Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tugas besar mata kuliah model dan komputasi proses berjudul “Simulasi dan
Pemodelan Reaktor Batch yang Digunakan Secara Adiabatis untuk Proses Pembentukan
Propylene Glycol Menggunakan Program Scilab 5.5.2” yang disusun oleh:
Christine Indira R. P
NIM 21030114120049
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Mata Kuliah Model dan
Komputasi Proses dengan judul “Simulasi dan Pemodelan Reaktor Batch yang Digunakan
Secara Adiabatis untuk Proses Pembentukan Propylene Glycol Menggunakan Program Scilab
5.5.2”
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, maka
laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Ir Setia Budi Sadongko dan Luqman Buchori,S.T.,M.T. selaku dosen
mata kuliah Model dan Komputasi Proses,
2. Teguh Riyanto selaku koordinator asisten Laboratorium Komputasi Proses,
3. Christine Indira R. P selaku asisten pengampu laporan tugas besar model dan
komputasi proses,
4. Teman-teman keluarga Integritas Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi semua
pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan
Penulis
DAFTAR ISI
BAB IV
4.1 Hasil Simulasi................................................................................................................. 28
4.2 Analisa Hasil .................................................................................................................. 28
4.2.1 Hubungan Konsentrasi terhadap Waktu pada Pembentukan Propilen glikol ....... 29
4.2.2 Hubungan Waktu terhadap Konversi pada Pembentukan Propilen glikol ............ 30
4.2.3 Hubungan Suhu terhadap Waktu Operasi pada Pembentukan Propilen glikol ..... 31
BAB V
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 32
5.2 Saran ................................................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 33
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
INTISARI
Reaktor merupakan alat utama pada industri yang digunakan untuk proses
kimia yaitu untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Reaktor alir pipa (Plug
Flow Reactor, PFR) digunakan untuk mereaksikan suatu reaktan dalam hal ini fluida
dan mengubahnya menjadi produk dengan cara mengalirkan fluida tersebut dalam
pipa secara berkelanjutan (continuous). Simulasi ini bertujuan untuk merancang dan
mensimulasikan reaktor plug flow pada reaksi pembentukan formaldehid dan
mengetahui pengaruh suhu serta volume reaktor terhadap konversi pada reaksi
pembentukan formaldehid.
Reaktor batch merupakan reaktor yang digunakan di dalam industri dimana
selama reaksi tidak ada massa yang masuk maupun yang keluar. Jika bahan
dimasukkan dan direaksikan beberapa waktu (residence time) dan dikeluarkan
sebagai produk dan selama proses tidak ada umpan-produk yang mengalir.
Penggunaan reaktor batch biasanya untuk fase cair, skala proses yang kecil dan
untuk proses yang membutuhkan waktu yang lama. Kondisi operasi reaktor dalam
pembuatan propilen glikol adalah adiabatis,yang berlangsung tanpa adanya
pertukaran panas antara sistem dan lingkungan. Selain itu reaksi yang berlangsung
merupakan reaksi paralel dan bersifat irreversible serta eksotermis.
Hasil dari pemrograman Scilab 5.5.2 yang ditampilkan di console berupa profil
volume reaktor dan suhu terhadap konversi. Untuk mendapatkan tertentu, maka
dibutuhkan volume reaktor serta suhu yang tertentu pula. Semakin besar waktu
operasi maka konversi yang dihasilkan akan semakin besar. Selain itu karena reaksi
pembuatan propilen glikol, maka semakin tinggi suhu yang digunakan maka konversi
yang dihasilkan akan semakin besar.
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebaiknya diperlukan ketelitian untuk
menyusun algoritma dan penulisan rumus yang ada di scilab terutamanya jika
menggunakan persamaan-persamaan dengan tujuan tertentu dan terlebih dahulu
menguasai dasar-dasar teori reaktor dan skematis perhitungan sehingga akan lebih
memudahkan dalam penyusunan dan pengaplikasiannya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri kimia terdiri dari berbagai macam alat yang berperan
penting dalam keberjalanan proses produksinya. Salah satunya adalah
reaktor kimia, yang mruapakan sebuah alat yang menjadi jantung dari
industri kimia, dimana dalam reaktor terjadi reaksi kimia untuk mengubah
bahan mentah atau bahan baku menjadi hasil (produk) yang lebih berharga
(Mahadika dkk., 2015). Reaktor kimia memiliki berbagai macam jenis dan
bentuk yang dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor.
