You are on page 1of 10

ACARA V

Komposit Citra Landsat 7 ETM+

1. TUJUAN
- Mahasiswa mampu melakukan komposit citra Landsat 7 ETM+ mengunakan
software ENVI 4.5
- Mahasiswa melakukan komposit citra Landsat 7 ETM+ dan membandingkan 3
komposit citra untuk menentukan tingkat kemudahan dentifikasi objek
berdasarkan komposit 321, 432 dan 456

2. ALAT dan BAHAN


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
a. Notebook
b.Citra Landsat 7 ETM+
c. Software ENVI 4.5

3. Dasar teori
Komposit citra
Komposit citra adalah citra hasil penggabungan tiga saluran yang mampu
menampilkan keunggulan dari saluran-saluran penyusunnya. Digunakan komposit citra ini
dikarenakan oleh keterbatasan mata yang kurang mampu dalam membedakan gradasi warna
dan lebih mudah memahami dengan perbedaan warna

Pada citra multispektral yang terdiri dari banyak saluran, apabila hanya
menampilkan satu saluran saja maka citra yang dihasilkan merupakan gradasi rona.
Dan mata manusia hanya bisa membedakan objek yang menonjol pada suatu saluran,
objek yg lain maka kita sulit untuk mengidentifikasinya. Oleh sebab itu pada citra
komposit ini, hasilnya kita akan lebih mudah mengidentifikasi suatu objek pada citra.
Dasar dari pembuatan komposit citra adalah berdasarkan :
1. Tujuan penelitian, yaitu keunggulan di setiap saluran. Contoh, apabila dalam
penelitian, kita lebih fokus pada objek air, maka saluran yang kita gunakan
adalah band 1, band 2 dan band 3. Selain dari band tersebut air memiliki nilai
0 dalam pemantulannya. Jadi komposit citra yang bisa dibuat adalah citra
komposit 123, sehingga air akan berwarna merah.
2. OIF (Optimum Index Factor), yaitu kemampuan citra untuk menampilkan
suatu objek. OIF semakin tinggi maka semakin banyak objek berbeda yang
dapat ditampilkan pada citra komposit tersebut. OIF ini digunakan apabila kita
ingin menonjolkan pengguanaan lahan dari suatu daerah jika diidentifikasi
dari citra.
Komposit citra dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Komposit warna asli yaitu gabungan dari warna merah-hijau-biru. Citra yang
dapat menghasilkan komposit warna asli yaitu Landsat, ALOS dll.
b. Komposit warna tidak asli, terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Standar yaitu gabungan dari infrared dekat-merah-hijau. Dianggap standar
karena pada awalnya penginderaan jauh lebih banyak digunakan dalam
bidang kehutanan jadi komposit warna ini dianggap standar karena citra
kompositnya lebih menonjolakan objek vegetasi
2. Tidak standar yaitu dapat dilakukan penggabungan dengan bebas. Dalam
konsepnya, citra komposit dibuat oleh 3 saluran, dimana nilai piksel pada
saluran-saluran tersebut akan direduksi terlebih dahulu yang pada awalnya
nilai piksel berkisar antara 0 – 255 menjadi nilai piksel yang berkisar
antara 0 – 5 yang selanjutnya baru bisa dilakukan komposit. Nilai piksel
pada citra komposit berkisar antara nilai 0 (hitam) – 215 ( putih). Untuk
penyajian citra komposit, nilai piksel citra komposit yang didapatkan
dapat mengikuti colour pallet atau Look-up table.
Tabel. Karakteristik dan Kegunaan Band Satelit Landsat 7 ETM+
Sistem Landsat-7

Orbit 705 km, 98,2o, sun-synchronous, 10:00 AM

Crossing, Rotasi 16 hari (repeat cycle)

Sensor ETM+ (Enhanced Thematic Mapper)

Swath Width 185 km (FOV=15o)

Off-track viewing Tidak tersedia

Revisit Time 16 hari

15 m (pankromatik), 30 m (multispektral), 60 m
Resolusi spasial
(termal)

