You are on page 1of 7

PERENCANAAN

GEOMETRI JALAN REL


Dasar prencanaan Geometri jalan rel:
Kecepatan rencana dan ukuran kereta/lok yang akan melewatinya
dengan memperhatikan faktor keamanan, kenyamanan, ekonomi dan
keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

Perencanaan geometri jalan rel mencakup:


Perencanaan bentuk dan ukuran jalan rel, arah melebar maupun arah
memanjang dalam kondisi horizontal dan vertikal.

Lebar Sepur
Untuk seluruh kelas jalan rel lebar sepur adalah 1067 mm yang
merupakan jarak terkecil antara ke dua sisi kepala rel. Diukur pada daerah 0-
14 mm di bawah permukaan teratas kepala rel.

Pengukuran
Lebar sepur ( S ) = C + 2 F + 2 E

± 1120 mm

F
C
14 mm
E
Titik Kontak
1067 mm

REL

Gambar : Roda Kereta Api 26.5 mm

Dengan : C = Jarak antara Bagian Terdalam Roda


F = Tebal Flens Roda
E = Kelonggaran antara Rel dan Roda

Renggang minimum ( E ) adalah renggang yang sedemikian rupa hingga


apabila pasangan roda diputar 360o pada bidang horisontal akan tetap bebas.
Besar renggang minimum adalah sebagai berikut:
Sepur sempit E = 8 mm
Sepur standar E = 10 mm
Sepur lebar E = 12 mm

Peninggian Rel:

Pada saat kereta memasuki bagian lengkung horizontal, maka akan timbul
gaya sentrifugal yang mempunyai kecendrungan melempar kereta kearah
luar rel/lengkung.

Untuk mengatasi lemparan gaya tersebut, perlu dibuat peninggian rel bagian
luar. Dengan adanya peninggian tersebut maka gaya sentrifugal dapat diatasi
dengan kerjasama dengan berat kereta, kekuatan rel, bibir/flens roda,
penambat/penjepit rel, bantalan, balas dan subgrade.

Peningian Maksimum.

Peninggian rel pada lengungan ada batasan maksimum , yaitu kondisi pada
saat sin α tidak boleh melampaui harga 0.1 atau sudut α maksimum sebesar
50 45’.
Apabila sin α > 0.1, maka bila rangkaian kereta berhenti pada tikungan,
benda-benda yang terletak diatas lantai kereta bisa bergeser/menggelincir
kearah sisi kebagian dalam.

Untuk lebar sepur 1067 mm peninggian maksimum adalah:


Sin α = H/S = 0.1 ---> H = 0.1 x 1067 =107 mm.
Dalam Peraturan konstruksi J.Rel P.D.10/86, disyaratkan H mak. 110 mm.
Besar faktor keamanan (SF) terhadap gaya guling adalah:

G. Sin α

C.

G G. Cos α

L. Cos α

α H

Momen terhadap titik O:


SF x G Sin α x Y = G x Cos α W/2.
Tg α = W/(SF x 2Y) sedangkan Tg α = H/W

Maka SF = w2 / ( H maks x 2 Y )

Dengan:
W : Jarak antara kedua titik kontak roda dan rel ( 1120 mm )
Y : Jarak tinggi titik berat kereta ke atas kepala rel.
Peninggian Minimum.

Berdasarkan gaya maksimum yang mampu dipikul rel dan


kenyamanan bagi penumpang di dalam kereta, maka dapat dinyatanya:

C. Cos α
G. Sin α

C
C. Sin α

G G. Cos α

L
L. Cos α

α H

C x Cos ∝ = G x Sin ∝ + L x Cos ∝ Æ C = ( m x(V2/R)


G x Sin ∝ = C x Cos ∝ - L x Cos ∝

G . Sin ∝ = ( m x(V2/R) - L ) Cos ∝

G. Tan ∝ = ( G/g )( V2/R ) - L

Dimana:
L = m . a Æ m = G/g
Tan ∝ = H / W, karena ∝ < 50, maka Æ sin ∝ = Tan ∝ = H / W
L = G/g x a

Maka:
G . H / w = ( G / g )(V2 / R ) – G/g . a
a= ( V2 / R ) – g . H /W
H = ( W. V2 / g . R ) – W/g . a
Apabila:
W = 1120 mm, G = 9.81 (m / det2), dan a = 0.0478 g m / det2
Maka Æ W .a / g = 1120/9.81*0.0478 = 53.5

Didapat:

Hminimum = ( 8,8 . V2 / R ) – 53,5

Dengan
Hminimum = Peninggian minimum ( mm ), komponen rel bekerja.
V = Kecepatan rencana ( Km / jam )
R = Jari-jari lengkung ( m )

Peninggian Normal.

Yaitu kondisi dimana komponen rel tidak memikul gaya sentrifugal pada
keadaan ini komponen gaya sentrifugal sepenuhnya diimbangi oleh gaya
berat.

C. Cos α
G. Sin α

C
C. Sin α

G G. Cos α

h
α

G . Sin ∝ = C. Cos ∝ Æ L x Cos ∝ = 0 (komponen rel tidak bekerja)


G . Sin ∝ = ( m . V2 / R ) Cos ∝
G . Sin ∝ = ( G . V2 / g . R ) Cos ∝
Tan ∝ = V2 / g . R
Sedangkan: Tan ∝ = H / W

maka:
H / W = V2 / g . R
H = ( W . V2 / g . R )
H = (1.12(1000/3600)2.V2)/(9.81 R) = 0.008809 V2/R (meter)

H = 8,8 . V2 / R ( mm ) Æ H normal, komponen rel tdk bekerja.

Dimana:
V = Kecepatan rangka Kereta Api ( Km/jam )
R = Jari-jari lengkung ( m )
W = 1120 mm
g = 9,81 m/det. 2

V2
Apabila: H=k. —
R

Dan:
V = 4,3 R0.5
k = 5,95
H = 110 mm
( 4,3 R0.5 ) 2
110 = k ———————
R

Jadi :
V2
Hnormal = 5,95 . —
R

V = Kecepatan rencana ( Km/jam )


R = Jari-jari ( m )
Hnormal = peninggian normal
Kesimpulan:

Dari uraian besar peninggian yang diperlukan pada tikungan seperti tersebut
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peninggian pada lengkung di
tetapkan berdasarkan H normal.

V2
Hnormal = 5,95 . ——
R

Dengan batasan:

Hmax = 110 mm
V2
Hmin = 8,8 . —— - 53,5 ( mm )
R

Dasar Pertimbangan Peninggian Rel:

1. Kereta berhenti ditikungan ---> peninggian maksimum. (Fcf (gaya


sentrifugal) = 0, V (kecepatan kereta) = 0).
2. Kereta tidak berhenti ditikungan ---> peninggian normal, Fcf
diimbangi oleh G. Sedangkan flens dan rel tidak menahan gaya
sentrifugal (Fcf # 0, V # 0).
3. Kereta tidak berhenti ditikungan ---> peninggian minimal, Fcf
diimbangi oleh G, flens dan rel menahan gaya sentrifugal (Fcf # 0, V
# 0).

Î Pada ketiga keadaan tersebut Kereta tidak boleh terguling.

*) Pada perencanaan di lapangan, nilai h hasil hitungan teoritis, harus


dipertimbangkan dari segi pelaksanaannya.
( di bulatkan ke 5 mm terdekat ke atas misal : H teoritik = 3,5 mm, maka
peninggian di lapangan = 5 mm ).

You might also like