Berdasarkan prosesnya reaktor dibagi menjadi 3 jenis yaitu reaktor batch,
kontinyu dan semi batch. Pemilihan jenis reaktor yang akan digunakan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain fase zat, tipe reaksi, kapasitas
produksi dan biaya instalasinya (Budiman, 2011).
Reaktor batch merupakan reaktor yang digunakan di dalam industri
dimana selama reaksi tidak ada massa yang masuk maupun yang keluar.
Jika bahan dimasukkan dan direaksikan beberapa waktu (residence time)
dan dikeluarkan sebagai produk dan selama proses tidak ada umpan-
produk yang mengalir. Penggunaan reaktor batch biasanya untuk fase cair,
skala proses yang kecil dan untuk proses yang membutuhkan waktu yang
lama. Misalkan untuk proses pelarutan padatan, pencampuran produk,
batch distillation, ekstraksi cair-cair, farmasi dan fermentasi. Pemodelan
reaktor batch dapat digunakan untuk proses pembentukan propilen glikol
dari propylene oxide dan air. Beberapa keuntungan menggunakan reaktor
batch antara lain lebih murah dan mudah dalam pengoperasian juga
pengontrolan (Astriana dkk., 2013).
Reaktor kimia sangat penting untuk dipelajari terutama untuk
seorang sarjana teknik kimia agar mampu merancang sebuah reaktor dan
dapat memilih dengan tepat tipe dan jenis reaktor yang akan digunakan
dalam suatu proses kimia. Selain itu juga agar dapat menentukan keadaan
operasi dan juga memilih alat-alat bantu yang digunakan dalam rangka
menunjang hasil produksi yang maksimal. Untuk mempermudah dalam
1.3 Tujuan
1. Menyusun program dan proses untuk perancangan reaktor batch dalam
kondisi adiabatis berbasis scilab 5.5.2.
2. Menyusun program dan proses untuk mencari hubungan konsentrasi
dan waktu pada pembentukan propylene glycol dengan menggunakan
reaktor batch berbasis scilab 5.5.2.
3. Menyusun program dan proses untuk mencari hubungan suhu dan
waktu operasi pada pembentukan propylene glycol dengan
menggunakan reaktor batch berbasis scilab 5.5.2.
4. Menyusun program dan proses untuk mencari hubungan konsentrasi
dan waktu operasi pada pembentukan propylene glycol dengan
menggunakan reaktor batch berbasis scilab 5.5.2.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mampu menyusun program dan proses untuk perancangan
reaktor batch dalam kondisi adiabatis berbasis scilab 5.5.2.
2. Mahasiswa mampu menyusun program dan proses untuk mencari
hubungan konsentrasi dan waktu pada pembentukan propylene glycol
dengan menggunakan reaktor batch berbasis scilab 5.5.2
3. Mahasiswa mampu menyusun program dan proses untuk mencari
hubungan suhu dan waktu operasi pada pembentukan propylene glycol
dengan menggunakan reaktor batch berbasis scilab 5.5.2perasi
4. Mahasiswa mampu menyusun program dan proses untuk mencari
hubungan konsentrasi dan waktu operasi pada pembentukan propylene
glycol dengan menggunakan reaktor batch berbasis scilab 5.5.2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dasar Teori
2.1.1 Jenis-jenis Reaktor
1. CSTR (Continuousn stirred Tank Reactor)
Continuousn stirred Tank Reactor (CSTR) atau Mixed Flow
Reactor adalah salah satu reaktor ideal yang berbentuk tangki alir
berpengaduk atau suatu reaktor yang paling sederhana terdiri dari suatu
tangki untuk reaksi yang menyederhanakan liquid. CSTR sering disebut
juga dengan Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB). CSTR
digunakan untuk reaksi cair dan dijalankan secara batch, semi batch /
kontinyu. CSTR sering atau biasa digunakan untuk reaksi homogen
(reaksi yang berlangsung dalam satu fase saja) (Yahdi, 2013).