Band Spektrum Panjang


Gelombang Kegunaan
(µm)
1 Biru 0,45 - 0,52 Tanggap terhadap penetrasi tubuh air
Mendukung analisis sifat khas
penggunaan lahan, tanah dan vegetasi
2 Hijau 0,52 – 0,60 Mengindera puncak pantulan vegetasi,
perbedaan vegetasi dan nilai kesuburan
3 Merah 0,63 – 0,69 Untuk memisahkan vegetasi
Memperkuat kontras kenampakan
vegetasi dan non vegetasi
4 Inframerah 0,76 – 0,90 Tanggap terhadap biomasa vegetasi dan
dekat identifikasi tanaman
Memperkuat kontras tanaman, tanah dan
air
5 Inframerah 1,55 – 1,75 Menentukan jenis tanaman dan
jauh kandungan air
Memebantu menentukan kondisi
kelembaban tanah
6 Inframerah 10,4 – 12,5 Deteksi perubahan suhu obyek
thermal Analisis gangguan vegetasi
7 Inframerah 2,08 – 2,35 Formasi batuan dan analisis bentuklahan
sedang
8 Pankromatik 0,50 – 0,90 Resolusi spasialnya relatif lebih tinggi
Digunakan untuk aplikasi yang
memerlukan akurasi tinggi
Sumber: Hardiyanti, 2001 dan Lillesand & Kieffer (1996)

4. LANGKAH KERJA

a. Buka envi 4.5 lalu klik file > open image file > pilih file smg_raw.hdr > open
b. pilih band 3.2.1 > RGB color > load RGB

C. Setelah muncul komposit band pertama buat komposit band lagi dengan klik
display > new display > plih band 4,3,2
d. buat komposit band lagi menggunakan cara langkah c dengan band 4,5,6

e. setelah komposit 4,5,6 jadi, lakukan proses link dengan cara klik menu tools > link
> link display
f. Setelah semua display terhubung, lakukan identifikasi nilai piksel dari ketiga
komposit band. Idenifikasi dilakukan dengan mencatat nilai piksel dengan
menggunakan Cursor Location/Value, Nilai piksel yang nampak pada citra memiliki
hubungan dengan saluran band citra.

g. Buat tabel hasil identifikasi nilai piksel komposit 432, 321 dan 456 dengan
menggunakan Microsoft Excel. Masukkan pula gambar objek yang diidentifikasi,
yaitu air, lahan terbuka, tutupan vegetasi rapat, tutupan vegetasi sedang dan atap
bangunan.

h. Untuk memudahkan identifikasi warna dan jenis warna objek yang terekam oleh
band pada komposit citra yang dibuat, masuk ke situs
www.colblindor.com/color‐name‐hue/. Plih menu color tools > color name and hue.
Masukkan nilai piksel dari objek yang diamati, dan input nama yang tertera pada
color name kedalam tabel identifikasi laporan.
5. Hasil praktikum
- Print Screen komposit band 321, 432 dan 456 citra Landsat 7 ETM+

- Tabel hasil identifikasi kenampakan objek berdasarkan komposit

PANTULAN PADA RGB WARNA


PENGEN
DISPLAY WARNA CITRA
OBYEK ALAN
RED GREEN BLUE OBJEK
OBYEK
GUN GUN GUN
B2-
B3-RED B1-BLUE
AIR GREEN ELECTRI
BAND BAND MUDAH
321 BAND C BLUE
122 250
250
B3-
B4-RED B2-BLUE
GREEN DODGER
BAND BAND MUDAH
432 BAND BLUE
17 255
122
B5-
B4-RED B6-BLUE
GREEN
BAND BAND BLACK MUDAH
456 BAND
17 20
14
B2-
LAHAN B3-RED B1-BLUE
GREEN RIPTIDE
TERBUKA BAND BAND MUDAH
BAND (GREEN)
321 139 203
223
B3-
B4-RED B2-BLUE SUMME
GREEN
BAND BAND R SKY SULIT
432 BAND
27 223 (BLUE)
139
B4-RED B5 B6-BLUE
SEAL
BAND BAND BAND SULIT
456 BROWN
27 7 10
VEGETASI
B2-
KERAPAT B3-RED B1-BLUE JETSTRE
GREEN
AN BAND BAND AM SULIT
BAND
RENDAH 144 163 (GREEN)
164
321
B3- LONDO
B4-RED B2-BLUE
GREEN N HUE
BAND BAND MUDAH
432 BAND (VIOLET
167 99
144 )
B5- BAND-
B4-RED SANDRI
GREEN BLUE
BAND FT(BRO MUDAH
456 BAND BAD
177 WN)
149 127
VEGETASI B2-
B3-RED B1-BLUE DARK
KERAPAT GREEN
BAND BAND GREEN MUDAH
AN TINGGI BAND
167 102 COPPER
321 99
B3-
B4-RED B2-BLUE
GREEN ROUGE
BAND BAND MUDAH
432 BAND (RED)
168 99
67
B5- TUSCAN
B4-RED B6-BLUE
GREEN Y
456 BAND BAND SULIT
BAND (ORANG
167 65
106 E)
ATAP B2-
B3-RED B1-BLUE LIGHT
BANGUNA GREEN
BAND BAND STEEL MUDAH
N BAND
182 223 BLUE
321 210
B3-
B4-RED B2-BLUE
GREEN SEAGUL
BAND BAND SULIT
432 BAND L (BLUE)
109 210
192
B5- DOLPHI
B4-RED B6-BLUE
GREEN N
BAND BAND MUDAH
456 BAND (VIOLET
109 114
109 )

