Professional Documents
Culture Documents
Amazing NLP :
Meta Model
Mempelajari cara mengklarifikasi sebuah pernyataan dengan elegan
http://diannugroho.com/
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 1 of 24
Ebook ini adalah ebook pertama saya mengenai NLP. Yang merupakan perwujudan dari
keinginan saya berbagi dengan anda mengenai NLP.
Mungkin anda pernah mengetahui apa itu NLP. Ya, NLP singkatan dari Neuro-Linguistic
Programming yang memang sudah terkenal dimana-mana.
Kalau udah terkenal ngapain kamu bikin ebooknya? Hohoho….. banyak orang mengenal
NLP hanya sebatas tahu saja. Hanya sebatas mengerti saja. Namun tidak kenal secara lebih
dekat. Bahkan banyak yang tahu teknik-teknik NLP dan jago menggunakannya namun
tidak paham esensinya; metodologi dan attitudenya.
Lho apa masalahnya? Kan NLP buat dipraktekkan, kalau udah bisa praktek ngapain masih
bicara teori?
Jangan salah Bro & Sist…. Banyak orang hanya tahu semua teknik-teknik NLP tidaklah
menunjukkan dia seseorang yang benar-benar memahami NLP. Teknik-teknik NLP hanyalah
secuil bahkan ada yang mengatakan “teknik-teknik itu bukanlah NLP”. Dengan memahami
metodologi dan sikap dari NLP maka kita tidak hanya bisa mempraktekkan teknik-teknik
NLP, namun juga bisa membuat sendiri teknik-teknik baru yang powerful (bukan sekedar
memodifikasi yang sudah ada) dan aplikasi teknik dengan pemahaman yang baik
mengenai metodologi & sikap NLP akan jauh lebih bisa meningkatkan hasil yang ingin
dicapai.
Ebook ini saya rancang agar anda mampu memahami NLP, tidak hanya bisa
mengaplikasikannya; namun juga bisa hidup secara NLP.
Jadi saran saya, bagi anda hanya ingin mencari teknik-tekniknya, silakan baca di bagian
teknik-tekniknya saja. Tapi jika anda ingin memahami NLP dengan benar-benar, maka
pelajarilah dari halaman awal. Pelajarilah secara perlahan-lahan dan berurutan, maka
anda akan paham dengan mudah.
Ebook ini bukanlah pil ajaib, yang SEKALI BACA langsung membuat anda MENJADI
SEORANG PRAKTISI NLP YANG BERKUALITAS. Ebook ini lebih kepada panduan bagi anda
untuk mempelajari NLP. Segala keputusan ada pada anda untuk membuat perubahan
pada diri anda sendiri.
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 2 of 24
Mengapa Nge-NLP?
Meskipun bahasan dalam ebook ini adalah NLP. Saya lebih tertarik untuk menggunakan
kata “Nge-NLP”. Mengapa? Karena dengan ebook ini anda tidak hanya belajar apa itu
NLP, lebih dari itu anda akan belajar hidup ala NLP. Oleh karena itu saya memilih untuk
menggunakan kata “Nge-NLP” yang lebih membumi untuk merujuk pada hidup dengan
cara NLP.
Ok, sementara anda duduk dengan rileks dan siap membaca ebook ini, MARI KITA MULAI!!
Dian Nugroho
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 3 of 24
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 4 of 24
"NLP is an attitude and a methodology that leaves behind a trail of techniques." – Richard Bandler.
"NLP is an accelerated learning strategy for the detection & utilization of patterns in the world" - John Grinder
"NLP is whatever works, and NLP is the Study of the Structure of Subjective Experience" - Robert Dilts
Definisi yang banyak ini menunjukkan sesungguhnya NLP bukanlah hal baru.
