You are on page 1of 4

Awal Keberhasilan Pemberian ASI di Kemudian Hari

Keberhasilan pemberian ASI pada bayi sangat ditentukan oleh cara dan keberhasiilan
pemberian ASI sejak awal. Bila diawali dancara dan strategi yang salah maka
keberhasilan pemberian ASI dikemudian hari lebih sulit dicapai. Inisisasi ASI harus
direncanakan dan dilakukan sejak awal dengan baik agar harapan bayi dan ibu untuk
pemberian ASI dapat lebih optimal.

13 Langkah Awal Keberhasilan Pemberian ASI


1. Inisiasi dini. Inisiasi dini atau pemberian ASI sejak dini adalah sangat dianjurkan untuk
dilakukan pada setiap ibu setelah melahirkan. Proses menyusui dapat segera dilakukan
begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri utk menyusu pada
ibunya di 20 – 30 menit setelah ia lahir. Itupun jika ia tidak mengantuk akibat pengaruh
obat ataupun anastesi yang diberikan ke ibu saat proses melahirkan.
2. Pengalaman pertama bayi. Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan
memiliki kemampuan bawaan untuk melakukan proses latch-on (proses masuknya
sebagian besar ke dalam mulut bayi hingga ia dapat “mengunci” dan menyusu dengan g
baik dan menyusu dengan baik. Riset menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang
diletakkan di perut ibu sesaat setelah ia lahir, akan mampu mencari payudara ibu dan
menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 50 menit.
3. Rooming-In (Rawat Gabung) Perawatan bayi dan ibu bayi dapat terus bersama selama
24 jam dinamakan rawat gabung. Sejak dini harus dilakukan rawat gabung dengan baik.
Rawat gabung harus dilakukan perawatan ibu dan bayi sejak hari pertama di rumah sakit
harus dilakukan dalam satu tempat tidur atau satu ruangan. Jika tidak ada masalah medis,
tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meskipun sesaat. Bahkan makin
seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung dengan bayi akan membantu
menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI. Karena itu pada tahun 2005,
American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat terus
bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui
bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya. Semua kondisi tsb akan membantu
kelancaran dari produksi ASI. Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tersebut
dilakukan akan membuat bayi kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan
kehilangan minatnya utk menyusu pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi menyusui
mengalami hambatan. Oleh karena itu, pastikan bahwa bayi mendapatkan kesempatan utk
melakukan proses inisiasi menyusui paling tidak satu jam pertama setelah ia lahir. Hal
ini akan menunjang proses kebehasilan pemberian ASI di kemudian hari.
4. Bila Ibu Masih terpengaruh Obat Anastesi. Meskipun proses menyusui dapat segera
ibu lakukan setelah bayi lahir, beberapa bayi nampak tidak dapat menyusui dengan baik
setelah ia lahir. Hal ini disebabkan pengaruh epidural atau anastesi lainnya yang
diberikan ibu selama masa melahirkan. Beberapa jenis anastesi mengurangi refleks bayi
mencari payudara ibu dan menyusu pada ibunya, juga meningkatnya temperatur tubuh
bayi dan tangisan bayi Namun perlu dipahami bahwa jika bayi tidak dapat menyusu
setelah ia lahir bukan akhir dari segalanya. Segera minta bantuan dari ahli laktasi jika
bayi sulit menyusui. Sehingga problem tersebut dapat segera diatasi. Selanjutnya,
semakin seringnya bayi disusui makin meningkatkan reseptor hormon prolaktin
5. Memerah ASI atau Pompa ASI. Jika menyusui di jam-jam pertama kelahiran tidak
dapat dilakukan, alternatif terbaik berikutnya adalah memerah ASI atau pompa ASI
selama 10-20 menit tiap 2 hingga 3 jam sekali, hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tsb
dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping
dari tertundanya proses menyusui oleh bayi. Jika ibu melahirkan di RS atau di klinik
melahirkan, biasanya disediakan breastpump elektrik dan ibu butuh bantuan
menggunakannya. Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat membantu ibu dalam
menggunakan alat itu.
6. Suasana Menyenangkan untuk menciptakan hubungan psikologis. Suasana yang
menyenangkan, tenang dan nyaman akan membantu saat-saat berduaan dan