Secara operasional:
𝑑𝑁𝐴
FA0−FA+raV= (2.1)
𝑑𝑡
FAO X A
V
rA (2.4)
Neraca Energi
[Input] + [output] - [pembentukan karena reaksi] = [akumulasi]
Sedangkan untuk neraca energi CSTR adalah
UA(Ta-T) + (-∆HRX)(-rA)V = 0 (2.5)
2. Reaktor Batch
𝑑𝑁A
= −rA𝑉
𝑑𝑡
𝑑𝑋
NAo = −rA𝑉
𝑑𝑡
(Levenspiel, 1999)
3. PFR (Plug Flow Reactor)
neraca massa :
Fj|y + rj.V – Fj|y+Δy = 0 (Fogler, 2006)
Reaksi seri yang terkenal pada skala industri adalah reaksi antara etilen-
oksid dan ammonia berurutan terbentuk mono-etanol-amin, kemudian
reaksi berlanjut terbentuk di-etanol-amin dan produk akhir adalah tri-
etanol-amin (Mining Harsanti, 2011)
2. Reaksi paralel
Reaksi paralel atau reaksi samping (competitive reaction) yaitu
dari reaktan yang sama dihasilkan produk yang berbeda melalui jalur
reaksi yang berbeda pula. (Levenspiel,1999)
2A A2
Atau reaksi pertukaran
A + B C + D
2A C + D
2. Monomolekular
Reaksi Monomolekular meliputi satu molekul pereaksi dan
salah satunya isomerisasi.
A B
Atau dekomposisi
A B + C
Beberapa contoh reaksi-reaksi Monomolekular
C2H6 2 CH3
C2H5 C2H4 + H
CH3CO CH3 + CO
Reaksi samping :
C3H8O(l) + C3H6O(l) C6H14O3(l)
( Propylene Glycol) (Propylene Oxide) (Dipropylene Glycol)
Reaksi pembentukan Propylene glycol (hidrolisis) berlangsung
pada suhu 325°K dan tekanan 3 atm dengan feed 50 mol/liter dan volume
reaktor 100 liter. Dalam hal ini akan ditentukan program dan proses untuk
perancangan reaktor batch dalam kondisi adiabatis berbasis scilab 5.5.2
dengan :
1. Mencari hubungan konsentrasi dan waktu pada pembentukan
Propylene glycol
2. Mencari hubungan suhu dan waktu operasi pada pembentukan
Propylene glycol
3. Mencari hubungan konsentrasi dan waktu operasi pada
pembentukan Propylene glycol
K = 607.273.583 (2.8)
Kemudian menghitung harga kesetimbangan reaksi utama pada kondisi
operasi menggunakan data-data diatas.
𝐾1 −∆𝐻°298 1 1
𝑙𝑛 = (𝑇1 − 𝑇0)
𝐾 𝑅
𝐾1 98,440 1 1
𝑙𝑛 = (325 − 298 )
607.273.583 8,314
𝐾1
= exp(−3,31)
607.273.583
𝐾1
= 0,036
607.273.583
K1 = 2,238x107
Harga konstanta ksetimbangan sangat besar sehingga reaksi utama
berlangsung Irrebersible ( searah ). Dengan demikian reaksi Propylen
glycol adalah reaksi eksotermis dan berlangsung secara Irreversible
(searah) (Yaws, 1999).
Perhitungan Reaksi samping :
C3H8O(l) + C3H6O(l) C6H14O3(l)
(Propylene Glycol) (Propylene Oxide) (Dipropylene Glycol)
∆H°reaksi = ∆H°fproduk - ∆H°freaktan
= (∆H°f C6H14O3) – (∆H°f C3H6O + ∆H°f C3H8O)
= (-628 kJ/mol) – (-92,76 kJ/mol + -433 kJ/mol)
= -113,740 kJ/mol
Dengan demikian maka reaksi samping berlangsung dengan reaksi
eksotermis atau melepas panas.