Sebelum NLP ditemukan, banyak orang tanpa menyadari menggunakan NLP
dalam kehidupan mereka.
saya sendiri memahami NLP dengan cara yang sedikit berbeda. Ya sebenarnya cari
gampangnya aja. Hehehe…
Neuro berarti saraf. Saraf manusia menghubungkan otak dengan panca indera dan
seluruh tubuh. Saraf tersebar di seluruh tubuh manusia. Bahkan bila diukur
panjangnya tidak kurang dari 10 mil. Saraf menerima informasi dari panca indera
yang kemudian dikirimkan ke otak. Dan dari otak dibuat sebuah keputusan dan
kemudian dikirimkan kembali melalui saraf.
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 5 of 24
Linguistic berarti bahasa. Bahasa yang dimaksud di sini sangatlah luas. Karena
manusia berkomunikasi dengan banyak cara, antara lain :
Verbal
Bahasa tubuh/body language
Tonality
Nah, ternyata otak menerjemahkan informasi yang dikirim oleh saraf dengan
bahasa tertentu, yaitu berupa : gambar, suara dan rasa. Misalkan saya menyebut
“mobil sedan”. Apa yang muncul dalam pikiran anda? Sebuah gambar mobil
sedan, suara mesin mobil atau rasa ketika menaikinya? Ya dengan bahasa terbut
otak menerjemahkan informasi yang diterima saraf. Inilah mengapa terdapat tanda
penghubung “-“ antara kata “neuro” dan “linguistic”
Berurutan? Benarkah?
Ambil piring > ambil Nasi > ambil lauk > duduk > makan
Yup. Perilaku seperti makan tersebut sudah jadi perilaku yang otomatis atau kita
lakukan secara bawah sadar. Seperti program komputer yang otomatis berjalan
setelah kita klik file shortcut application-nya.
Mudahnya, NLP adalah ilmu pemrograman saraf yang menghubungkan otak dan
seluruh bagian tubuh dengan menggunakan bahasa.
Sejarah NLP
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 6 of 24
Pada tahun 1972 dua orang jenius yaitu Richard Bandler (Mahasiswa bidang
komputer matematika) dan John Grinder melakukan riset atas sebuah pertanyaan
: “Apa perbedaan yang membedakan orang sukses dengan orang lainnya?”. Dari
pertanyaan itu menuntun mereka untuk melakukan penelitian kepada orang yang
sukses dalam bidangnya masing-masing, dan orang-orang pertama yang dimodel
oleh mereka adalah Fritz Perls (Ahli Gestalt Therapy), Virginia Satir (Family Therapist)
dan Milton H. Erickson (Pakar Hypnotherapy).
Hasil modeling itulah kemudian disusun ulang agar bisa diajarkan kepada orang lain.
Kemudian diberi nama Neuro-Linguistic Programming (NLP).
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 7 of 24
1. Unconcious Incompetence
2. Conscious Incompetence
3. Conscious Competence
4. Unconscious Competence
Misal kita belajar menyetir, ketika kita hendak memulai kita sama sekali tidak tahu
apakah kita bisa menyetir atau tidak
(Unconscious Incompetence).
Kemudian kita mulai belajar. Dan
akhirnya kita sadar bahwa kita tidak
bisa menyetir atau kita sadar bagian
mana dalam menyetir yang tidak kita
bisa (Conscious Incompetence). Setelah
beberapa kali berlatih, kita mulai bisa.
Kita sadar bagaimana cara ngijak gas, bagaimana menyalakan lampu, dan secara
sadar kita bisa melakukan belokan (Conscious Competence). Dan setelah berlatih
terus akhirnya kita mulai bisa secara otomatis, tanpa disadari kita bisa melakukan
belokan, tanpa disadari dengan mudah kaki kita otomatis menginjak rem saat tiba-
tiba ada kucing lewat di depan mobil kita(Unconscious Competence).
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 8 of 24
Apa yang terjadi bila dalam menyetir kita terus berada di kondisi Conscious
Competence? Ya, kita bakalan terus menerus berpikir, “kalau lewat jalan dekat
pasar yang ramai, gasnya segini”, “kalau mau berhenti mendadak, nginjak apa dulu
ya?”. Tentunya bakalan lelah rasanya jika semuanya harus kita pikirkan seperti itu.
