You are on page 1of 8

ACARA III

PLASMOLISIS

A. Pelaksanaan Pratikum
1. Tujuan Praktikum : Mengetahui konsentrasi sukrosa yang
terjadinya plasmolisis.
2. Hari, tanggal Praktikum : Selasa, 14 April 2015
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi, FKIP Universitas
Mataram.

B. Landasan Teori
Peristiwa plasmolisis yaitu keluarnya cairan sel melalui membran sel akibat
dari pengaruh gradient konsentrasi plamolitikum, sedangkan jika cairan sel ini
kembali maka disebut diplasmolisa. Kedua pertemuan ini dapat menjelaskan
adanya osmolisis dan difusi yang memang harus terrjadi pada sel guna melakukan
fungsi trasportasi maupunpengaturan tugor. Mekanisme membuka dan
menutupnya stoma kiranya dipengaruhi oleh tekanan tugor dan kedua sel penutup.
Antara difusi, osmosis, dan turgor ketiganya erat kaitan dengan kelangsungan
proses metabolisme ( Sumarjan, 2007 : 42 ).
Plasmolisis adalah contoh kasus trasportasi sel secara osmosis. Osmosis
pada hakikatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa difusi air melalui selaput permiabel secara diferensial dari suatu tempat
yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi rendah. Tekana yang
terjadi karena difusi disebut tekanan osmosis. Makin besar terjadiinya osmosis
maka semakin besar juga tekanan osmosisnya. Proses osmosis akan berhenti jika
kecepatan desakan keluar air seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh
perbedaan konsentrasi ( Campbell, 2008 : 320 ).
Plasmolisis merupakan dampak dari peritiwa osmosis. Jika sel tumbuhan
dileteakkan pada larutan hipertonik. Sel tumbuhan akan kehilangan air dan
tekanan turgor, yang menyebabkan sel tumbuhan lemah. Tumbuhan dengan
kondisi sel seperti ini disebut layu. Kehilangan air lebih banyak lagi
meenyebabkan terjadinya plasmolisis, dimana tekanan harus berkurang sampai di
suatu titik dimana sitoplasma mengerut dan menjauhi dinding sel, sehingga dapat
terjadi kitorisis– contohnya dinding sel (Buana dkk, 2011:5).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop 2 buah
b. Kaca benda 2 buah
c. Kaca penutup 2 buah
d. Cawan petri 2 buah
e. Pinset 2 buah
f. Silet 1 buah
g. Stopwatch 1 buah
2. Bahan
a. Daun Rhoe discolor
b. Larutan sukrosa 20 %
c. Larutan sukrosa 30 %

D. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan,
2. mengambil daun Rhoe discolor,
3. mengiris daun Rhoe discolor setipis mungkin pada bagian epidermis dengan
menggunakan silet,
4. meletakkan cawan petri pada tempat yang aman dan diisi dengan larutan
sukrosa 20%,
5. memasukkan irisan daun Rhoe discolor di dalam cawan petri yang telah diisi
oleh larutan sukrosa 20% dengan menggunakan pinset,
6. merendam daun Rhoe discolor di dalam cawan petri selama 5 menit,
7. mengambil dan meletakkan cawan petri yang masih kosong pada tempat yang
aman,
8. mengisi cawan petri yang masih kosong dengan larutan sukrosa 30 %,
9. memasukkan irisan daun Rhoe discolor di dalam cawan petri yang telah diisi
oleh larutan sukrosa 30% dengan menggunakan pinset, kemudian direndam
selama 5 menit
10. mengambil irisan daun Rhoe discolor dengan menggunakan pinset, lalu
meletakkannya diatas kaca benda,
11. mengamati irisan Rhoe discolor dengan menggunakan mikroskop, dan
12. menggambar hasil penelitian dan memberi keterangan.