terciptanya hubungan psikologis antara ibu dan bayi. Meskipun tidak mudah membuat
suasana hubungan baik itu, namun adanya dukungan dan kenyamanan akan membantu
ibu dalam proses makin lancarnya produksi ASI. Ibu sebaiknya dijauhkan dari
ketidaknyamanan psikologis seperti emosi, panik, kecemasan dan kekwatiran berlebihan.
Semua pihak yang berhubungan dengan ibu seperti suami, dokter, perawat atau keluarga
harus menjauhkan permasalahan tersebut dari ibu dan memberi susasan yang
menyenangkan dan memberikan semangat yang besar bagi ibu untuk memberikan ASI.
Ibu juga harus menyadari hal ini apalagi beberapa ibu mempunyai masalah psikologis
saat paska kelahiran. Bila mengalami hal ini ibu harus berusahadengan motivasi sendiri
dan dorongan dari dalam hati untuk menjauhkan atau membuang emosi, kecemasan dan
kepanikan demi keberhasilan pemberian ASI.
7. Menyusui Pasca Melahirkan dengan Operasi Cesar. Ibu yang melahirkan dengan cara
operasi cesar seringkali sulit menyusui bayinya segera setelah ia lahir. Terutama jika ibu
diberikan anastesi umu. Ibu relatif tidak sadar untuk dapat mengurus bayinya di jam
pertama setelah bayi lahir. Meskipun ibu mendapat epidural yang membuatnya tetap
sadar, kondisi luka operasi di bagian perut relatif membuat proses menyusui sedikit
terhambat. Sementara itu, bayi mungkin mengantuk dan tidak responsif untuk menyusu,
terutama jika ibu mendapatkan obat-obatan penghilang sakit sebelum operasi. Beberapa
penelitian menyimpulkan bahwa proses melahirkan dengan cesar akan menghambat
terbentuknya produksi ASI. Meskipun demikian, menyusui sesering mungkin setelah
proses kelahiran dg cesar akan meminimalisasi masalah-masalah tsb. Bahkan beberapa
ibu yang melahirkan dg cesar memiliki produksi ASI yang berlimpah.
8. Susui bayi sesering mungkin. Seperti yang telah diketahui bersama, ibu harus menyusui
sesering mungkin kapanpun bayi menginginkannya. Paling tidak tiap 2 hingga 3 jam
sekali dan tiap 4 hingga 5 jam di malam hari dari 8 hingga 12 kali menyusui selama 24
jam. Sebaiknya diperhitungkan dengan cermat berapa lama bayi menyusu, mulai dari
awal hari menyusu hingga akhir hari. Umumnya bayi menyusu kira-kira 20-40 menit
sekali menyusu, tapi bukan berarti ibu harus melihat jam dan mengukur lamanya bayi
menyusui. Di minggu-minggu pertama menyusui, terutama saat bayi baru lahir, hari-hari
ibu terasa hanya diisi dengan kegiatan menyusui saja. Saat bayi baru selesai menyusui,
ibu harus menyusu kembali. Ini sangat lumrah terjadi. Sebelum ASI matang keluar, bayi
akan terasa begitu rakus menyusu. Hal ini disebabkan lambung bayi yang begitu kecil,
sehingga mereka mudah lapar. Makin sering bayi menyusui akan memperbanyak ASI
yang diproduksi. Hal ini disebabkan oleh stimulasi maksimum dari reseptor-reseptor
prolaktin yang akan memicu produksi ASI dalam jumlah sebanyak mungkin. Bulan
pertama menyusui adalah masa pembelajaran utk bayi. Di bulan tsb, ia berusaha
menguasai betul bagaimana teknik menyusui yang tepat Hingga masuk ke bulan
berikutnya, ia dapat menyusu dengan baik dalam waktu yang singkat.
9. Istirahat di tempat tidur. Ternyata istrihat di tempat tidur di hari-hari pertama
menyusui adalah kunci awal keberhasilan menyusui. Ibu dapat membawa buku atau
majalah ataupun tv untuk dibawa ke kamar ibu. Siapkan juga snack dan minuman di
dekat tempat tidur. Jadi ibu hanya berdiri jika ke kamar mandi. Meluangkan waktu untuk
memanjakan diri sendiri dan menyusui bayi kapanpun ia inginkan, akan membantu
kelancaran ASI. Jika perlu jelaskan ke tiap orang bahwa ini adalah “perintah dokter” jika
ibu butuh justifikasi. Pasca melahirkan, banyak dokter yang menginstruksikan kepada ibu
utk melakukan hal diatas. Karena meskipun ibu merasa senang dan segar, tubuh ibu tetap
butuh istirahat banyak utk memulihkan diri pasca melahirkan. Jika ibu tidak istirahat di
awal-awal pasca melahirkan, maka beberapa bulan berikutnya akan terasa lebih sulit. Dan
hal ini jelas akan mempengaruhi produksi dari ASI.
10. Manajemen waktu yang baik untuk istirahat dan pemberian ASI. Ibu harus dapat
mengatyr waktu dengan baik. Harus dapat mengatur jadwal denga karena ibu tidak selalu
menghabiskan waktu dengan menyusui sepanjang hari. Kondisi paska operasi atau
melahirkan yang melelahkan harus diperbaiki dengan masa pemulihan pasca melahirkan,