Luar biasanya, dengan kemampuan otak kita kita mampu belajar ke tingkat yang
lebih tinggi lagi yaitu Unconscious Compentence. Dengan mudah dan otomatis kita
bisa mengontrol mobil tanpa harus berpikir banyak. Secara refleks, kita bisa
menghindari lubang di jalan dengan mudah.
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 9 of 24
Hasil modeling itu kemudian disusun ulang dan diurutkan kembali menjadi model
yang bisa diajarkan kepada orang lain. NLP telah dibuktikan oleh orang-orang besar
di dunia, antara lain : Lady Di, Michael Gorbachev, Nelson Mandela, Bill Clinton dan
masih banyak lagi.
Banyak orang mengira NLP adalah teknik terapi, teknik motivasi, teknik persuasi,
teknik “mind power”, dll. Anggapan tersebut tidak salah. Karena memang NLP bisa
diterapkan dalam bidang-bidang tersebut. Namun sesungguhnya NLP adalah
sebuah pengetahuan untuk melakukan modeling. Ketika dalam terapi
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 10 of 24
Bagaimana mungkin?
Mana mungkin dari yang nggak tahu apa-apa tiba-tiba langsung bisa secara
otomatis?
Ketika kita ingin belajar sesuatu dari seseorang yang memiliki kompetensi tertentu,
biasanya kita akan bertanya kepada orang tersebut : “bagaimana cara kamu
mempelajarinya?”. Sedangkan bila kita ingin memodel kompetensi seseorang kita
bertanya : “bagaimana kamu melakukannya?”.
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 11 of 24
Apa yang muncul dalam benak anda ketika mendapatkan pertanyaan ini,
“bagaimana kamu melakukannya?”?
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 12 of 24
Meta Model
Tak seorangpun bisa menceritakan semua yang dialaminya dalam suatu waktu. Dari
jutaan informasi yang ada dalam satu waktu hanya 5-7 informasi (7±2) yang diserap
oleh otak. Akhirnya otak manusia melakukan penyederhanaan informasi tersebut
untuk efektifitas komunikasi.
Bila anda saya minta : ceritakan semua yang anda alami selama satu jam setelah
anda bangun tidur hari ini. Mungkin anda akan menjawab : bangun, gosok gigi,
mandi, pakai baju, berangkat bekerja.
Mungkin jawaban itu sudah lengkap bagi anda. Namun sesungguhnya ada jutaan
informasi yang tidak diceritakan. Misal :
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 13 of 24
Dengan melakukan modeling terhadap Virginia Satir, Richard Bandler dan John
Grinder menemukan bahwa manusia memiliki levelitas dalam pengungkapan apa
yang dialami dan dipikirkannya (internal map).
Meta Model adalah tools NLP untuk menggali struktur kedalaman dari sebuah
struktur permukaan.
Fungsi Meta-Model :
Berikut ini adalah bentuk-bentuk pelanggaran meta model yang disertai dengan
cara menggali deep structure-nya :
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 14 of 24
o Belajar apa?
o Belajar dimana?
o Belajar bersama siapa?
Piringnya jatuh.
o Jatuh dimana?
o Siapa yang menjatuhkan?
o Piring yang mana?
Wanita itu terangsang.
o Oleh siapa/apa?
o Dimana?
o Kapan?
2. Comparative Deletion
Kalimat yang membandingkan sesuatu, namun kehilangan pembandingnya.
Tanda/ciri-ciri : memiliki kata-kata seperti berikut
Lebih
Sangat
Kurang
Begitu
Semakin/makin
Contoh :
Kamu tampak lebih gagah.
o Dibandingkan kapan?
o Dibandingkan siapa?
Miliknya makin besar.
o Dibandingkan kapan?
o Dibandingkan milik siapa?
Kamu sangat lucu.
o Dibandingkan siapa?