6. Pembahasan

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan komposit citra landsat 7 ETM+ dan
membandingkan ketiga komposit citra. Pada komposit citra 321 citra terlihat sesuai dengan
aslinya. Dilihat dari warna airnya yang biru, lahan terbuka yang kehijauan, vegetasi kerapatan
rendah berwarna kehijauan dan jarak antar vegetasi dapat terlihat jelas, pada vegetasi
kerapatan tinggi terlihat berwarna hijau tua dan vegetasi sangat rapat, sedangkan pada atap
bangunan terlihat berwarna biru besi. Pada komposit kedua yang menggunakan band 432
hanya laut dan kerapatan vegetasi yang terlihat jelas, karena warna pada laut yang biru dan
warna vegetasi memantulkan warna merah sehingga terlihat jelas perbedaan dengan obyek
lainnya. Sedangkan pada komposit 456 hanya air yang sangat terlihat jelas karena
memantulkan warna hitam yang membuat terlihat perbedaan dengan obyek lainnya

Pada komposit321 atau warna asli, kita dengan mudah mengenali objek pada citra
karena sesuai dengan mental visual kita. Kombinasi ini merupakan warna natural sehingga
merupakan pendekatan terbaik untuk melihat obyek .Saluran 3 mendeteksi penyerapan
klorofil, saluran 2 mendeteksi pantulan hijau dari vegetasi dan saluran 1 mendeteksi pantulan
biru air. Akan tetapi pada komposit 321 akan mengalami kesulita saat akan mengidentifikai
sawah, tambak yang dekat dengan perairan karena warnanya yang kurang menonjol sehingga
tidak terlihat perbedaan yang jelas antar obyek.

Pada komposit 432, citra terlihat kemerahan pada vegetasi dan biru pada tubuh air.
Pada komposit ini, Saluran 4 mendeteksi puncak pantulan dari vegetasi, juga membedakan
tipe vegetasi, selain itu membedakan tanah dan perairan.dengan demikian pada komposit 432
akan mudah mngamaati vegetasi akan tetapi akan kesulitan saat mengidentifikasi atap
bangunan sedikit mengalami kesulitan karena warnanya hampir mirip dengan warna perairan
yang berwarna biru. Akan tetapi pada perairan tampak perbedan warna dari biru muda ke biru
muda yang mununjukkan bahwa perairan jernih dan perairan yang dangkal

Pada komposit 456, saluran 5 sensitif akan variasi kandungan air, vegetasi berdaun banyak
dan kelembapan tanah. Saluran ini mencirikan tingkat penyerapan air yang tinggi, sehingga
memungkinkan deteksi lapisan air yang tipis (kurang dari 1 cm). Variasi dari kandungan Fe2
O3 pada batuan dan tanah dapat dideteksi, pantulan yang tinggi berarti kandungan yang
banyak, sehingga pada komposit ini tubuh air berwarna gelap. Pada saluran 6, sensitive
terhadap terhadap variasi kelembapan dan khususnya mendeteksi mineral hidro. Saluran ini
dapat membedakan berbagai macam batuan dan tipe mineral. Pada komposit ini lebih cocok
untuk identifikasi tanah, jenis batuan dan jenis tanah, serta suhu objek.

7. Kesimpulan

Pada praktikum kali ini merupakan pengolahan citra dasar. Dari setiap warna pada citra
merupakan peranan yang sangat penting dalam mengidentifikasi dan menyadap informasi
dari citra.

Pada Komposit 321 dapat mengindentifikasi tubuh air, vegetasi, lahan terbuka dengan
baik karena sesuai dengan mental visual kita. Komposit 432 mengindentifikasi vegetasi
dengan baik, bahkan dapat mengidektifikasi kesehatan serta umur tanaman. Komposit 456
digunakan untuk identifikasi jenis tanah, jenia batuan, serta identifikasi suhu dari objek

8. Daftar Pustaka

Anonym. Landsat. http://www.rastermaps.com/2014/12/landsat.html. diakses 6 maret


2016

Basuki. 2014. Komposit Citra. http://basuki-online.web.id/2014/05/komposit-citra.


Diakses 6, maret 2016-03-06

You might also like