sehingga ibu butuh banyak istirahat. Menyusui adalah cara alami untuk memastikan ibu
dapat berisitrahat dengan baik. Terutama di sela waktu menyusui. Ibu dapat beristirahat
saat bayi sedang tidak menyusu. Semakin bertambahnya waktu juga, bayi akan memiliki
pola menyusui. Sehingga ibu dapat mengatur waktunya dengn baik. Pola menyusui yang
bayi atur akan sangat spesifik sesuai dengan kebutuhannya. Mulai dari kebutuhan
emosinya hingga kebutuhan fisiologisnya. Dan pola menyusui terebut akan terus berubah
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
11. Lindungi diri dengan lingkungan yang supportif. Masa menyusui adalah masa yang
paling sensitif dalam kehidupan ibu. Baik secara fisik ataupun emosional. Begitu ibu
mulai menyusui, ibu butuh lingkungan yang supportif, yang mendukung ibu dari berbagai
keraguan dan kritikan. Menyusui memang hal biologis yang wajar. Namun di dalam
masyarakat, kita masih sering menjumpai orang-orang yang tidak nyaman dengan
keberadaan ibu menyusui. Dan orang-orang ini akan banyak melontarkan pertanyaan-
pertanya an yang sinis seputar produksi ASI ibu. Hal ini disebabkan oleh minimnya
pengetahuan yang mereka ketahui tentang menyusui
dan kadang dipengaruhi oleh anggapan yang salah tentang payudara dari segi sexual.
Disini lah ibu butuh banyak dorongan dan dukungan positif. Jangan pedulikan tanggapan
negatif yang dapat mengganggu kenyamanan dan rasa percaya diri ibu akan ASI dan
menyusui. Memang tidak mudah menjaga jarak dari orang-orang yang tidak mendukung
ibu dalam hal menyusui. Namun ingatlah bahwa ibu butuh suasana dan lingkungan yangg
kondusif demi keberhasilan ASI eksklusif.
12. Bertahanlah dari tekanan keluarga. Saat melahirkan ibu akan menemui banyak
nasehat dan oinstruksi dari berbagai pihak terutama suami, orangtua atau
keluarga. Kadangkala tekanan dan kritikan orang lain tersebuty menambah ibu menjadi
panik danbingung. Jika ibu sulit menghadapi berbagai kritikan dan tekanan, mintalah
bantuan suami ataupun orang lain yang dapat membantu ibu untuk menghadapi hal
tsb. Kadangkala ditemui orang yg tidak mendukung dalam pemberian ASI secara tidak
disadari. Biasanya pengaruh nenek, kakek atau mertua sering terjadi dalam hambatan
pemberian ASI. Misalnya, bayi yang rewel terus seringkali nenek atau kakek memberi
tekanan pada ibu untuk memberi formula atau bahkan makanan tambahan. Banyak juga
nenek yang tidak berhasil menyusui anaknya saat ia bayi. Beberapa nenek atau mertua
akan berupaya sedemikian rupa membantu agar anaknya ataupun menantunya sukses
menyusui bayinya. Namun ada juga nenek yang justru menjadi defensif. Mereka akan
berupaya mempertahankan pendapatnya agar diberikan susu formula dan menganggap
menyusui adalah hal yang menyebalkan. Sebaiknya ibu mendengar pengalaman nenek
bayi atau ibu mertua anda dalam hal Dengarkan cerita dan pengalaman mereka saat
menyusui dulu. Dengan demikian, anda mendapatkan informasi, dukungan ataupun
masalah teknis yang mungkin anda belum dapatkan. Hal ini akan mengetahui bagaimana
perjuangan mereka dahulu dan bagaimana anda mengetahui betul bahwa mereka adalah
orang tua yang baik. Dengan menunjukkan empati dan mendengarkan pengalaman
mereka, anda akan mendapatkan dukungan ataupun masukan yang baik dalam menyusui.
13. Perawatan diri Sendiri. Di minggu-minggu pertama menyusui, ibu akan terfokus pada
perawatan anak, menyusui dan merawat diri sendiri. Tanggung jawab lainnya tidak akan
terlalu menjadi perhatian. Jika anda memiliki anak yang lebih besar (akak dari bayi),
anda perlu memperhatikan mereka juga. Padahal anda harus membagi perhatian utama ke
bayi dan anda sendiri. Mintalah bantuan kepada suami ataupun pengasuh yang akan
membantu anda dalam memenuhi kebutuhan utama sang kakak. Biasanya teman ataupun
kerabat akan mengunjungi ibu di awal-awal pasca ibu melahirkan. Di saat spt ini ibu
seringkali merasa tidak dapat leluasa menyusui bai ataupun utk beristirahat. Jika hal ini
terjadi, katakanlah secara perlahan dan sopan kepada tamu bahwa ibu butuh waktu untuk
menyusui ataupun istirahat. Jika tamu tsb tetap memaksa utk tinggal, maka cara terbaik
adalah membatasi waktu berkunjung. Atau ibu dapat menjelaskan secara perlahan bahwa
ibu butuh istirahat

You might also like