disertai dengan rasa gatal pada mata. Gatal di mata
kanan pasien dirasakan muncul tiba-tiba dan apabila gatal, pasien sering
mengucek mata kanannya dengan tangan. Pasien baru pertama kali menderita
penyakit ini. Penurunan penglihatan disangkal. Nyeri (-), mata berair (+)
minimal, Sekret (+), sukar membuka mata pada pagi hari (+). Riwayat penyakit
sistemik yaitu Hipertensi, Asam Urat, dan kolestrol.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan.
Pada pemeriksaan visus didapatkan mata kiri 6/6 dan mata kanan 6/6. Pada
pemeriksaan segmen anterior didapatkan palpebra mata kiri dan kanan dalam
batas normal. Pada pemeriksaan konjungtiva mata kanan, injeksi konjungtiva,
injeksi silier, kemosis, hiperemi, sekret serosa, dan papil (+). Pemeriksaan iris
dan pupil dalam batas normal. Pemeriksaan lensa jernih pada kedua mata. Pada
pemeriksaan mata kiri juga didapatkan RAPD (-), refleks fundus (+) uniform
begitu juga dengan mata kanan dalam batas normal.
E. Diagnosis
OD : Konjungtivitis bakterial
OS : Emetropia
16
Gambar 6 : Konjungtivitis Bakterial OD
17
F. Diagnosis Banding
G. Komplikasi
H. Tatalaksana
Medikamentosa
Lyteers 6x1 OD ED FL
Oflokafin 6x1 OD ED FL
I. Prognosis
ad vitam : bonam
ad sanationam : dubia ad bonam
ad fungsionam : bonam
18
J. Edukasi
Menjelaskan pada pasien bahwa mata kanan merah, nyeri , dan terasa
mengganjal disebebkan karena konjungtivitis.
Menjelaskan pada pasien tentang pentingnya menjaga kontak terlalu
intens dengan orang sekitar, karena konjungtivitis mudah menular.
Menjelaskan pada pasien untuk menjaga higienitas / mencuci tangan
sebelum dan sesudah menyentuh mata.
Menjelaskan pada pasien untuk tidak mencuci mata dengan air keran.
Meminta pasien untuk melakukan kontrol di poliklinik mata.
BAB IV
Terlalu singkat
Pada kasus diatas, dari anamnesis didapatkan seorang laki-laki usia 53 tahun
Yang di bahas mulai dari anamnesis , pemeriksaan fisik . diagnosis,
dating ke IGD mata Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, pasien mengeluhkan mata differential, terapi. Prognosis.
19
jernih pada kedua mata, camera oculi anterior dalam batas normal. Pada
pemeriksaan posterior didapatkan refeleks cahaya (+) pada mata. Dari hasil
pemeriksaan status lokalis ini menunjukkan bahwa telah terjadi infeksi pada bagian
konjungtiva bulbi pada pasien, sehingga diagnosis kerja yang ditegakkan pada
pasien tersebut adalah konjungtivitis bakterial. Commented [dJ2]: Kenapa formantnya beda? Salah copas.
Prognosis pada pasien ini dubia ad bonam, dimana jika ditangani dengan
baik akan mengalami penyembuhan. Konjungtivitis bacterial dapat menimbulkan
komplikasi jika tidak ditangani secara tepat. Komplikasi yang dapat timbul seperti
keratitis, ulkus kornea dan uveitis yang dapat menyebabkan kebutaan. Ulserasi
kornea dapat terjadi pada infeksi N. kochii, N. meningitides, H. aegyptius, S.
aureus, dan M. catarrhalis. Jika tidak diobati akan menimbulkan komplikasi dari
blefaritis marginal hingga menimbulkan ulkus sampai perforasi. Commented [dJ5]: Prognosis kan ada 3
BAB V
PENUTUP
20
Demikianlah telah dilaporkan suatu kasus dengan judul “Konjungtivitis
Bakterial” pada penderita laki-laki 53 tahun yang datang ke IGD Mata RSUP. Prof.
dr. R. D. Kandou, Malalayang, Manado.
21
DAFTAR PUSTAKA Commented [dJ6]: Tolong kepustakaannya di cek lagi . pastikan
penulisannya lengkap hingga halamannya.
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2015. Dan 10 tahun terakhir saja.
22
14. Fitch CP, Rapoza PA, Owens S, et al. Epidemiology and diagnosis of acute
conjunctivitis at an inner-city hospital.Ophthalmology.1989;96(8):1215-
1220Acta Ophthalmol (Copenh). 1993;71(2):165-168.
15. Udeh BL, Schneider JE, Ohsfeldt RL. Cost effectiveness of a point-of-care
test for adenoviral conjunctivitis.Am J Med Sci. 2008;336(3):254-264.
16. Michael A Silverman. Acute Conjungctivitis (Pink Eye). [Internet].
Available from: www.emedicine.medscape.com
17. Suprapto N, Irawati Y. Kapita Selekta Kedokteran. Konjungtivitis. Jakarta:
Media Aesculapius; 2014.
18. American Academy of Ophtalmology. Ophtalmic Pathology and
Intraocular Tumors: Conjungctiva. American Academy of Ophtalmology;
2011.
23