∆G° = ∆G°produk - ∆G°reaktan
= (∆G° C6H14O3) – (∆G° C3H8O + ∆G°C3H6O)
= (-406 kJ/mol) – (304,48 kJ/mol + -25,77 kJ/mol)
= -75,750 kJ/mol
Dengan menggunakan rumus :
∆G = -RTlnK (2.7)
∆𝐺
K = exp (𝑅𝑇 )
75750
K = exp ( 8,314𝑥298 )
K = 1,897x1013 (2.9)
Kemudian menghitung harga kesetimbangan untuk reaksi utama pada
kondisi operasi menggunakan data-data diatas.
𝐾2 −∆𝐻°298 1 1
𝑙𝑛 = (𝑇1 − 𝑇0)
𝐾 𝑅
𝐾2 113740 1 1
𝑙𝑛 = (325 − 298 )
1,897x10^13 8,314
𝐾2
= exp(−3,813)
1,897x10^13
𝐾2
= 0,022
1,897x10^13
K2 = 4,158x1011
Harga konstanta kesetimbangan sangat besar artinya reaksi samping
berlangsung Irreversible (searah). Dengan demikian reaksi samping
bersifat eksotermis dan berlangsung Irreversible (searah) (Yaws, 1999).
2.2.4 Tinjauan Kinetika
Tinjauan secara kinetika dimaksudkan untuk mengetahui
bagamana pengaruh perubahan suhu terhadap kecepatan reaksi..
Reaksi yang terjadi pada pembuatan Propylene glycol adalah :
Reaksi utama :
C3H6O(l) + H2O(l) C3H8O(l)
(Propylene Oxide) (Air) (Propylene Glycol)
Reaksi samping :
C3H8O(l) + C3H6O(l) C6H14O3(l)
(Propylene Glycol) (Propylene Oxide) (Dipropylene Glycol)
Berdasarkan persamaan Arhennius :
k=A exp (-E/RT)
dengan :
k = konstanta kecepatan reaksi
A= faktor frekuensi tumbukan ( 2,15x1013 lbmol ft-3 sec-1 )
E= energi aktivasi ( 39.000 Btu lbmol-1 )
R= konstanta gas ideal ( 1,986 Btu lbmol-1R-1)
T= temperatur mutak (R) (52°C = 325K = 585,6 R)
Dari data US Patent (1952) harga k1 untuk pembentukan etilen glikol pada
suhu 50oC tekanan 1 atm adalah 16.96 x 1012 exp(-32400/RT).
Dari persamaan Arhennius diatas, konstanta kecepatan reaksi (k) adalah
fungsi suhu (T) sehingga jika temperatur semakin besar maka harga k akan
semakin besar. Suhu optimum untuk operasi adalah 52°C dengan tekanan
3 atm (Berhan dan Kurata, 1955).
BAB III
METODE PENYELESAIAN
C3H8O(l)+C3H6O(l) C6H14O3(l)
k1
A + B → C
Reaksi Samping
k2
C3H8O(l) + C3H6O(l) → C6H14O3(l)
k2
C + A → D
3.1.3 Stokhiometri
Dalam suatu reaksi kima akan menghasilkan produk
dengan jumlah tertentu. Dengan mengatur jumlah reaktan kima
yang akan direaksikan menghasilkan peroduk disebut
stoichiometri. Dalam hal ini reaksi yang terjadi adalah reaksi
paralel monomolekuler dengan propilenoksida sebagai reaksi
pembatas sehingga dapat diketahui stoikiometrinya sebagai
berikut.