3. Lack Of Referential Index (LORI)
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 15 of 24
Kalimat yang memiliki kata ganti yang tidak teridentifikasi alias kata ganti
tersebut tidak jelas tepatnya yang dimaksud.
Contoh :
Katanya kamu marah sama aku ya?
o Kata siapa?
Kata orang, NLP itu tidak permanen.
o “Orang” yang mana yang kamu maksud?
o NLP yang mana?
Kita harus mendukung rakyat miskin!
o Rakyat miskin yang mana?
o Kita? Kita itu siapa aja???
4. Unspecified Verbs
Kata kerja yang kehilangan spesifikasinya mengenai bagaimana, kapan dan
dimana.
Contoh :
Dia menghina saya
Kata “menghina” tidak jelas spesifikasinya, bagaimana tindakan
“menghina” itu dilakukan, apakah dengan mengejek lewat ucapan,
lewat tulisan atau lewat sindiran, atau lewat tindakan tertentu.
o Bagaimana tepatnya dia menghina kamu?
o Kapan dia menghina kamu?
o Dimana tepatnya dia menghina kamu?
Saya dengan belajar nyetir.
Kata “belajar” kehilangan spesifikasinya, apakah dengan cara kursus
nyetir, nonton video tutorial, baca buku, atau bagaimana.
o Bagaimana tepatnya kamu belajar nyetir?
o Kapan kamu belajar nyetir?
o Dimana kamu belajar nyetir?
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 16 of 24
B. Distortion
Pelanggaran kategori yang ini merupakan pelanggaran dengan mengaburkan
makna/informasi.
1. Nominalization
Kata kerja yang dijadikan kata benda dan mengaburkan proses atau aktifitas
yang terjadi di dalam kata tersebut.
Contoh :
Saya kemarin sedang mengikuti training.
o Tolong jelaskan, apa tepatnya yang kamu maksud dengan
training yang kamu ikuti itu?
Kita punya hubungan yang cukup serius.
o Apa tepatnya yang kamu maksud dengan hubungan itu?
Kamu punya tanggungjawab dalam masalah ini.
o Tanggung jawab apa?
o Tanggung jawab yang bagaimana?
o Masalah apa?
o Masalahnya bagaimana?
2. Cause-Effect (X maka Y)
Kalimat yang mengandung sebab akibat, namun tidak jelas prosesnya.
Contoh :
Kamu membuatku muak.
o Gimana sih persisnya aku bisa membuatmu muak?
Tagihan hutang itu membuatku resah.
o Gimana sih tepatnya tagihan hutang itu bisa membuatmu resah?
Kecelakaan kemarin membuat dia patah tulang.
o Gimana sih tepatnya kecelakaan kemarin bisa membuatnya
patah tulang?
3. Mind Reading
Kalimat yang mengasumsikan seseorang tahu apa yang dipikirkan orang lain.
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 17 of 24
Contoh :
Besok dia pasti marah.
o Bagaimana tepatnya kamu tahu besok dia pasti marah?
Kalo aku nggak sms, kamu pasti ngambek.
o Bagaimana kamu tahu aku pasti ngambek kalau kamu nggak
sms?
4. Complex Equivalence (X=Y)
Kalimat yang mengandung kesimpulan yang tidak jelas dan didapat
kepercayaan bahwa hasil yang akan selalu sama.
Contoh :
Dari sikapnya dia pasti sedang kecewa.
o Darimana kamu bisa menyimpulkan bahwa dia sedang kecewa?
Kamu tidak sms aku hari ini, kamu tidak perhatian sama aku.
o Bagaimana tepatnya kamu bisa menyimpulkan bahwa tidak sms
berarti tidak perhatian sama kamu?
5. Lost Performative
Kalimat opini yang tidak jelas narasumbernya.
Contoh :
90% mahasiswi di Jogja sudah tidak perawan.
o Menurut siapa?
o Mana datanya?