E. Hasil Pengamatan
1. Gambar hasil pengamatan
a. Dalam larutan sukrosa 20 %
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Sitoplasma
4. Plasmolitikum
b. Dalam larutan sukrosa 30%
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Sitoplasma
4. Plasmolitikum

2. Gambar Pembanding
a. Daun Rhoe discolor tanpa ditetesi larutan
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Ruang sel

( Sumber ; Anonim, 2014 : 6 ).

b. Daun Rhoe discolor + larutan sukrosa 20%


Keterangan :
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Sitoplasma
4. Plasmolitikum

( Sumber ; Anonim , 2014 : 6 )


c. Daun Rhoe discolor + larutan sukrosa 30%
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Ruang sel
3. Sitoplasma
4. Plasmolitikum

( Sumber ; Anonim, 2014 : 6 ).

3. Tabel hasil pengamatan

Konsentrasi larutan sukrosa Jumlah sel yang terplasmolisis


20 % ± 19 sel
30 % ± 26 sel

F. Pembahasan
Peristiwa plasmolisis yaitu keluarnya cairan sel melalui membrane sel
akibat dari pengaruh gradient konsentrasi plasmolitikum. Sel keluar secara difusi
dengan menerobos dari pori-pori membrane plasma yang bersifat semi permeable
artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu. Plasmolisis menyebabkan
sel layu bahkan mati jika terlalu lama.
Untuk mengetahui terjadinya plasmolisis dapat dilakukan percobaan
dengan mengamati epidermis bawah daun Rhoe discolor yang dimasukkan ke
dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi berbeda yaitu 20 % dan 30 %. Pada
pengamatan dibawah mikroskop, terlihat adanya sel berwarna ungu dan putih
(benang). Sel yang berwarna ungu menunjukkan bahwa sel ini belum mengalami
plasmolisis, sedangkan yang berwarna putih (bening) yang pada selnya terdapat
cairan berwarna ungu disekitar dinding sel diakibatkan oleh keluarnya
protoplasma yang mengandung antosianin. Larutan sukrosa merupakan larutan
hipertonis, sedangkan sitoplasma sel Rhoe discolor hipotonis, sehingga air yang
berada didalam sel daun keluar dari dinding sel. Keadaan ini menyebabkan
sitoplasma akan sangat pekat karena kekurangan air. Sehingga sitoplasma bersama
membran plasma mengkerut dan menyebabkan membran plasma pecah.
Berdasarkan data hasil pengamatan, terlihat bahwa jumlah sel yang
terplasmolisis dalam larutan sukrosa 20% sebanyak ± 19 sel dan larutan sukrosa
30% sebanyak ± 26 sel. Data ini menunjukkan bahwa jumlah sel yang mengalami
plasmolisis berbanding lurus dengan konsentrasi larutan yang digunakan maka
jumlah sel yang terplasmolisis juga semakin banyak, begitu pula sebaliknya. Hal
ini terjadi karena semakin tinggi konsentrasi larutan yang digunakan, maka sifat
hipertonisnya semakin besar sehingga akan menyebabkan laju osmosis
protoplasma yang keluar sel akan semakin cepat.

G. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan,maka dapat disimpulkan
bahwa :
a. Plasmolisis merupakan keluarnya cairan sel melalui membrane sel
akibat dari pengaruh gradient konsentrasi larutan.
b. Plasmolisis yang terjadi pada daun Rhoe discolor paling tinggi terjadi
pada larutan sukrosa 30%.
c. Sel yang terplasmolisis berwarna putih (bening) sedangkan yang tidak
terplasmolisis berwarna ungu karena masih mengandung antosianin.
d. Jumlah sel yang terplasmolisis berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka, semakin banyak
jumlah sel yang terplasmolisis, begitu pula sebaliknya.
e. Plasmolisis terjadi pada sel yang berada dalam larutan hipertonis.
f. Hasil pengamatan jumlah sel yang terplasmolisis dalam larutan
sukrosa 20% dan 30% sebanyak ± 19 sel dan ± 26 sel.
2. Saran
Terimakasih untuk kakak-kakak co.asst yang telah membimbing selama
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Buana, eqi, dkk.2011. Struktur dan Inti Sel Rhoe discolor Saat Normal dan
Plasmolisis.Regina:Bogor.
Campbell. 2008. Biologi Jilid I Edisi VIII. Jakarta : Erlangga.
Sumarjan. 2007. Asistensi Biologi umum.Mataram: Universitas Mataram.

You might also like