Reaksi Utama
k1
C3H6O(l)+ H2O(l) → C3H8O(l)
k1
A + B → C
Stoikiometri pada reaksi utama :
Reaksi Samping :
k2
C3H8O(l)+C3H6O(l) → C6H14O3(l)
k2
C + A → D
Stoikiometri pada reaksi samping :
Tabel 3.2 Stoikiometri Reaksi Samping
Spesies C A D
Awal NA0. XA NA0 − NA0. XA 0
Reaksi NA0. XA(1 − XA) NA0. XA(1 − XA) NA0. XA(1 − XA)
Sisa NA0. XA − NA0. XA(1 NA0(1 − XA) NA0. XA(1 − XA)
(mol) − XA) − NA0. XA(1 − XA)
3.1.4 Kombinasi
Persamaan – persamaan massa, kecepatan reaksi, dan stoikiometri
akan diselesaikan dengan kombinasi dan mengasumsi bahwa
volume gas di dalam reaktor tetap
dNA
− (− rA V) =
dt
d(CA V)
−(−rA V) =
dt
dCA dV
−(−rA V) = (𝑉 x CA )
dt dt
dCA
−rA V = −𝑉 dt
𝑑𝐶𝐴
rA = − dimanaCA = NA0. XA
𝑑𝑡
d (NA0XA)
rA = −
dt
rA dXA
=
NA0 dt
dXA. NA0
rA =
dt
dXA. NA0
k2CACC − k1CACB =
dt
dXA k2CACC−k1CACB
=
dt NA 0
dXA
dt
=
k2(CA 0(1−XA )−CA 0.XA (1−XA )) CA 0.XA −CA 0.XA (1−XA ) −k1(CA 0(1−XA )−CA 0.XA (1−XA )) (CB 0−CA 0.XA )
Nao
𝑑𝑇
[−(∆HRX)(−rA)V] = ∑i ni Cpi
𝑑𝑡
𝑑𝑇 [(−∆HRX )(−rA)V]
=
𝑑𝑡 ∑i ni Cp
(Fogler, 2006)
Dengan,
ni = mol reaktan dan produk hasil reaksi
Cpi = kapasitas panas reaktan dan produk hasil reaksi
C
25,597 0,5708 -3,3x 10 -3 8,412 x 10-6 0
Mencari ΔHRx
𝑇𝑅
(ΔHRx)i(T) = (ΔH298)i𝑇𝑅 + 𝑇
ΔCpi dT
(ΔH298)i = ΣviΔHi
ΔCpi = ΔAi + ΔBiT + ΔCi𝑇 2 + ΔDi𝑇 3
ΔAi = Σvi. Ai
ΔBi = Σvi. Bi
ΔCi = Σvi. Ci
ΔDi = Σvi. Di
(ΔHRx)i(T) = ΣviΔHi + ΔAi + ΔBiT + ΔCi𝑇 2 + ΔDi𝑇 3
ΔBi ΔCi
(ΔHRx)i(T) = ΣviΔHi + ΔAi(T − TR) + (𝑇 2 − 𝑇𝑅2 ) + (𝑇 3 −
2 3
ΔDi
𝑇𝑅3 ) + (𝑇 4 − 𝑇𝑅4 )
4
dimana :
vi adalah koefisien senyawa i
ΔHi adalah enthalphi senyawa i,
Cpi adalah Kapasitas panas senyawa i, joule/molºK
Ai, Bi, Ci, Di adalah konstanta kapasitas panas untuk senyawa i
Penyelesaian persamaan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan algoritma persamaan diferensial biasa pada program
scilab. Karena bekerja secara adiabatis maka Q=0.
Neraca Panas
ΔBi ΔCi ΔDi
𝑑𝑇 Σvi ΔHi +ΔAi (T−TR ) + (𝑇 2 −𝑇𝑅2 )+ (𝑇 3 −𝑇𝑅3 )+ (𝑇 4 −𝑇𝑅4 )
2 3 4
= (2)
𝑑𝑡 Cpa +θbCpb +θcCpc +θdCpd +α∆Cp
Neraca Komponen
𝑑𝐶𝐴
= k2CACC- k1CACB (3)
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐵
= k1CACB (4)
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐶
= k1CACB- k2CACC (5)
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝐷
= k2CACC (6)
𝑑𝑡
Mulai
𝐸1 1 1
𝑘1 = 𝑘1(298) exp −
𝑅 298 𝑇
𝐸1 1 1
𝑘2 = 𝑘2(298) exp −
𝑅 298 𝑇
function y = fungsi(t,y)
y(1)
y(2)
y(3)
y(4)
endfunction
y0 = [Ca0;Cb0;Cc0;Cd0;To]
t0 = 0
t = 0:10:100
yhit=ode(y0,t0,t,fungsi)
Selesai
disp([k1])
M=readxls('D:\1KOMPROS\scilab.xls')
Database= M(1);
ACp=Database(:,5)
BCp=Database(:,6)
CCp=Database(:,7)
DCp=Database(:,8)
function ydot=bisa(t, y)
MatrixT=[y(2)^0;y(2)^1;y(2)^2;y(2)^3]
cp1=([ACp(2) BCp(2) CCp(2) DCp(2)])*MatrixT;
cp2=([ACp(3) BCp(3) CCp(3) DCp(3)])*MatrixT;