Anak laki-laki itu nggak boleh menangis.
o Kata siapa?
o Menurut siapa?
o Siapa yang bilang?
o Ada konvensinya anak laki-laki tidak boleh menangis?
Dengan berbisnis akan membawa anda pada kesuksesan.
o Kata siapa?
o Mana datanya?
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 18 of 24
Contoh :
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 19 of 24
Contoh :
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 20 of 24
o Menurut kamu, apa yang bisa aku lakukan agar aku bisa
menyelesaikan tugas itu?
3. Presupposition
Kalimat yang mengandung pelanggaran ini adalah kalimat yang
mengasumsikan pendengarnya memahami sebuah pernyataan.
Contoh :
Kalau kamu ada dalam posisiku kamu pasti bisa merasakan sakit hati
yang aku rasakan.
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 21 of 24
Elegan Meta-Model
Bila kita menggunakan meta model tanpa didampingi attitude NLP maka kita hanya
akan menjadi monster meta-model. Monster meta model adalah istilah bagi mereka
yang menggunakan meta model secara mentah-mentah. Alih-alih kita bisa
membantu orang lain, justru sangat dimungkinkan orang lain bisa membenci kita.
Karena menggunakan meta model secara mentah-mentah seperti monster yang
siap membrondong segala pernyataan dengan ratusan peluru “pertanyaan”
dengan menggunakan senapan mesin.
Saya akui, saya sendiri pernah menjadi orang seperti itu. Outcome awal saya adalah
membantu teman saya untuk mengupdate peta internalnya, namun yang say
dapatkan justru sebaliknya. Teman-teman saya justru takut jika saya bertanya. Dari
pengalaman ini saya mulai diingatkan kembali pada presuposisi-presuposisi NLP.
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 22 of 24
“oh begitu ya? Jadi menurut kamu hidup ini keras, dan menuju kesuksesan
adalah dengan melewati jalan yang sulit ya?” (bold = pacing)
“ah, jadi penasaran bagaimana sih tepatnya hidup keras yang kamu maksud?
Atau apakah semua orang harus hidup dengan keras dan melewati jalan yang
sulit untuk memperoleh kesuksesan?” (leading)
Sleight of Mouth
Dengan menggunakan kepiawaian bebicara kita bisa melakukan meta model
secara lebih halus tanpa menyinggung orang yang kita meta model.
1. Mengutip orang lain (chunk side > chunk down)
Misal : “Hidup ini keras, semua manusia harus melewati jalan sulit untuk meraih
kesuksesan”
> “oh begitu ya? Jadi menurut kamu hidup ini keras, dan manusia harus
melewati jalan sulit untuk mendapatkan kesuksesan ya? Mungkin kamu
pernah mengetahui menurut Dian Nugroho, hidup ini mudah, sederhana dan
sangat indah (chunk side). Aku jadi bertanya-tanya, bagaimana tepatnya
kamu bisa menyimpulkan sebaliknya?”
2. Mengutip diri sendiri
Misal : “Hidup ini keras, semua manusia harus melewati jalan sulit untuk meraih
kesuksesan”
> “Oh, jadi menurutmu begitu ya? Aku jadi penasaran, andaikan aku jadi
dirimu, bagaimana sih agar aku bisa mendapatkan kesimpulan demikian?
Atau pengalaman apa saja sih yang perlu aku lalui agar aku bisa memperoleh
pengalaman tersebut”
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis
Ebook Gratis
Page 23 of 24
Penutup
Terimakasih telah Membaca Ebook saya ini. Saya Tahu ebook ini masih jauh dari sempurna.
Saya akan senang sekali dapat berinteraksi dengan Anda. Jangan segan-segan
menghubungi saya di sini :
Facebook : https://www.facebook.com/zeklexz
Twitter : https://www.twitter.com/zeklexz
Whatsapp/SMS : 087839267796
Email : info@diannugroho.com
Dian Nugroho
By Dian Nugroho
http://diannugroho.com/ Ebook Gratis