You are on page 1of 5

ACARA III

PERBANYAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Waktu : 07.00 WIB

Hari/tanggal : Rabu, 21 September 2016

Tempat : Kebun Percobaan Wedomartani, Ngemplak, Sleman

B. TUJUAN

1. Mengetahui cara-cara perbanyakan tumbuhan secara vegetatif

2. Mengetahui pengaruh pemberian ZPT terhadap pertumbuhan akar

tanaman yang dicangkok

3. Mengetahui media yang paling baik bagi pertumbuhan stek jambu air.

C. DASAR TEORI

Perbanyakan tanaman secara vegetatif dapat dilakukan secara alamiah

yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak

menggunakan biji dari tanaman induk yang terjadi secara alami tanpa bantuan

campur tangan manusia. Perbanyakan tanaman secara vegetatif alamiah dapat

terjadi melalui tunas, umbi, rizoma, dan geragih (stolon). Perbanyakan

tanaman secara vegetatif juga dapat dilakukan secara buatan yaitu perbanykan

tanaman tanpa melalui perkawinan atau tidak menggunakan biji dari tanaman

induk yang terjadi secara buatan dengan bantuan campur tangan manusia. Tanaman

yang biasa diperbanyak dengan cara vegetatif buatan adalah tanaman yang

memiliki kambium. Tanaman yang tidak memiliki kambium atau bijinya

berkeping satu (monokotil) umumnya tidak dapat diperbanyak dengan cara


vegetatif buatan. Perbanyakan tanaman secara vegetative buatan dapat

dilakukan dengan cara stek, cangkok, dan merunduk (layering). Selain itu,

perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan cara okulasi dan sambung

(grafting) (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam

memproduksibibit dengan cara perbanyakan vegetatif yaitu (1) faktor tanaman

(genetik, kondisi tumbuh, panjang entris), (2) faktor lingkungan (ketajaman,

kesterilan alat, kondisicuaca, waktu pelaksanaan), dan (3) faktor keterampilan

orang yang melakukanya (Naipospos, 2015).

Stek merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan

dengan menggunakan sebagian batang, akar, atau daun tanaman untuk

ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai alternarif perbanyakan vegetatif

buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah, tidak memerlukan keterampilan

khusus dan cepat dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif buatan

lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan kurang menguntungkan

jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar, akar yang baru

terbentuk tidak tahan stres lingkungan dan adanya sifat plagiotrop tanaman

yang masih bertahan (Dwidjoseputro, 1990).

Bagian tanaman yang digunakan untuk stek adalah bagian akar tanaman

induk. Tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek akar adalah tanaman

sukun (Artocarpus communis Forst.), cemara (Casuarina equisetifolia), jambu

biji (Psidium guajava L), jeruk keprok (Citrus nobilis Lour.), dan kesemek

(Diospyros kakiThumb). Tanaman-tanaman tersebut dapat diperbanyak

dengan stek akar karena akarnya diperkaya dengan kuntum adventif yang
setiap, saat dapat tumbuh. Contohnya, sebagian akar berada di atas permukaan

tanah (Sumiasrih, 2005).

Teknik pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan atau bibit untuk

pembangunan bank klon, kebun benih klon, kebun persilangan, karena dengan

teknik ini bibit yang dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga

atau berbuah. Pemilihan cabang yang sehat dengan diameter rata-rata 2cm–4

cm. Cabang dikerat dengan menggunakan pisau cangkok, kulit cabang

dikelupas dan bagian kambiumnya dibersihkan dengan cara dikerik. Menutup

luka sayatan pada cabang dengan campuran media yang telah disiapkan

kemudian ditutup dengan polybag dan diikat dengan tali rafiasehingga media

cangkok stabil. Bagian pembungkus cangkok dilubangi agar memudahkan

masuknya air atau keluarnya akar ketika cangkok telah berakar dengan baik

(Adinugrahaet al. 2007).

Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara

vegetatif dengan cara menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan

dilakukan dengan cara mengambil mata tunas dari cabang pohon induk, lalu

dimasukan atau ditempelkan di bagian batang bawah yang sebagian kulitnya

telah dikelupas membentuk huruf T tegak, T terbalik, H, U tegak, atau U

terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa waktu

sampai kedua bagian tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru.

Penyatuan kedua tanaman ini terjadi setelah tumbuh kalus dari kedua tanaman

tersebut. Akibat pertumbuhan kalus ini akan terjadi perekatan atau

penyambungan yang kuat (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

Penyusuan (approach grafting) merupakan cara penyambungan di mana


batang bawah dan batang atas masing-masing tanaman masih berhubungan

dengan perakaranya. Keuntunganya tingkat keberhasilan tinggi, tetapi

pengerjaanya agak merepotkan, karena batang bawah harus selalu didekatkan

kepada cabang pohon induk yang kebanyakan berbatang tinggi. Kerugiannya

penyusunan hanya dapat dilakukan dalam jumlah terbatas, tidak sebanyak

sambungan atau menempel dan akibat dari penyusuan bisa merusak tajuk

pohon induk (Rahman, Maria, dan Yomi, 2012).

D. BAHAN DAN ALAT

1. Bahan:

a. Stek tanaman buah

b. Tanaman puring

c. Cocopit

d. Kompos

e. Atonik

2. Alat:

a. Cutter

b. Plastik

E. CARA KERJA

1. Cara stek

a. Bahan stek dari batang tanaman.

b. Permukaan batang bagian bawah dipotong menyerong, oleskan

dengan rizoton dan tanpa rizoton.

c. Menanam pada media campuran tanah: pupuk kandang.

d. Menyiram setiap hari, jangan sampai becek.


2. Cara cangkok

a. Memilih pohon induk, menentukan cabang yang pertumbuhannya

baik.

b. Membuat keratan melingkar batang sebanyak 3 buah keratan dengan

jarak keratan 5cm dengan menggunakan cutter.

c. Mengupas kulit batang yang berada diantara 2 keratan tersebut,

berishkan kambiumnya sampai bersih dengan cara mengeroknya

dengan pisau/cutter.

d. Mengambil media tanah yang sudah dibasahi dan balutkan pada

bagian cabang yang telah dikupas.

e. Cabang yang terbalut segera dibungkus dengan plastik kemudian

diikat.

f. Menyiram setiap hari, jangan sampai kering.

You might also like