cp3=([ACp(4) BCp(4) CCp(4) DCp(4)])*MatrixT;
cp4=([ACp(5) BCp(5) CCp(5) DCp(5)])*MatrixT;
na=(na0*(1-y(1)))-(na0*(1-y(1))*y(1))
nb=N-(1-y(1))
nc=na0*y(1)-(na0*y(1)*(1-y(1)))
nd=na0*y(1)*(1-y(1))
ca=ca0*(1-y(1))- (ca0*(1-y(1))*y(1))
cb=cb0-(ca0*y(1))
cc=ca0*y(1)-(ca0*y(1)*(1-y(1)))//CA0.XA-CA0.XA(1-XA)
cd1=ca0*(y(1))*(1-y(1))
r1=k1*ca*cb
r2=k2*ca*cc
zigma=(na*cp1)+(nb*cp2)+(nc*cp3)+(nd*cp4)
ydot(1)=-(k2*ca*cc-k1*ca*cb)/ca0
ydot(2)=-(HR3)*(k2*ca*cc-k1*ca*cb)*V/zigma
ydot(3)=r2-r1
ydot(4)=-r1
ydot(5)=r1-r2
ydot(6)=r2
endfunction
y0=[0;325;ca0;cb0;cc0;cd0]
t0=0
t=[0:5:120]
y=ode(y0,t0,t,bisa)
t=t'
y=y'
disp(ca0,'konsentrasi umpan etilen')
disp(cb0,'konsentrasi umpan 1-butene')
disp(V,'basis volume total reaktan')
disp(T,'suhu umpan reaktor')
disp('Simulasi hasil percobaan reaksi menggunakan reaktor batch
adiabatis')
disp('Tabel 4.1 Hubungan waktu dengan konversi, suhu dan
tekanan')
disp('----------------------------------------------------------------------------
----')
BAB IV
HASIL SIMULASI DAN ANALISA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Perhitungan konsentrasi adiabatic batch reactor yang
dibutuhkan pada proses produksi propilen glikol dari bahan baku
propilen oksida dan air menggunakan program komputasi scilab
5.5.2
2. Reaksi pada pembentukan peropilen glikol adalah reaksi
eksotermis yang ditandai dengan semakin bertambahnya waktu
maka suhu rekasi semakin besar.
3. Konversi reaksi selalu meningkat dengan konsentrasi propilen
yang meningkat setiap waktunya.
4. Profil hubungan antara kosentrasi dan suhu dan waktu operasi
reaktor pada pembentukan propilen glikol dapat diselesaikan
dengan metode persamaan diferensial biasa menggunakan program
scilab.
5.2 Saran
1. Sebaiknya diperlukan ketelitian untuk menyusun algoritma dan
penulisan rumus yang ada di scilab, terutama jika menggunakan
persamaan-persamaan dengan tujuan tertentu.
2. Sebaiknya terlebih dahulu menguasai dasar-dasar teori
reaktor dan skematis perhitungan sehingga akan lebih
memudahkan dalam penyusunan dan pengaplikasiannya.
3. Sebaiknya dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk kasus-
kasus yang lain untuk penyelesaian menggunakan model
perhitungan matematis scilab.
DAFTAR PUSTAKA
dengan
Etanol Pada Variasi Suhu dan Konsentrasi Katalis.Ekuilibrium
Vol.4 No.2
Desember 2005 : 64 – 70.
Smith, J.M., Van Ness, H.C., and Abbott, A. 2001. “Introduction to
Chemical
Engineering Thermodynamics”, 6th edition, McGraw-Hill, Boston.
Widjajanti, Endang. 2004. Termokimia 1. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Yaws, C. L. 1999. “Chemical Properties Handbook”, p. 1-29, 185-211,
288-313, McGraw Hill Company, Inc., New York.
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI